The Use of Video Media in Health Education about Handwashing with Soap in the New Normal Era of COVID-19 for Elementary School Students
DOI:
https://doi.org/10.36990/hijp.v14i2.1384Keywords:
COVID-19, Health education, Knowledge, Washing Hands with SoapAbstract
Background: Children can become carriers in the chain of transmission of the Covid-19 virus, so that they can endanger vulnerable populations. Prevention efforts that can be done is to get used to washing hands properly, especially washing hands with soap. In Brebes Regency, only 50% of elementary schools have handwashing facilities. Of this number, only 10% of schools have provided hand washing soap facilities, even though Brebes Regency is one of the districts that has received the Community-Based Total Sanitation (STBM) program since 2013 which is still running today. The purpose of this study was to determine the effect of health education using video media on knowledge of hand washing using soap in the new normal era of Covid-19 in elementary school students 2022. Method: The design in this study is a pre-test design and post-test design. The population of this study were students of grades IV, V and VI MI Darul Ulum Kalilangkap with a total of 52 people. Sampling using total sampling where the number of samples is equal to the total population, namely 52 people. Result:Based on the results of the Paired T Test statistical test, it was found that p-value = 0.000 (<0.05). Conclusion: there is an effect of health education using video media on knowledge of Handwashing with Soap in the New Normal Era of Covid-19 in students. The research results can be followed up with efforts to increase the provision of more adequate hand washing facilities.
PENDAHULUAN
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) merupakan wabah yang pertamakali ditemukan di Wuhan, China, dan segera menjadi pandemi global dalam waktu yang cepat dengan melalui transmisi sosial internasional (Ribeiro et al., 2020). Infeksi yang semula dimulai di suatu kota segera menjadi pandemi yang memengaruhi masyarakat global. Respons terhadap wabah ini melibatkan kerja sama internasional dan upaya bersama untuk memahami, mengendalikan, dan merespons dampak dari COVID-19.
Upaya yang dilakukan untuk menghentikan penyebaran COVID-19, bersama dengan perilaku yang sesuai dengan COVID lainnya, praktik mencuci tangan secara teratur adalah suatu keharusan. Kegiatan mencuci tangan terutama dilakukan setelah batuk atau bersin, merawat individu yang sakit, setelah menggunakan toilet, sebelum menyantap makanan, selama persiapan makanan, dan setelah berhubungan dengan hewan atau limbah hewan (World Health Organization, 2020). Praktik ini mendorong pentingnya meminimalkan risiko penularan melalui tangan, mengurangi kemungkinan menyebarkan virus yang mungkin terdapat pada permukaan kulit. Penerapan langkah-langkah ini merupakan bagian dari intervensi WASH (water sanitation and hygiene), dan berdasarkan kajian merupakan upaya yang sederhana namun esensial dalam melindungi kesehatan masyarakat dan mengelola penyebaran COVID-19 (Khatib et al., 2022).
Berdasarkan Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019, praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu upaya sanitasi yang melibatkan proses pembersihan tangan dan jari dengan menggunakan air dan sabun, dengan tujuan untuk membersihkan tangan secara efektif dan memutuskan mata rantai penularan. Praktik ini melibatkan enam langkah yang tepat dan benar dalam cuci tangan pakai sabun (Kementerian Kesehatan, 2020).
Tindakan sederhana seperti mencuci tangan ini dapat berkontribusi pada penurunan angka kematian akibat penyakit pernafasan sebesar 25% dan dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit diare hingga 50% (Solomon et al., 2021). Oleh karena itu, perlu meningkatkan kesadaran akan perilaku cuci tangan pakai sabun, salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan yang bertujuan membantu individu, kelompok, atau masyarakat agar mampu meningkatkan perilaku mereka, sehingga mencapai tingkat kesehatan optimal. Penggunaan media promosi yang menarik dapat membangkitkan keyakinan, mempercepat perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik (World Health Organization, 2012).
Penggunaan media audiovisual, khususnya audio video, dianggap sangat tepat dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, terutama anak-anak usia sekolah (Benell, 1949). Anak-anak cenderung lebih suka dengan gambar yang disertai suara dan gerakan, sehingga dapat memberikan contoh perilaku yang baik kepada mereka yang memiliki kecenderungan meniru atau mengikuti apa yang mereka lihat.
Anak-anak usia sekolah dianggap sebagai target promosi kesehatan yang efektif karena mereka mampu menyebarkan informasi dengan cepat di kalangan yang sangat responsif terhadap perubahan (Zurc & Laaksonen, 2023), mengingat mereka sedang mengalami periode pertumbuhan dan perkembangan. Pada tahap ini, anak-anak dapat dengan mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan hidup sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.
Pendidikan kesehatan mengenai perilaku mencuci tangan pakai sabun menjadi bagian dari upaya global untuk melibatkan jutaan orang di seluruh dunia dalam kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. Salah satu tujuan dari promosi ini adalah untuk menurunkan angka kematian pada anak-anak. Dukungan dari lembaga pendidikan melibatkan pembangunan fasilitas sekolah yang mendukung pembelajaran edukatif bagi murid agar dapat mengadopsi perilaku hidup bersih dan sehat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan media video terhadap pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa sekolah dasar.
METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan menerapkan rancangan pre-test dan post-test sebelum dan setelah memberikan edukasi melalui video. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV, V, dan VI di MI Darul Ulum Kalilangkap, Kecamatan Bumiayu, pada bulan Juli 2022. Populasi yang menjadi fokus adalah siswa-siswa pada tingkat tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan total 52 siswa dari kelas IV, V, dan VI, dipilih karena dianggap telah memahami perintah kuesioner.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berfokus pada pengetahuan mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun, terdiri dari 35 pertanyaan. Data diperoleh melalui distribusi kuesioner pre-test dan post-test kepada responden sesuai petunjuk yang telah diberikan. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji Paired Sample T-Test.
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti menyediakan lembar persetujuan kepada responden. Nama responden tidak dicantumkan dalam alat ukur, hanya menggunakan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian. Kerahasiaan data hasil penelitian dijamin oleh peneliti dan tidak akan diakses oleh pihak yang tidak berhak. Upaya ini dilakukan untuk menjaga integritas dan etika penelitian.
HASIL
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan tingkat pengetahuan siswa mengalami peningkatan sebanyak 37 responden (71,2%) setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan kategori baik sebanyak 14 siswa (26,9%). Sementara pada kategori pengetahuan kurang sebelum intervensi sebanyak 10 siswa (19,2%) berkurang menjadi 1 siswa (1,9%) setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan nilai rata-rata pre test pengetahuan sebesar 70,58 dengan nilai standard deviasi 8,91 dan mengalami peningkatan nilai rata-rata setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan yaitu sebesar 80,96 dengan nilai standard deviasi 8,91. Nilai terendah sebelum dilakukan intervensi sebesar 40, mengalami peningkatan setelah dilakukan intervensi yaitu sebesar 55. Berdasarkan hasil uji statistik Paired T Test didapatkan p-value = 0,000 (<0,05) artinya Ha diterima sehingga terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa di MI Darul Ulum Kalilangkap Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian di MI Darul Ulum Kalilangkap, Kecamatan Bumiayu, dapat dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan siswa sebelum diberikan pendidikan kesehatan terkait Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dapat dikategorikan sebagai baik pada 14 siswa (26,9%). Setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan video, terjadi peningkatan pengetahuan sebanyak 37 responden (71,2%). Sementara pada kategori pengetahuan yang awalnya kurang, yaitu 10 siswa (19,2%), mengalami penurunan menjadi hanya 1 siswa (1,9%) setelah intervensi pendidikan kesehatan. Hasil ini menunjukkan bahwa bahkan peningkatan pengetahuan yang kecil sekalipun mencerminkan adanya proses penginderaan terhadap suatu objek pada individu (Arini et al., 2022), baik melalui kontak langsung maupun melalui panca indera manusia seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Hasil ini konsisten dengan penelitian Mursalina & Rachman (2018) di SDN 022 Tenggarong Seberang, di mana pendidikan kesehatan tentang CTPS menggunakan media video memberikan pengaruh positif terhadap pengetahuan siswa. Pemilihan metode pengajaran, khususnya menggunakan multimedia (media video), dianggap tepat untuk siswa SD berusia 6-12 tahun karena memperbesar objek kecil seperti kuman dan bakteri serta meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa (Pamungkas & Koeswanti, 2021; Ramadhan et al., 2021). Kelebihan multimedia pembelajaran mencakup peningkatan interaktivitas, pengurangan waktu pembelajaran, peningkatan kualitas belajar, dan peningkatan sikap belajar siswa.
Menurut peneliti, peningkatan pengetahuan responden setelah intervensi pendidikan kesehatan disebabkan oleh faktor informasi. Pendidikan kesehatan diartikan sebagai pemberian informasi, dan hasil observasi menunjukkan antusiasme responden dalam menerima dan menjawab pertanyaan-pertanyaan selama intervensi. Perubahan pengetahuan ini juga dapat dijelaskan oleh stimulus dari pembelajaran yang memberikan jawaban terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang (Almomani et al., 2020; Brabcova et al., 2021).
Oleh karena itu, peran sekolah dan petugas kesehatan sangat berpengaruh dalam penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun pada anak sekolah. Upaya promotif perlu dipertimbangkan dalam memberikan metode pendidikan kesehatan. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan metode lain, seperti metode media yang menarik, efektif, dan dilengkapi dengan permainan edukatif. Anak-anak umumnya lebih menyukai pembelajaran interaktif dan menyenangkan melalui metode bermain, dan hal ini dapat meningkatkan efektivitas pendidikan kesehatan pada anak sekolah dasar.
Berdasarkan hasil uji statistik Paired T Test, ditemukan bahwa nilai p-value sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari pendidikan kesehatan menggunakan media video terhadap pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun di Era New Normal Covid-19 pada siswa di MI Darul Ulum Kalilangkap, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mursalina & Rachman (2018) pada siswa SDN 022 Tenggarong Seberang, di mana intervensi pendidikan kesehatan menggunakan media video juga memberikan dampak positif terhadap pengetahuan siswa mengenai cuci tangan pakai sabun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengetahuan mencuci tangan sebelum intervensi pendidikan kesehatan adalah 4,50, dan meningkat menjadi 5,71 setelah intervensi. Nilai minimal pengetahuan sebelum intervensi adalah 2, dan meningkat setelah intervensi sehingga siswa mampu melakukan minimal 3 langkah mencuci tangan dengan benar. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian pendidikan kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan siswa mengenai mencuci tangan pakai sabun. Pendidikan kesehatan memberikan tambahan pengalaman dan informasi, khususnya mengenai praktik mencuci tangan, dan hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan siswa (World Health Organization, 2012).
Menurut peneliti, pengetahuan memiliki keterkaitan erat dengan perilaku. Dengan peningkatan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan kesehatan, diharapkan dapat merubah perilaku siswa. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan, baik secara individu maupun kelompok, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan kesehatan untuk mencapai perubahan perilaku siswa dan mewujudkan derajat kesehatan optimal. Pengetahuan, setelah diperoleh mengenai suatu stimulus atau objek, dapat membentuk sikap atau respons terhadap stimulus atau objek tersebut (Almomani et al., 2020; Brabcova et al., 2021). Dalam konteks ini, pendidikan kesehatan dianggap sebagai stimulus atau objek yang diharapkan dapat memberikan pengaruh pada siswa untuk meningkatkan pengetahuan, khususnya dalam konteks mencuci tangan pakai sabun secara benar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan kategori baik sebanyak 14 siswa (26,9%). Pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan kategori baik sebanyak 37 responden (71,2%). Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media video terhadap cuci tangan pakai sabun di era new normal covid-19 pada siswa di MI Darul Ulum Kalilangkap Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Sebaiknya, pihak sekolah senantiasa menyediakan fasilitas untuk cuci tangan pakai sabun diantaranya adalah wastafel atau kran cuci tangan yang airnya selalu mengalir, sabun cuci tangan dan tissue sehingga siswa tidak ada hambatan untuk mencuci tangan pakai sabun. Perlu adanya peningkatan program penyuluhan kesehatan dengan metode yang kreatif dan efektif seperti menggunakan audio visual, alat peraga dan metode lain sesuai dengan perkembangan anak agar pemahaman pentingnya kebiasaan cuci tangan dapat ditangkap dan diaplikasikan anak dalam keseharian.
References
Almomani, M. H., Rababa, M., Alzoubi, F., Alnuaimi, K., Alnatour, A., & Ali, R. A. (2020). Effects of a health education intervention on knowledge and attitudes towards chronic non?communicable diseases among undergraduate students in Jordan. Nursing Open, 8(1), 333–342. https://doi.org/10.1002/nop2.634
Arini, N. R., Lundy, F., & Mujito, M. (2022). PENGEMBANGAN MEDIA EDUKASI LEMBAR BALIK CTPS DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 TERHADAP PENGETAHUAN DAN TINDAKAN KELOMPOK PKK: 6 langkah cuci tangan pakai sabun. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI), 5(2), Article 2. https://doi.org/10.37792/jukanti.v5i2.582
Benell, F. (1949). Audio-Visual Aids in Health Education. Health Education Journal, 7(1), 29–32. https://doi.org/10.1177/001789694900700109
Brabcova, D. B., Kohout, J., Kosikova, V., & Lohrova, K. (2021). Educational interventions improving knowledge about epilepsy in preschool children. Epilepsy & Behavior, 115, 107640. https://doi.org/10.1016/j.yebeh.2020.107640
Kementerian Kesehatan. (2020). Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun. Kementerian Kesehatan.
Khatib, M. N., Sinha, A., Mishra, G., Quazi, S. Z., Gaidhane, S., Saxena, D., Gaidhane, A. M., Bhardwaj, P., Sawleshwarkar, S., & Zahiruddin, Q. S. (2022). WASH to control COVID-19: A rapid review. Frontiers in Public Health, 10, 976423. https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.976423
Mursalina, R., & Rachman, A. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Video terhadap Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun di SDN 022 Tenggarong Seberang [Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur]. https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/850
Pamungkas, W. A. D., & Koeswanti, H. D. (2021). Penggunaan Media Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 4(3), Article 3. https://doi.org/10.23887/jippg.v4i3.41223
Ramadhan, M. R., Ferdian, N. D., & Pratama, M. R. (2021). Pembuatan Media Pembelajaran dengan Video Based Learning pada Peserta Didik. Inovasi Kurikulum, 18(1), Article 1. https://doi.org/10.17509/jik.v18i1.42676
Ribeiro, S. P., Dáttilo, W., Barbosa, D. S., Coura-Vital, W., Chagas, I. a. S. D., Dias, C. P., Silva, A. V. C. D. C. E., Morais, M. H. F., Góes-Neto, A., Azevedo, V. a. C., Fernandes, G. W., & Reis, A. B. (2020). Worldwide COVID-19 spreading explained: Traveling numbers as a primary driver for the pandemic. Anais Da Academia Brasileira de Ciências, 92, e20201139. https://doi.org/10.1590/0001-3765202020201139
Solomon, E. T., Gari, S. R., Kloos, H., & Alemu, B. M. (2021). Handwashing effect on diarrheal incidence in children under 5 years old in rural eastern Ethiopia: A cluster randomized controlled trial. Tropical Medicine and Health, 49(1), 26. https://doi.org/10.1186/s41182-021-00315-1
World Health Organization. (2012). Health education: Theoretical concepts, effective strategies and core competencies. World Health Organization.
World Health Organization. (2020). Handwashing an effective tool to prevent COVID-19, other diseases. https://www.who.int/southeastasia/news/detail/15-10-2020-handwashing-an-effective-tool-to-prevent-covid-19-other-diseases
Zurc, J., & Laaksonen, C. (2023). Effectiveness of Health Promotion Interventions in Primary Schools—A Mixed Methods Literature Review. Healthcare, 11(13), 1817. https://doi.org/10.3390/healthcare11131817
Downloads
Published
Versions
- 2022-12-30 (2)
- 2022-12-26 (1)
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2022 Esti Nur Janah, Mashudi Hamdi (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the works authorship and initial publication in this journal and able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book).