Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) terhadap Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III selama Tiga Bulan di Puskesmas Poasia dan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Authors

  • Andriani Andriani Universitas Hasanuddin, Indonesia
  • Esther Sanda Manapa Universitas Hasanuddin, Indonesia
  • Werna Nontji Institut Akademi Kebidanan Menara Primadani, Indonesia
  • Saidah Syamsuddin Universitas Hasanuddin, Indonesia
  • Muhammad Syafar Universitas Hasanuddin, Indonesia
  • Sharvianty Arifuddin Universitas Hasanuddin, Indonesia

Keywords:

Kepatuhan, Tablet zat besi, Hemoglobin, Ibu hamil trimester III, Poasia, Lepo-lepo

Abstract

Latar belakang: Tablet zat besi (Fe) paling efektif untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan dapat menurunkan prevalensi anemia sebesar 20-25% akibat kekurangan zat besi selama trimester III zat besi yang tidak mencukupi dapat ditularkan ke janin yang sedang berkembang. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mencukupi kebutuhan zat besi berpotensi terjadinya anemia, bayi lahir prematur dan kematian janin. Tantangan yang perlu dibenahi yaitu bagaimana menganjurkan ibu hamil untuk patuh konsumsi tablet besi (Fe) sesuai dengan anjuran bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) terhadap hemoglobin ibu hamil trimester III selama tiga bulan di Puskesmas Poasia dan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment dengan rancangan non randomized control group pretest-posttest metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 140 yang terdiri dari 70 intervensi dan 70 kontrol, data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil: Penelitian menunjukkan terjadi peningkatan rerata skor hemoglobin pada kelompok intervensi yakni pretest 1,40 posttest 1,57. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rerata skor hemoglobin. Nilai rerata skor pretest pada kelompok kontrol sebesar 1,07 dan posttest 1,67. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rerata skor hemoglobin pada pretest dan posttest untuk kelompok kontrol. Hasil menunjukkan terjadi selisih rerata lebih tinggi kelompok intervensi dari pada kelompok kontrol. Kesimpulan:Terdapat perbedaan rerata skor peningkatan hemoglobin pada ibu hamil trimester III pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

PENDAHULUAN

Masa kehamilan diawali dari terjadinya poses konsepsi sampai lahirnyajanin. Lamanya proses kehamilan normal yaitu280 hari (40 minggu atau 9bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Selama masakehamilan terjadi peningkatan metabolisme energi, karena kebutuhanenergi dan nutrisi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janindalam uterus. Terjadi perubahan metabolisme serta komposisi didalamtubuh seorang wanita hamil. Apabila terjadikekurangan nutrisi tertentuyang dibutuhkan menyebabkan kondisi janin tumbuh tidak sempurna. Semuazat gizi yang dibutuhkan selama kehamilan meningkat untuk menunjangkesehatan ibu dan janin namun seringkali terjadi defisiensi yaitu energiprotein dan beberapa mineral seperti zat besi.(Yunifitri, Aulia, NurulAulia, Lestari and Roza, 2022)

Kematian ibu di Indonesia pada tahun 2021 berjumlah 7.389, meningkatdibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627 kematian. Sedangkan jumlah AKIkematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2020 berjumlah 61dan meningkat sebanyak 113 pada tahun 2021. Berdasarkan penyebabkematian ibu, penyebab utamanya adalah perdarahan, hipertensi dalamkehamilan, infeksi, abortus, gangguan sistem peredaran darah dancovid-19 sedangkan penyebab kematian ibu secara tidak langsung adalahanemia. Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalamtubuh menurunan dibawah nilai normal sehingga tidak mencukupi kebutuhanfisiologis selama kehamilan. (Kementerian Kesehatan RI, 2021),(ProfilKesehatan Sulawesi Tenggara 2021)(Garini, 2023)

Secara global 1.62 miliar induvidu di pengaruhi oleh anemia. Anemiadi perkirakan berkontriusi lebih 115.000 terhadap kematian ibu dankematian janin dengan jumlah 591.000 secara global setiap tahun. Seorangwanita dengan kondisi hamil kebutuhan zat besi lebih meningkat dibandingsebelum hamil. Beberapa literatur menyatakan kebutuhan zat besi selamaproses kehamilan akan mengalami kenaikkan dua kali lipat. Berdasarkandata  organisasi kesehatan dunia (WHO) 2012 melaporkan prevensi kejadiananemia tehadap wanita hamil seluruh dunia sebanyak 41,8%, sedangkananemia di Asia adalah 48,2%. (Riskesdes, 2018)(Anlaakuu and Anto,2017)

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa diIndonesia kejadian anemia terjadi peningkatan pada tahun 2013 sebesar37,1% menjadi 48,9% pada tahun 2018. Sedangkan Provinsi SulawesiTenggara pada tahun 2020 sebanyak 37.039 ibu hamil yang melakukanpemeriksaan kadar hemoglobin ditemukan 15.989 ibu hamil dengan kadar Hb(9-10.9 mg/dl) kategori anemia ringan dan 785 anemia berat (<7mg/dl), pada tahun 2021 ibu hamil yang diperiksa berjumlah 32.898ditemukan anemia sedang 13.971 dan 873 ibu hamil mengalami anemia berat.Sedangkan Kota Kendari tahun 2020 ibu hamil yang diperiksa kadarhemoglobin berjumlah 7.535 ditemukan 2.163 anemia sedang dan 55 ibuhamil dengan anemia berat. Kadar hemoglobin ibu hamil pada tahun 2021yang diperiksa berjumlah 6.882, didapatkan anemia sedang 2.029 dan ibuhamil dengan anemia berat sebanyak 41 orang. (Dinas Kesehatan ProvensiSulawesi Tenggara 2021).

Sekitar setengah dari kejadian anemia dipengaruhi oleh kekurangan zatbesi, Kebutuhan zat besi yang memadai diperlukan selama dalam kandunganuntuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan otak janin, neonataldan masa kanak-kanak yang optimal. Bayi baru lahir 6 hingga 9 bulanpertama kehidupan akan membutuhkan zat besi sehingga janin menyimpan zatbesi dalam jumlah banyak. (Wibowo, Irwinda and Hiksas, 2021) (KämmererL, Mohammad G, Wolna M, Robbins PA, 2020) Wanita dengan anemia sedanghingga berat selama trimester II dan III kehamilan seringkali tidakdapat menutupi defisit zat besi. Jadi, meskipun transportasi aktifmelalui plasenta, zat besi yang tidak mencukupi dapat ditularkan kejanin yang sedang berkembang dengan gejala sisa negatif akibatnya,termasuk gangguan perkembangan saraf jangka panjang bayi baru lahir,kematian janin (IUFD), lahir mati, prematuritas,intrauterine growthrestriction (IUGR), BBLR <2500 gram, gangguan pertumbuhan danperkembangan otak. (Beressa et al., 2022)(Derman et al., 2021)

Untuk mencegah terjadinya kekurangan zat besi, suplementasi zat besiharian untuk wanita hamil direkomendasikan di banyak negara. (Mbhenyanedan Cherane, 2017) Departemen Kesehatan masih terus melaksanakan programpenanggulangan anemia defisiensi zat besi dengan membagikan tablet zatbesi (Fe) kepada ibu selama masa kehamilannya yang didistribusikansecara gratis melalui puskesmas dan posyandu. Pembagian tablet zat besi(Fe) yang diharapkan dapat membantu ibu untuk menyediakan cadangan zatbesi yang dibutuhkan untuk ibu dan janin. (Wachdin, 2021)(Wijaya danNur, 2021) Selama masa kehamilan ibu diwajibkan  untuk meminum tabletzat besi (Fe) agar  zat besi yang diminum dapat diabsorpsi dengansempurna oleh tubuh maka konsumsi tablet zat besi harus tepat waktu,dengan dosis dan teknik yang tepat. Untuk menurunkan prevalensi anemiasebesar 20-25% dan meningkatkan kadar hemoglobin tablet zat besi palingefektif. (Wahidah, 2018) Tantangan yang perlu dibenahi yaitu bagaimanamenganjurkan ibu untuk patuh konsumsi tablet besi Fe sesuai anjuranbidan dan tenaga kesehatan lainnya.  (Mbhenyane and Cherane, 2017)

Berdasarkan cakupan pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil diindonesia  pada tahun 2018 sebanyak 73,2%, jumlah yang mendapatkan  ? 90tablet hanya 24%, dan ibu hamil yang konsumsi ? 90 tablet hanya 38,1%sedangkan 61,9% ibu mengkonsumsi < 90 tablet zat besi (Fe) selamamasa kehamilanya. (Hasil Riskesdas 2018). Cakupan pemberian tablet zatbesi (Fe) di Provinsi Sulawesi Tanggara tahun 2018 yang mendapatkan <90 tablet zat besi sebanyak 71,97% dan ? 90 tablet  hanya 28,21%sedangkan jumlah ibu hamil yang konsumsi <90 butir sebanyak 80,59%dan jumlah yang konsumsi ? 90 tablet sebanyak 14,53% dari data tersebutdisimpulkan masih terdapat ibu selama masa kehamilannya tidak patuhdalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) sesuai dengan anjuran yangdiberikan. (Riskesdas Sultra 2018)

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkatkepatuhan diantaranya, keputusan tenaga kesehatan berdasarkan hasilpemeriksaan, pengamatan jadwal pengobatan yang telah ditetapkan yaituminum tablet zat besi (Fe) sesuai dosis dan diminum satu kali seharipada malam hari, penilaian terhadap tujuan pengobatan, perhitunganjumlah tablet atau pil pada akhir pengobatan. Tingkat kepatuhan denganmetode kuisioner yaitu hasil penilaian yang dilakukan untuk mengetahuitingkat kepatuhan pasien dalam tata cara pengobatan. Metode Pill Countdilakukan melalui perhitungan jumlah sisa obat. Peneliian terdahulumengenai kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) selama kehamilandiberikan insumen berupa lembar ceklist yang di isi selama 30 harisetelah konsumsi tablet zat besi menunjukkan bahwa lebih dari setengahibu hamil patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi yaitu sebanyak (71%).(Hadiyani and Yunidha, 2019)

Salah satu yang mendukung kepatuhan adalah edukasi dan interactiveNursing Reminder berbasis whatsapp dapat berpengaruh terhadap kepatuhanminum obat pada pasien TB karna ketersediaan perangkat telepon secaramerata dikalangan masyarakat dan mudah dibawa kemana-mana sertaketerjangkauan jaringan telepon yang cukup memadai khususnya didaratansehingga mengingatkan untuk minum obat kepada responden tanpa adakendala karena whatsappadalah aplikasi chatting dimana bisa mengirimpesan text, suara, gambar, lokasi, bahkan video ke responden menggunakajenis ponsel apapun. Whatsapp dapat digunakan sebagaipengingat/reminder. (Faisal, Rini Rachmawaty, 2021) Penelitian Susantoet al., (2019) menggunakan desain quasi eksperimental dengan kelompokcontrol menyatakan bahwa terdapat peningkatan kepatuhan minum obat padakelompok yang diberikan intervensi berupa pemberian informasi untukingat minum obat menggunakan media sosial whatsapp. Kebaruan daripenelitian ini menggabungkan instrumen observasi kepatuhan konsumsitablet zat besi menggunakan lembar ceklis dan memberikan pesan pengingatjadwal konsumsi tablet zat besi melaui media grup whattsapp, melakukankunjungan rumah untuk mengevaluasi jumlah tablet yang yang telahkonsumsi dan intervensi dilakukan selama 3 bulan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan wawancara secara langsungdengan ibu hamil yang datang untuk kunjungan antenatal care di PuskesmasPoasia Kota Kendari diperoleh 10 ibu hamil  4 diantaranya tidak rutinmengkonsumsi tablet besi dan 6 ibu hamil rutin mengkonsumsi tablet besiadapun Puskesmas Lepo-Lepo 8 ibu hamil yang dilakukan wawancara langsung5 ibu hamil tidak rutin mengkonsumsi tablet zat besi dan 3 ibu hamilmengatakan rutin konsumsi. Ibu hamil yang tidak rutin mengkonsumsidisebabkan dengan alasan merasa sehat-sehat saja, tidak suka, lupa,malas serta ibu merasakan adanya efek rasa mual setelah konsumsi tabletzat besi. Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) terhadaphemoglobin ibu hamil trimester III selama tiga bulan belum ada yangmelakukan penelitian di Kota Kendari khususnya di Puskesmas Poasia danPuskesmas Lepo-Lepo. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian tentang kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe)pada hemoglobin pada ibu hamil trimester III selama tiga bulan diPuskesmas Poasia dan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2023 didua lokasi, yaitu Puskesmas Poasia dan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.Desain penelitian yang digunakan adalah desain Quasi Experiment denganrancangan non randomized control group pretest-posttest. Penggunaandesain ini dipilih karena sulitnya melakukan randomisasi dalam kontekspenelitian lapangan yang melibatkan populasi spesifik seperti ibu hamiltrimester III.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang telah memasukitrimester III kehamilan dan melakukan kunjungan rutin ke Puskesmas danPosyandu di wilayah tersebut. Pengambilan sampel dilakukan denganmenggunakan metode Non-Probability sampling, khususnya teknik purposivesampling. Teknik ini digunakan untuk memilih sampel berdasarkan kriteriatertentu, yaitu ibu hamil trimester III yang aktif dalam kunjungankesehatan maternal di kedua pusat pelayanan kesehatan tersebut. Jumlahsampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 140 ibu hamil.Mereka dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi (70 ibuhamil) dan kelompok kontrol (70 ibu hamil).

Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan selama penelitian ini akan dianalisismenggunakan Uji Chi Square bertujuan untuk menguji hubungan ataupengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antaravariabel yang satu dengan variabel nominal lainnya dan uji statistikMann Whitney. Uji Mann Whitney digunakan untuk membandingkan perbedaansignifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dalam halhasil pretest dan posttest. Analisis ini akan memberikan gambarantentang dampak intervensi terhadap kesehatan ibu hamil trimesterIII.

Kelompok intervensi (Puskesmas Poasia)

  1. Pre Test didapatkan dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin melalui buku KIA/buku laboratorium. Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan saat memasuki usia kehamilan trimester III
  2. Kelompok intervensi diberikan lembar observasi ceklist, memberikan penjelasan cara konsumsi tablet zat besi (Fe) dan mengisi lembar observasi ceklist
  3. Responden diwajibkan mengisi lembar observasi ceklist setelah mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) setiap hari selama tiga bulan, setiap minggu dilakukan kunjungan rumah untuk memastikan tablet zat besi (Fe) di minum, mengecek berapa tablet zat besi (Fe)  yang telah di konsumsi dan berapa jumlah tablet zat besi (Fe) yang tersisa, apakah sesuai dengan pengisian lembar observasi ceklist yang diisi responden serta evaluasi lainnya
  4. Peneliti melakukan kunjungan kerumah responden didampingi oleh bidan dari Puskesmas Poasia, karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga untuk melakukan kunjungan rumah dengan jumlah 70 responden maka peneliti setiap 1 minggu selama tiga bulan di bantu oleh 3 bidan dari Puskesmas Poasia untuk mengecek berapa jumlah tablet zat besi yang telah di konsumsi responden dan berapa jumlah tablet yang tersisa, apakah telah sesuai dengan pengisian lembar observasi ceklis yang diisi oleh responden dan akan dilaporkan kepeneliti langsung
  5. Mengontrol kepatuhan responden dilakukan pemanfaatan media sosial melalui whatsapp sebagai sumber peneliti dan responden saling berkomunikasi, peneliti memberikan pesan pengingat jadwal untuk konsumsi tablet zat besi (Fe) setiap hari melalui  grup whatsapp
  6. Responden yang tidak merespon/tidak aktif dalam grup, akan langsung di hubungi via telpon oleh peneliti. untuk menilai kepatuhan menggunakan rumus pil count dikatakan patuh jika responden mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) ? 81 tablet, tidak patuh jika responden mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) < 81 tablet
  7. Post Test pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan satu kali setelah 3 bulan observasi kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) melalui lembar ceklist. Pemeriksaan kadar hemoglobin responden dilakukan oleh petugas laboratorium/analisis kesehatan Puskesmas Poasia yang didampingi langsung oleh peneliti, metode pemerikssan kadar hemoglobin menggunakan alat Easy Touch GCHb yang sering digunakan oleh petugas setempat. Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan dirumah responden
  8. Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi masing-masing variabel dan selanjutnya dilakukan analisis bivariat secara sistematis

Kelompok kontrol (Puskesmas Lepo-Lepo)

  1. Pre Test didapatkan dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin melalui buku KIA/buku laboratorium. Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan saat memasuki usia kehamilan trimester III
  2. Menilai kepatuhan menggunakan rumus pil count dikatakan patuh jika responden mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) ? 81 tablet, tidak patuh jika responden mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) < 81 tablet.
  3. Peneliti melakukan kunjungan kerumah responden didampingi oleh bidan dari Puskesmas Lepo-Lepo, karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga untuk melakukan kunjungan rumah dengan jumlah 70 responden maka peneliti setiap 1 kali sebulan selama tiga bulan di bantu oleh 3 bidan dari Puskesmas Lepo-Lepo untuk mengecek berapa jumlah tablet zat besi yang telah di konsumsi responden dan berapa jumlah tablet yang tersisa,mengecek lembar ceklist yang diisi responden apakah telah sesuai yang diisi oleh responden dan akan dilaporkan kepeneliti langsung
  4. Peneliti melakukan kunjungan didampingi oleh bidan dari Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari, dimana kunjungan kerumah dengan jumlah sampel 70 responden, dilakukan 1 kali sebulan selama 3 bulan, peneliti dibantu oleh 3 bidan dari puskesmas Lepo-Lepo untuk melakukan kunjungan kerumah responden untuk mengecek berapa jumlah tablet zat besi yang telah di konsumsi dan berapa jumlah tablet yang tersisa apakah telah sesuai dengan pengisian lembar observasi ceklis yang diberikan peneliti dan akan dilaporkan kepeneliti langsung
  5. Pos Test pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan satu kali setelah 3 bulan observasi kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) melalui lembar ceklist. Pemeriksaan kadar hemoglobin responden dilakukan oleh petugas laboratorium/analisis kesehatan Puskesmas Lepo-Lepo yang didampingi langsung oleh peneliti, metode pemerikssan kadar hemoglobin menggunakan alat Easy Touch GCHb yang sering digunakan oleh petugas setempat. Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan dirumah responden
  6. Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi masing-masing variabel dan selanjutnya dilakukan analisis bivariat secara sistematis.

HASIL

Karakteristik  Responden

(n=70)

Intervensi Kontrol
n % N %
Usia Ibu
Resiko rendah 60 85.7 52 74.3
Resiko tinggi 10 14.3 18 25.7
Paritas
Beresiko 43 61.4 33 47.1
Tidak beresiko 27 38.6 37 52.9
Jarak Kehamilan
Beresiko 5 7.1 17 24.3
Tidak beresiko 65 92.9 53 75.7
ANC
Teratur 48 68.6 35 50.0
Tidak teratur 22 31.4 35 50.0
Pendidikan
Rendah 10 14,3 15 21.4
Menengah 52 73.3 32 45.7
Tinggi 8 11.4 23 32.9
LILA
KEK 16 22.9 8 11.4
Tidak KEK 54 77.1 62 88.6
Pekerjaan
Tidak bekerja 28 40.0 50 71.4
Bekerja 42 60.0 20 28.6
Table 1. Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik pada kelompokintervensi dan kelompok kontrol

Berdasarkan tabe diatas, hasil penelitian ini didapatkan bahwakarakteristik responden berdasarkan usia mayoritas kelompok intervensidan kelompok kontrol usia yaitu antara 20-35 tahun. Berdasarkan paritas,responden terbanyak pada kedua kelompok, paritas berisiko berjumlah 43responden (61,4%) pada kelompok intervensi sedangkan pada kelompokkontrol tidak berisiko berjumlah 37 responden (52.9%). Berdasarkan jarakkehamilan, responden tidak beresiko 65 responden (92,9%) kelompokintervensi sedangkan kelompok kontrol sebanyak 53 responden (75,7%)tidak berisiko. Berdasarkan frekuensi ANC, responden dengan frekuensiANC teratur sebanyak 48 responden (68.6%) kelompok intervensi sedangkankelompok kontrol frekuensi ANC teratur berjumlah 35 responden (50.0%).Berdasarkan tingkat pendidikan kelompok intervensi mayoritas pendidikanmenengah 52 responden (73,3%), pendidikan tinggi berjumlah 8 responden(11,4%) dan kelompok kontrol tingkat pendidikan menengah 32 responden(45,7%), tingkat pendidikan tinggi berjumlah 23 responden (32,9%).Berdasarkan karekteristik lingkar lengan atas, responden tidak KEKberjumlah 54 responden (77,1%) kelompok intervensi dan kelompok kontrolberjumlah 62 responden (88.6%) tidak KEK. Berdasarkan pekerjaan padakelompok intervensi berjumlah 42 responden (60.0%) bekerja dan kelompokkontrol berjumlah 50 responden (71,4%) tidak bekerja.

Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Intervensi Kontrol
N % n %
Patuh 65 92.9 38 54.3
Tidak Patuh 5 7.1 32 45.7
Table 2. Distrubusi frekuensi kepatuhan konsumsi tablet zat besi (fe) kelompokintervensi dan kelompok kontrol

Berdasarkan tabel 2. Hasil penelitian didapatkan bahwa kepatuhankonsumsi tablet zat besi (Fe) pada kelompok intervensi responden yangpatuh berjumlah 65 responden (92.9%) dan tidak patuh 5 responden (7.1%)sedangkan kelompok kontrol responden yang patuh berjumlah 38 (54,3%) dantidak patuh berjumlah 32 responden (45.7%).

Hemoglobin Intervensi Kontrol
n % n %
Pretest
Normal 23 32.9 30 42.9
Anemia ringan 47 67.1 40 57.1
Posttest
Normal 65 92.9 43 61.4
Anemia ringan 5 7.1 27 38.6
Table 3. Distrubusi frekuensi nilai hemoglobin pretest dan posttest padakelompok intervensi dan kelompok kontrol

Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi,presentase nilai pretest untuk kategori hemoglobin normal sebanyak 23responden (32,9%) dan anemia ringan berjumlah 47 responden (67,1%).Setelah dilakukan intervensi selama tiga bulan didapatkan nilaihemoglobin posttest untuk kategori hemoglobin normal berjumlah 65responden (92,9%) dan anemia ringan berjumlah 5 responden (7,1%).

kelompok kontrol, presentase nilai pretest untuk kategori kadarhemoglobin normal berjumlah 30 responden (42.9%) dan anemia ringan berjumlah 40 responden (57,1%). Hasil posttest yaitu 43 responden(61.4%) dengan kadar hemoglobin normal, dan anemia ringan berjumlah 27  responden (38.6%).

Kadar Hemoglobin Nilai p- value
Kelompok Intervensi Kepatuhan  Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Normal Anemia Ringan Total
n % n % n %
Patuh 64 98,5 1 1,5 65 100,0 0,000
Tidak patuh 1 20,0 4 80,0 5 100,0
Total 65 92,9 5 7,1 70 100,0
Table 4. Perbedaan kepatuhan dan kadar hemoglobin untuk kelompok intervensi

Kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) ? 81 tablet  untuk kelompok intervensi dengan kategori patuh berjumlah 65responden (92,9%) dengan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin normalberjumlah 64 responden 98,5% dan anemia ringan berjumlah 1 responden(1,5%), sedangkan responden dengan kategori tidak patuh berjumlah 5responden (7.1%) dengan kadar hemoglobin normal didapatkan 1 responden(20,0%) dengan kategori anemia ringan 4 responden (80,0%). Dari hasiluji Chi Square diperoleh nilai p value0,000 (p<0,05) yang berarti adahubungan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi (Fe) terhadap hemoglobinibu hamil trimester III kelompok intervensi di Puskesmas Poasia KotaKendari.

Kadar Hemoglobin Nilai p- value
Kelompok  Kontrol Kepatuhan  Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Normal Anemia Ringan Total
n % n % N %
Patuh 28 73,7 10 26,3 38 100,0 0,022
Tidak patuh 15 46,9 17 53,1 32 100,0
Total 43 61,4 27 38,6 70 100,0
Table 5. Perbedaan kepatuhan dan kadar hemoglobin

Hasil penelitian didapatkan bahwa kepatuhankonsumsi tablet zat besi (Fe) pada kelompok kontrol responden yang patuhberjumlah 28 responden dengan kadar hemoglobin normal 28 responden(73,7%) dan anemia ringan berjumlah 10 responden (26,3%) sedangkanresponden tidak patuh berjumlah 32 responden dengan kadar hemoglobinnormal 15 responden (46,9%) dan anemia ringan berjumlah 17 responden(53,1%). Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p-0,022 <0,05 yangberarti ada hubungan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi (Fe) terhadaphemoglobin ibu hamil trimester III kelompok kontrol di PuskesmasLepo-Lepo Kota Kendari.

Kelompok Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) p value
N Rerata SD SE
Kelompok intervensi 0,000
70 1,46 0,060 0,502
Kelompok kontrol
70 1,07 0,031 0,259
Table 6. Perbedaan kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe)Kelompok  kontrol

Rerata skor kepatuhan konsumsi tabletzat besi (Fe) pada kelompok intervensi yaitu sebesar 1,46 dan kelompokkontrol sebesar 1,07 Hasil Uji Mann Whitney di peroleh nilai p=0,000(p<0,05) yang menunjukan ada perbedaan yang signifikan rerata skorkepatuhan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Nilai Statistik Perubahan Kadar Hemoglobin p value
n Rerata gr/dl Kenaikan
Kelompok intervensi 0,000
Pre test 70 10,9±4,820 1,5 gr/dl
Post test 70 12,4±5,676
Kelompok kontrol 0,013
Pre test 70 9,9±5,386 0,9 gr/dl
Post test 70 10,8±5,629
Table 7. Perubahan Kadar hemoglobin

Hasil perubahan kadar hemoglobin yaituselisih sebelum dan sesudah. Selisih pada kelompok intervensi adalahsebesar 1,5 gr/dl dangan nilai p-value 0,000. Pada kelompok kontrol,perubahan kenaikkan sebesar 0,9 gr/dl dengan nilai p-value 0,013. Hasilselisih pada kelompok intervensi lebih besar dari pada kelompok kontrolsehingga dapat disimpulkan terdapat peningkatan yang signifikan lebihbesar pada kelompok intervensi.

PEMBAHASAN

Kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) terhadap hemoglobin ibu hamiltrimester III selama tiga bulan untuk kelompok intervensi dan kontrol dipuskesmas poasia dan puskesmas lepo-lepo kota kendari. Setelah diberikanlembar observasi ceklis yang di isi setiap konsumsi tablet zat besiselama tiga bulan dan dilakukan observasi dengan melakukan kunjunganrumah seminggu sekali didapatkan hasil penelitian bahwa kepatuhankonsumsi tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil trimester III untukkelompok intervensi di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kota Kendariresponden yang patuh berjumlah 65 dengan kadar hemoglobin normalberjumlah 64 responden (98,5%), responden dengan anemia ringan berjumlah1 responden (1,5%) sedangkan responden yang tidak patuh konsumsi tabletzat besi (Fe) berjumlah 5 dengan kadar hemoglobin normal berjumlah 1responden (20,0%) dan anemia ringan berjumlah 4 responden (80,0%).

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden yang tidak patuhberjumlah 5 responden mengkonsumsi tablet zat besi namun tidak mencukupi? 81 tablet yang diminum selama tiga bulan pada kelompok intervensididapatkan hasil kunjungan rumah pada minggu ke 4 diantara 2 respondenmengatakan tidak konsumsi tablet zat besi dengan alasan lupa membawatablet zat besi saat bepergian dirumah keluarga, kunjungan minggu ke 6,2 responden tidak konsumsi tablet zat besi dengan alasan merasa lelahsetelah seharian bekerja dan 1 responden mengatakan merasa mual saatmengkonsumsi tablet zat besi ditemukan pada kunjungan minggu ke 8. Hasiluji statistik Chi-Square diperoleh hasil nilai p-value 0,000 < 0,05artinya ada pengaruh kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) terhadaphemoglobin ibu hamil trimester III pada kelompok  intervensi diPuskesmas Poasia Kota Kendari. Dengan adanya kunjungan rumah dapatmenjadi salah satu cara untuk memberikan saran untuk membantu ibumengatasi lupa membawa tablet zat besi (Fe) saat bepergian denganmeletakkan tablet zat besi pada tempat yang mudah dan sering dilihat,minum tablet pada jam yang sama, meminta suami atau keluarga untukmengingatkan membawa tablet zat besi (Fe) sebelum bepergian.

Setelah dilakukan pemantauan terhadap responden dengan menggunakanlembar observasi ceklis dan pesan melalui grup whatsapp untuk memberikanpesan pengingat jadwal konsumsi tablet zat besi, peneliti dan beberapabidan melakukan kunjungan kerumah responden 1 kali seminggu selama tigabulan untuk mengecek berapa jumlah tablet yang telah dikonsumsi danberapa jumlah tablet zat besi (Fe) yang tersisa serta melihat pengisianlembar observasi ceklis responden. Peneliti dan bidan memberikan edukasitentang manfaat konsumsi tablet zat besi selama kehamilan, cara untukmengurangi keluhan dari efek mual yang dirasakan saat konsumsi tabletzat besi (Fe) dan makanan atau minuman yang tidak boleh dikonsumsibersamaan dengan tablet zat besi sehingga dapat mengganggu prosespenyerapan tablet zat besi (Fe) di dalam tubuh. Hasil penelitiandiperoleh ada pengaruh kepatuhan konsumsi tablet zat besi terhadap kadarhemoglobin responden. Kelompok intervensi lebih patuh dan terdapatkenaikan kadar hemoglobin. Penelitian Wini Hadiyani dan Viena Yunidha(2019) kepatuhan konsumsi tablet zat besi meningkat terhadap kadarhemoglobin. Sebagian besar ibu hamil yang patuh konsumsi tablet zat besitetapi kadar hemoglobin < 11. (Khoiriah and Latifah,2020)(Susiloningtyas, 2018) Responden yang tidak patuh konsumsi tabletzat besi (Fe) tetapi kadar hemoglobin normal, di sebabkan oleh beberapafaktor salah satunya konsumsi makanan harian yang tinggi kandungan zatbesi atau meminum suplemen vitamin selain dari tablet zat besi (Fe)selama kehamilan yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobinresponden.(Ekayanthi and Purnamasari,2020) Penelitian Hadiyani danYunidha menggunakan instrumen berupa lembar ceklist (?) yang berisitabel jadwal untuk mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) yang harus diisiselama mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) 30 hari dan alat ukurmengetahui kadar hemoglobin (Sahli) terbukti dengan diberikan lembarceklist (?) tingkat kepatuhan menjadi meningkat dan adanya perbedaanmean kadar hemoglobin sebelum dan setelah diberikan lembar ceklist.(Hadiyani  and Yunidha, 2019)

Penelitian yang dilakukan Hadiyani dan Yunidha (2019) memilikipersamaan meliputi menggunakan instrumen lembar observasi ceklist, namuntidak diberikan pesan pengingat jadwal konsumsi tablet zat besi melaluigrup whatsapp,metode pemeriksaan kadar hemoglobin berbeda. Penelitimenggabungkan lembar observasi ceklist untuk mengontol konsumsi tabletzat besi dan memberikan pesan pengingat konsumsi tablet zat besi setiaphari melalui grup whatsappselama 3 bulan, untuk memastikan respondenpatuh peneliti melakukan kunjungan rumah pada kelompok intervensiseminggu sekali selama tiga bulan untuk mengobservasi jumlah tablet yangtelah dikonsumsi dan berapa jumlah tablet yang tersisa, serta mengecekpengisian lembar ceklis responden. Alat ukur pemeriksaan kadarhemoglobin menggunakan Easy Touch GCHb yang merupakan alat yang seringdigunakan oleh tenaga laboratorium/analisis kesehatan Puskesmas PoasiaKota Kendari.

Adanya perbedaan tingkat ketaatan dan tingkat kenaikan Hb dimanakelompok perlakuan mengalami peningkatan tingkat ketaatan dan tingkat Hbdibandingkan dengan kelompok kontrol. Susanto et al.,(2019) menyatakanbahwa terdapat pengaruh signifikan peningkatan kepatuhan minum obat padakelompok yang diberikan intervensi berupa informasi bertujuanmengingatkan untuk minum obat menggunakan media sosial whatsapp. EllySjattar (2021) menunjukkan bahwa kepatuhan minum obat terhadap pasien TBpada kelompok intervensi dengan memberikan (edukasi dan interactivenursing reminder berbasis whatsapp) yaitu dengan mengingatkan pasienminum obat selama 4 minggu melalui aplikasi whatsapp dengan mengirimkanpesan singkat sesuai dengan terapi jadwal minum obat. Sistem SMS sepertiaplikasi WhatsApp memberikan efek positif paling tinggi dalam mengurangijumlah kegagalan untuk minum obat bagi pasien HIV maupun TB Paru dandirekomendasikan teknologi SMS harus digunakan untuk mengirimkanpengingat untuk janji, minum obat, motivasi dan pendidikan kesehatan.(Nhavoto, J. A., Grönlund, Å., & Klein, 2017)

Hasil penelitian terhadap kelompok kontrol bahwa kepatuhan konsumsitablet zat besi (Fe) pada ibu hamil trimester III terhadap hemoglobinuntuk kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendariresponden yang patuh konsumsi tablet zat besi (Fe) berjumlah 38responden (54,3%) dengan kadar hemoglobin normal berjumlah 28 responden(73,7%), responden dan anemia ringan berjumlah 10 responden (26,3%)sedangkan responden yang tidak patuh konsumsi tablet zat besi (Fe)berjumlah 32 responden (54,3%) dengan kadar hemoglobin normal berjumlah15 responden (46,4%) dan anemia ringan berjumlah 17 responden (53,1%).Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh hasil nilai p-value 0,022 < 0,05 artinya ada pengaruh kepatuhan konsumsi tabletzat besi (Fe) terhadap hemoglobin responden.

Berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap kelompok kontrol yangpatuh konsumsi tablet zat besi ? 81 tablet berjumlah 38 resonden(54,3%). Hasil wawancara langsung terhadap responden yang patuhberjumlah 38 responden pada pertemuan minggu ke 12 melalui kunjunganrumah, didapatkan hasil 9 responden mengatakan patuh konsumsi tablet zatbesi (Fe) karena adanya edukasi saat pemberian lembar observasi ceklis,responden merasa bertanggung jawab dengan diwajibkan mengisi lembarceklis setiap hari setelah konsumsi tablet zat besi (Fe) dan 13responden mengatakan merasa diperhatikan kondisi kesehatannya dengankunjungan rumah yang dilakukan oleh peneliti dan bidan setempat,mengecek sisa tablet dan melihat pengisian lembar observasi ceklissedangkan 16 responden mengatakan patuh konsumsi tablet zat besi (Fe)karena adanya dukungan suami dan keluarga untuk mengingatkan konsumsitablet zat besi dan mengisi lembar observasi ceklis yang diberikan olehpeneliti.

Penelitian pada kelompok kontrol meneliti hanya memberikan lembarobservasi ceklis tanpa memberikan pesan pengingat jadwal konsumsi tabletzat besi (Fe) melalui grup whatsapp namun peneliti melakukan kunjunganrumah setiap sebulan sekali selama tiga bulan, peneliti dan bidanmelakukan edukasi kepada responden tentang manfaat konsumsi tablet zatbesi (Fe) selama kehamilan trimester III untuk kesehatan ibu dan janin,dan memberikan penjelasan waktu, dosis dan makanan atau minuman apa yangtidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan tablet zat besi (Fe).

Peneliti menyimpulkan bahwa dalam meningkatkan kepatuhan konsumsitablet zat besi (Fe) tidak cukup hanya memberikan lembar observasiceklis perlu adanya kunjungan rumah yang dilakukan untuk mengobservasikepatuhan konsumsi tablet zat besi melalui pengisian lembar ceklis,mengecek berapa jumlah tablet zat besi yang telah dikonsumsi ibu danberapa jumlah tablet zat besi yang tersisa dan diberikan pesan pengingatjadwal mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) setiap hari melalui grupwhatsapp, dalam eramodern ini media whatsapp banyak digunakan sebagaisarana untuk mengirimkan pesan baik dari jarak dekat maupun jauh,tambahan whatsapp juga memiliki fasilitas-fasilitas menarik yang membuatwhatsapp lebih efisien dibandingkan dengan media lainnya.

Media whatsapp ini banyak digunakan sebagai sarana untuk mengirimpesan dan sejenisnya karena praktis dan memiliki banyak fitur menarikyang membuatnya lebih efisien dibandingkan dengan media lain. Mediawhatsapp merupakan salah satu sarana komunikasi yang efisien dan dapatdigunakan untuk mengirim pesan, gambar, video, dan panggilan denganmenggunakan koneksi internet. Keuntungan dalam menggunakan mediawhatsapp sebagai sarana promosi kesehatan adalah materi mudah diaksesdan biaya efektif, whatsapp juga memiliki fitur menarik sepertipengiriman gambar, suara, video, file, dan lokasi atau GPS. Whatsappdapat mempermudah komunikasi baik dalam jarak dekat maupun jauh. (MutaAliva, Heni Setyowati Esti Rahayu, 2021)

Perbedaan kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) terhadaphemoglobin

Berdasarkan hasil rerata skor kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe)pada kelompok intervensi yaitu sebesar 1,46  dan kelompok kontrolsebesar 1,07. Hasil uji statistik di peroleh nilai p-0,000 (p<0,05)yang menunjukan ada perbedaan yang signifikan rerata skor kepatuhan padakelompok intervensi dan kelompok kontrol. Peningkatan rerata kadarhemoglobin selisih sebelum dan sesudah. Selisih pada kelompok intervensiadalah sebesar 1,5 gr/dl dangan nilai p value 0,000. Pada kelompokkontrol, perubahan adalah sebesar 0,9 gr/dl dengan nilai p value 0,013.Hasil selisih pada kelompok intervensi lebih besar dari pada kelompokkontrol sehingga dapat disimpulkan terdapat peningkatan yang signifikanlebih besar pada kelompok intervensi. Ibu hamil yang mengonsumsi tabletFe selama 12 minggu menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin dari 8.45gr/dl menjadi 11.45 gr/dl. (Izzati, Tamtomo and Rahardjo, 2021)

Berdasarkan uji mann-whitney untuk kelompok intervensi di PuskesmasPoasia didapatkan nilai rerata kadar hemoglobin pretest 10,9 gr/dl.Perlakuan yang diberikan untuk kelompok intervensi yaitu pemberianlembar observasi ceklist yang harus diisi oleh responden setelahkonsumsi tablet zat besi (Fe) selama tiga bulan, peneliti memanfaatkanmedia sosial untuk memberikan pesan pengingat jadwal konsumsi tablet zatbesi (Fe) melalui grup whatsapp setiap hari, responden yang tidak aktifmelalui whatsapp akan dihubungi melalui via telpon. Untuk memastikanresponden mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) peneliti melakukan kunjunganrumah, peneliti didampingi oleh beberapa bidan dari Puskesmas Poasia.Kunjungan rumah dengan jumlah responden 70 kelompok intervensi, penelitimempunyai keterbatasan waktu dan tenaga sehingga peneliti di bantu olehbeberapa bidan dari Puskesamas Poasia untuk kunjungan rumah,mengobservasi pengisian lembar ceklis yang diberikan peneliti, mengecekberapa jumlah tablet zat besi (Fe)  yang telah di konsumsi responden danberapa jumlah tablet zat besi yang tersisa, apakah telah sesuai denganpengisian lembar observasi ceklis yang isi responden. Peneliti dan bidanmemberikan edukasi selama kunjungan rumah. Edukasi yang diberikan yaitumanfaat konsumsi tablet zat (Fe) selama kehamilan serta makanan atauminuman yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan tablet zat besi(Fe) yang dapat mengganggu proses penyerapan zat besi (Fe) dalam tubuh. Penelitian ini tidak dilakukan penilaian food recall atau pencatatanseluruh makanan dan minuman yang dikonsumsi responden yang dapatmempengaruhi hasil pemeriksaan kadar hemoglobin responden.

Usia responden mayoritas yang patuh konsumsi tablet zat besi (Fe) ?81 tablet sebanyak 57 responden dengan usia risiko rendah yaitu usia20-35 tahun dan usia risiko tinggi yang patuh berjumlah 8 responden.Berdasarkan paritas yang patuh konsumsi konsumsi tablet zat besi (Fe) ?81 tablet berjumlah 42 responden dengan kategori paritas berisiko denganjumlah kelamilan ? 4 dan parits tidak berisiko dengan jumlah kehamilan1-3 yang patuh konsumsi tablet zat besi (Fe) ? 81 berjumlah 23responden. Berdasarkan Frekuensi ANC responden yang patuh konsumsitablet zat besi (Fe) ? 81 tablet dengan frekuensi ANC teratur 6 kaliselama kehamilan berjumlah 44 responden dan yang patuh dengan frekuensiANC yang tidak teratur < 6 kali kunjungan selama kehamilan berjumlah21 responden. Berdasarkan tingkat pendidikan responden yang patuhkonsumsi tablet zat besi (Fe) ? 81 tablet yaitu pendidikan rendahberjumlah 10 responden, pendidikan menengah berjumlah 49 responden danpendidikan tinggi berjumlah 10 responden.

Post Test, dilakukan setelah observasi kepatuhan konsumsi tablet zatbesi (Fe) menggunakan lembar observasi ceklis selesai selama tiga bulan.Post Test, dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin yang diperiksa olehpetugas laboratorium/analis kesehatan dari puskesmas poasia, denganmetode menggunakan alat Easy Touch GCHb. Pemeriksaan kadar Hb dilakukanmelalui kunjungan kerumah responden didampingi langsung oleh peneliti.Adapun nilai rerata Post Test kadar hemoglobin yaitu 12,4 gr/dl adapunkenaikkan kadar hemoglobin sebesar 1,5 gr/dl.

Berdasarkan uji mann-whitney untuk kelompok kontrol di puskesmasLepo-lepo didapatkan nilai rerata kadar hemoglobin Pre Test yaitu 9,9gr/dl. Perlakuan yang diberikan untuk kelompok kontrol yaitu pemberianlembar observasi ceklist yang harus diisi oleh responden setelahkonsumsi tablet zat besi (Fe) selama tiga bulan, untuk kunjungan rumahdilakukan 1 kali sebulan selama tiga bulan. Peneliti didampingi olehbeberapa bidan. Peneliti mempunyai keterbatasan waktu dan tenaga denganjumlah responden 70 yang harus dikunjungi setiap 1 kali sebulan selamatiga bulan proses penelitian sehingga peneliti dibantu oleh beberapabidan dari Puskesamas Lepo-Lepo untuk mengobservasi pengisian lembarceklis dengan mengecek berapa jumlah tablet zat besi (Fe) yang telah dikonsumsi responden dan berapa jumlah tablet zat besi yang tersisa,apakah telah sesuai dengan pengisian lembar observasi ceklis yang isiresponden. Peneliti dan bidan memberikan edukasi selama kunjungan rumahyang dilakukan dengan edukasi tentang manfaat konsumsi tablet zat (Fe)selama kehamilan serta makanan atau minuman yang tidak boleh di konsumsibersamaan dengan tablet zat besi (Fe) yang dapat mengganggu prosespenyerapan zat besi (Fe) dalam tubuh. Penelitian ini tidak dilakukanpenilaian food recall atau pencatatan seluruh makanan dan minuman yangdikonsumsi responden yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadarhemoglobin responden.

Berdasarkan usia responden mayoritas yang patuh konsumsi tablet zatbesi (Fe) ? 81 tablet sebanyak 32 responden dengan usia risiko rendahdan usia risiko tinggi berjumlah 6 responden, sedangkan yang tidak patuhkonsumsi tablet zat besi (Fe) < 81 tablet berjumlah 20 respondendengan risiko rendah dan 12 responden risiko tinggi. Berdasarkan paritasyang patuh konsumsi konsumsi tablet zat besi (Fe) ? 81 tablet berjumlah20 responden dengan kategori paritas berisiko dengan jumlah kelamilan ?4 dan paritas tidak berisiko dengan jumlah kehamilan 1-3 yang patuhkonsumsi tablet zat besi (Fe) ? 81 berjumlah 18 responden sedangkanparitas berisiko yang tidak patuh konsumsi tablet zat besi (Fe) < 81tablet berjumlah 13 responden dan tidak berisiko berjumlah 19 responden.Berdasarkan Frekuensi ANC responden yang patuh konsumsi tablet zat besi(Fe) ? 81 tablet dengan frekuensi ANC teratur 6 kali kunjungan selamakehamilan berjumlah 14 responden dan yang patuh dengan frekuensi ANCyang tidak teratur < 6 kali kunjungan selama kehamilan berjumlah 24responden sedangkan frekuensi ANC yang tidak patuh konsumsi tablet zatbesi (Fe) < 81 tablet berjumlah 21 responden dan frekuensi ANC tidakteratur berjumlah 11 responden. Berdasarkan tingkat pendidikan respondenyang patuh konsumsi tablet zat besi (Fe) ? 81 tablet yaitu pendidikanrendah berjumlah 9 responden, pendidikan menengah berjumlah 16 respondendan pendidikan tinggi berjumlah 13 responden sedangkan tingkatpendidikan responden yang tidak patuh konsumsi tablet zat besi (Fe) <81 tablet yaitu pendidikan rendah berjumlah 6 responden, pendidikanmenengah berjumlah 16 responden, pendidikan tinggi berjumlah  10responden.

Post Test dilakukan setelah perlakukan observasi kepatuhan konsumsitablet zat besi (Fe) menggunakan lembar ceklist selama tiga bulan. PostTest dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin yang diperiksa langsung olehpetugas laboratorium/analis kesehatan dari Puskesmas Lepo-Lepo denganmetode menggunakan alat Easy Touch GCHb. Pemeriksaan dilakukan melaluikunjungan kerumah responden didampingi langsung oleh peneliti. Adapunnilai rerata Post Test kadar hemoglobin yaitu 10,8 gr/dl, terjadipeningkatan kadar hemoglobin pada kelompok kontrol sebesar 0,9gr/dl.

Kelompok intervensi responden anemia ringan berjumlah 5 responden dankelompok kontrol berjumlah 27 responden dengan anemia ringan hal ini dimungkinkan oleh adanya konsumsi obat-obatan tertentu yang dapatmengganggu proses penyerapan zat besi didalam tubuh, adanya eliminasiyang terjadi lebih awal pada sel darah merah akibat masalah kekebalantubuh, memiliki riwayat penyakit kronis, terjadinya abnormal sel darahmerah seperti thalasemia atau bentuk sel sabit yang bersifat turunan,serta memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang seperti limfoma,myelodysplasia, dan multiple myeloma. (Everyday Health 2023)

Hasil penelitian bahwa kelompok intervensi dan kelompok kontrolfrekuensi ANC tidak teratur < 6 kali kunjungan selama kehamilan yaituberjumlah 22 responden dan 35 responden untuk kelompok kontrol, dapatdisimpulkan masih banyak ibu hamil selama kehamilannya tidak melakukankunjungan ANC sesuai dengan usia kehamilan dan aturan yang ditetapkan adapun hasil diskusi oleh bidan di Puskesmas Poasia dan PuskesmasLepo-Lepo kebijakan yang  dilakukan oleh bidan yaitu kunjungan kerumahibu hamil yang tidak datang melakukan pemeriksaan ANC secara teratur,kunjungan tersebut bidan bekerjasama oleh kader setempat untukmengingatkan ibu hamil melakukan kunjungan ANC di puskesmas atau diposyandu, dengan adanya kebijakan yang dilakukan oleh bidan setempatmaka dilakukan pemberian tablet zat besi (Fe) dan diharapkan adanyapengawasan kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) melalui lembar seklisyang telah tersedia di buku KIA oleh bidan dan kader.

Zat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh yang diperlukandalam sintesa hemoglobin dimana untuk mengkonsumsi tablet Fe sangatberkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Zat besi merupakansalah satu mineral yang berfungsi utama dalam membentuk sel darah merahjanin dan plasenta. Anemia pada kehamilan merupakan anemia karenakekurangan zat besi. kurangnya zat besi pada ibu hamil ini, terutamakekurangan zat besi yang berat akan berdampak pada proses persalinanyaitu ada kemungkinan terjadinya perdarahan, yang mana apabila tidakditangani dengan segera akan mengancam jiwa. (Inayatul Aini, 2020)

Beberapa hal yang menyebabkan defisiensi zat besi adalah kehilangandarah, misalnya dari uterus atau gastrointestinal seperti ulkuspeptikum, karsinoma lambung, dll. Dapat juga disebabkan karena kebutuhanmeningkat seperti pada ibu hamil, malabsorbsi dan diet yang buruk.Kekurangan zat besi menyebabkan anemia defisiensi besi. (Khoiriah andLatifah, 2020)(Susiloningtyas, 2018)

Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang tidak baik ataupun caramengkonsumsi yang salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan zatbesi pada tubuh. Diperkirakan hanya 5-15 % besi makanan diabsorbsi olehorang dewasa yang berada dalam status besi baik.  Banyak faktorberpengaruh terhadap absorbsi besi. Bentuk besi di dalam makananberpengaruh terhadap penyerapannya. Bahan makanan sumber besi didapatkandari produk hewani dan nabati. Besi yang bersumber dari bahan makananterdiri atas besi heme (hewani) dan besi non heme (nabati). Besi-hem,yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapatdidalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat dari pada besi-nonhem.(Khoiriah and Latifah, 2020)

Kurang lebih 40% dari besi didalam daging, ayam dan ikan terdapatbesi-hem. Besi-nonhem terdapat didalam telur, serealia, kacang-kacangan,sayuran hijau ayam, daun kelor dan beberapa jenis buah-buahan. Makananbesi-hem dan non-hem jika dikonsumsi bersamaan dapat meningkatkanpenyerapan besi-nonhem. Daging, ayam dan ikan mengandung suatu faktoryang membantu penyerapan besi. Faktor ini terdiri atas asam amino yangmengikat besi dan membantu penyerapannya. Asam organik, seperti vitaminC sangat membantu penyerapan besi-nonhem dengan merubah bentuk ferimenjadi bentuk fero. Bentuk fero lebih mudah diserap. Vitamin Cdisamping itu membentuk gugus besi-askorbat yang tetap larut pada pHtinggi dalam duodenum. (Khoiriah and Latifah, 2020)

Serat serelia dan asam oksalat di dalam sayuran menghambat penyerapanbesi. Faktor-faktor ini mengikat besi, sehingga mempersulitpenyerapannya. Protein kedelai menurunkan absorbsi besi yang mungkindisebabkan oleh nilai asam fitatnya yang tinggi. Vitamin C dalam jumlahcukup dapat melawan sebagian pengaruh faktor-faktor yang menghambatpenyerapan besi ini. (Khoiriah and Latifah, 2020)

Tanin yang merupakan polifenol dan terdapat di dalam teh, kopi danbeberapa jenis sayuran dan buah juga menghambat absorbsi besi dengancara mengikatnya. Bila besi tubuh tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidakminum teh atau kopi waktu makan. Kalsium dosis tinggi berupa suplemenmenghambat absorbsi besi, namun mekanismenya belum diketahui denganpasti, walaupun kandungan besi dalam sereal dan kacang-kacangan relatiftinggi, namum oleh karena bahan makanan tersebut mengandung bahan yangdapat menghambat absorpsi dalam usus, maka sebagian besar besi tidakakan diabsorpsi dan dibuang bersama feses. (Khoiriah and Latifah,2020)

Bahan makanan yang mengandung polifenol atau (inhibitor) dapatmenghambat penyerapan besi, karena bahan tersebut akan mengikat besidalam usus sehingga bersifat tidak larut dan menurunkanbioavailabilitasnya. Hal ini hanya terjadi pada besi non heme karenadalam bentuk besi bebas sehingga mudah diikat, sedangkan besi heme tidakdipengaruhi oleh inhibitor(Khoiriah and Latifah, 2020)

Prevelensi anemia dalam masa kehamilan trimester 1 yaitu 1,8%, 8,2%trimester II dan 27,4% trimester III Ibu hamil trimsester I,II dan IIIberisiko mengalami anemia selama kehamilan akan tetapi lebih berisikojika anemia baru terdeteksi pada trimester III berisiko tinggiterjadinya pendarahan saat persalinan yang berkaitan dengan hemodilusi.(Al-Farsi et al.2012) Anemia di trimester III kehamilan akan berdampakterhadap penurunan kesehatan ibu hamil dan janin. penelitian Fanni danAdriani (2017) menunjukkan bahwa usia kehamilan dan kadar hemoglobin ibuhamil trimester III berhubungan dengan terjadinya berat badan lahirrendah. Selain meningkatkan resiko BBLR anemia dapat meningktkan resikolahir mati dan kematian neonatal. (Patel et al., 2018)

Membuktikan bahwa kadar hemoglobin normal dan anemia selama masakehamilan disebabkan oleh kepatuhan dalam konsumsi tablet zat besi (Fe)setiap hari selama kehamilan untuk membantu dalam pemenuhan kadarhemoglobin dalam upaya pencegahan anemia dan dampak buruk anemia selamakehamilan. Kepatuhan dalam konsumsi tablet zat besi (Fe) selamakehamilan merupakan ketaatan  melaksanakan anjuran petugas kesehatanyang di ukur dari ketepatan jumlah tablet dan ketepatan cara konsumsi.Sumiari Gede Luh et al., 2022). Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitian Ni Komang Intan Prima Asri et al., 2023 terdapat hubunganyang kuat antara kepatuhan konsumsi tablet tambah darah terhadapkejadian anemia pada ibu hamil trimester III.

Berdasarkan hasil penelitian usia responden pada kelompok intervensimayoritas responden yang patuh konsumsi tablet zat besi ? 81 tabletdengan usia risiko rendah berjumlah 57 responden. Peneliti berasumsi adaketerkaitan antara usia dengan ketaatan ibu hamil dalam mengonsumsitablet zat besi berarti bahwa wanita yang memiliki usia 20-35 memilikipeluang besar lebih patuh dalam mengonsumsi tablet zat besi dibandingkandengan wanita yang mempunyai usia dalam kategori risiko tinggi.(Anggraeni, 2020)

Kelompok kontrol berjumlah 32 responden yang patuh dengan usia risikotinggi hal tersebut bertantangan dengan kelompok intervensi. Padakelompok kontrol usia responden dengan risiko tinggi lebih patuh dalamkonsumsi tablet zat besi. Kehamilan dengan Usia berisiko, ibu hamilmempunyai pengalaman akan diri sendiri atau melalui orang lain sehinggaakan berdampak terhadap prilaku untuk lebih menjaga kesehatannya selamahamil. (Fajrin and Erisniwati Ayu, 2021)

Berdasarkan hasil penelitian Kelompok intervensi yang patuh konsumsitablet zat besi (Fe) ? 81 tablet, mayoritas dengan paritas berisikosebanyak 42 responden dan kelompok kontrol yang patuh konsumsi tabletzat besi (Fe) ? 81 tablet berjumlah 20 responden dengan paritasberisiko. Paritas berisiko responden yang lebih patuh dengan jumlah anaklebih dari 3. Kepatuhan terjadi karena pengalaman ibu konsumsi tabletzat besi selama kehamilan sebelumnya mendapatkan manfaat sepertimeningkatkan energi dan tidak mudah lelah saat beraktivitas sertamemberikan pengalaman responden sehingga menimbulkan proses kognitif(pengambilan pengetahuan) maupun persepsi kompetensi (serapan kemampuan)terkait pentingnya konsumsi tablet zat besi (Fe) yang dapat berpengaruhterhadap perilaku kepatuhan dalam menjaga kesehatan selama kehamilan.(Munawaroh, et al., 2019)(Fajrin and Erisniwati Ayu, 2021) multiparadalam penelitian ini,

Berdasarkan hasil penelitian kelompok intervensi yang patuh konsumsitablet zat besi (Fe) ? 81 tablet, mayoritas dengan frekuensi ANC teraturberjumlah 44 responden. ibu hamil yang melalkuakn kunjungan ANC 6 kaliakan mendapatkan pemeriksaan secara dini, mendapatkan konseling giziyang tepat dan mendapatkan suplemen tablet zat besi (Fe) dan asam folatyang lengkap serta pendidikan kesehatan yang memadai sehingga faktorrisiko anemia dapat ditekan dengan pelayanan ANC yang baik dan teraturakan mempermudah ibu hamil untuk memperoleh tablet zat besi (Fe).

Kelompok kontrol yang patuh dengan frekuensi ANC teratur berjumlah 14responden dan tidak patuh berjumlah 21 responden. Ibu hamil yang tidakteratur kunjungan antenatal care memiliki hubungan dengan kepatuhan ibuhamil dalam mengonsumsi Fe. Ibu hamil yang tidak teratur kunjungan ANCakan menerima jumlah tablet zat besi yang tidak sesuai, sehinggaberdampak pada kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) selama kehamilan.(Shinta A., 2018)(Zulya et al., 2022)

Berdasarkan hasil penelitian Kelompok intervensi yang patuh konsumsitablet zat besi (Fe) ? 81 tablet, mayoritas pendidikan menengahberjumlah 49 responden sedangkan kelompok kontrol yang patuh mayoritaspendidikan menengah berjumlah 16 responden dan pendidikan tinggiberjumlah 13 responden. Pendidikan sesorang akan berdampak padapengetahuan dan perilakunya. Semakin tinggi pendidikan ibu hamil makapengetahuan tentang gizi akan lebih baik. Pendidikan tinggi akan lebihmemahami dan memilih makanan yang berkualitas untuk dikonsumsisehari-hari termasuk pemilihan makanan yang bergizi dan seimbang yangbanyak memiliki kandungan zat besi. (RN., 2017)(Khatimah, Setiawati andHaruna, 2022)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehWartisan dan Triveni menemukan ada hubungan antara pendidikan ibu dengankepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah dimana ibu dengan pendidikanrendah hampir dari 5 kali untuk tidak patuh mengkonsumsi tablet tambahdarah. Pendidikan tinggi memungkinkan ibu hamil memiliki pengetahuanyang baik mengenai tablet Fe, efek samping dari tablet Fe dan lainsebagainya.Sehingga dengan pengetahuan tersebut membuat ibu hamilmemiliki kesadaran untuk mengkonsusmsi tablet Fe. Pengetahuan gizi dankesehatan akan berpengaruh terhadap polakonsumsi pangan salah satunyakonsumsi tablet Fe. (Wartisa & Triveni, 2017)

KETERBATASAN PENELITIAN

  1. Keterbatas terhadap waktu dan tenaga yang kurang dalam membantu observasi kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) melalui kunjungan rumah di wilayah puskesmas poasia dan puskesmas lepo-lepo selama tiga bulan maka peneliti berkerja sama dengan bidan setempat untuk melakukan kunjungan rumah.
  2. Keterbatas penelitian peneliti hanya fokus terhadap kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) terhadap ibu hamil trimester III selama tiga bulan tanpa melihat pengaruh dari aspek sosial atau lingkungan yang dapat mempengaruhi kepatuhan responden dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
  3. Keterbatasan penelitian tidak dilakukan penilaian food recoll yaitu mencatat seluruh makanan dan minuman yang telah dikonsumsi selama tiga bulan yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin responden

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkanbahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tabletzat besi (Fe) terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu hamil trimesterIII dalam kelompok intervensi di Puskesmas Poasia Kota Kendari. Begitujuga, di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari, terdapat pengaruh yangsignifikan antara kepatuhan konsumsi tablet zat besi (Fe) terhadappeningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III. Selain itu,hasil menunjukkan bahwa rerata kadar peningkatan hemoglobin pada ibuhamil trimester III dalam kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkandengan kelompok kontrol.

Saran yang dapat diberikan untuk Ibu hamil diharpakan pada ibu hamiluntuk lebih patuh konsumsi tablet zat besi (Fe) selama kehamilanmencegah terjadinya anemia dan melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin.Tenaga kesehatan terutama bidan lebih mengoptimalkan pengawasankonsumsi  tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil dengan pemantauan melaluibuku KIA yang telah tersedia yang harus di isi selama mengkonsumsitablet zat besi (Fe) dan sebaiknya membuat regulasi seperti desa sehatoleh pihak puskesmas dan desa saling berkordinasi untuk mengoptimalkankepatuhan ibu hamil konsumsi tablet zat besi (Fe). Peneliti selanjutnyadapat melanjutkan penelitian ini dengan menilai aspek sosial ataulingkungan yang dapat mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet zat besi(Fe) serta menilai food recall terhadap seluruh konsumsi makanan danminuman harian respond.

DAFTAR PUSTAKA

Anlaakuu and Anto (2017) ‘Anaemia in pregnancy and associatedfactors: a cross sectional study of antenatal attendants at the SunyaniMunicipal Hospital,Ghana. BMC Research’, p. 10:402.

Beressa, G. et al. (2022) ‘Utilization and compliance with ironsupplementation and predictors among pregnant women in SoutheastEthiopia’, pp. 1–23.

Derman, R.J. et al. (2021) ‘RAPIDIRON: Reducing Anaemia in Pregnancyin India—a 3-arm, randomized-controlled trial comparing theeffectiveness of oral iron with single-dose intravenous iron in thetreatment of iron deficiency anaemia in pregnant women and reducing lowbirth weight deliveries’, Trials, 22(1), pp. 1–16. Available at:https://doi.org/10.1186/s13063-021-05549-2.

Garini, A. (2023) ‘Hubungan Status Gizi, Kepatuhan Tablet Fe danFrekuensi Kunjungan ANC dalam Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil’, OpenAccess Jakarta Journal of Health Sciences, 2(1), pp. 554–561. Availableat: https://doi.org/10.53801/oajjhs.v2i1.188.

Hadiyani, W. and Yunidha, V. (2019) ‘Pengaruh Kepatuhan KonsumsiTablet Fe Terhadap Kadar Haemoglobin Ibu Hamil’, Jurnal IlmiahKeperawatan (Scientific Journal of Nursing), 5(1), pp. 7–13. Availableat: https://doi.org/10.33023/jikep.v5i1.206.

Kämmerer L, Mohammad G, Wolna M, Robbins PA, L.-L.S. (2020) ‘Fetalliver hepcidin secures iron stores in utero Blood’, doi:10.1182/blood.2019003907. PMID: 32542311; PMCID: PMC7515687[Preprint].

Kementerian Kesehatan RI (2021) ‘kementrian Kesehatan RepublikIndonesia’, in IT - Information Technology, pp. 6–11. Available at:https://doi.org/10.1524/itit.2006.48.1.6.

Mbhenyane, X. and Cherane, M. (2017) ‘Compliance with the consumptionof iron and folate supplements by pregnant women in Mafikeng localmunicipality, North West Province, South Africa’, African HealthSciences, 17(3), pp. 657–670. Available at:https://doi.org/10.4314/ahs.v17i3.8.

Riskesdes (2018) ‘No Title’.

Sumiari Gede Luh et al. (2022) ‘Jurnal Keperawatan’, KEPATUHANKONSUMSI FE DAN VITAMIN C TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL,14(September), pp. 801–810.

Wachdin, F.R. (2021) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan IbuHamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Di Bpm Atika Madiun’, IndonesianJournal for Health Sciences, 5(2), pp. 136–140. Available at:https://doi.org/10.24269/ijhs.v5i2.3840.

Wahidah, W. (2018) ‘Hubungan antara Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fedengan Tingkat Kejadian Perdarahan pada Ibu Hamil Trimester III’,Fondatia, 2(1), pp. 123–133. Available at:https://doi.org/10.36088/fondatia.v2i1.121.

Wibowo, N., Irwinda, R. and Hiksas, R. (2021) Anemia Defisiensi Besipada Kehamilan.

Wijaya, I. and Nur, H. (2021) ‘The Indonesian Journal of HealthPromotion Open Access Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil DiWilayah Kerja Puskesmas Mamajang Kota Makassar Risk Factors for Anemiain Pregnant Women in the Working Area of Mamajang Health Center,Makassar’, 4(1), pp. 92–96. Available at:https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3.

Yunifitri, A., Aulia, Nurul Aulia, Lestari, D. and Roza, N. (2022)‘PENANGANAN NON FARMAKOLOGI DENGAN KONSUMSI BAYAM UNTUK MENINGKATKANKADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL ANEMIA’, 12(2), pp. 45–54.

Published

2023-10-28

How to Cite

Andriani, A., Manapa, E. S., Nontji, W., Syamsuddin, S., Syafar, M., & Arifuddin, S. (2023). Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) terhadap Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III selama Tiga Bulan di Puskesmas Poasia dan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), e938. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/938

Issue

Section

Journal Supplement

Citation Check