Pengaruh Paritas, Umur Pertama Melahirkan, dan Aborsi terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia berdasarkan Data Survei Dasar Kesehatan Indonesia 2017

Authors

  • Triwahyuningtyas Universitas Airlangga, Indonesia

Keywords:

Paritas, Umur Pertama Melahirkan, Aborsi, Penggunaan kontrasepsi, SDKI 2017

Abstract

The Family Planning (KB) program uses contraception toprevent unwanted pregnancies, abortions and increase the risk-free ageat first childbirth. This study aims to find the effect of parity,abortion, and age at first childbirth on the use of contraceptivemethods. This research is a non-reactive analytic study using secondarydata from the 2017 IDHS for the Married Women section, a sample of 8838married women aged 15-49 years were obtained. Factors influencing theuse of contraception were parity (p=0.000, OR=1.136, 95%CI=1.193-1.451), age at first birth (p=0.038, OR=1.114, 95%CI=0.998-1.223), and abortion ( p=0.000, OR=0.750, 95% CI=0.665-0.846).The role of various sectors is needed to increase the use ofcontraceptive methods so that program objectives (KB) can be moreoptimal.

PENDAHULUAN

Keluarga berencana (KB) merupakan program yang digunakan untuk upaya preventif dalam laju pertumbuhan penduduk. Pembangunan sebuah keluarga adalah upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Keluarga berencana memiliki bentuk upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, dan mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Undang-Undang Republik Indonesia, 2009). Pengaturan kehamilan dalam KB dilakukan dengan menggunakan kontrasepsi.

Kontrasepsi dapat dibedakan menjadi kontrasepsi modern dan kontrasepsi tradisional. Pada data SDKI 2017, 57 persen wanita kawin umur 15-49 tahun yang memakai metode kontrasepsi modern sebesar 57% dan 6% menggunakan metode tradisional. Tingkat putus pemakaian kontrasepsi sebanyak 34% dengan alasan paling umum adalah efek samping/masalah kesehatan (33%) dan ingin hamil lagi (30%) serta sebanyak 11% wanita kawin umur 15-49 tahun kebutuhan KB tidak terpenuhi (BPS, 2017).

Berkontribusi sebanyak 25% dalam mencegah angka kematian ibu, kontrasepsi memungkinkan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman serta melindungi diri dari infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV (Kahraman et al., 2012).

Pemilihan penggunaan kontrasepsi juga dipengaruhi oleh umur pertama melahirkan. Umur ideal pada saat pertama melahirkan yaitu pada usia produktif antara 20-35 tahun, sedangkan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki risiko yang tinggi (Sibuea et al., 2013).

Paritas adalah indikator yang menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup atau kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita yang sampai hidup diluar rahim (Central Bureau of Statistics, 2021).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit universitas di turki, salah satu faktor yang mempengaruhi wanita dalam memilih kontrasepsi yaitu paritas dan aborsi (curettage).

Penelitian yang dilakukan oleh Marston & Cleland (2003) menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan kontrasepsi atau keefektifan kontrasepsi semakin tinggi mengarah pada penurunan aborsi begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan data penelitian diatas, maksud dan tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh paritas, umur pertama melahirkan dan aborsi terhadap penggunaan kontrasepsi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan non-reaktiv. Data yang digunakan yaitu data SDKI 2017 dengan analisis secara kuantitatif. Instrumen data yang digunakan yaitu termuat dalam kuesioner SDKI 2017, dimana cara pengumpulan data dengan memanfaatkan data SDKI 2017.

Sampel penelitian yaitu wanita kawin usia 15-49 tahun di Indonesia dan data diambil dari SDKI 2017 bagian wanita kawin. Variabel terikat pada penelitian ini adalah penggunaan kontrasepsi dengan kode nol (0) untuk WUS yang tidak menggunakan kontrasepsi dan kode satu (10 untuk WUS yang menggunakan kontrasepsi. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu jumlah paritas dengan kode nol (0) yang memiliki jumlah paritas kurang dari/sama dengan 2 dan kode satu (1) yang memiliki jumlah paritas lebih dari 2, umur pertama melahirkan dengan kode nol (0) untuk WUS berumur 20-35 tahun dan kode satu (1) untuk WUS berumur <20 tahun dan >35 tahun, variabel bebas yang terakhir yakni Aborsi dengan kode nol (0) untuk WUS yang pernah melakukan aborsi dan kode satu (1) untuk WUS yang tidak melakukan aborsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Deskriptif

Tabel 1. Menunjukkan jumlah data dan berapa data yang hilang (missing). Pada analisis silang antara penggunaan kontrasepsi dengan paritas, jumlah data valid sebanyak 8838 tanpa adanya data yang hilang. Sedangkan pada penggunaan kontrasepsi dengan umur pertama melahirkan, terdapat 609 data hilang atau miskin. Hal ini dikarenakan responden belum pernah melahirkan.

Valid Cases Missing Total
N % N % N %
Pengguna Kontrasepsi *Total Anak yang pernah dilahirkan (Paritas) 8838 100,0% 0 0,0% 8838 100,0%
Pengguna Kontrasepsi * Umur saat pertama kali melahirkan 8229 93,1% 609 6,9% 8838 100,0%
Pengguna kontrasepsi Aborsi 8838 100,0% 0 0,0% 8838 100,0%
Table 1. Case Summary Tabel silangAntara Paritas dan Umur Pertama Melahirkan dengan Penggunaan Kontrasepsi

Hasil analisis tabel silang, WUS yang memiliki paritas kurang dari/sama dengan 2 yang tidak menggunakan kontrasepsi lebih banyak dibanding dengan yang memiliki paritas lebih dari 2 anak. Jumlah paritas memiliki hubungan dengan penggunaan kontrasepsi dikarenakan nilai P value pada analisis Chi-Square 0,00 (< 0,05).

Pada variabel umur pertama melahirkan, didominasi pada rentang umur 20-35 tahun sebesar 5518 WUS. WUS yang umur pertama melahirkan 20-35 tahun yang menggunakan kontrasepsi sebanyak 67,8% dan sisanya memutuskan untuk tidak memakai kontrasepsi. Nilai P value pada variabel umur pertama melahirkan yaitu 0,003, dimana nilai tersebut kurang dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi dengan umur pertama melahirkan.

Variabel Penggunaan Kontrasepsi Total P
Tidak Menggunakan Menggunakan
N % N % N %
Jumlah Paritas 0,000
? 2 2214 40,5% 3259 59,5% 5473 100,0%
>2 934 27,8% 2431 72,2% 3365 100,0%
Umur Pertama Melahirkan 0,003
20-35 Tahun 1778 32,2% 3740 67,8% 5518 100,0%
<20 dan >35 Tahun 787 29,0% 1924 71,0% 2711 100,0%
Aborsi 0,000
Ya 605 39,4% 930 60,6% 1535 100,0%
Tidak 2543 34,8% 4760 65,2% 7303 100,0%
Table 2. Hasil Analisis Tabel Silang Paritas dan Umur Pertama Melahirkan dengan penggunaan Kontrasepsi

Variabel bebas terakhir yaitu aborsi, didominasi oleh WUS yang tidak melakukan aborsi sebanyak 82,6%. Pada responden yang pernah melakukan aborsi, sebanyak 930 WUS memilih menggunakan kontrasepsi. Terdapat hubungan antara penggunaan metode kontrasepsi dengan aborsi pada uji Chi-Square dengan nilai signifikan sebesar 0,00 (<0,05).

Analisis Regresi Logistik Berganda

Hasil analisis regresi berganda pada tabel 3 menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan. Variabel paritas memiliki nilai signifikan 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat pengaruh paritas terhadap penggunaan kontrasepsi. Nilai OR pada variabel paritas adalah 1,316 yang dapat diartikan bahwa WUS yang memiliki jumlah paritas kurang dari/sama dengan 2 memilih menggunakan kontrasepsi 1,316 kali lebih besar dibanding yang memiliki jumlah paritas lebih dari 2.

Variabel umur pertama melahirkan memiliki nilai signifikan 0,038 (<0,05), H0 ditolak dan variabel umur pertama melahirkan berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi. Nilai OR pada variabel umur pertama melahirkan yaitu 1,114 yang berarti WUS berumur 20-35 tahun memilih memakai kontrasepsi 1,114 kali lebih besar daripada responden dengan usia <20tahun dan >35 tahun.

Variabel bebas terakhir yang berpengaruh signifikan terhadap penggunaan kontrasepsi yaitu variabel aborsi dengan nilai signifikan 0,00 (<0,05) dan nilai konstanta B negatif (-0,287) yang berarti berpengaruh negatif terhadap penggunaan kontrasepsi. Variabel aborsi memiliki nilai OR 0,750 yang artinya WUS yang pernah melakukan aborsi 0,750 kali lebih tinggi dalam memilih metode kontrasepsi. Dapat diartikan juga bahwa semakin rendah WUS yang pernah melakukan aborsi, semakin tinggi juga WUS yang menggunakan kontrasepsi.

Variabel B S.E. Wald df Sig. OR 95% CI for OR Lower-Upper
Paritas 0,275 0,050 30,261 1 0,000 1,316 1,193-1,451
Umur pertama melahirkan 0,108 0,052 4,320 1 0,038 1,114 0,998-1,223
Aborsi -0,287 0,061 22,008 1 0,000 0,750 0,665-0,846
Constant 0,604 0,073 68,061 1 0,000 1,829
Table 3. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda

PEMBAHASAN

Pengaruh Paritas Terhadap Penggunaan Kontrasepsi

Pada hasil penelitian, paritas berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi. Wanita kawin yang menggunakan metode kontrasepsi dan tidak menggunakan metode kontrasepsi dominan berada pada wanita kawin yang memiliki jumlah paritas lebih kurang dari/sama dengan 2 anak.

Menurut penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit di turki menyatakan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi 90% memiliki jumlah paritas lebih dari 3 (Kahraman et al., 2012). Hal ini sama dengan penelitian ini yang memiliki 72,2% wanita yang memiliki lebih banyak anak (>2) menggunakan kontrasepsi.

Penelitian yang dilakukan oleh Mas’udah et al., (2021) juga menjelaskan bahwa wanita kawin yang belum mempunyai anak lebih banyak memilih tidak menggunakan kontrasepsi pada wanita kawin berusia 15-19 tahun.

Wanita kawin yang belum memiliki anak cenderung tidak memilih kontrasepsi atau menggunakan kontrasepsi dengan efektivitas yang rendah. Sedangkan yang miliki jumlah anak banyak cenderung memilih jenis kontrasepsi yang memiliki efektivitas yang tinggi (Laput, 2020).

Pengaruh Umur Pertama Melahirkan Terhadap Penggunaan Kontrasepsi

Umur pertama melahirkan pada wanita kawin di Indonesia berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi pada penelitian ini. Umur pertama melahirkan berkaitan dengan risiko yang dialami wanita kawin saat hamil hingga melahirkan.

Wanita yang masih terlalu muda, memiliki risiko kehamilan tinggi, begitu juga semakin tua wanita. Kematian maternal semakin meningkat dengan usia wanita (Sibuea et al., 2013).

Risiko umur melahirkan pertama antara lain kematian bayi dan kematian maternal. Maka dari itu, penggunaan kontrasepsi untuk mengontrol kehamilan agar sesuai dengan usia risiko rendah santa diperlukan (Dewiyanti, 2020; Kurniawan & Melaniani, 2019; Maula, 2014).

Remaja berusia 15-19 tahun yang sudah kawin tidak menggunakan kontrasepsi untuk menghindari kehamilan. Hal ini malah meningkatkan presentasi kehamilan menjadi besar dan berisiko tinggi (De Vargas Nunes Coll et al., 2019).

Umur terlalu muda atau terlalu tua yang tidak menggunakan kontrasepsi dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan dan bisa berujung pada tindakan aborsi baik secara legal maupun tidak legal.

Pengaruh Aborsi Terhadap Penggunaan Kontrasepsi

Pada penelitian ini, variabel aborsi memiliki pengaruh secara negatif terhadap penggunaan kontrasepsi. Berarti semakin banyak wanita kawin melakukan aborsi semakin sedikit juga wanita kawin yang menggunakan kontrasepsi, begitu juga sebaliknya. Semakin rendah wanita kawin yang melakukan aborsi semakin tinggi wanita kawin yang menggunakan kontrasepsi.

Wanita kawin yang tidak menggunakan kontrasepsi bisa mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan dan berujung aborsi yang dilakukan secara sengaja. Penelitian yang dilakukan Marston and Cleland (2003) mendukung pernyataan diatas. Selain itu, pengaruh adanya kebijakan yang dibuat pemerintah dalam mengilegalkan aborsi yang disengaja juga membantu untuk mengurangi jumlah aborsi dan meningkatkan penggunaan kontrasepsi yang efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan kontrasepsi yang maksimal bisa menyelesaikan permasalahan pertumbuhan penduduk secara maksimal pula. Maka dari itu, analisis dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam penggunaan metode kontrasepsi antara lain paritas, umur pertama melahirkan dan aborsi menjadi pilihan untuk faktor yang akan dianalisis. Ketiga faktor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan metode kontrasepsi. Variabel paritas dan umur pertama melahirkan memiliki pengaruh positif sedangkan aborsi berpengaruh secara negatif. Saran dari penelitian ini yaitu untuk memfokuskan membuat kebijakansesuai dengan variabel diatas sehingga penggunaan kontrasepsi juga semakin meningkat.

Kekurangan Penelitian

Kekurangan penelitian ini terdapat pada sampel yang hanya memilih wanita kawin. Karena kontrasepsi bisa saja digunakan pada wanita yang sedang tinggal bersama namun tidak berstatus kawin ataupun wanita usia subur yang sudah cerai mati maupun cerai hidup.

DAFTAR PUSTAKA

BPS, B. & K. R. (2017). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia.In Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017.

Central Bureau of Statistics. (2021). Berita Resmi Statistik.Bps.Go.Id, 7, 1–52.https://papua.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/336/indeks-pembangunan-manusia-provinsi-papua-tahun-2017.html

De Vargas Nunes Coll, C., Ewerling, F., Hellwig, F., & De Barros,A. J. D. (2019). Contraception in adolescence: The influence of parityand marital status on contraceptive use in 73 low-and middle-incomecountries. Reproductive Health, 16(1),1–12. https://doi.org/10.1186/s12978-019-0686-9

Dewiyanti, N. (2020). Hubungan Umur Dan Jumlah Anak TerhadapPenggunaan Metode Kontrasepsi Di Puskesmas Bulak Banteng Surabaya.Medical Technology and Public Health Journal,4(1), 70–78.https://doi.org/10.33086/mtphj.v4i1.774

Kahraman, K., Göç, G., Ta?kin, S., Haznedar, P., Karagözlü, S., Kale,B., Kurtipek, Z., & Özmen, B. (2012). Factors influencing thecontraceptive method choice: a university hospital experienceKontraseptif yöntem seçimini etkileyen faktörler: Bir üniversitehastanesi deneyimi. Journal of the Turkish German GynecologyAssociation, 13(2), 102–105.https://doi.org/10.5152/jtgga.2012.07

Kurniawan, R., & Melaniani, S. (2019). Hubungan Paritas, PenolongPersalinan dan Jarak Kehamilan dengan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur.Jurnal Biometrika Dan Kependudukan,7(2), 113.https://doi.org/10.20473/jbk.v7i2.2018.113-121

Laput, D. O. (2020). Pengaruh Paritas terhadap Penggunaan KontrasepsiImplant di Wilayah Kerja Puskesmas Wae Mbeleng, Kecamatan Ruteng.Jurnal Wawasan Kesehatan, 5(1),6–10.

Marston, B. C., & Cleland, L. J. (2003). Relationships BetweenContraception and Abortion: A Review of the Evidence.International Family Planning Perspectives,29(1), 6–13.

Mas’udah, A. F., Pristya, T. Y. R., & Andarmoyo, S. (2021).Parity and marital status as factors influencing contraceptive use amongadolescents in Indonesia. Kesmas,16(1), 33–38.https://doi.org/10.21109/KESMAS.V16I1.3276

Maula, et al. (2014). Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan PemilihanAlat Kontrasepsi pada Akseptor KB Wanita di Tuwel. SiklusJournal Research Midwifery Politeknik Tegal,2(2), 1–10.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=447729&val=9478&title=FAKTOR–FAKTORYANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KBWANITA DI TUWEL

Sibuea, M. D., Tendean, H. M. M., & Wagey, F. W. (2013).PERSALINAN PADA USIA ? 35 TAHUN DI RSU PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO.Jurnal E-Biomedik, 1(1), 484–489.https://doi.org/10.35790/ebm.1.1.2013.4587

Undang-Undang Republik Indonesia. (2009). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKANDAN PEMBANGUNAN KELUARGA.

Published

2023-08-10

How to Cite

Triwahyuningtyas, T. (2023). Pengaruh Paritas, Umur Pertama Melahirkan, dan Aborsi terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia berdasarkan Data Survei Dasar Kesehatan Indonesia 2017. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(1), e989. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/989

Issue

Section

Journal Supplement

Citation Check