Determinan yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan pada Penderita Hipertensi: Studi Literatur

Authors

  • Farina Eka Agustine Universitas Sriwijaya, Indonesia
  • Haerawati Idris Universitas Sriwijaya, Indonesia
  • Misnaniarti Misnaniarti Universitas Sriwijaya, Indonesia

Keywords:

Pemanfaatan, Pelayanan, Hipertensi

Abstract

Background: Hypertension is a disease that is the number one cause of death in the world every year. Hypertension can cause complications from various diseases, such as heart attacks, strokes or kidney disease. Therefore, hypertension is a disease that must always be controlled routinely in health facilities. So this study aims to analyze the determinants that influence the use of services for hypertension sufferers. Methods: This research uses the Literature Review method. The approach used is Narrative Literature Review. There are 10 research articles obtained from a database, namely Google Scholar, Pubmed and ScienceDirect. The keywords used are Service Utilization and Hypertension. This method consists of collecting journals and drawing several conclusions and then reviewing them in depth. Research Results: From the 10 articles taken, the results showed that there was a relationship between age, gender, type of membership and region on the use of health services in hypertension sufferers. Conclusion: Utilization of services for hypertension sufferers can be influenced by several variables, namely age, gender, type of membership and region.

PENDAHULUAN

Hipertensiadisebut dengan “The SilentaKiller” karena merupakanapenyakit yang mematikan tetapi sering kali tidak menimbulkanagejala sehingga penderita tidak sadar bila terdiagnosis hipertensi dan baru mengetahuinya saat telah terjadi komplikasi. Menurut WHO, diperkirakan 46% penderita hipertensi tidak menyadari kalau dirinya hipertensi. Hal ini membuat penderita hipertensi tidak melakukanapengobatan (WHO, 2023).

Hipertensi adalah penyakit yang menjadiapenyebab kematian nomorasatu di dunia setiapatahunnya (Kemenkes RI, 2019). Menurut data WHO, prevalensi hipertensi ditingkat dunia adalah sebesar 22%adari total populasi penduduk di dunia hingga sekarang. 1,13 miliaraorang di seluruhadunia menderita tekanan darah tinggi. 1 daria4 pria dan 1 daria5 wanita didiagnosis menderita hipertensi, dan 1 dari 5 orang yang memiliki hipertensi dengan terkontrol (Emiliana, 2021).

Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi berbagai penyakit, seperti serangan jantung, stroke ataupun penyakit ginjal. Oleh karena itu, hipertensi merupakanapenyakit yang harusaselalu dikontrol secara rutin di fasilitas kesehatan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penderita hipertensi untuk melakukan pemanfaatan pelayanan di fasilitas kesehatan. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa terdapat hubungan usia denganapemanfaatan pelayanan di fasilitas kesehatan dengan nilai P= 0,040 (Martono, 2022). Penelitian lainnya juga mengemukakan bahwa terdapatahubungan antara jenis kelamin dengan pemanfaatan pelayanan di fasilitas kesehatan dengan nilai P= 0.013 (Tambuwun et al., 2021). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan pada penderita hipertensi.

METODE

Dalam penelitian ini menggunakan metode Literature Review. Pendekatan yang digunakan adalah Narative Literature Review. Terdapat 10 artikel penelitian yang diperoleh dari suatu database yaitu Google Scholar dan Pubmed. Artikel jurnal yang digunakan dalam Bahasa Indonesia dengan tahun terbit 2018-2023. Kata kunci yang digunakan adalah Pemanfaatan Pelayanan dan Hipertensi. Metode ini terdiri dari mencari dan mengumpulkan beberapa jurnal-jurnal serta diambil beberapa kesimpulan. Hasilnya ditelaah sehingga mendapatkan suatu hasil (Andriani, 2021).

HASIL

Berdasarkan studi literatur yang telah dicari, terdapat 10 artikel hasil yang dapat menjadi acuan mengenai faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan pada penderita hipertensi.

Nama Peneliti Judul Metode Hasil

Amanda A. Tambuwun, Grace D. Kandou & Jeini E. Nelwan

(Tambuwun et al., 2021)

Hubungan karakteristik individu dengan kepatuhan berobat pada penderita hipertensi di Puskesmas Wori Kabupaten Minahasa Utara Metode dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan desain cross-sectional Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan berobat pada penderita hipertensi dengan nilai P= 0,013.

Asikin, Dewi Laelatul Badriah, Rossi Suparman & Susianto

(Asikin, 2021)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Melakukan Pengobatan Secara Teratur Pada Penderita Hipertensi Usia Produktif Di Puskesmas Hantara Kabupaten Kabupaten Kuningan 2020

(Asikin, 2021)

Penelitian   ini   menggunakan   jenis   penelitian observasional analitik.  Adapun desain   rancangan   yang   digunakan   dalam   penelitian ini adalah cross sectional (potong lintang). Ada hubungan yang bermakna antara jarak rumah responden ke Puskesmas dengan kepatuhan   dalam   melakukan   pengobatan  hipertensi  secara  teratur  di  Wilayah    Kerja    UPTD    Puskesmas    Hantara   Kabupaten   Kuningan   tahun   2020, hasil uji korelasi Rank Spearman dengan  nilai  p  =  0,010  atau  p  <  0,05 dan     nilai     Correlation     Coefficient     sebesar 0,156 (sangat lemah).

Niti Emiliana, Munaya Fauziah, Irna Hasanah, Dina Rahma Fadillah

(Emiliana, 2021)

Analisis Kepatuhan Kontrol Berobat Pasien Hipertensi Rawat Jalan Pada Pengunjung Puskesmas Pisangan Tahun 2019 Metode kuantitatif dengan rancangan cross-sectional Penelitian ini mendapatkan terdapat hubungan antara jenis kepesertaan asuransi kesehatan dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi dengan nilai P= 0,004

Martono, Rendi Editya Darmawan, Nur Hening Nita Purwitasari

(Martono, 2022)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien Hipertensi Penelitian ini menggunakan metode retrospektif dan rancangan deskriptif korelasional Adanya hubungan umur dengan kepatuhan kontrol hipertensi dengan kepatuhan kontrol hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bayat dengan nilai P= 0,040

David Denada Rahmad & Asep Purnama

(Rahmad, 2022)

Gambaran Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Penggunaan Obat Antihipertensi Di RSUD dr. T.C. Hillers, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan dengan wawancara dan kuesioner MMAS Hubungan kelompok usia dan kepatuhan berobat sudah banyak diteliti, dari berbagai penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara kelompok usia dan kepatuhan berobat

Dina Fitriananci, Lilis Suryani, Yusnilasari

(Fitriananci, 2022)

Analisis Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia Hipertensi di Puskesmas Pengandonan Kota Pagar Alam Peneliti ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Ada hubungan umur dengan kepatuhan minum obat dengan nilai P= 0,005

Benny Arief Sulistyanto, Mukti Lestari Madyoratri

(Sulistyanto, 2020)

Hubungan Letak Geografis dengan Kepatuhan Pengobatan pada Pasien Hipertensi di Kabupaten Pekalongan Penelitian ini merupakan studi deskirptif dengan pendekatan cross-sectional Uji statistik dengan menggunakan spearman’s rank correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara letak geografis dengan tingkat kepatuhan pengobatan penyakit hipertensi dengan p-value < 0,01 dengan tingkat kekuatan korelasi cukup (-0,337).

Yusransyah, Fifih Lutfiyah, Endang Safitri, & Baha Udin

(Yusransyah, 2023)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Responden Rawat Jalan Di RSUD Banten Tahun 2022 Metode pada penelitian ini yaitu observasional, bersifat prospektif dengan menggunakan kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS) dan diuji statistik dengan chi-square. Ada hubungan antara usia (nilai p= 0.000), keikutsertaan asuransi (nilai p = 0.000), dan keterjangkauan akses (nilaip= 0.000) dengan kepatuhan berobat hipertens di RSUD Banten tahun 2022

Isbiyantoro, Endang Budiati, Budi Antoro, Aila Karyus & Sugeng Eko Irianto

(Isbiyantoro, 2023)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Jenis   penelitian   observasional   analitik   menerapkan   rancangan   penelitian   cross   sectional. Ada hubungan antara keikutsertaan asuransi kesehatan (nilai p= 0.013) dan keterjangkauan akses (Nilai p= 0.019) dengan kepatuhan minum obat pasien hipertensi

Olivia Nakwafila, Tivani Mashamba, Anthony Godi & Benn Sartorius

(2022)

(Nakwafila et al., 2022)

A Cross-Sectional Study on Hypertension Medication Adherence in a High-Burden Region in Namibia: Exploring Hypertension Interventions and Validation of the Namibia Hill-Bone Compliance Scale Jenis   penelitian   observasional   analitik   menerapkan   rancangan   penelitian   cross   sectional. Ada hubungan antara usia dengan pemanfaatan pelayanan hipertensi dengan nilai p= <0.0001.
Table 1. Karakteristik Artikel

PEMBAHASAN

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan dan rawat inap, untuk kebutuhan dasar setiap manusia. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari teori Andersen. Teori Andersen adalah suatu gambaran yang memuat rangkaian serta determinan (faktor yang menentukan) pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Usia

Usia adalah jumlah waktu yang telah berlalu sejak keberadaan seseorang dan dapat diukur dengan satuan waktu kronologis, yang dapat dilihat pada individu normal dengan tingkat perkembangan anatomi dan fisiologi yang sama (Sonang et al., 2019). Penelitian terdahulu menunjukkan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan pemanfaatan pelayanan penderita hipertensi dengan nilai p = 0.040 (Martono, 2022). Penelitian yang dilakukan di Pagar Alam juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan pelayanan penderita pada penderita hipertensi dengan nilai p= 0.040 (Fitriananci, 2022). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa usia remaja lebih tinggi dari kelompok lansia. Ada hubungan antara pelayanan penderita penderita hipertensi dengan kelompok usia responden dengan nilai p = 0,027 (Nurhidayati, 2018).

Usia dapat berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan penderita hipertensi karena seiring bertambahnya usia maka pengetahuan yang dia dapatkan lebih banyak sehingga dapat mempengaruhi pola pikir. Usia memengaruhi praktik kesehatan yang dilakukan oleh individu setiap hari melalui perubahan keadaan pikiran dan perilaku. Dengan bertambahnya usia, respon individu terhadap kondisi yang mengancam kesehatan, masyarakat semakin memahami konsep kesehatan dan kebutuhan untuk tetap sehat dalam upaya pencegahan penyakit menjadi lebih baik (Nurhidayati, 2018). Selain itu, usia dewasa dalah usia yang lebih mampu datang ke fasilitas kesehatan karena masih mampu mengendarai kendaraan bermotor. Hal itu membuat mereka dapat dengan mudah menuju fasilitas kesehatan dengan kendaraannya.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seorang itu dilahirkan. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan yang ada di muka bumi (Hungu, 2016). Perbedaan gender agaknya mempengaruhi perilaku kesehatan dari laki-laki dan perempuan.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pelayanan penderita hipertensi dengan nilai p= 0.013 (Tambuwun et al., 2021). Laki-laki memiliki kepribadian yang agresif, sombong, kompetitif, kasar, kejam, dominan, independen dan tidak emosional sedangkan perempuan lebih mesra, cemas, penuh kasih, bergantung, emosional, lembut, sensitif dan tunduk. Kepribadian yang dimiliki perempuan itulah yang nampaknya membuat perempuan lebih peduli dengan kesehatan dibandingkan laki-laki sehingga pelayanan penderita hipertensi lebih banyak didapatkan pada perempuan (Tambuwun et al., 2021). Pada umumnya perempuan lebih memperhatikan akan kondisi kesehatannya, sedangkan laki-laki sering tidak peduli dengan kesehatan dan meremehkan kondisi tubuh mereka, walaupun sudah terkena penyakit tertentu tetapi mereka masih enggan untuk memeriksakan kesehatannya secara teratur. Sejalan dengan Kemenkes RI, dalam hal menjaga kesehatan, pasien wanita seringkali lebih sadar akan kesehatan dibandingkan pasien pria. Hal ini terjadi karena pasien wanita mempunyai tingkat kepedulian atau kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan dirinya.

Jenis Kepesertaan

Asuransi kesehatan adalah bentuk perlindungan finansial yang menjamin pihak tertanggung terhadap biaya pengobatan dan perawatan medis yang dalam hal ini merupakan hipertensi. Asuransi kesehatan dibagi menjadi asuransi sosial dan asuransi komersial. Asuransi sosial adalah asuransi yang didirikan dan dioperasikan oleh pemerintah, wajib bagi semua warga negara dengan premi yang sama yang diatur dalam suatu negara. Sedangkan asuransi komersial adalah asuransi yang diterbitkan oleh organisasi atau lembaga keuangan yang kepesertaannya bersifat sukarela, dapat siapa saja dengan premi yang dikeluarkan sesuai dengan kepentingan yang diinginkan pemegang polis.

Kepemilikan asuransi, baik itu sosial maupun swasta, mempengaruhi pemanfaatan pelayanan bagi penderita hipertensi. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat jenis kepesertaan dan pelayanan penderita pada penderita hipertensi dengan nilai p= 0.004 (Emiliana, 2021). Bersamaan dengan asuransi kesehatan, dapat membantu responden mempraktikkan perilaku hidup sehat dengan mematuhi pemeriksaan kesehatan. Mengurangi biaya perawatan kesehatan melalui asuransi kesehatan yang efektif yang meningkatkan pelayanan penderita. Keikutsertaan asuransi kesehatan dapat meningkat peluang keberhasilan pemantauan tekanan darah rutin untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas hipertensi (Emiliana, 2021).

Wilayah

Wilayah dapat berkaitan dengan aksesibilitas. Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis, dengan segala unsur yang terkait, dibatasi dan ditetapkan secara sistematis dalam aspek administratif ataupun fungsional. Keterjangkauan akses ke pelayanan kesehatan adalah mudah atau sulitnya seseorang untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara letak geografis dengan pelayanan penderita penyakit hipertensi dengan p-value < 0,01 dengan tingkat kekuatan korelasi cukup (-0,337) (Sulistyanto, 2020). Pelayanan penderita dapat dipengaruhi oleh jarak antara rumah dan fasilitas kesehatan. Penderita hipertensi yang tinggal di dekat fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas cenderung lebih patuh dibandingkan penderita hipertensi yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan. Semakin jauh jarak rumah penderita dari tempat pelayanan kesehatan dan sulitnya transportasi maka akan berhubungan dengan kepatuhan pengobatan (Makatindu, 2021). Akses pelayanan kesehatan yang terjangkau bersifat menyeluruh dan berkualitas meliputi tenaga kesehatan profesional, ketersediaan fasilitas kesehatan, obat-obatan, dan lokasi yang strategis serta mutu pelayanan yang terjangkau dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan pada responden.

KESIMPULAN

Dari 10 artikel yang diambil didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, jenis kepesertaan dan wilayah terhadap pemanfaatan pelayanan pada penderita hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, W. (2021). Penggunaan Metode Sistematik Literatur Review Dalam Penelitian Ilmu Sosiologi. Jurnal PTK Dan Pendidikan, 7(2), 124–133.

Asikin. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Melakukan Pengobatan Secara Teratur Pada Penderita Hipertensi Usia Produktif Di Puskesmas Hantara Kabupaten Kabupaten Kuningan 2020. Journal Of Public Health Inovation, 2(1), 1–15.

Emiliana, N. (2021). Analisis Kepatuhan Kontrol Berobat Pasien Hipertensi Rawat Jalan Pada Pengunjung Puskesmas Pisangan Tahun 2019. AN-NUR: Jurnal Kajian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat, 1(2), 119–132.

Fitriananci, D. (2022). Analsisis Kepatuhan Minum Obat Pada Lansia Hipertensi di Puskesmas Pengandonan Kota Pagar Alam. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP), 5(1), 116–122.

Hungu. (2016). Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Penerbit Grasindo.

Isbiantoro. (2023). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Stikes Kendal, 13(4), 1565–1576.

Kemenkes RI. (2019). Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.

Martono. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 5(1), 51–59.

Nakwafila, O., Mashamba-Thompson, T., Godi, A., & Sartorius, B. (2022). A Cross-Sectional Study on Hypertension Medication Adherence in a High-Burden Region in Namibia: Exploring Hypertension Interventions and Validation of the Namibia Hill-Bone Compliance Scale. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(4416), 1–13. https://doi.org/https://doi.org/10.3390/ijerph19074416

Nurhidayati, I. (2018). Penderita Hipertensi Dewasa Lebih Patuh Daripada Lansia Dalam Minum Obat Penurun Tekanan Darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 13(2), 1–5.

Rahmad, D. D. (2022). Gambaran Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Penggunaan Obat Antihipertensi Di RSUD dr. T.C. Hillers, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Medika Hutama, 3(4), 2876–2882.

Sonang, S., Purba, A. T., & Pardede, F. O. I. (2019). Pengelompokan Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Usia dengan Metode K-Means. Jurnal Tekinkom (Teknik Informasi Dan Komputer), 2(2), 166–172.

Sulistyanto, B. A. (2020). Hubungan Letak Geografis Dengan Kepatuhan Pengobatan Pada Pasien Hipertensi Di Kabupaten Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(1), 39–45.

Tambuwun, A. A., Kandou, G. D., & Nelwan, J. E. (2021). Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kepatuhan Berobat Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Wori Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal KESMAS, 10(4), 112–121.

Yusransyah. (2023). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Responden Rawat Jalan Di RSUD Banten Tahun 2022. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 8(3), 971–980.

Published

2023-12-10

How to Cite

Agustine, F. E., Idris, H., & Misnaniarti, M. (2023). Determinan yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan pada Penderita Hipertensi: Studi Literatur. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(3), e1332. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/1332

Issue

Section

Literature Review

Citation Check