Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo

Authors

  • Friska Regina Bunga Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
  • Lintje Boekoesoe Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
  • Sylva Flora Ninta Tarigan Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia

Keywords:

Hypertention, Parity, History, Pregnant women

Abstract

The aim of this study was to identify the risk factors affecting the occurrence of hypertension among pregnant women at the Telaga Health Center in the Gorontalo District. This observational research utilized a cross-sectional study design, involving a sample of 46 pregnant women whose gestational age was 20 weeks or more. Data analysis involved the chi-square test and linear regression analysis. The results indicate that age, parity, and a history of hypertension have a significant impact on the incidence of hypertension in pregnant women at the Telaga Health Center, Gorontalo District. Specifically, women under 20 years and over 35 years of age have a 28.3 times higher risk, those with a history of hypertension have a 16.2 times higher risk, and high parity increases the risk by 4.4 times.

PENDAHULUAN

Kehamilan adalah proses fisiologis yang normal, tetapi dapat dipengaruhi oleh sejumlah masalah medis. Salah satu masalah medis yang umum terjadi selama kehamilan adalah hipertensi, yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Hipertensi selama kehamilan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah tinggi atau tekanan darah melebihi batas normal, yang dapat menghambat aliran darah ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Wang et al., 2021). Hipertensi terkait kehamilan adalah jenis hipertensi yang mempengaruhi wanita hamil, biasanya terjadi pada paruh kedua kehamilan. Penambahan sebanyak 30 mmHg pada tekanan sistolik atau 15 mmHg pada tekanan diastolik dianggap sebagai hipertensi. Hipertensi selama kehamilan dapat menyebabkan dua masalah serius, yaitu preeklampsia dan eklampsia, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan bayi. Secara keseluruhan, hipertensi selama kehamilan telah terbukti memiliki dampak signifikan pada tingginya angka kematian ibu (Naibaho, 2021). Meskipun hanya sekitar 10% dari ibu hamil di seluruh dunia yang mengalami hipertensi selama kehamilan, gangguan ini menyumbang sekitar 14% dari semua kematian ibu di dunia. Angka ini bervariasi di berbagai wilayah, seperti 25,7% di Amerika Latin dan Karibia, 9,1% di negara-negara Asia dan Afrika, dan sekitar 16% di negara-negara Afrika. Di Indonesia, angka kematian ibu telah mengalami penurunan, tetapi hipertensi selama kehamilan masih merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu. Selain itu, perdarahan, tekanan darah tinggi selama kehamilan, dan perdarahan pascapersalinan tetap menjadi penyebab utama kematian ibu (Diana et al., 2022). Preeklampsia, hipertensi gestasional, dan hipertensi puerperium dini adalah berbagai bentuk kondisi hipertensi selama kehamilan yang memengaruhi sistem peredaran darah. Selain menjadi penyebab utama gagal jantung kronis, hipertensi juga meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Beberapa faktor risiko yang terkait dengan hipertensi selama kehamilan meliputi riwayat keluarga, hipertensi sebelumnya, usia, obesitas, stres, dan tingkat aktivitas fisik (Sinambela & Sari, 2018). Meskipun telah ada upaya untuk mengatasi masalah ini di Provinsi Gorontalo, masih banyak faktor risiko dan masalah perawatan yang perlu diperhatikan. Dalam beberapa tahun terakhir, hipertensi selama kehamilan terus meningkat di wilayah ini dan menjadi salah satu penyakit paling umum. Penelitian telah menunjukkan bahwa usia ibu, riwayat keluarga, obesitas, dan konsumsi kopi adalah faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi selama kehamilan (Marlina et al., 2021). Pemerintah perlu terus melakukan upaya untuk mengurangi angka kematian ibu di Provinsi Gorontalo. Hal ini mencakup perbaikan perawatan prenatal, kesehatan ibu, dan penanganan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi selama kehamilan. Meskipun perdarahan, tekanan darah tinggi saat hamil, dan perdarahan pascapersalinan tetap menjadi penyebab utama kematian ibu, hipertensi selama kehamilan juga perlu diperhatikan karena frekuensinya yang meningkat dan dampaknya yang signifikan pada kesehatan ibu dan bayi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi selama kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Telaga dan berlangsung selama bulan Januari-Februari 2023.

Populasi dan Metode Sampel

Populasi penelitian terdiri dari seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu atau lebih di Puskesmas Telaga, yang berjumlah sebanyak 57 ibu hamil. Sampel penelitian adalah seluruh populasi yang hadir saat penelitian dilakukan, dengan hasil penemuan sebanyak 46 ibu hamil. Dari jumlah tersebut, 8 ibu hamil lainnya telah melahirkan, 2 ibu hamil pindah, dan 1 ibu hamil tidak dapat ditemui saat penelitian dilakukan.

Pengumpulan Data

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan selama proses penelitian. Sebaliknya, data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Pengelompokan dilakukan berdasarkan beberapa variabel, yaitu usia ibu (dikategorikan sebagai berisiko jika < 20 tahun & > 35 tahun, dan tidak berisiko jika usia 20-35 tahun), paritas (dikategorikan sebagai primipara: wanita yang hamil pertama kali, multipara: wanita yang hamil lebih dari satu kali (2-4 kali), dan grandemultipara: wanita yang hamil lebih dari lima kali), serta riwayat hipertensi (dikategorikan sebagai ada riwayat jika ibu hamil pernah mengalami hipertensi sebelumnya, dan tidak ada riwayat jika ibu hamil tidak pernah mengalami hipertensi). Variabel hipertensi juga diukur dengan mengacu pada tekanan darah, di mana dianggap hipertensi jika tekanan darah >140/90 mmHg dan tidak hipertensi jika tekanan darah <140/90 mmHg.

HASIL

No Kategori usia Frekuensi Persentase
1. Berisiko 11 23,9
2. Tidak berisiko 35 76,1
Jumlah 46 100,0
Table 1. Kategori Usia

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil termasuk dalam kategori usia berisiko (<20 dan >35 tahun) sebanyak 11 orang (23,9%), sementara yang termasuk dalam kategori usia tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 35 orang (76,1%).

No Paritas Frekuensi Persentase
1. Primipara 17 37,0
2. Multipara 20 43,4
3. Grandemultipara 9 19,6
Jumlah 46 100,0
Table 2. Riwayat Paritas

Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki paritas multipara (2-4 kali) yaitu sebanyak 20 orang (43,4%). Sementara itu, ibu hamil dengan paritas primipara (1 kali) sebanyak 17 orang (37,0%), dan ibu hamil dengan paritas grandemultipara (>4 kali) sebanyak 9 orang (19,6%).

No Riwayat Hipertensi Frekuensi Persentase
1. Ada riwayat hipertensi 10 21,7
2. Tidak ada riwayat hipertensi 36 78,3
Jumlah 46 100,0
Table 3. Riwayat Hipertensi Ibu Hamil

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak memiliki riwayat hipertensi, yaitu sebanyak 36 orang (78,3%), sementara itu, ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 10 orang (21,7%).

No Kejadian Hipertensi Frekuensi Persentase
1. Hipertensi 18 39,1
2. Tidak hipertensi 28 60,9
Jumlah 46 100,0
Table 4. Hipertensi pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengalami hipertensi, yaitu sebanyak 28 orang (60,9%), sementara itu, yang mengalami hipertensi sebanyak 18 orang (39,1%).

Usia Kejadian Hipertensi Total X2 Nilai p
Hipertensi Tidak Hipertensi
n % n % N %
Berisiko 9 19,6 2 4,3 11 23,9 11,060 0,002
Tidak Berisiko 9 19,6 26 56,5 35 76,1
Jumlah 18 39,1 28 60,9 46 100,0
Table 5. Analisis Pengaruh Usia terhadap Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil

Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada 18 orang (39,1%) ibu hamil yang mengalami hipertensi, terdapat 9 orang (19,6%) yang berisiko dan 9 orang (19,6%) tidak berisiko. Pada 28 orang (60,9%) ibu hamil yang tidak hipertensi, terdapat 2 orang (4,3%) yang berusia berisiko, sedangkan usia tidak berisiko sebanyak 26 orang (56,5%). Hasil uji chi-square mendapatkan nilai ?2 Hitung sebesar 11,060 dan ? value sebesar 0,001. Hipotesis yang terpenuhi yaitu ?2 Hitung (11,060) > ?2 tabel (3,841) dan ? value (0,001) < ? (0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh usia terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.

Tabel 6. Analisis Pengaruh Pariitasterhiadap KejiadianHiipertensi

Paida Iibu Haimil diPusikesmas Teilaga KabiupatenGorontialo

Paritas Kejadian Hipertensi Total X2 Nilai p
Hipertensi Tidak Hipertensi
n % n % N %
Primipara 9 19,6 8 17,4 17 37,0 9,116 0,010
Multipara 3 6,5 17 37,0 20 43,5
Grande multipara 6 13,0 3 6,5 9 19,6
Jumlah 18 39,1 28 60,9 46 100,0
Table 6.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada 9 orang (19,6%) ibu hamil yang mengalami hipertensi, terdapat 9 orang (19,6%) yang memiliki paritas primipara, 3 orang (6,5%) memiliki paritas multipara, dan 6 orang (13,0%) memiliki paritas grandemultipara. Pada 28 orang (60,9%) ibu hamil yang tidak hipertensi, terdapat 8 orang (17,4%) paritas primipara, 17 orang (37,0%) paritas multipara, dan 3 orang (6,5%) paritas grandemultipara. Hasil uji chi-square mendapatkan nilai ?2 Hitung sebesar 9,116 dan ? value sebesar 0,010. Hipotesis yang terpenuhi yaitu ?2 Hitung (9,116) > ?2 tabel (5,991) dan ? value (0,010) < ? (0,05), sehingga dinyatakan bahwa ada pengaruh paritas terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.

Tabel 7. Analisis Pengaruh RiwiayatHiperitensi terhaidapKejaidian

Hipertiensi Piada IbiuHiamil di Pusikesmas TeliagaKabiupaten Goronitalo

Riwayat Hipertensi Kejadian Hipertensi Total X2 Nilai p
Hipertensi Tidak Hipertensi
n % n % N %
Ada Riwayat Hipertensi 7 15,2 3 6,5 10 21,7 5,112 0,033
Tidak Ada Riwayat Hipertensi 11 23,9 25 54,3 36 78,3
Jumlah 18 39,1 28 60,9 46 100,0
Table 7. Analisis Pengaruh Riwayat Hipertensi terhadap Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil

Tabel tersebut menggambarkan bahwa dari 18 orang (39,1%) ibu hamil yang mengalami hipertensi, 7 orang (15,2%) memiliki riwayat hipertensi dan 11 orang (23,9%) tidak memiliki riwayat hipertensi. Di sisi lain, dari 28 orang (60,9%) ibu hamil yang tidak mengalami hipertensi, 3 orang (6,5%) memiliki riwayat hipertensi dan 25 orang (54,3%) tidak memiliki riwayat hipertensi. Hasil uji chi-square menunjukkan nilai ?2 Hitung sebesar 5,112 dan ? value sebesar 0,033. Hipotesis terpenuhi dengan nilai ?2 Hitung (5,112) > ?2 tabel (3,841) dan ? value (0,033) < ? (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa riwayat hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh usia terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo. Temuan ini didasarkan pada analisis chi-square yang menghasilkan nilai ?2 Hitung sebesar 11,060 dengan ? value sebesar 0,001. Dapat disimpulkan bahwa usia ibu hamil memainkan peran penting dalam risiko hipertensi. Wanita hamil yang berusia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi, sesuai dengan penelitian sebelumnya (Marmi, 2015). Faktor usia ini memengaruhi kesehatan reproduksi wanita, terutama setelah usia 35 tahun, di mana efisiensi organ reproduksi alami menurun. Selain itu, penelitian lain (Makmur & Fitriahadi, 2020) menunjukkan bahwa preeklampsia-eklampsia lebih sering terjadi pada wanita hamil usia 20-35 tahun karena adanya gangguan sel endotel. Dalam konteks ini, bertambahnya usia ibu hamil dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi serta preeklampsia. Ini berkaitan dengan perubahan pada sistem peredaran darah dan kemungkinan kurangnya adaptasi tubuh terhadap perubahan tersebut. Penelitian ini juga berasumsi bahwa kondisi reproduksi yang belum matang pada wanita di bawah 20 tahun dapat berkontribusi pada peningkatan risiko hipertensi selama kehamilan. Selain itu, faktor psikologis yang tidak stabil pada usia muda juga dapat memainkan peran dalam peningkatan risiko ini. Kehamilan remaja dan hipertensi mungkin terkait dengan kurangnya pengetahuan tentang waktu yang tepat untuk memulai keluarga, yang pada gilirannya dapat menghambat perawatan prenatal yang tepat. Korelasi antara usia ibu hamil dan kejadian hipertensi juga disorot dalam konteks kesehatan reproduksi. Hipertensi selama kehamilan merupakan ancaman serius bagi wanita di segala usia, termasuk di antara usia 20 hingga 35 tahun. Oleh karena itu, penting bagi semua ibu hamil untuk menerima informasi yang memadai dari tenaga kesehatan mengenai risiko hipertensi selama kehamilan. Selanjutnya, analisis paritas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa angka hipertensi berbeda-beda berdasarkan paritas di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo. Hasil uji chi-square menghasilkan nilai ?2 Hitung sebesar 9,116 dan ? value sebesar 0,010. Wanita yang telah melahirkan beberapa kali (multipara dan grandemultipara) memiliki kemungkinan 4,4 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi selama kehamilan. Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengaitkan peningkatan hormon pelepas kortikotropik (CRH) pada wanita multigravida dengan peningkatan risiko hipertensi. Meskipun demikian, penting untuk memahami bahwa paritas tinggi tidak selalu mengarah pada hipertensi, dan risiko ini dapat dikendalikan dengan perawatan prenatal yang baik. Dalam konteks kematian ibu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa paritas 2-3 dianggap aman. Kematian ibu terjadi baik pada paritas 1 maupun paritas tinggi (lebih dari 3). Oleh karena itu, selain paritas, faktor lain seperti gaya hidup yang buruk seperti kurang berolahraga atau tidur juga dapat menyebabkan hipertensi. Dalam penelitian ini, juga ditemukan bahwa riwayat hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo. Ini ditunjukkan oleh nilai ?2 Hitung sebesar 5,112 dan ? value sebesar 0,033. Artinya, wanita hamil yang memiliki riwayat hipertensi sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hipertensi selama kehamilan. Oleh karena itu, perawatan prenatal dan manajemen yang baik sangat penting bagi wanita hamil dengan riwayat hipertensi. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang faktor-faktor risiko hipertensi selama kehamilan dan pentingnya perawatan prenatal yang tepat. Selain itu, penelitian ini juga menggarisbawahi perlunya edukasi kesehatan yang lebih baik bagi ibu hamil tentang risiko hipertensi dan cara mengelolanya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa usia (dengan ?2 Hitung sebesar 11,060 dan ? value 0,001), paritas (dengan ?2 Hitung sebesar 9,116 dan ? value 0,010), dan riwayat hipertensi (dengan ?2 Hitung sebesar 5,112 dan ? value 0,033) memiliki pengaruh terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.

DAFTAR PUSTAKA

Alvionita, R., Samidah, I. & Murwanti 2022. Factors Related ToThe Event Of Pregnancy Hypertension In Curup Hospital In 2022.Journal of Nursing and Public Health, 10(2):198–209.

Bekti, S. U., Utami, T., & Siwi, A. S. (2020). Hubungan RiwayatHipertensi dan Status Gizi dengan Kejadin Preeklamsia pada Ibu Hamil.Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, 3(2), 22–28.https://doi.org/10.32584/jikm.v3i2.703

Diana, Ilmiah, J., Batanghari, U., & Rahmawati. (2022). AnalisisFaktor Risiko Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan Pada Ibu HamilTrimester III di Puskesmas Cempaka Kabupaten Oku Timur Tahun 2020.22(3), 1473–1479.https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i3.2299

Dinkes Prov. Gorontalo. (2023). Profil kesehatan ProvinsiGorontalo.

Isnaniar, I., Norlita, W., & Safitri, N. (2019). PengaruhObesitas Terhadap Kejadian Hipertensi Dalam Masa Kehamilan Di PuskesmasHarapan Raya Pekanbaru. Photon: Jurnal Sain Dan Kesehatan, 9(2),75–87.

Juaria, H. 2015. Paritas dan Umur Ibu Hamil Dengan KejadianHipertensi Dalam Kehamilan. Akbid Griya Husada, (110):79–86.

Makmur, N.S. & Fitriahadi, E. 2020. Faktor-faktor terjadinyahipertensi dalam kehamilan di Puskesmas X. JHeS (Journal ofHealth Studies), 4(1): 66–72.

Marlina, Y., Santoso, H., & Sirait, A. (2021). Faktor-Faktor yangBerhubungan dengan Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja PuskesmasPadang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Journal ofHealthcare Technology and Medicine, 6(1), 383–392.

Marmi 2015. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Naibaho, F. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadianhipertensi pada ibu hamil di puskesmas nunpene kabupaten timor tengahutara tahun 2018. Ekonomi, Sosial & Humaniora, 2 no.12(12),20–25.

Pratiwi, L., Hasbiah, Afrika, E. (2022). Hubungan Usia, Paritas, DanRiwayat Hipertensi Terhadap Terjadinya Hipertensi Gestasional DiPuskesmas Babat. Prepotif Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1): 590-596

Puskesmas Telaga. (2023). Profil Kesehatan puskesmas Telaga KabupatenGorontalo.

Sinambela, M., Sari, N., M., Faktor-Faktor Yang MempengaruhiHipertensi Pada Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur BatuKecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Dari Bulan Januari SampaiDesember Tahun 2018. Jurnal Keperawatan & Fisioterapi (JKF), 1(1):12-19.

Wang, W., Xie, X., Yuan, T., Wang, Y., Zhao, F., Zhou, Z., &Zhang, H. (2021). Epidemiological trends of maternal hypertensivedisorders of pregnancy at the global, regional, and national levels: apopulation?based study. BMC Pregnancy and Childbirth, 21(1), 1–10.https://doi.org/10.1186/s12884-021-03809-2

Published

2023-08-31

How to Cite

Bunga, F. R., Boekoesoe, L., & Tarigan, S. F. N. (2023). Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), e1048. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/1048

Issue

Section

Original Research

Citation Check