Kepatuhan Kontrol Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi

Authors

  • Ramdya Akbar Tukan Universitas Borneo Tarakan, Indonesia
  • Najihah Universitas Borneo Tarakan, Indonesia https://orcid.org/0000-0001-5147-1193
  • Dewi Wijayanti Universitas Borneo Tarakan, Indonesia

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang masih menjadi masalah besar tidak hanya di dunia tetapi juga di Indonesia, kasus hipertensi terus meningkat .seiring dengan berkembangnya zaman. Penyakit hipertensi.disebabkan oleh beberapa faktor seperti pola hidup yang terkait dengan .kebiasaan konsumsi makan yang.tidak sehat, perokok, kurang berolahraga, gen, serta faktor stress. Melakukan kontrol tekanan darah merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya penyakit tekanan darah tinggi atau komplikasi dari penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kontrol tekanan darah pada lansia di panti werdha Al-Marhamah Tarakan Kalimantan Utara, dengan metode deskriptif sebanyak 18 responden. Hasil di temukan sebanyak 13 responden (72%) megalami tekanan darah tinggi, dan 5 responden (28%) memiliki tekanan darah normal, dengan kepatuhan kontrol tekanan darah sebanyak 6 responden (33%) dan 12 responden (67%) tidak patuh kontrol tekanan darah. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ketidakpatuhan kontrol tekanan darah yang tinggi sehingga diperlukan adanya edukasi berkelanjutan serta adanya educator terlatih dalam pelaksanaan pengukuran tekanan darah.

PENDAHULUAN

Lanjut usia atau kita kenal dengan lansia adalah seseorang yang berusia>60 tahun yang secara umum mengalami penurunan kondisi kesehatan, rentan terhadap penyakit, adanya keluhan fisik diakibatkan oleh berbagai factor dan lansia adalah individu yang sering sekali dianggap tidak produktif  (Ratnawati, 2017).

Penuaan mempengaruhi fungsi organ tubuh, dan pada lansia, fungsi organ menurun. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya.  Ini termasuk faktor alam dan penyakit degeneratif yang diderita orang tua. Salah satu penyakit degeneratif dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi adalah hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu dari 5 penyakit teratas  yang ditemukan di Indonesia (Patriyani & Sulistyowati, 2020).

Komplikasi adalah hal yang sangat dikhawatirkan akibat adanya peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol, diantaranya jantung koroner, stroke, gagal ginjal, gangguan penglihatan sampai dengan kematian. Kematian akibat hipertensi menduduki peringkat teratas dari pada penyebab penyakit lainnya, di perkirakan pada tahun 2025 terjadi peningkatan  sekitar 80% kasus akibat hipertensi (Ekarini, Ni Luh Putu, Heryati Heryati, 2019).

Terapi hipertensi pada lansia meliputi terapi obat dan non-obat untuk mencegah morbiditas dan mortalitas. Pengobatan farmakologis adalah penggunaan obat antihipertensi. Pengobatan nonfarmakologis dicapai melalui modifikasi gaya hidup seperti berhenti merokok, penurunan berat badan, pantang alkohol, kontrol diet, manajemen stres, olahraga, dan istirahat (Patriyani & Sulistyowati, 2020).

Kontrol Tekanan darah adalah kegiatan yang dilakukan pasien tekanan darah tinggi untuk mengontrol tekanan darah di pelayanan kesehatan, tetapi pasien tekanan darah tinggi hanya mengontrol perawatan kesehatan    ketika tanda dan gejala muncul, bahkan jika terjadi komplikasi seperti stroke. (Martins et al., 2012). Tekanan darah diastolik adalah tekanan rendah yang terjadi saat jantung dalam keadaan istirahat. Tekanan darah biasanya dinyatakan sebagai rasio tekanan darah sistolik terhadap diastolik menggunakan nilai orang dewasa normal berkisar antara 100/60 hingga 140/90. Nilai tekanan normal rata-rata adalah 120/80 (Hirdayanti, 2017).

Peningkatan tekanan darah yang terus bertambah disetiap tahunnya, memberikan dampak buruk bagi kesehatan terutama pada lansia yang beresiko tinggi terpapar penyakit (Riskesdas, 2018), oleh sebab itu sangat diperlukan adanya edukasi tentang hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaraan akan pentingnya kontrol tekanan darah dipelayanan kesehatan terdekat sehingga dapat mengurangi dampak buruk dari penyakit hipertensi terhadap kesehatan lansia.

METODE

Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, deskrptif Artinya, penelitian yang berusaha menjelaskan dan menafsirkan sesuatu, seperti kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, hasil atau dampak yang terjadi, atau tren yang sedang berlangsung (Linarwati et al., 2016). Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai November tahun 2022 di panti Werdha Al-Marhamah Tarakan Kalimantan Utara. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di panti werdha Al-Marhamah Tarakan sebesar 18 responden dengan teknik pengambilan sempel menggunakan total sampel.

Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini merupakan data primer dimana data didapat dari kuesioner yang diisi oleh responden pada waktu penelitian yang sudah diminta persetujuannya. Kuesioner kepatuhan kontrol tekanan darah menggunakan kuesioner Hill Bone, kuesioner ini terdiri dari 14 pertanyaan dalam setiap pertanyaan terdapat 4 penilaian yaitu 1= tidak pernah, 2= kadang-kadang, 3=sering dan 4=selalu, jumlah skor minimum yaitu 14 dan maksimum yaitu 56 (Fauziah, 2019). Dalam penelitian Fauziah (2019) telah dilakukan uji validitas dan rehabilitas dan 14 pertanyaan kuesioner Hill Bone dinyatakan valid.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian dilakukan perhitungan dengan total skor masing-masing komponen, apabila hasil perhitungan di dapatkan  jumlah skor 14 – 34 adalah nilai tidak patuh kontrol tekanan darah dan skor 35-56 adalah nilai patuh kontrol tekanan darah. Data selanjutnya dianalisis menggunakan distribusi frekuensi, Chi-Square.

HASIL

Karakteristik Responden Frekuensi (f = 18) Persentase (100%)
Usia (tahun)
56-65 2 11
>65 16 89
Jenis Kelamin
Perempuan 15 83
Laki-laki 3 17
Pendidikan
SMP 13 72
SMA 5 28
Table 1. Distribusi Frekuensi Karekteristik Demografi Berdasarkan Usia,  Jenis Kelamin, dan Pendidikan Pasien, (N=18)

Pada kategori usia terlihat lebih banyak pasien berusia lansia manula (>65tahun) yaitu sebanyak 16 pasien (89%). Sebagian besar pasien berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 15 pasien (83%) dan tingkat Pendidikan terbanyak adalah SD sebanyak 13 pasien (72%).

Frekuensi Frekuensi (f=18) Persentase (100%)
Tidak patuh 12 67
Patuh 6 33
Table 2. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kepatuhan Kontrol Tekanan Darah   pada Lansia  (N =18)

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan kepatuhan kontrol tekanan darah di panti werdha Al-Marhamah Tarakan, ditemukan masalah antara lain sebesar 12 responden (67 %) Tidak patuh, dan 6  responden (33 %) patuh.

PEMBAHASAN

Seiring dengan bertambahnya usia, kerentanan seseorang terkena hipertensi akan meningkat. Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50 - 60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi paling sering menyerang orang dewasa sampai usia lanjut (Aditama, 2013). Hal ini disebabkan adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tingginya tekanan darah menyebabkan lumen menjadi lebih sempit, dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku dikarenakan deposit kolagen meningkat dibagian intima dan adventitia besar maupun sedang, serta pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) terganggu, sehingga banyak zat kapur yang beredar di aliran darah, akibatnya  darah menjadi kental (Moser & Riegel, 2018). Sejalan dengan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penliti bahwa hipertensi banyak ditemukan pada  lansia manula (>65tahun) yaitu sebanyak 16 pasien (89%).

Hasil penelitian Ungar, et al. (2017), mendukung penelitian ini bahwa lebih dari 70% orang berusia 65 tahun atau lebih tua memiliki tekanan darah tinggi. Bahwa bertambahnya umur, resiko tekanan darah menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar diatas usia 65 tahun.

Kepatuhan  pasien dapat diartikan sebagai bentuk aplikasi seorang pasien pada terapi    yang harus dijalani dalam kehidupannya. Kepatuhan minum obat, kepatuhan kontrol dalam pengobatan  sangatlah penting dilakukan agar pasien segera pulih dari kondisi sakitnya (Sulistyarini,&Hapsari,2015). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan hasil paling tinggi yaitu terdapat 12 responden (67%) Tidak patuh kontrol tekanan darah.

Penlitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Hairunisa (2018), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kepatuhan minum obat dan diet dengan tekanan darah terkontrol serta menjelaskan bahwa penyebab kontrol tekanan darah yang tidak baik karena pasien tidak menjalankan terapi dan tidak meminum obat yang diberikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Ketidak patuhan kontrol tekanan darah menunjukan hasil yang tinggi yaitu 12 responden (67%) di rentan usia lansia manula (>65tahun) yaitu sebanyak 16 pasien (89%). Hasil penelitian ini disarankan bagi pelayanan kesehatan terdekat untuk meningkatkan layanan edukasi kesehatan, bimbingan konseling kesehatan sehingga masyarakat lebih terpantau kesehatannya.  Bagi masyarakat agar dapat mengikuti instruksi tenaga kesehatan dalam meningkatkan kepatuhan mengontrolkan tekanan darah.

Kekurangan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti tidak mengkaji factor-faktor penyebab yang lebih mendalam tentang hambatan responden dalam kepatuhan kontrol tekanan darah, seperti motivasi ataupun dukungan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama. (2013). iabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia: Kemenkes Tawarkan  Solusi Cerdik Melalui Posbind. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Bandiyah, S. (2009). Lanjut usia dan keperawatan gerontik. Yogyakarta: Salemba Medika

Ekarini, N. L. P., Heryati, H., & Maryam, R. S. (2019). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Respon Fisiologis Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan, 10(1), 47. https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.1139.

Fauziah, F. (2019). Validitas Reliabilitas Kuesioner Hill-Bone Versi Bahasa Indonesia Pada Pasien Hipertensi. Skripsi, 16–77.

Hairunisa, 2014. Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Dan Diet Dengan Tekanan Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kecamatan Pontianak Barat. Skripsi. https://www.neliti.com/id/publications/189138.

Hirdayanti, F. (2017). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dalam Penatalaksanaan Hipertensi Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Selatan. Skripsi, volume 3 n, 16–49.

Linarwati, M., Fathoni, A., & Minarsih, M. M. (2016). Studi Deskriptif Pelatihan Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Serta Penggunaan Metode Behavioral Event Interview Dalam Merekrut Karyawan Baru Di Bank Mega Cabang Kudus. Journal of Management, 2(2).

Martins, T. L., Atallah, Á. N., & Silva, E. M. K. da. (2012). Blood pressure control in hypertensive patients within Family Health Program versus at Primary Healthcare Units: analytical cross-sectional study. Sao Paulo Medical Journal, 130(3), 145–150

Masturoh, I., & Anggita, N. T. (2018). metodelogi keperawatan variable.

Patriyani, R. E. H., & Sulistyowati, D. (2020). Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia dengan HipertensimelaluiSEFT.Jurnalempathy.Com,1(1),9–17. https://doi.org/10.37341/jurnalempathy.v1i1.2

Ratnawati, E. 2017. Asuhan keperawatan gerontik.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Published

2023-06-13

How to Cite

Tukan, R. A., Najihah, N., & Wijayanti, D. (2023). Kepatuhan Kontrol Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), Version 1. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/920

Issue

Section

Original Research

Citation Check