Terimakasih atas kepercayaan anda kepada Penerbit Poltekkes Kemenkes Kendari. Kami menutup sementara Sistem Penerimaan Naskah (submission) hingga 03 Januari 2024. Anda dapat melakukan konsultasi penyiapan naskah anda untuk terbit pada edisi tahun 2024, melalui pos elektronik: editorial.jurnaldanhakcipta@poltekkes-kdi.ac.id.
Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Original Research
Diterbitkan: 2018-06-27

Hubungan Serotinus dengan Kejadian Asfiksia Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2015

Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
serotinus asphyxia

Lisensi

Cara Mengutip

Elyasari, E., & Listi, L. (2018). Hubungan Serotinus dengan Kejadian Asfiksia Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2015. Health Information : Jurnal Penelitian, 10(1), 11–14. https://doi.org/10.36990/hijp.v10i1.56

Abstrak

Newborn asphyxia is a condition where the baby is born can not immediately breathe spontaneously and regularly after birth (Wiknjosastro, 2007). AKB in Kendari City in 2014 as many as 26 people out of 6,228 newborns with the incidence of asphyxia in newborns in Kendari City General Hospital in 2015 as many as 78 people out of 950 newborns and the number of infants experiencing serotinus as many as 40 babies (Medical Record of Kendari City Hospital, 2015). Objective to determine the relationship between serotinus and the incidence of asphyxia in newborns at the Kendari Regional General Hospital in 2015. The type of research used was analytic with the design of Case-Control. The sampling technique was purposive sampling, in which all asphyxial infants were taken as a case. The systematic sampling technique was random sampling, where all non-asphyxial infants were numbered, and from 872 non-asphyxial infants divided by the number of controls taken 872: 78 = 11.2, so that the sample for control is a multiple of 11. Based on data analysis obtained results, namely from 78 infants with asphyxia there were 10 people (12.8%) babies born with serotinus. The value of X2counts 5,778> X2 table 3,841 so that H0 is rejected and Ha is accepted with OR = 5.588 (p= 0.032). There is a relationship between serotinus and the incidence of asphyxia in newborns in Kendari Regional General Hospital in 2015.

Referensi

  1. Adhyatama, M. 1998. Ibu dan Anak Sebagai Kelompok Sasaran Utama dalam Penurunan AngkaKematian Bayi dan Anak.Majalah Kesehatan. 116:6-10.
  2. Briley& Annette. 2006. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan : Preeklampsia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
  3. Bobak, I. M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Matematis. Jakarta: EGC.
  4. Hacker, F. & Neville. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.
  5. Hanafiah, M.I. 1986. Pelayanan Perinatologi Ditinau Dari Segi Obstetri. Kumpulan Naskah Lengkap Kongres Nasional Perinasia II. Surabaya.
  6. Ivone, S. 1999. Faktor Resiko Terjadinya Kematian Ibu Oleh Karena Preeklampsia-Eeklampsia Di Rumah Sakit Umum Tangerang Tahun 1999. Karya Tulis Ilmiah. Tangerang.
  7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta.
  8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta.
  9. Manuaba, I. B. G.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Bab 5. Hal 265. Jakarta: EGC.
  10. Maryunanii. 2009.Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
  11. Maryuni, A. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus. Jakarta:Trans Info Media.
  12. Proverawati. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta:Nuha Medika.
  13. Rekam Medik RSUD Kota Kendari. 2015. Rekapitulasi Kejadian Asfiksia Pada BAYI Baru Lahir tahun 2015. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
  14. Rustam, M. 1998.Sinopsis Obstetri. Jilid I. . Jakarta: EGC.
  15. Saifuddin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
  16. Straight, B. R.2004.Keperawatan Bayi Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta: EGC.
  17. Suromo, L.B., Kosim, M.S. & Rini, A.E. 2010. Faktor Risiko Air Ketuban Keruh Terhadap Kejadian Sepsis Awitan Dini Pada Bayi Baru Lahir. Semarang: Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Diponegoro.
  18. Syafrudin. 2009. Hubungan Partus Lama Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Koesma Tuban tahun 2009. http:wordpress.com./category/kti- kebidanan.
  19. Tangalayuk, D. 2011. Hubungan Serotinus Dan Partus Lama Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kendari.
  20. Wibowo, B. & Rachimhadi, T. 1997. Ilmu Kebidanan; Preeklampsia dan Eklampsia. Jakarta: Yayasan Bina
  21. Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Wijayanti, E.E. 2010. Hubungan Kehamilan Lewat Waktu Dengan Kejadian Asfiksia Bayi Baru Lahir di RSUD dr. R. Koesma Tuban. STIKES NU Tuban.
  22. Wiknjosastro, H.2007.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaa.
  23. Yulianti, L. 2009.Asuhan Kebidanan II. Jakarta: Trans Info Media.

UN/PBB SDGs

This output contributes to the following UN Sustainable Development Goals (SDGs)/Artikel ini berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB berikut

SDG 3 good-health-and-well-being

Endorse

Informasi Statistik Pemakaian

Abstrak viewed = 639 times