Terimakasih atas kepercayaan anda kepada Penerbit Poltekkes Kemenkes Kendari. Kami menutup sementara Sistem Penerimaan Naskah (submission) hingga 03 Januari 2024. Anda dapat melakukan konsultasi penyiapan naskah anda untuk terbit pada edisi tahun 2024, melalui pos elektronik: editorial.jurnaldanhakcipta@poltekkes-kdi.ac.id.
Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Suplemen Jurnal
Diterbitkan: 2023-10-12

Pengaruh Jumlah Hari Perawatan Terhadap Peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR) Di Rumah Sakit EMC Cikarang

Politeknik Piksi Ganesha
Politeknik Piksi Ganesha
Politeknik Piksi Ganesha
Bed occupancy rate Jumlah hari perawatan

Lisensi

Cara Mengutip

Herdiana, I., Natanael, R., & Gunawan, E. (2023). Pengaruh Jumlah Hari Perawatan Terhadap Peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR) Di Rumah Sakit EMC Cikarang. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), e1057. Diambil dari https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/1057

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah hari perawatan terhadap peningkatan BOR Di Rumah Sakit EMC Cikarang. Penelitian dilakukan dengan metode explanatori dengan pendekatan kuantitatif.Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan studi pustaka tentang hubungan antara jumlah hari perawatan dengan peningkatan BOR. Dari hasil penelitian Uji Regresi Linier Sederhana didapati Variabel X memiliki pengaruh terhadap Variabel Y sebesar 70% dengan persamaan regresi 0,69% dapat diartikan bahwa setiap kenaikan 1 harga Jumlah Hari Perawatan  Maka akan bertamba nilai Bed Occupancy Rate(BOR)  sebesar 0,714% dan hasil untuk Uji Koefisien Kolerasi sebesar 0,84 maka artinya Jumlah Hari Perawatan  dan Peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR)  memiliki hubungan linier sempurna langsung dan tingkat hubungan yang sangat kuat. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemui  permasalahan diantaranya: Adanya perbedaan jumlah pasien setiap bulan yang berpengaruh terhadap hari perawatan . perbedaan pasien setiap bulan ini dikarenakan banyaknya penyakit kejadian kasus luar biasa sehingga deperlukan perawatan rawat inap di Rumah Sakit EMC Cikarang. Adapun saran yang diberikan penulis untuk mengatasi masalah ini adalah: (1).Dinas kesehatan terkait dan pihak rumah sakit bekerjasama mengaplikasikan dan melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan minimal 3 kali dalam satu minggu agar masyarakat mengetahui dan paham terhadap kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya.(2). Menambah jumlah tempat tidur untuk mengantisipasi kenaikan nilai bed occupancy rate (BOR) yang lebih signifikan di tahun selanjutnya.

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, menuntut sarana pelayanan kesehatan memberikan pelayanan yang bermutu.masyarakat yang sehat baik fisik maupun mental akan berperan penting dalam jalanya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah dituntut mampu untuk menciptakan suatu system pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas. Salah satu pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit.

Rumah Sakit merupakan institusi yang bergerak dibidang sosial serta kemanusiaan. Dimana Rumah Sakit akan member jasa pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dengan tidak membedakan suku bangsa, agama, status sosial dan ras. Seperti dalam Undang –UndangNomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang menyatakan Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan pancasila dan didasarkan kepa dan nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien,serta mempunyai fungsi sosial.

Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin. Dalam upaya peningkatan mutu dan efisiensi pelayanan di Rumah Sakit, perlu adanya dukungan dari berbagai factor yang terkait. Salah satu yang ikut mendukung keberhasilan upaya tersebut adalah terlaksananya penyelenggaraan Rekam Medis yang baik sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Rumah Sakit dalam menyediakan kualitas informasi kesehatan yang baik tidak akan terwujud tanpa adanya penyelenggaraan Rekam Medis yang baik pula. Sesuai dengan isi dari Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 5, tentang Rekam Medis yang menjelaskan bahwa “setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokterannya wajib membuat Rekam Medis”. Penyelenggara rekam medis dimulai dari diterimanya pasien Rumah Sakit , diteruskan dengan melakukan kegiatan pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit hingga dilakukanya penanganan berkas meliputi pengelolaan Rekam Medis, penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluanlainya. Di dalam penyelenggaraanya, Rekam Medis terdapat berbagai macam jenis kegiatan, dan salah satu kegiatan yang paling penting dalam pengolahan Rekam Medis adalah proses pelaporan Rumah Sakit.

Pelaporan RumahSakit yang meliputi laporan intern dan laporan ekstern merupakan suatu alat oraganisasi yang bertujuan untuk menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat. Rumah sakit dapat melihat serta menilai tingkat efisiensi pengelolaan Rumah Sakit dari hasil data Rekapitulasi dan Statistik yang dilaksanakan pada setiap periodenya.

Pengertian statistic menurut UU RI No. 16 Tahun 1997, pasal 1 poin 1 statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis serta sebagai sitem yang mengatur keterkaitan antara unsure dalam penyelenggaraan statistik.

Statistic  rumah sakit yaitu statistic yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit.Statistic rawat inap , yang digunakan untuk memantau kegiatan yang ada di rawatinap, yang digunakan untuk perencanaan atau pelaporan kepada instalasi. Salah satu indikator unit rawat inap untuk menilai efisiensi pelayanan kesehatan rawat inap yaitu BOR (Bed Occupancy Ratio) yang merupakan angka yang menunjukkan presentase penggunaan tempat tidur pasien pada periode tertentu  di rumah sakit. Berdasarkan Barber Johnsons tandar ideal efisiensi BOR adalah 75%-85% per tahun.

Bed Occupancy Ratio atau BOR merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit, perhitungannya adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu, sehingga dapat diketahui gambaran penggunaan tempat tidur di rumah sakit tersebut dalam kurun waktu tertentu. Angka BOR rumah sakit dapat meningkat dan menurun, angka ini berbanding lurus dengan penggunaan tempat tidur di rumah sakit. Sensus harian rawat inap digunakan untuk mengetahui tinggkat penggunaan tempat tidur (BOR), untuk mengetahui jumlah pasien masuk, jumlah pasien keluar, jumlah pasien pindahan, jumlah pasien dipindahkan dan jumlah pasien meninggal di rumah sakit (jumlah hari perawatan). Harian perawatan dihitung dengan cara mengambil data dalam formulir sensus harian rawat inap (SHRI). Sensus harian rawat inap adalah kegiatan pencacahan atau perhitungan pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat inap sensus harian berisi tentang mutasi keluar masuk pasien selama 24jam mulai dari pukul 00.00 s/d 24.00. tujuannya adalah untuk mengetahui memperoleh informasi semua pasien yang masuk dan keluar rumah sakit selama 24 jam.

Nilai indicator efisiensi pelayanan di rumah sakit RS EMC Cikarang masih mengalami naik turun yaitu pada tahun 2021 pada bulan Januari BOR 79,96%, Febuari BOR 98,78%, Maret 85,77%, April 90,33%, Mei 91,78%, Juni 88,58, Juli 83,65%, Agustus 80,51%, September 79,22%, Oktober 76,53%, November 83,77%, Desember 81,95%.

Pada tahun 2022 pada bulan Januari BOR 73,42%, Febuari BOR 59,89%, Maret 65,85%, April 72,04%, Mei 64,14%, Juni 64,23, Juli 65,93%, Agustus73,84%, September 77,10%, Oktober 77,11%, November 81,40%, Desember 79,31%.

METODE

Menurut sugiyono (2008:3) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid yang mempunyai tujuan tertentu yaitu dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan sehingga data yang diperoleh tersebut dapat digunakan untuk memahami  atau memperjelas suatu masalah serta mengantisipasi agar masalah tersebut tidak terjadi.Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, metode yang digunakan oleh penulis yaitu metode penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif .

Menurut (Sugiyono, 2013), penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya mengedarkan kuisioner, test, wawancara dan sebagainya. Menurut sugiyono (Sugiyono, 2013) pendekatan kuantitatif ialah pendekatan dengan pengumpulan data menggunakan instrument penelitian dengan analisis bersifat statistic yang memiliki tujuan menguji hipotesa yang telah ditetapkan serta hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti bersifat kausal.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan studi penelahan kasus (case Study). Subjek penelitian adalah 2 petugas pelaporan data yaitu perekam medis, 2 petugas sensus harian rawat inap (SHRI) yaitu perawat bangsal, dan kepala instalasi rekam medis sebagaitriangulasi sumber. Objek penelitian adalah Grafik Barber Johnson Rumah Sakit EMC Cikarang Tahun 2021-2022. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Instrumen dan alat dalam pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, check list observasi, alat tulis, alat perekam, dan kalkulator.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan  Jumlah Hari Perawatan Tahun 2021-2022 Di   RS EMC Cikarang

Tahun Bulan Jumlah hari perawatan Peningkatan dan penurunan jumlah hari perawatan
2021 Januari 4536 11,3
Febuari 5242 13,47
Maret 4866 7,73
April 4905 0,80
Mei 5150 4,76
Juni 5129 0,41
Juli 5005 2,48
Agustus 5316 5,85
September 5300 0,30
Oktober 5267 0,63
November 5579 5,59
Desember 5640 1,08
2022 Januari 5053 11,62
Febuari 3856 31,04
Maret 4532 14,92
April 4798 5,54
Mei 4414 8,70
Juni 4278 3,18
Juli 4538 5,73
Agustus 5082 10,70
September 5135 1,03
Oktober 5307 3,24
November 5421 2,10
Desember 5458 0,68
Table 1. Data Presentase Jumlah Hari Perawatan

Pada tahun 2021  pada bulan Januari presentase Jumlah Hari Perawatan 11,3% , sedangkan pada bulan Febuari mengalami kenaikan menjadi 13,47%,  pada bulan Maret mengalami penurunan menjadi 7,73%, sedangkan pada bulan april mengalami penurunan lagi  menjadi 0,80%, pada bulan Mei mengalami kenaikan menjadi 4,76%, sedangkan pada bulan Juni mengalami penurunan menjadi 0,41%,  pada bulan Juli mengalami kenaikan menjadi 2,48%, sedangkan pada bulan Agustus mengalami kenaikan lagi menjadi 5,85, pada bulan September mengalami penurunan menjadi 0,30%, sedangkan pada bulan Oktober mengalami kenaikan menjadi 0,63%, pada bulan November mengalami kenaikan lagi menjadi 5,59%, sedangkan pada bulan Desember mengalami penurunan menjadi 1,08%.

Pada tahun 2022 pada bulan Januari presentase Jumlah Hari Perawatan 11,62%, sedangkan pada bulan Febuari mengalami kenaikan menjadi 31,04%, pada bulan Maret mengalami penurunan menjadi 14,92%, sedangkan pada bulan April mengalmi penurunan lagi menjadi 5,54%, pada bulan Mei mengalami kenaikan menjadi 8,70%, sedangkan pada bulan Juni mengalami penurunan menjadi3,18%, pada bulan Juli mengalami kenaikan menjadi 5,73%, sedangkan pada bulan Agustus mengalami kenaikan lagi menjadi 10,70%, pada bulan September mengalami penurunan menjadi 1,03%, sedangkan pada bulan Oktober mengalami kenaikan menjadi 3,24%, pada bulan November mengalami  penurunan menjadi 2,10%, sedangkan pada bulan Desember mengalami penurunan lagi menjadi 0,68%.

Pengolahan BOR Tahun 2021-2022 di RS EMC Cikarang

Tahun Bulan BOR Peningkatan dan penurunan BOR
2021 Januari 79.96 10,33
Febuari 98.78 19,05
Maret 85.77 15,17
April 90.33 5,05
Mei 91.78 1,58
Juni 88.58 3,61
Juli 83.65 5,89
Agustus 80.51 3,90
September 79.22 1,63
Oktober 76.53 3,51
November 83.77 8,64
Desember 81.95 2,22
2022 Januari 73.42 11,62
Febuari 59.89 22,59
Maret 65.85 9,05
April 72.04 8,59
Mei 64.14 12,32
Juni 64.23 0,14
Juli 65.94 2,59
Agustus 73.84 10,10
September 77.10 4,23
Oktober 77.11 0,01
November 81.40 5,27
Desember 79.31 2,64
Table 2. Data presentase BOR

Pada tahun 2021 pada bulan Januari presentase BOR  10,33%, sedangkan pada bulan Febuari mengalami kenaikan menjadi 19,05%, pada bulan Maret mengalami penurunan menjadi 15,17%, sedangkan pada bulan April mengalmi penurunan lagi menjadi 5,05%, pada bulan Mei mengalami penurunan menjadi 1,58%, sedangkan pada bulan Juni mengalami kenaikan menjadi 3,61%, pada bulan Juli mengalami kenaikan menjadi 5,89%, sedangkan pada bulan Agustus mengalami penurunan menjadi 3,90%, pada bulan September mengalami penurunan menjadi 1,63%, sedangkan pada bulan Oktober mengalami kenaikan menjadi 3,51%, pada bulan November mengalami  kenaikan  menjadi  8,64%, sedangkan pada bulan Desember mengalami penurunan lagi menjadi 2,22%,

Pada tahun 2022 pada bulan Januari presentase BOR 11,62%, sedangkan pada bulan Febuari mengalami kenaikan menjadi 22,59%, pada bulan Maret mengalami penurunan menjadi 9,05%, sedangkan pada bulan April mengalmi penurunan lagi menjadi 8,59%, pada bulan Mei mengalami kenaikan menjadi 12,32%, sedangkan pada bulan Juni mengalami penurunan menjadi 0,14%, pada bulan Juli mengalami kenaikan menjadi 2,59%, sedangkan pada bulan Agustus mengalami kenaikan lagi menjadi 10,70%, pada bulan September mengalami penurunan menjadi 4,23%, sedangkan pada bulan Oktober mengalami penurunan menjadi 0,01%, pada bulan November mengalami  kenaikan menjadi 5,27%, sedangkan pada bulan Desember mengalami penurunan  menjadi 2,64%.

Pengaruh Jumlah Hari Perawatan Terhadap Peningkatan BOR di RS EMC Cikarang

Tahun Bulan X Y X.Y X2 Y2
2021 1 11,3 10,33 116,83 127,92 106,71
2 13,47 19,05 256,60 181,44 362,90
3 7,73 15,17 117,26 59,75 230,13
4 0,80 5,05 4,04 0,64 25,50
5 4,76 1,58 7,52 22,66 2,50
6 0,41 3,61 1,48 0,17 13,03
7 2,48 5,89 14,61 6,16 34,69
8 5,85 3,90 22,81 34,22 15,21
9 0,30 1,63 0,49 0,09 2,67
10 0,63 3,51 2,21 0,40 12,32
11 5,59 8,64 48,30 31,25 74,65
12 1,08 2,22 2,40 1,17 4,93
2022 13 11,62 11,62 135,02 135,02 135,02
14 31,04 22,59 701,19 963,48 510,31
15 14,92 9,05 135,03 222,61 81,90
16 5,54 8,59 47,59 30,69 73,79
17 8,70 12,32 107,18 75,69 151,78
18 3,18 0,14 0,45 10,11 0,02
19 5,73 2,59 14,84 32,83 6,71
20 10,70 10,10 114,49 114,49 114,49
21 1,03 4,23 4,36 1,06 17,89
22 3,24 0,01 0,03 10,50 0,00
23 2,10 5,27 11,07 4,41 27,77
24 0,68 2,64 1,80 0,46 6,97
Jumlah 152,89 170,69 1.867,6 2.067,21 2.011,89
Table 3. Table Pembantu Kolerasi

Analisis Regresi Linier

Prediksi seberapa besar nilai variabel depemdent jika nilai variabel independent dirubah:

Y = a + b X

Nilai a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Figure 1.

Di mana :

n= jumlah dari sampel

Berdasarkan rumus diatas didapatkan perhitungan sebagai berikut :

Figure 2.

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh persamaan sebagai berikut :

Y = a + bx

Y = 2,566 + 0,714x

Setiap kenaikan satu harga Jumlah Hari Perawatan maka akan menambah nilai BOR sebesar 0,714.

Koefisien Korelasi

Bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungandua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, sehingga diperoleh rumus sebagai berikut:

Figure 3.

Di mana :

r= Koefisien korelasi

n= Jumlah sampel (banyak data dalam 1 tahun)

Berdasarkan rumus diatas diperoleh perhitungan sebagai berikut :

Figure 4.

Hubungan antara peningkatan Jumlah Hari Perawatan dan peningkatan nilai BOR linier sempurna langsung karena positif karena tingkat hubungan yang sangat kuat.

Korelasi Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar dampak perubahan variabel X terhadap variabel Y. Hasil analisis tersebut dinyatakan dalam persentase dan batas. Batas dan determinasi dinyatakan sebagai berikut:

0 < r2< 1

Sedangkan untuk mengetahui nilai koefisien determinasi, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Kd = r2 x 100%

Di mana :

Kd= Koefisien determinasi

R= koefisien kolerasi

Di mana apabila

Kd= 0, berarti hubungan lemah

Kd= 1, berarti hubungan kuat

Berdasarkan rumus diatas diperoleh perhitungan sebagai berikut :

Kd = r2x100 %

Kd =0.835 ² x 100%

Kd = 70 %

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,6972 atau sebesar 70%. Hal ini berarti dari variabel BOR bisa dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel jumlah hari perawatan sebesar 70%  sedangkan sisanya sebesar 30 % dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel- variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Permasalahan yang Ditemukan Dalam Pengaruh Jumlah Hari Perawatan Terhadap Peningkatan BOR Di RS EMC Cikarang

Adapun Permasalahan pada jumlah hari perawatan terhadap peningkatan BOR. Adanya perbedaan jumlah pasien setiap bulanya yang berpengaruh terhadap hari perawatan. Perbedaan pasien setiap bulan ini dikarenakan banyaknya penyakit kejadian kasus luar biasa seperti  Corona Virus Disease ( Covid-19 )  dan lainya sehingga deperlukan perawatan rawat inap di RS EMC Cikarang.

KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Setiap kenaikan satu harga Jumlah Hari Perawatan maka akan menambah  nilai BOR sebesar 0,714.  Hubungan antara peningkatan Jumlah Hari Perawatan dan peningkatan nilai BOR , linier sempurna langsung karena positif  karena tingkat hubungan yang sangat kuat. Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,6972 atau sebesar 70%. Hal ini berarti dari variabel BOR bisa dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel jumlah hari perawatan sebesar 70%  sedangkan sisanya sebesar 30% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel- variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian in
  2. Adanya perbedaan jumlah pasien setiap bulanya yang berpengaruh terhadap hari perawatan . perbedaan pasien setiap bulan ini dikarenakan banyaknya penyakit kejadian kasus luar biasa seperti Corona Virus Disease ( Covid-19 ) dan lainya sehingga deperlukan perawatan rawat inap di RS EMC Cikarang.
  3. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah pihak Rumah Sakit  memasang banner tentang tatacara untuk mencegah  agar tidak terkena penyakit Covid-19 dan  tentang bagaimana  tatacara cara mencuci tangan sebelum makan untuk mencegah  terhindarnya dari penyakit Covid-19 , karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Dengan adanya permasalahan yang timbul dalam pengolahan jumlah hari perawatan dan peningkatan BOR di Rumah Sakit EMC Cikarang, maka penulis memberikan saran  dengan harapan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak Rumah Sakit. Adapaun saran yang penulis ajukan diantaranya:

  1. Dinas kesehatan terkait dan pihak rumah sakit bekerjasama melakukan  penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan minimal 3 kali dalam agar masyarakat mengetahui dan paham terhadap kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya
  2. Menambah jumlah tempat tidur untuk mengantisipasi kenaikan nilai BOR yang lebih signifikan di tahun selanjutnya.

KEKURANGAN KAJIAN

  1. Keterbatasan wawancara hanya dilakukan dengan supervisor yang bersangkutan dan tidak melibatkan staff.
  2. Terdapat beberapa sistem yang sedang diperbaharui dengan upgrade ke sistem rekam medik elektronik yang menjadi penghambat pengambilan data.
  3. Terdapat rehab ruangan yang menjadikan tingkat jumlah perawatan menjadi menurun.
  4. Keterbatasan sarana dan pra sarana pada saat Covid-19 dan alat kesehatan menjadi faktor berkurangnya penggunaan bed, menimbulkan dampak menurunnya jumlah hari perawatan

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia  Direktorat Jendral Pelayan Medik (2006)

Departemen Kesehatan Republik  Direktorat Jendral Pelayanan Medis (2005) Sensus Harian

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/II/2008 Tentang Rekam Medis, Pasal 5

Pengertian Statistic Menurut UU RI No. 16 Tahun 1997, Pasal 1 Poin 1

Peraturan Pemerintah Pasal 46 Ayat (1) UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

PP MENKES RI No. 159 B/PER/II/1998 Tentang Rumah Sakit

Permenkes No.147/Menkes/Per/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan No. 983/Menkes/XI/1992 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit

Undang-Undang No.44 Tahun2009 Tentang Rumah Sakit

Buku

Azwar, Azrul. 1996 . menjaga mutu pelayanan kesehatan, pustaka sinar harapan: jakarta.

Hatta, Gemala. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan Kesehatan, Jakarta: UI PRESS

Huffman,E.K. Health information management. Physicians Record Compani Berwyn lllinous: 1994.

Jonathan Sarwono, 2005, ”Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS”, Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Jonathan Sarwono, 2005, ”Teori dan Latihan Menggunakan SPSS”, Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Sudra, RI.2010. Statistik Rumah Sakit (Dari Sensus Pasien Dan Grafik Barber-johnson Statistik Kematian Dan Otopsi). Yokyakarta: Graha Ilmu..

Sugiyono. (2013). Metedologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, R & B. Alfabeta, Bandung

Sugiyono. (2013).Statistika untuk penelitian. Bandung :Alfabeta.

UN/PBB SDGs

This output contributes to the following UN Sustainable Development Goals (SDGs)/Artikel ini berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB berikut

SDG 3 good-health-and-well-being

Endorse

Informasi Statistik Pemakaian

Abstrak viewed = 137 times