Education on the Dangers of Drugs for Adolescents

Authors

  • Kumalasari Poltekkes Kemenkes Jakarta 1, Indonesia
  • Lestari Rahmah Poltekkes Kemenkes Medan, Indonesia
  • Yulina Dwi Hastuti Poltekkes Kemenkes Medan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36990/jippm.v2i1.484

Keywords:

Health education, Drug abuse, Adolescent

Abstract

Student are a valuable asset owned by the Indonesian people because it is a new hope and light for this country can became a developed contry and can competen and become one of the countries that influence civilization from various aspects of people’s live’s globally. The more widespread the phenomenon of browls between school students cause by small factors, to acts that fall into the category of seriouse criem whose effects can damage the order of the nation’s next generation. Drug abuse committed by high school students ranks the highest (61.9%) from all levels education. The high number of narcotics abuse among high school student has entered a critical stage, for that it is necessary to take preventive in the from of education. The method used in the community dedication through activity counselling for students at SMA IT Al Ulum Medan. The result obtained seen from the scores pre-test and post test 33,5% have less knowledge become 6% for have less knowledge danger abuse drug, with community dedication as a preventive to drug abuse or narcotics on teenage specially for students at SMA IT Al ulum Medan.

PENDAHULUAN

Pelajar SMA merupakan calon generasi penerus terwujudnya cita-cita luhur berdirinya sebuah Negara (state) yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD NRI 1945). Pelajar adalah aset berharga yang dimiliki oleh bangsa Indonesia karena merupakan harapan serta cahaya baru agar negara ini bisa menjadi sebuah negara yang maju dan dapat bersaing serta menjadi salah satu negara yang mempengaruhi peradaban dari berbagai aspek kehidupan masyarakat secara global. Akhir-akhir ini semua masyarakat mengetahui bahwa kenakalan yang dilakukan oleh pelajar SMA sudah semakin kompleks (Soeroso, 2001).

NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) yang istilah populernya dikenal oleh masyarakat dengan Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif yang merupakan suatu zat yang mewakili semua bahan yang dapat menyebabkan ketergantungan. Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, alat reproduksi dan penyakit menular seperti Hepatitis dan HIV/AIDS. Penyalahgunaan narkoba dapat pula menyebabkan gangguan jiwa seperti paranoid juga gangguan fungsi sosial (Kholik, S., Evi, R. M., 2014).

Kelompok usia remaja perlu mendapat perhatian khusus, termasuk dalam aspek kesehatan. Beberapa masalah utama remaja di Indonesia, di antaranya meliputi anemia dan penyalahgunaan obat, selain masalah kebugaran, kenakalan remaja, serta perilaku merokok dan obat-obatan terlarang (Soeroso, 2001). Tingginya risiko remaja terhadap penggunaan narkoba karena pada fase ini terjadi proses pencarian jati diri sehingga memicu perilaku atau dorongan originalitas untuk membuktikan eksistensinya sehingga rawan melakukan berbagai pelanggaran (Amanda, M. P., Humaedi, S. dan Santoso, 2017).

Ditinjau dari aspek kesehatan, menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas bermakna meningkatkan derajat kesehatan penduduk terutama pada usia dini dan remaja karena dalam beberapa dekade ke depan, kelompok usia inilah yang akan memegang peranan penting. Remaja, kelompok umur 10-18 tahun (perempuan) atau 12-20 tahun (laki-laki), merupakan fase transisi dalam siklus kehidupan, ketika terjadi perubahan-perubahan drastis—fisik maupun mental, yang akan menentukan fase-fase selanjutnya (Rahayu, 2017). Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2007-2011, di Indonesia jumlah kasus narkoba berdasarkan penggolongan jenis pemakaian napza tercatat ada 139.199 kasus. Tercatat 29.713 kasus terjadi di tahun 2011 dengan jumlah tersangka sebanyak 36.589 orang (Badan Narkotika Nasional., 2016).

METODE

Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah: Prates yang dilakukan pada saat pertama sekali tatap muka diruangan dengan siswa yang menjadi peserta penyuluhan. Jumlah peserta yang ikut pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah siswa yang ada di SMA IT Al Ulum Medan kelas XI. Jumlah soal terdiri dari 10 pertanyaan dengan bentuk jawaban multiple choice. Melakukan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan terlebih dahulu menanamkan prinsip bahwa Pemahaman tentang Narkoba adalah hal yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang mulai remaja maupun usia dewasa. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan alat bantu audiovisual berupa video dan gambar-gambar yang menampilkan tentang narkoba dan penyalahgunaannya. Pascates dilakukan setelah penyuluhan selesai dilaksanakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Figur 1. Dokumentasi pelaksanaan pendidikan kesehatan

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan terhadap 99 orang responden di SMA IT Al Ulum Medan (Figur 1).

Tabel 1. Kategori pengetahuan berdasarkan soal ujian

Berdasarkan hasil pre dan post test yang dilakukan didapati hasil adanya peningkatan pengetahuan siswa, hal ini bisa dilihat dari peningkatan kategori pengetahuan dan skor rata-rata yang diperoleh siswa. Sebelum di berikan penyuluhan (pre test) persentase pengetahuan yang kurang sebesar 33, 33 % dengan skor rata-rata adalah 3.5 setelah dilakukan penyuluhan menjadi 6,06 % dengan skor rata-rata 4 , untuk kategori pengetahuan cukup pada saat pre test persentasenya 57,57 % skor rata-rata 6, setelah dilakukan penyuluhan menjadi 73,73 % dengan skor rata-rata 7,5 dan pada kategori pengetahuan yang baik persentase yang didapat pada saat pre test 9,09 % dengan skor rata-rata 8 setelah diberikan penyuluhan (post test) didapat peningkatan persentase menjadi 20,20 % dan skor rata-rata menjadi 8,5 (Tabel 1).

Dengan adanya peningkatan persentasi dan nilai rata-rata dari pre test ke post test menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan tentang Narkoba dan Penyalahgunaanya pada remaja memiliki manfaat yang cukup besar terhadap perubahan pengetahuan peserta penyuluhan. Hal ini dikarenakan informasi yang selama ini kurang dapat dijangkau oleh siswa dapat di atasi dengan pemberian penyuluhan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, disamping itu keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Narkoba dan Penyalahgunaanya cukup besar terbukti selama penyuluhan siswa sangat aktif memberikan pertanyaan seputar dampak narkoba sehingga dengan diberikannya penyuluhan informasi atau pesan – pesan kesehatan mengenai narkoba dapat diterima dengan baik.

Pada kegiatan ini juga masih terdapat tingkat pengetahuan tentang narkoba yang rendah, masih ada siswa yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan seseorang dan tergantung pada ingatan seseorang pada saat pengisian kuesioner. Suciati (2001) berpendapat bahwa tingkat pengetahuan berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual yang paling sederhana, yaitu mengingat, sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah yang menuntut individu untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut melalui informasi dan ilmu pengetahuan. Hasil akhir akan terlihat dari skor yang diperoleh oleh peserta penyuluhan.

Pengetahuan tentang narkoba dan penyalahgunaannya harus diketahui siswa sejak dini mengingat saat ini banyak kasus penyalahgunaan narkoba yang terjadi tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada remaja sehingga pemerintah mencanangkan program penanggulangan atau rehabilitasi bagi orang yang terdeteksi menggunakan atau kecanduan narkoba, sayangnya program ini belum dimanfaatkan dengan baik karena masih banyak orang yang kecanduan tidak mau direhabilitasi. Karena itu peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang narkoba dan penyalahgunaannya melalui penyuluhan harus sering dilaksanakan.

Notoadmodjo (2007) mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Menurut Notoadmojo pengetahuan tersebut bisa didapat melalui panca indra manusia,yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan hasil dari apa yang didapatkan secara formal maupun informal. Pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan remaja. Kurangnya pengetahuan remaja tentang narkoba dan penyalahgunaanya juga bisa disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan oleh remaja tersebut. Informasi yang ada saat ini belum sepenuhnya dapat diserap dan dipahami oleh remaja, meskipun akses telekomunikasi sudah ada tetapi penggunaannya tidak maksimal untuk hal-hal yang berkaitan dengan edukasi, hal ini akan menjadi lebih sulit apabila remaja lebih mengutamakan menggunakan akses telekomunikasi kehal-hal yang sifatnya hiburan dibanding dengan informasi ilmu pengetahuan, sehingga masih ada remaja yang belum mengetahui apa itu narkoba dan penyalahgunaannya, remaja harus memiliki pedoman dalam hidup bahwa pencegahan lebih baik dari pada pengobatan.

KESIMPULAN

Edukasi bahaya narkoba pada remaja meningkatkan pengetahuan peserta tentang bahaya Narkoba.

Implikasi

Telah dilakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat berupa penyuluhan tentang bahaya Narkoba pada SMA IT Al-ulum Medan pada tahun 2019, sebagai upaya dalam peningkatan pengetahuan bahaya narkoba sehingga di harapkan dapat menurunkan bahkan sebagai pencegahan terhadap penggunaan Narkoba pada Remaja.

Published

2022-05-31

How to Cite

Kumalasari, K., Rahmah, L., & Hastuti, Y. D. (2022). Education on the Dangers of Drugs for Adolescents. Jurnal Inovasi, Pemberdayaan Dan Pengabdian Masyarakat, 2(1), 18–22. https://doi.org/10.36990/jippm.v2i1.484

Issue

Section

Articles

Citation Check