Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami terhadap Akseptor Implan Lebih Rendah dibandingkan dengan Suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang
Keywords:
Knowldege, Husband's support, Implant acceptorsAbstract
Background The importance of husband's knowledge and support in choosing implant contraceptives because involving husbands in the decision-making process for long-term contraceptive methods, especially implants can strengthen communication and respect each other's needs. Purpose of writing: to find out that the husband's knowledge and support for implant acceptors is lower than that of family planning injections at the Kemiri Health Center, Tangerang Regency. Research Methods: The sample size in this study used a total side, namely 90 women receiving injections at the Kemiri Public Health Center, Tangerang Regency, which were taken using non-probability sampling with side purposive method. Husband's knowledge and support is measured using a questionnaire. The data analysis used was univariate and bivariate analysis using the chi square test using the SPSS statistical program. The results of the Chi-square study obtained a significance value of 0.130, because the p-value > ? (p-value <0.05), it can be concluded that there is no relationship between knowledge of implant acceptors, which is lower than that of family planning injections at the Kemiri Public Health Center, Tangerang Regency, and there is a relationship between husband support for implant acceptors, which is lower than that of family planning injections at the Kemiri Health Center, Tangerang Regency using Chi-square, a significance value of 0.000, because p-value < ? (p-value <0.05)Conclusions and Suggestions: it is hoped that it will be necessary to cooperate with other midwifery teams in providing information not only to family planning acceptors but it is better to involve husbands in conveying family planning programs by providing knowledge of long-term contraceptive methods, one of which is implant contraception.
PENDAHULUAN
KB merupakan singkatan dari keluarga berencana yang merujuk pada upaya untuk mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran dengan cara yang bertanggung jawab. KB dilakukan berbagai metode kontrasepsi yang tersedia, seperti pil, kondom, IUD, suntik, implant, MOP dan MOW. Tujuan dari KB adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga serta masyarakat secara umum dengan mengurangi angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kesempatan pendidikan dan kesejahteraan ekonomi keluarga, serta memperbiki kualitas hidup dan lingkungan.( BKKBN, 2015)
Berdasarkan WHO, 2021 hanya sekitar 3% dari total pengguna kontrasepsi dinegara-negara berkembang yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang seperti implant, IUD, MOP dan MOW, sedangkan metode kontrasepsi jangka pendek seperti suntik KB sekitar 20 % pengguna kontrasepsi Data tersebut menjadi dasark bahwa metode kontrasepi jangka panjang seperti implant masih sangat kurang dibandingkan dengan kontrasepsi suntik.
Menurut data badan pusat stattistik (BPS) di Indonesia tahun 2020 hanya sekitar 0,4% dari total pengguna kontrasepsi di Indonesia yang menggunakan implant sebagai metode kontrasepsi. Rendahnya pengguna implant di Indonesia bias disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya edukasi dan kesadaran mengenaik manfaat dan keamanan implant sebagai metode kontrasepsi, biaya yang lebih tinggi disbanding dengan metode kontrasepsi jangka pendek seperti suntik KB.
Survey awal dilakukan di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang di dapatkan data akseptor KB mayoritas memilih kontrasepsi suntik KB. peneliti mencoba menggali pengetahuan akseptor KB suntik dengan cara wawancara tentang seputar KB Implan ditemukan bahwa kurangnya pengetahuan akseptor KB terhadap penggunaan kontrasepsi implant. Selain itu ada juga ditemukan akseptor KB yang sudah mengetahui tentang implant namun tetap memilih kontrasepsi suntik di sebbakan kurang atau tidak di support oleh keluarga dengan banyak informasi dengan alat implant jenis kontrasepsi yang memiliki harga yang tinggi sehingga suami tidak mendukung hal tersebut.
Berdasarkan data survey awal yang di temukan pada Puseksmas kemiri kabupaten Tangerang, peneliti tertarik ingin menggali lebih mendalam dengan beberapa yang berkaita dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi implant tersebut. Fokus peneliti dalam peneliti saat ini yaitu menilai berdasarkan pengetahuan dan dukungan suami sehingga judul penelitian saat ini yaitu “Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Terhadap Akseptor Implan Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang.
METODE
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Terhadap Akseptor Implan Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang selama bulan April-Mei 2023. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan dukungan suami dan variabel dependennya adalah Akseptor Implan Lebih Rendah Di Bandingkan Dengan Suntik KB. Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan total samping yaitu 90 ibu akseptor KB suntik Di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang. Pengetahuan dan dukungan suami diukur menggunakan Kuesioner . Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square menggunakan program statistik SPSS
HASIL
Karakteristik Responden | Jumlah (n) | Prosentase (%) |
---|---|---|
Umur (tahun) | ||
<21 | 2 | 2,2 |
21-35 | 63 | 70 |
>35 | 25 | 27,8 |
Pendidikan | ||
Pendidikan Dasar (SD & SMP) | 57 | 63,3 |
Pendidikan Menengah Atas | 31 | 34,4 |
Pendidikan Tinggi (D3/S1) | 2 | 2,2 |
Pekerjaan | ||
IRT | 83 | 92,2 |
Pegawai | 7 | 7,8 |
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupate Tangerang mayoritas usia 21-35 tahun sebanyak 63 responden (70%). Mayoritas pendidikan rendah (SD atau SMP) sebanyak 57 responden (63,3%), Mayoritas pekejaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 83 responden (92,2%).
Pengetahuan | Jumlah (n) | Prosentase (%) |
---|---|---|
Baik | 20 | 22,2 |
Cukup | 52 | 57,8 |
Kurang | 18 | 20,0 |
Total | 90 | 100 |
Pada Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 52 responden (57,8%). Lalu berpengetahuan baik sebanyak 20 responden (22,2%) dan berpengetahuan kurang 18 responden (20,0%).
Dukungan Suami | Jumlah (n) | Prosentase (%) |
---|---|---|
Ada dukungan Suami | 40 | 15,2 |
Tidak Ada Dukungan Suami | 50 | 84,8 |
Total | 90 | 100 |
Pada Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupate Tangerang mayoritas tidak ada dukungan suami sebanyak 50 responden (84,8 %). Kemudia adanya dukungan suami sebanyak 40 responden (15,2%).
Penggunaan Kontrasepsi Implan | Jumlah (n) | Prosentase (%) |
---|---|---|
Menggunakan Implan | 32 | 35,6 |
Tidak Menggunakan Implan | 58 | 64,4 |
Total | 90 | 100 |
Pada Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa dari 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang mayoritas tidak menggunakan kontrasepsi implan sebanyak 58 responden (64,4%). Kemudian menggunakan implani sebanyak 32 responden (35,6%).
Pengetahuan | Penggunaan Kontrasepsi Implan | Asymp.sign (2-sided) | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Menggunakanan | Tidak Menggunakan | Total | |||||
n | % | n | % | n | % | 0,130 | |
Baik | 5 | 5,6 | 15 | 16,7 | 20 | 22,2 | |
Cukup | 23 | 25,6 | 29 | 32,2 | 52 | 57,8 | |
Kurang | 4 | 4,4 | 14 | 15,6 | 18 | 20,0 | |
Total | 7 | 35,6 | 39 | 64,4 | 90 | 100 |
Hasil analisis menggunakan Chi-square didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,130, karena p-value > ? (p-value<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan terhadap akseptor implanlebih rendah dibandingkan dengan suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang.
Dukungan Suami | Penggunaan Kontrasepsi Implan | Asymp.sign (2-sided) | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Menggunakanan | Tidak Menggunakan | Total | |||||
n | % | n | % | n | % | 0,000 | |
Ada Dukungan | 32 | 35,6 | 8 | 8,9 | 40 | 44,4 | |
Tidak Ada Dukungan | 0 | 0 | 50 | 55,6 | 50 | 55,6 | |
Total | 7 | 35,6 | 39 | 64,4 | 90 | 100 |
Hasil analisis menggunakan Chi-square didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000, karena p-value < ? (p-value<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan suami terhadap akseptor implant lebih rendah dibandingkan dengan suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang.
PEMBAHASAN
Gambaran Hasil Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Implan Pada Akseptor KB Di PusKesmas Kemiri Kabupaten Tangerang
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 52 responden (57,8%). Lalu berpengetahuan baik sebanyak 20 responden (22,2%) dan berpengetahuan kurang 18 responden (20,0%).
Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai pemahaman dan kesadaran yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman, studi atau informasi yang diterima. Hal ini mencakup kumpulan fakta, konsep, ide dan prinsip – prinsip yang memungkin individu untuk memahami. Pengetahuan dapat bersifat objektif atau subjektif, tergantung pada sumber informasi dan perspektif individu yang memperolehnya. Objektif berarti pengetahuan yang di dasarkan pada kenyataan yang dapat diverivikasi dan di uji empiris, semenara subjektif merujuk pada pengetahuan yang dipengaruhi oleh kepercayaan, nilai-nilai dan pengalaman diri. Yunik Windarti , (2020).
Selain itu ada juga pendapat Mularsih, S., et al (2018). yang menjelaskan pengetahuan seseorang dapat di dasari oleh berbagai faktor yang meliputi pengalaman pribadi, pendidikan formal, lingkungan sosial, dan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber eksternal. Pengalaman pribadi adalah salah satu sumber utama pngetahuan individu, dimana di dapatkan melalui interaksi lanngsung dan situasi yang di hadapi sehari-hari.
Gambaran Hasil Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Tentang Implan Pada Akseptor KB Di PusKesmas Kemiri Kabupaten Tangerang
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang mayoritas tidak ada dukungan suami sebanyak 50 responden (84,8 %). Kemudian adanya dukungan suami sebanyak 40 responden (15,2%).
Menurut Harahap, et al (2019). dukungan suami mengacu pada peran dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam memberikan dukungan emosional, fisik dan sosial kepada pasangannya. Dukungan ini melibatkan kesediaan suami untuk mendengarkan, memahami dan menghormati kebutuhan dan keinginan pasangannya.
Selain itu ada juga menurut Sulastri, S. (2013). dukungan suami berarti suami mendukung keputusan yang dibuat bersama-sama dengan istri, dengan memperhatikan dan menghormati perspektif dan kebutuhan pasangannya. Dukungan suami tidak berarti memengang kendali penuh dalam pengambilan keputusan, tetapi suami sebagai mitra yang terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan bersama.
Berdasarkan teori dan pendapat sebelumnya yang menjelaskan dukungan suami yang mana tindakan yang dilakukan oleh seseorang khusunya suami yang mana saling memahami dan menghormati kebutuhan dan keinginan pasangan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam hubungan yang sehat suami dan istri bekerja sama sebagai tim yang saling melengkapi. Dukungan suami tidak berarti dominasi atau kontrol tetapi merupakan upaya untuk menciiptakan hubungan yang saling menghormati, adil dan seimbang. Dengan adanya dukungan suami, pasangan dapat merasa saling mendukung dan memiliki rasa kepercayaan satu samalain dalam pengambilan keputusan sehingga memperkuat ikatan dan kebahagiaan dalam hubungan suami istri.
DIlihat dari hasil penelitian ini di temukan bahwa mayoritas tidak ada dukungan suami. Menurut peneliti kurang dukungan yang di dapatkan dapat disebabkan suami yang kurang pemahaman tentang kontrasepsi implant, selain itu adanya keyakinan atau nilai-nilai budaya yang menentang yang mana, maka sangat diperlukan adanya pengetahuan terhadap suami sehingga suami dan istri saling mengetahui apa yang akan di lakukan sehingga dengan sama- sama mengetahui akan terjalin komunikasi efektif sehingga pengambilan keputusan secara bersama akan dapat ditentukan secara bersama- sama.
Gambaran Hasil Distribusi Frekuensi Penggunaan Akseptor KB Implan Pada Akseptor KB Di PusKesmas Kemiri Kabupaten Tangerang
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang mayoritas tidak menggunakan kontrasepsi implan sebanyak 58 responden (64,4%). Kemudian menggunakan implani sebanyak 32 responden (35,6%)
Menurut Sugiana, E., et al (2021). menjelaskan bahwa penggunaan akseptor KB implan adalah salah satu metode kontrasepsi jenis hormonal dengan metode jangka panjang. Kontasepsi implan merupakan suatu alat kecil berbentuk tabung atau batang yang ditanam dibawah kulit lengan atas wanita. Alat ini mengandung hormon progesteron yang dilepaskan secara perlahan ke dalam tubuh untuk mencegah kehamilan. Adapun keuntungan utama penggunaan akseptor KB implan adalah keefektifan dalam mencegah kehamilan dengan tingka kegagalan sangat rendah. Implan KB juga dapat memberikan perlindungan kontrasepsi berlangsung selama beberapa tahun, tergantung pada jenis implan yang digunakan.
Pada penlitian ini ditemukan mayoritas akseptor KB tidak menggunakan implan. Menrut asumsi peneliti tingkat akseptor implan yang lebih rendah disebabkan kenyamanan penggunaanya yang mana implan dalam tindakan pemasangan yang di tanamkan dalam kulit yang mana dalam pemasangan yang meraa takut akan hal tersebut. Kemudian adanya kekhawatiran terkait efek samping dan risiko yang akan terjadi jika dilakukan pemasangan implan, yang mana implan jenis metode jangka panjang sehingga adanya kekhawatiran dalam kolplikasi atau infeksi di lokasi pemasangan implan tersebut.
Pembahasan Analisa Bivariat
Hubungan Pengetahuan Terhadap Akseptor Implan Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang
Hasil analisis menggunakan Chi-square didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,130, karena p-value > ? (p-value<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan terhadap akseptor implant lebih rendah dibandingkan dengan suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang. Hasil penelitian ini tidak senada dengan Baroh & Windarti (2018) menjelaskan semakin baik pengetahuan seseorang maka kesadaran untuk memperoleh pelayanan kesehatan termasuk kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi akan semakin meningkat.
Menuurt asumsi peneliti tidak adanya kesamaan di sebabkan adanya zaman di era saat ini dalam pengetahuan dapat ditemukan diberbagai akses media sosial salah satunya yiutube. Hal ini di buktikan melalui penelitian Arham, M. (2020) yang menjelaskan YouTube adalah sebuah situs website media sharing video online terbesar dan paling populer di dunia internet. Saat ini pengguna youtube tersebar di seluruh dunia dari berbagai kalangan usia, dari tingkat anak-anak sampai dewasa. Para pengguna youtube dapat mengupload video, search video, menonton video, diskusi/tanya jawab tentang video dan sekaligus berbagi klip video secara gratis. Setiap hari ada jutaan orang yang mengakses youtube sehingga tidak salah jika Youtube sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Serta saat ini para pengguna youtube banyak yang mengupload vidio tentang pelajaran dan banyak pendidik yang juga menyediakan vidio tentang pembelajaran sehingga tidak salah jika youtube menjadi media pembelajaran bagi peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian tidak ada kesamaan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi dengan perilaku seseorang yang mana menurut asusmi peneliti keputusan untuk menggunkan implant kontrasepsi atau tidak merupakan pilihan pribadi yang dipengaruhi keyakinan. Pendapat peneliti di dukung oleh peneliti Dewi Harahap & Saragih, (2020).yang menjelaskan Berdasarkan data tersebut dapat dievaluasi bahwa adanya pemahaman dari sisi Agama dengan doktrin tertentu sehingga wanita usia subur tidak ingin menggunakan alat kontrasepsi implant tentang alat kontrasepsi implant yang di masukkan ke dalam tubuh. Salah satu alasan terjadinya kondisi tersebut karena kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang manfaat alat kontrasepsi implant.
Hubungan Dukungan Suami Terhadap Akseptor Implan Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang
Hasil analisis menggunakan Chi-square didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000, karena p-value < ? (p-value<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan suami terhadap akseptor implant lebih rendah dibandingkan dengan suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Oktavianah, et al. (2023). Dukungan suami menjadi salah motivasi ibu dalam pemelihan kontrasepsi. Keadaan ideal bahwa suami istri harus bersama memilih metode kontrasepsi yang terbaik, saling bekerjasama dalam pemakaian, membayar biaya pengeluaran untuk kontrasepsi dan memperhatikan tanda bahaya pemakaian. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pemilihan KB implan sebagian besar akseptor tidak memilih KB implan sejumlah 29 (58%).
Banyak perempuan yang kesulitan dalam memilih alat kontrasepsi yang harusnya digunakam, hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga karena ketidaktahuan mereka tentang persyaratan kemananan metode kontrasepsi serta kurangnya dukungan dari pasangan sehingga mereka ragu untuk menggunakan kontrasepsi (Marmi, 2016).
Dukungan suami adalah proses yang terjadi sepanjang hidup, dimana sumber dan jenis dukungan keluarga berpengaruh terhadap tahap lingkaran kehidupan keluarga. Dukungan suami kepada ibu mencakup dimensi interaksi yaitu timbal balik (kebiasaan dan frekuensi hubungan timbal balik), nasihat/umpan balik (kuantitas/ kualitas komunikasi) dan keterlibatan emosional (meningkatkan intimasi dan kepercayaan) antara suami dengan istri (Friedman, 2014)
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang mana memiliki kesamaan dengan penelitian saat ini yang memiliki hubungan dukungan suami dengan melakukan pemakaian kontrasepsi implant, maka peneliti berasumsi dukungan suami memiliki peran yang sangat penting dalam mengubah perilaku terkait pemilihan kontrasepsi implant. Ketika suami mendukung dan terlibat aktif dalam keputusan kontrasepsi, itu dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perubahan perilaku dan penggunaan implant.
Maka dari itu dalam penelitian dapat di simpulkan agar tercapainya adanya dukungan suami perlu terlibatnya suami saat memberikan edukasi tentang kontrasepsi implant sehingga suami dan istri sama- sama mengetahui tentang kontrasepsi implant yang mana dengan cara ini dapat saling mendukung dalam hal poitif untuk kesejahteraan keluarga.
KESIMPULAN
- 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang mayoritas usia 21-35 tahun sebanyak 63 responden (70%). Mayoritas pendidikan rendah (SD atau SMP) sebanyak 57 responden (63,3%), Mayoritas pekejaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 83 responden (92,2%).
- 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 52 responden (57,8%). Lalu berpengetahuan baik sebanyak 20 responden (22,2%) dan berpengetahuan kurang 18 responden (20,0%)
- 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupate Tangerang mayoritas tidak ada dukungan suami sebanyak 50 responden (84,8 %). Kemudia adanya dukungan suami sebanyak 40 responden (15,2%)
- 90 responden akseptor KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang mayoritas tidak menggunakan kontrasepsi implan sebanyak 58 responden (64,4%). Kemudian menggunakan implani sebanyak 32 responden (35,6%)
- Hasil analisis menggunakan Chi-square didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,130, karena p-value > ? (p-value<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan terhadap akseptor implant lebih rendah dibandingkan dengan suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang.
- Hasil analisis menggunakan Chi-square didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000, karena p-value < ? (p-value<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan suami terhadap akseptor implant lebih rendah dibandingkan dengan suntik KB di Puskesmas Kemiri Kabupaten Tangerang
DAFTAR PUSTAKA
Assalis, H. (2015). Hubungan Sosial Budaya Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi.
Bangun, S. (2017). PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IMPLAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN JOHOR PANGKALAN MASYUR TAHUN 2017.
Barroh Thoyyib, T., & Windarti, Y. (2018). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Implant Dengan Pemakaian Kontrasepsi Implant Pada Akseptor Di Bps Ny. Hj. Farohah Desa Dukun Gresik. Journal of Health Sciences, 8(1). https://doi.org/10.33086/jhs.v8i1.211
Erna Yuliarti*, Syarifah Ismed, Turyani . (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Dana Mulya Kabupaten Banyuasin Tahun 2021. 22(1), 422–426. https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i1.1844
Harahap, Y. W., Hairani, N., & Dewi, S. S. S. (2019). Hubungan dukungan suami dan umur akseptor kb dengan pemakaian metode kontrasepsi IUD. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 4(2), 29–36. https://jurnal.stikes-aufa.ac.id/index.php/health/article/view/144/103
Ilmu, J., Masyarakat, K., Di, I., Parit, D., Indralaya, K., Indralaya, K., Kabupaten, U., & Ilir, O. (2010). KABUPATEN OGAN ILIR THE FACTORS WHICH WERE RELATED WITH IMPLANT USAGE IN DESA PARIT. 1(01), 80–86.
K., Dewi Harahap, F. S., & Saragih, R. (2020). Perspektif Agama Islam Dan Kesehatan Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi (Akjp) Implant Di BPM Keluarga Sehat Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh Tahun 2019. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 6(2), 1000. https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.1086
Kurniawan, D., & Pertiwi, F. D. (2021). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Implan Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Katulampa Kota Bogor Tahun 20194(3), 199–207.
Mularsih, S., Munawaroh, L., & Elliana, D. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Usia Subur (Pus) Di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Jurnal Kebidanan, 7(2), 144. https://doi.org/10.26714/jk.7.2.2018.144-154
Nur Sholichah, U. L. (2022). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan KB Implant Di Puskesmas Seborokrapy. 2, 29–36.
Peni, W. O. M. (2016). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Skripsi, 31.
Septianingrum, Y., Wardani, E. M., & Kartini, Y. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingginya Akseptor KB Suntik 3 Bulan. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 5(1), 015–019. https://doi.org/10.26699/jnk.v5i1.art.p015-019
Sugiana, E., Hamid, S. A., & Sari, E. P. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi Implant. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1), 372. https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i1.1142
Widyarni, A. . (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Penggunaankb Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Mkjp) Di Wilayah Kerja Puskesmas Paramasan Kabupaten Banjar, Martapura. Journal of Midwifery and Reproduction, 2(1), 1. https://doi.org/10.35747/jmr.v2i1.322
Yunik Windarti , (2020) Pengaruh Pengetahuan Akseptor Dengan Pemilihan Kontrasepsi Implan. https://journal2.unusa.ac.id/index.php/JHS/article/view/193/176
Sulastri, S. (2013). Hubungan dukungan suami dengan minat ibu dalam pemakaian kontrasepsi iud di bergas. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran, 2–7.
Novita, Y., Qurniasih, N., Fauziah, N. A., & Pratiwi, A. R. (2020). Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada WUS Di Desa Wates Selatan Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2020. Jurnal Maternitas, 1(3), 172–181.
Oktavianah, S. O., Sulistiyaningsih, S. H., & Juhariyah, A. S. (2023). Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Implan pada Wanita Usia Subur. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 5(2), 515–528. https://doi.org/10.37287/jppp.v5i2.1492
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2023 Dini Herlina, Olivia Nency (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the works authorship and initial publication in this journal and able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book).