Health Education on Oxytocin Massage in Women of Childbearing Age

Authors

  • Hasmia Naningsi Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia , Indonesia
  • Khalidatul Khair Anwar Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia , Indonesia https://orcid.org/0000-0002-2365-3827
  • Nurnasari Patongai Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia , Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36990/jippm.v1i2.285

Keywords:

Oxytocin massage, Breastmilk, Health education

Abstract

Oxytocin massage can help increase breastmilk production. The purpose of the activity is to increase the knowledge of women of childbearing age in order to understand the benefits and effective techniques of oxytocin massage. The method used lecture and simulation. This activity involved the midwives of the Soropia Health Center and 15 WUS in Atowatu Village, Soropia District, Konawe Regency. The results of the activity showed a good understanding after being given health education about oxytocin massage when compared to before giving it. This activity is useful for improving MCH services related to postpartum maternal and infant health in supporting breastfeeding through effective oxytocin massage.

PENDAHULUAN

Salah satu indikator kesehatan suatu bangsa terlihat dari tinggi rendahnya angka kematian bayi. Angka kematian bayi (AKB) tahun 2017 berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) sebesar 22,23 kematian per 1.000 kelahiran hidup (Tim SDKI 2017, 2018). Angka kesakitan dan kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI ekslusif. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak bayi lahir tanpa tambahan makanan pendamping ASI (PASI). ASI memiliki manfaat yang sangat besar peranannya dalam kecukupan gizi dan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Cakupan ASI eksklusif dunia tahun 2018 adalah 41% dan ditargetkan pada tahun 2030 akan mencapai 70% (World Health Organization, 2018).

Proses persalinan merupakan pengalaman pertama ibu postpartum primipara yang dapat menyebabkan stress/cemas. Kondisi stres tersebut bisa merangsang peningkatan hormon kortisol yang memicu penurunan kadar hormon oksitosin sehingga ASI tidak lancar dan proses laktasi tidak terjadi (Astutik, 2017). Tidak terjadinya proses laktasi menciptakan kekecawaan ibu, dan pemberian susu formula sering dipilih sebagai alternatif.

Padahal, Bidan dapat berupaya dalam memfasilitasi ibu untuk meningkatkan produksi ASI dan mensukseskan proses laktasi (Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, 2020). Perawatan payudara dan pijat oksitosin merupakan upaya yang secara saintifik membantu efektif dalam peningkatan produksi ASI melalui rangsangan untuk pengeluaran oksitosin. Produksi hormon tersebut merangsang kontraksi sel-sel alveoli di kelenjar payudara sehingga ASI keluar (Wulandari & Handayani, 2011). Pemijatan yang dilakukan di punggung dan dikenal dengan istilah pijat oksitosi, bermanfaat untuk memperlancar produksi ASI (Saputri et al., 2019; Saribu & Pujiati, 2015) dan dapat juga memberi kenyamanan pada ibu menyusui (Astutik, 2017).

METODE

Pengabdian masyarakat menggunakan model pendidikan kesehatan dengan metode ceramah, curah pendapat, tanya jawab, praktik dan demo pijat oksitosin. Kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama dengan Puskesmas Soropia, dan Pemerintah Desa Atowatu. Terdapat 15 Wanita Usia Subur yang menjadi peserta pendidikan kesehatan, dan Bidan pada Puskesmas Soropia dan Desa Atowatu. Waktu pelaksanaan pada tanggal 27 Oktober dan 4 November 2020.

Tahapan kegiatan sebagai berikut: Prates, peserta mengisi kuesioner untuk mengetahui pengetahuan awal tentang pijat oksitosin, mitos-mitos selama menyusui, penyebab produksi ASI rendah, dan upaya memperbanyak ASI. Penyajian materi. Tim memberikan ceramah tentang pijat oksitosin, tanya jawab dan curah pendapat, dan praktik serta demo pijat oksitosin. Pascates, pada tahap ini, peserta mengisi kembali kuesioner pengetahuan yang sama dengan tahap Prates.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Dokumentasi kegiatan tahap I

Pelaksanaan kegiatan dihadiri oleh Ibu Desa Atowatu sebagai perwakilan pemerintah, Bidan, dan para WUS. Pertemuan I pada tanggal 27 Oktober 2020 dimulai dengan tahap prates untuk pengisian kuesioner pengetahuan, dan penyampaian materi (Gambar 1/kiri), praktik dan demo pijat oksitosin (Gambar 1).

Gambar 2. Dokumentasi kegiatan tahap II

Tahap berukutnya dilaksanakan pada tanggal 4 November 2020 yaitu evaluasi kegiatan pada pertemuan I dengan membagikan kuesioner pascates (Gambar 2).

Grafik 1. Kategori pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan

Sesuai dengan rata-rata skor kuesioner pengetahuan (Grafik 1), terdapat peningkatan skor antara prates dan pascates oleh peserta setelah mengikuti rangkaian pendidikan kesehatan pijat oksitosin. Pelaksanaan kegiatan serupa juga mengkonfirmasi hal yang sama bahwa pengukuran pengetahuan mengalami peningkatas setelah diberikan pendidikan (Andini et al., 2021).

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, peserta diajarkan cara perawatan payudara dan pemijatan oksitosin untuk membantu meningkatkan produksi ASI. Sosialisasi dalam bentuk penyuluhan/pelatihan perawatan payudara dan pijat oksitosin dimaksudkan agar pengetahuan ibu meningkat, dan teknik pemijatan yang benar sehingga berdampak juga dalam peningkatan motivasi ibu untuk pemberian ASI eksklusif.

KESIMPULAN

Hasil yang telah dicapai pada saat terselenggaranya kegiatan ini adalah peningkatkan pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang efektivitas pijat oksitosin terhadap kelancaran pengeluaran ASI. Peningkatan pengetahuan setelah kegiatan diharapkan dapat meningkatkan cakupan ASI ekslusif sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan KIA.

References

Andini, L. F., M, Y. H., & Wijaya, P. B. (2021). Penyuluhan pijat oksitosin pada ibu menyusui di poskeskel yosorejo tahun 2018. Prosiding Penelitian Pendidikan Dan Pengabdian 2021, 1(1), 982–985.

Astutik, R. Y. (2017). Payudara dan Laktasi (2nd ed.). Salemba Medika.

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru (Revisi 2). Kementerian Kesehatan.

Saputri, I. N., Ginting, D. Y., & Zendato, I. C. (2019). Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi asi pada ibu postpartum. JURNAL KEBIDANAN KESTRA (JKK), 2(1), 68–73. https://doi.org/10.35451/jkk.v2i1.249

Saribu, H. J. D., & Pujiati, W. (2015). Pijat oksitosin dan perawatan payudara terhadap kelancaran pengeluaran asi pada ibu nifas. Medisains, 13(1). https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/900133

Tim SDKI 2017. (2018). Survei demografi dan Kesehatan Indonesia 2017: Kesehatan Reproduksi Remaja. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. https://archive.org/details/LaporanSDKI2017Remaja

World Health Organization. (2018). Enabling women to breastfeed through better policies and programmes. World Health Organization. https://www.who.int/publications/m/item/global-breastfeeding-scorecard-2018-enabling-women-to-breastfeed-through-better-policies-and-programmes

Wulandari, S. R., & Handayani, S. (2011). Asuhan kebidanan dan nifas. Gosyen Publishing.

Published

2021-11-29 — Updated on 2021-11-29

Versions

How to Cite

Naningsi, H., Khair Anwar, K., & Patongai, N. (2021). Health Education on Oxytocin Massage in Women of Childbearing Age. Jurnal Inovasi, Pemberdayaan Dan Pengabdian Masyarakat, 1(2), 45–48. https://doi.org/10.36990/jippm.v1i2.285

Citation Check

Funding data