Hubungan Self Efficacy Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun

Authors

  • Bunga Wahyu Aprilia Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun, Indonesia
  • Edy Bachrun Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun, Indonesia
  • Pipid Ari Wibowo Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun, Indonesia

Keywords:

Kinerja perawat, Mutu pelayanan, Self efficacy

Abstract

Employee performance is an important factor so that the organization is able to survive any changes and be able to develop. One of the factors that affect employee performance is self-efficacy. Self efficacy is a person's belief about his opportunity to be able to successfully achieve a task at a certain level. This study aimed to determine the relationship between self-efficacy and the performance of nurses at RSI Siti Aisyah Madiun. This type of research is quantitative, with a design using a cross sectional approach. The sampling technique used proportional random sampling, the samples obtained were 57 respondents. Test analysis in research using Kendal tau test. The results showed that there was a relationship between self-efficacy and the performance of nurses at RSI Siti Aisyah Madiun with a sig of 0.000 <0.005 with a correlation coefficient of 0.437. Based on the results of the study it can be concluded that there is a relationship between self-efficacy and the performance of nurses at RSI Siti Aisyah Madiun. The suggestion from this research is that RSI Siti Aisyah Madiun can involve nurses in seminars and training so that there is an increase in nurse performance which has an impact on improving the quality of service in the hospital.

PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif). penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medic (Irawan, 2019).

Di Indonesia rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan, secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Selain itu pengertian rumah sakit sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan dan Rumah Sakit Tahun 2009 Bab I Pasal 1(Kementrian Kesehatan RI, 2009).

Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana keseihatan, baik yang diselenggarakan oileih pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau upaya kesehatan penunjang. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai deingan adanya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleih beberapa faktor, faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia (Solawati eit al., 2017).

Kinerja pegawai merupakan faktor penting agar organisasi mampu bertahan dalam setiap perubahan dan dapat mampu berkembang. Jika seorang pegawai memiliki performa yang buruk maka akan berdampak pada organisasi, sebaliknya jika organisasi meimiliki performa yang baik dan organisasi seilalu berinovasi maka organisasi tersebut akan semakin berkembang. Oleh karena itu, organisasi harus memiliki dan mempersiapkan manajemen sumber daya manusia dengan baik. (Saleh, 2018)

Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya adalah langkah-langkah perencanaan, penarikan karyawan, seleksi, pengeimbangan karir, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Oleh karena itu keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia, karena sumber daya manusia sangat penting. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu self efficacy. (Abdul Kadir, 2018).

Dalam menjalankan pekerjaannya, perawat perlu memahami dan meyakini kemampuannya dalam  menyelesaikan  suatu pekerjaan.  Self efficacy merupakan peinilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan  suatu  tugas, mencapai   suatu   tujuan dan   menghasilkan sesuatu. Self efficacy menentukan bagaimana perawat dapat menyelesaikan tugasnya. Semakin tinggi atau rendahnya self efficacy akan berpengaruh kinerja perawat. Bila perawat memiliki self efficacy  rendah  cenderung  akan  menghindari tugas  dan  kurang  mampu  memberikan  hasil yang  baik  dalam  tugas  yang  dikerjakan.  Hal ini, akan  mengganggu  kinerja  perawat  serta iklim  kerja rumah  sakit yang akan  menjadi terhambat mencapai tujuan (Harianja eit al., 2022) Menurut Bandura (2006) self efficacy adalah suatu keyakinan manusia akan kemampuan dirinya untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian dilingkungannya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurianna Harianja, Rokiah Kusumapraja, dan Wekadigunawan (2020) memberikan simpulan bahwa dengan meningkatkan self efficacy perawat, maka kinerja perawat juga akan meningkat seiring dengan keyakinan dan kemampuan perawat dalam bekerja.

Dari data yang didapatkan di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun dari bagian sumber daya insani bahwa penilaian kinerja perawat berdasarkan hasil dari Indikator Kinerja Individu (IKI). Data yang didapatkan berdasarkan tiga tahun terakhir, diketahui bahwa pada tahun 2017 penilaian perawat dengan jumlah 142 perawat terdapat 24 perawat memiliki nilai Baik dengan presentase 16,90%, dan 118 perawat memiliki nilai Cukup dengan presentase 83,09%. Pada Tahun 2018 penilaian perawat dengan jumlah 33 perawat terdapat 12 perawat memiliki nilai Baik dengan presentase 36,36%, dan 21 perawat memiliki nilai Cukup dengan presentase 63,63%. Pada tahun 2019 penilaian perawat dengan jumlah 30 perawat terdapat 9 perawat memiliki nilai Baik dengan presentase 30%, dan 21 perawat memiliki nilai Cukup dengan presentase 70%. Dari presentase yang didapatkan penilaian perawat yang memiliki nilai Cukup lebih banyak daripada penilaian perawat yang memiliki nilai Baik. (IKI RSI, 2019). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan self efficacy dengan kinerja perawat di RSI Siti Aisyah Madiun.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif dan desain dari penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat ruang rawat inap RSI Siti Aisyah Madiun yang berjumlah 130 perawat. Untuk mendapatkan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus slovin didapatkan 57 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, yaitu propotional random sampling yang merupakan teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakternstik populasi (Kurniasari, 2019).

HASIL

No Self Efficacy Frekuensi Presentase%
1 Rendah 14 24,6%
2 Sedang 24 42,1%
3 Tinggi 19 33,3%
Total 57 100%
Table 1. Distribusi Frekuensi Self efficacy pada perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 57 perawat menunjukkan bahwa distribusi frekuensi self efficacy dengan kategori sedang adalah proporsi tertinggi yaitu sebanyak 24 responden (42,1%) dan kategori rendah adalah proporsi terendah yaitu sebanyak 14 responden (24,6%).

No Kinerja Perawat Frekuensi Presentase%
1 Kurang 8 14,0%
2 Cukup 26 45,6%
3 Baik 23 40,4%
Total 57 100%
Table 2. Distribusi Frekuensi kinerja pada perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 57 perawat menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kinerja perawat dengan kategori cukup adalah proporsi tertinggi yaitu sebanyak 26  responden (45,4%) dan kategori rendah adalah proporsi terendah yaitu sebanyak 8 responden (14,0%).

Self Efficacy Kinerja Perawat Total
Kurang Cukup Baik
F % F % F % F %
Rendah 6 42,9% 6 42,9% 2 14,3% 14 100%
Sedang 2 8,3% 13 54,2% 9 37,5% 24 100%
Tinggi 0 0% 7 36,8% 12 63,2% 19 100%
Total 8 14,0% 26 45,6% 23 40,4% 57 100%
CC 0,437
sig 0,000
Table 3. Hubungan Self Efficacy dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun

Berdasarkan tabel 3 Hubungan self efficacy dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun, dapat diketahui bahwa nilai sig<0,05 yaitu 0,000>0,05 artinya ada hubungan self efficacy dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.

PEMBAHASAN

Self Efficacy Perawat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah menunjukkan bahwa self efficacy pada perawat  di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun yang termasuk pada kategori sedang. Dari 57 perawat, 14 responden (24,6%) memiliki self efficacy rendah, 24 responden (42,1%) memiliki self efficacy sedang, 19 responden (33,3%) memiliki self efficacy tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa self efficacy yang memiliki proporsi tertinggi adalah perawat yang self efficacy sedang sebanyak 24 responden (42,1%).

Menurut Bandura (2006) self efficacy adalah suatu keyakinan manusia akan kemampuan dirinya untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian dilingkungannya. Menurut Bandura (1977) dalam Nobelina dan Alfi (2011) menyebutkan bahwa ada tiga dimensi self efficacy yaitu dimensi magnitude ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas, dimensi generality ini berhubungan dengan keyakinan seseorang terhadap kemampuan diri dapat berbeda dalam hal generalisasi, dimensi strength ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan seseorang terhadap keyakinannya.

Berdasarkan hasil wawancara kuesioner yang telah dilakukan, diketahui bahwa perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun memiliki self efficacy sedang. Dari jawaban responden diketahui bahwa semakin banyaknya pengalaman yang didapat selama bekerja maka perawat yakin dapat menghadapi kesulitan dalam bekerja masa kerja juga dapat mempengaruhi kemantapan seorang perwat mengambil tindakan. Untuk responden yang memiliki self efficacy rendah dikarenakan masih kurangnya pengalaman yang didapat oleh perawat dan masa kerja kurang dari 2 tahun, untuk meningkatkan self efficacy perawat yang rendah maka perawat dapat mengikuti pelatihan dan semakin lama masa bekerja juga dapat membuat perawat yakin akan tindakan yang dilakukan.

Kinerja Perawat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah menunjukkan bahwa kinerja pada perawat  di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun yang termasuk pada kategori cukup. Dari 57 perawat, kinerja perawat dengan kategori sedang yaitu sebanyak 26 responden (45,6%), kategori rendah yaitu sebanyak 8 responden (14,0%), dan kategori baik yaitu 23 responden (40,4%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat yang memiliki proporsi tertinggi adalah kategori cukup sebanyak 26 responden (45,6%).

Menurut Robbins (2006) Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu yaitu kualitas diukur dari persepsi karyawan terhadap pekerjaan yang dihasilkan, kuantitas dilihat dari aktivitas yang tlah diselesaikan, penggunaan waktu dilohat ari penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan kerjasama dengan orang lain.(Ardi et al., 2017)

Berdasarkan hasil wawancara kuesioner yang telah dilakukan, diketahui bahwa perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun memiliki kinerja yang cukup. Dari jawaban responden diketahui bahwa perawat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan serta menggunakan fasilitas yang disediakan untuk menunjang kualitas pekerjaan. Masih terdapat responden yang memiliki kinerja yang kurang, dapat dilakukan peningkatan ketrampilan yag menunjang kinerja, menjalin hubungan baik dengan teman kerja dan atasan agar dapat meningkatkan kinerja perawat dengan adanya pelayanan yang baik maka pasien akan puas dengan semua kinerja oleh perawat.

Hubungan Self Efficacy Dengan Kinerja Perawat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap hubungan self efficacy dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun peneliti menggunakan uji kendall tau b diperoleh hasil sig (0,000)<0.005 artinya diterima maka ada hubungan antara self efficacy dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Nurianna Harianja, Rokiah Kusumapraja, dan Wekadigunawan (2020) menunjukkan bahwa adanya pengaruh self efficacy secara signifikan dan positif terhadap kinerja perawat. Hasil ini memberikan simpulan bahwa dengan meningkatkan self efficacy perawat, maka kinerja perawat juga akan meningkat seiring dengan keyakinan dan kemampuan perawat dalam bekerja. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Ahmad H. Abubakar, Adityo Ari Wibowo, dan Anggita Windiana Sari (2020) menyatakan secara parsial bahwa self efficacy memiliki pengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Dengan demikian, Self efficacy sangat perlu ditanamkan pada diri seorang karyawan, karena dengan adanya Self efficacy maka karyawan akan memiliki keyakinan akan kemampuan dalam bekerja dan dipengaruhi juga oleh kondisi di dalam perusahaan seperti hubungan yang terjalin diantara para karyawannya.

Self  efficacy merupakan  penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan  suatu  tugas, mencapai   suatu   tujuan dan   menghasilkan sesuatu. Self efficacy menentukan bagaimana perawat dapat menyelesaikan tugasnya. Semakin tinggi atau rendahnya self efficacy akan berpengaruhi  kinerja perawat. Bila  perawat  memiliki  self efficacy  rendah  cenderung  akan  menghindari tugas  dan  kurang  mampu  memberikan  hasil yang  baik  dalam  tugas  yang  dikerjakan.  Hal ini,  akan  mengganggu  kinerja  perawat  serta iklim  kerja rumah  sakit yang akan  menjadi terhambat mencapai tujuan (Harianja et al., 2022).

Menurut Bandura faktor yang mempengaruhi Self Efficacy dapat ditumbuhkan dan dipelajari melalui pengalaman, pengamatan, emosi. Orang dengan self efficacy yang tinggi mereka mampu mendekati tugas yang sulit sebagai tantangan yang harus dikuasai bukan sebagai ancaman yang dihindari, seseorang dengan self efficacy yang tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan sesuatu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun diketahui bahwa perawat yang memiliki self efficacy sedang. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan perawat yang memiliki self efficacy sedang dapat dipengaruhi oleh masa kerja dimana semakin banyak pengalaman yang didapatkan oleh perawat selama menangani pasien maka perawat makin yakin dan percaya akan pekerjaan yang diselesaikan sehingga dapat mempengaruhi kinerja perawat. Self efficacy tentunya sangat penting bagi tenaga medis di rumah sakit, salah satunya perawat untuk meningkatkan penyediaan layanan kesehatan yang baik dan kepercayaan penuh pada pekerjaan yang dilakukan. Hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan kinerja yang baik bagi perawat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa perawat yang memiliki self efficacy sedang dan memiliki kinerja cukup masih cukup banyak. Hasil uji didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan kinerja perawat hal ini menjelaskan bahwa self-efficacy mempengaruhi kinerja perawat. Rumah sakit perlu meningkatkan self efficacy perawatnya dengan memberikan seminar atau pelatihan agar perawat memiliki komitmen yang bagus dalam menyelesaikan tugasnya. Pihak rumah sakit juga dapat memberikan semacam penghargaan atau reward bagi perawat yang memiliki nilai baik hal ini dapat memotivasi perawat yang lain agar meningkatkan kinerja. Pihak manajemen diharapkan mendukung tenaga keperawatan untuk meningkatkan self efficacy sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir (2018) “PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR, SELF EFFICACY, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN,” Sistem Informasi, 1(September), hal. 60–69. Tersedia pada: https://doi.org/10.31933/JEMSI.

Ardi, V.T.P. et al. (2017) “PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Regional V Surabaya),” jurnal administrasi Bisnis, 52(1), hal. 163–172. Tersedia pada: https://www.neliti.com/publications/202050/pengaruh-self-efficacy-terhadap-employee-engagement-dan-kinerja-karyawan-studi-p.

Harianja, N. et al. (2022) “Pengaruh Motivasi, Self Efficacy, dan Komitmen Karyawan terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Hermina Depok,” Jurnal Health Sains, 3(1), hal. 93–108. Tersedia pada: https://doi.org/10.46799/jhs.v3i1.398.

IKI RSI (2019) Data Indikator Kinerja Individu Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.

Irawan,  mochamad riski (2019) HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA TAHUN 2019. STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo. Tersedia pada: https://repository.stikes-yrsds.ac.id/id/eprint/11/.

Kementrian Kesehatan RI (2009) “UU no. 44 Tahun 2009 Tentang RS,” Undang-Undang Republik Indonesia, 1, hal. 41. Tersedia pada: https://peraturan.go.id/common/dokumen/ln/2009/uu0442009.pdf (Diakses: 15 Maret 2023).

Kurniasari, L.A. (2019) “Pengaruh Strategi Pemasaran Dan Mutu Pelayanan Terhadap Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Paru Manguharjo Madiun Tahun 2019,” Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Saleh, M. (2018). SELF-EFFICACY TERHADAP KINERJA.v

Solawati, T. et al. (2017) “Gambaran kinerja perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan,” Ilmiah, Jurnal Ilmiah, Jurnal Volume, Kendal Tinggi, Sekolah Ilmukesehatan, Tinggi Kesehatan, Ilmu, 4, hal. 16–21. Tersedia pada: https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/92.

Published

2023-09-20

How to Cite

Aprilia, B. W., Edy Bachrun, & Wibowo, P. A. (2023). Hubungan Self Efficacy Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun . Health Information : Jurnal Penelitian, 15(3), e1096. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/1096

Issue

Section

Journal Supplement

Citation Check