Preventive Efforts through Education and Simulation of Disaster Response Movements for Communities in Coastal Areas, Bokori Village, Soropia District
DOI:
https://doi.org/10.36990/jippm.v2i1.453Keywords:
Health education, Simulation, Disaster response, CoastalAbstract
Bokori Village is one of the areas in the coastal area of Soropia District, Konawe Regency which is located between a hill and the ocean. This condition is one of the causes of the high potential for disasters in the area. This community service activity aims to increase the knowledge and ability of the community in carrying out disaster response movements in the coastal area of Bokori Village. The method used in this community service is education and simulation as well as community assistance in carrying out disaster response movements. The potential result of this community service activity is an increase in the knowledge and ability of residents to carry out disaster preparedness marked by residents being able to independently carry out disaster response movements accompanied by a community service team. This activity is expected to be the first step in collaboration between health centers, educational institutions, and village officials in preventing disasters in coastal areas which in everyday life are still thick with belief in culture.
PENDAHULUAN
Desa Bokori Kecamatan Soropia merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Konawe yang beresiko tinggi mengalami bencana alam. Gempa bumi adalah bencana alam yang paling sering terjadi di daerah Konawe dengan luas bahaya gempa bumi 443.528 ha (Bencana, 2020).
Masyarakat di Desa Bokori merupakan suku Bajoe. Suku Bajoe adalah suku yang dikenal sebagai masyarakat pesisir. Suku ini merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut, sehingga disebut gipsi laut (Tosepu et al., 2016). Tempat tinggal mereka saat ini merupakan pemukiman baru hasil re-lokasi pemerintah. Hampir seluruh masyarakat Bajoe di bagian terdekat Pulau Sulawesi bagian Tenggara kini hidup menetap di daerah pesisir pantai Sulawesi Tenggara. Pemukiman tetap yang berada di pesisir pantai ini dianggap pemukiman yang paling memungkinkan untuk dijadikan tempat hidup (Mulyati et al., 2017).
Masyarakat Desa Bokori adalah masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan kecil. Pendapatan dari nelayan kecil dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, termasuk ketidakmampuan masyarakat untuk membangun hunian yang kokoh. Rumah-rumah di pemukiman baru hasil re-lokasi pemerintah di Desa Bokori dibangun menggunakan dinding rumah yang terbuat dari papan, atau gypsum. Posisi pemukiman warga terdapat diantara bukit dan lautan. Dari faktor-faktor tersebut, pemukiman warga di Desa Bokori sangat rawan terhadap terjadinya bencana alam salah satunya gempa bumi (Dharma et al., 2017).
Berdasarkan hasil survey awal dan wawancara dengan mitra yaitu kader di Desa Bokori, saat terjadi gempa bumi pada tanggal 2 September 2021 yang berpusat di Kecamatan Puuwatu getarannya terasa sampai di Desa Bokori, masyarakat panik dan berlarian keluar rumah tidak terarah ketika mencoba menyelamatkan diri, masyarakat mengatakan bingung karena tidak tahu harus berbuat apa ketika terjadi gempa bumi. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana. Selain itu, di Desa Bokori juga tidak tersedia fasilitas kesehatan. Hal ini menyebabkan masyarakat akan sangat sulit mendatangi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan medis jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Pernyataan yang mereka kemukakan membuat kami tersadar akan kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, sehingga kami melakukan kegiatan pengabdian masyarakat melalui edukasi dan simulasi gerakan tanggap bencana sebagai upaya mengurangi dampak atau permasalahan dari bencana tersebut.
Dengan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di wilayah pesisir Desa Bokori Kecamatan Soropia diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mencegah dampak/permasalahan yang akan dihadapi masyarakat dengan melibatkan mitra yaitu kader kesehatan di wilayah pesisir Desa Bokori kecamatan Soropia.
METODE
Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah metode pendekatan yaitu metode edukasi dan simulasi merupakan metode pendekatan yang dilakukan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Metode edukasi
Metode ini dilakukan edukasi terkait gerakan tanggap bencana untuk mengurangi dampak atau permasalahan akibat bencana. Aspek yang menjadi fokus pada metode ini adalah kemampuan peserta yaitu warga Desa Bokori dalam menerima informasi yang diberikan melalui pre test dan post test.
Metode Simulasi
Pada metode ini akan dilakukan praktek langsung terkait gerakan tanggap bencana. Aspek yang menjadi fokus pada metode ini adalah kemampuan peserta dalam melaksanakan teknik yang diajarkan secara tepat.
Skema penyelesaian masalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2021 di Desa Bokori Kecamatan Soropia pada 30 orang peserta yang terdiri dari kader dan apparat desa. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan pre test kepada 30 orang peserta dilanjutkan dengan pemberian edukasi lalu simulasi dan diakhiri dengan post tes. Simulasi Gerakan tanggap bencanan akan dievaluasi secara berkala oleh tim pengabdian masyarakat bekerja sama dengan aparat Desa Bokori.
Beberapa riset terdahulu yang sejalan dengan pengabdian masyarakat ini antara lain: Pengaruh Kesadaran Terhadap Kesiapsiagaan Bencana pada Keluarga di Pesisir Banten Kecamatan Sumur, diketahui bahwa pengetahuan dan pendidikan menjadi hal yang sangat penting dan strategis untuk membangun budaya masyarakat yang peduli sehingga memiliki kesadaran terhadap bencana (Purwalatia, 2019). Using Gaming Simulation to Evaluate Bioterrorism and Emergency Readiness Education menyatakan bahwa pendidikan tentang siaga bencana dengan menggunakan simulasi dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan yang tidak menggunakan simulasi (Olson et al., 2010). Pengaruh Pemberian metode Simulasi Siaga Bencana Gempa Bumi terhadap Kesiapsiagaan Anak di Yogyakarta, diketahui bahwa penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan kesiapsiagaan setelah diberikan simulasi. Pemberian metode simulasi siaga bencana gempa bumi memberikan pengaruh positif dengan kategori lemah terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi pada anak-anak (Indriasari, 2018). Pengaruh Pelatihan terhadap Keterampilan Kesiapsiagaan Manajemen Bencana Keluarga di Daerah Pesisir Pantai Kota Bengkulu diketahui bahwa rata-rata keterampilan sebelum intervensi 59,90 dan meningkat menjadi 88,15 setelah intervensi pemberian edukasi pada 40 peserta yang ikut serta dalam pelatihan keterampilan kesiapsiagaan manajemen bencana (Buston et al., 2021).
Edukasi dan simulasi Gerakan tanggap bencana yang dilakukan di Desa Bokori menunjukkan adanya perubahan dari segi pengetahuan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan pengetahuan melalui hasil jawaban peserta pada kuesioner yang dibagikan. Selain itu juga ada perubahan pada perilaku peserta yang ditunjukkan dengan 80% peserta mampu melakukan tahapan gerakan tanggap bencana yang telah disimulasikan oleh tim pengabdian masyarakat.
Terdapat peningkatan pengetahuan tentang tanggap bencana sebelum dan setelah pendidikan kesehatan (Tabel 1).
KESIMPULAN
Edukasi dan simulasi gerakan tanggap bencana pada masyarakat di wilayah pesisir Desa Bokori Kecamatan Soropia menunjukkan hasil yang signifikan ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan peserta edukasi serta peningkatan kemampuan peserta dalam melakukan tahapan gerakan tanggap bencana.
Additional Files
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2022 Dewi Sartiya Rini, Rahmah Prahesti, Khusnul Khatimah, Nesi Arsita, Dwi Putra
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.