Masih tingginya kejadian tuberkulosis paru (TB paru) di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kuman
The incidence of pulmonary tuberculosis (pulmonary TB) is still high in Southeast Sulawesi Province. Mycobacterium tuberculosis can only be treated by following a long course of treatment. This study aimed to determine the relationship between individual coping with treatment adherence of pulmonary TB patients in Konawe district. Total sampling method was used in determining the sample size, and data collection using observation sheets. A total of 60 respondents participated in this study. The results of the Chi-square statistical test with a p value of 0.001, there was a relationship between individual coping with treatment adherence of pulmonary TB patients.
Penyakit tuberkulosis (TB) pada masyarakat disebabkan oleh kuman
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan bahwa kasus TB tertinggi terjadi di kota Kendari dengan 262/100.000 penduduk, kabupaten Muna 157/100.000 penduduk, kabupaten Konawe Selatan 127/100.000, Kolaka Utara 105/100.000, kota Bau Bau 91/100.000 (
Tingginya kejadian TB paru memberikan dampak yang luas pada hampir seluruh lini kehidupan. Terjadinya pengangguran, malnutrisi, pendidikan yang tidak selesai, sanitasi yang buruk, tingkat sosial ekonomi dan pendapatan yang rendah, merokok, dan kerentanan terhadap penyakit lain (
Program Pemerintah melalui
Desain penelitian menggunakan rancangan
Variabel karekteristik responden dibagi ke dalam berbagai kriteria. Responden dengan rentan umur 30-49 tahun merupakan yang terbanyak (85%), berpendidikan tingkat menengah atas (60%), menikah (88,3%), dan tidak memiliki pekerjaan atau bekerja sebagai ibu rumah tangga (38,3%). Sedangkan variabel koping individu dan kepatuhan berobat berdasarkan kriteria, koping baik (48,3%), koping kurang (51,7%). Patuh berobat (56,7%) dan tidak patuh berobat (43,3%).
Uji statistik menggunakan metode uji
Mayoritas responden berada pada rentang umur 30-49 tahun (85%) (
Kejadian TB paru pada orang dewasa disebabkan oleh paparan infeksi primer sebelumnya, keterbatasan informasi penularan penyakit peningkatan interaksi dan sosialisasi kepada individu yang terinfeksi TB paru, dan konsumsi merokok yang tinggi (
Koping penderita TB paru sangat penting dalam menjalani masa pengobatan yang panjang. Secara statistik, terdapat hubungan antara koping penderita TB paru dengan kepatuhan berobat (
Kepatuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor, koping dan kepatuhan berobat responden terbagi ke dalam dua kategori besar (
Kondisi kesehatan fisik dan mental dapat menurunkan motivasi untuk sembuh oleh penderita TB paru (
Konseling manajemen diri untuk meningkatkan koping merupakan komponen isyarat dalam mengubah persepsi kepercayaan diri individu tentang kemampuannya untuk berperilaku sehat dan memastikan kepatuhan pengobatan. Penderita TB paru membutuhkan pendampingan oleh keluarga selama pengobatan TB.
Keluarga merupakan faktor pendukung dalam pengelolaan kondisi psikologis penderita TB paru, sehingga dapat meningkatkan mekanisme koping, dan meminimalkan stres atau depresi selama perawatan. Lingkungan yang mendukung juga memungkinkan pasien TB paru untuk mematuhi dan berhasil menyelesaikan pengobatan TB paru (
Terdapat hubungan koping responden TB paru dengan kepatuhan untuk berobat. Perlu pengembangan intervensi nonfarmakologi sesuai kebutuhan penderita TB paru.
Metode penelitian hanya mengeksplorasi mekanisme koping tanpa menjabarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi koping tersebut.
Penelitian ini didanai oleh Poltekkes Kemenkes Kendari.
Poltekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.
Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.
Tidak dideklarasikan.
Tidak ada data yang dibagikan.