Enrichment of Knowledge and Attitudes of Public Health Cadres by the Innovative Education Program of Stunting Prevention

Authors

  • Yustiari Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
  • Khalidatul Khair Anwar Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
  • Sultina Sarita Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
  • Nina Primasari Poltekkes Kemenkes Jakarta III, Indonesia
  • Astuti Nur Poltekkes Kemenkes Kupang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.730

Keywords:

Enrichment, Knowledge, Attitude, Cadre, Stunting

Abstract

The problem of stunting in Indonesia requires great attention by looking at the high prevalence of stunting. This study aims to improve the knowledge and attitudes of public health cadres accompanying mothers and children. The study was conducted with a pseudo-experimental method of one group pre-post test on the population of cadres in the Soropia Health Center Working Area, the number of cadres was 30 people taken with total sampling technique. Data collection was conducted through education to cadres with a focus on maternal health services, nutrition of pregnant women, breastfeeding mothers, and toddlers, and anthropometric measurement of toddlers. Cadres were given a handbook module during the education period. A total of four meetings with material provision for one month, and assistance again in the second month. The results of the study on the characteristics of knowledge and attitudes increased before and after the study, and the difference in total questionnaire scores was significant (p = 0.000). There are differences before and after the education program in the knowledge and attitudes of cadres. The stunting prevention education program was provided using a handbook module. To improve the motivation and attitude of cadres, it is necessary to conduct regular knowledge enrichment.

PENDAHULUAN

Masalah gizi di Indonesia membutuhkan perhatian yang besar dengan masih tingginya masalah stunting (37,2%) (The World Bank, 2015), dan terdapat risiko jangka panjang pada penderitanya. Terjadinya stunting berkaitan dengan dengan berbagai faktor, terutama karena masalah gizi kesehatan ibu hamil dan menyusui, bayi baru lahir, dan lingkungan (World Health Organization, 2016). Prevalensi masalah stunting di Indonesia cukup tinggi (Global Nutrition Report, 2022), sehingga menjadi salah satu isu nasional dan masuk ke dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 dengan target capaian penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen.

Di Sulawesi Tenggara, berdasarkan penelitian terdahulu (Hariani et al., 2018) dari total anak yang diukur status gizinya, 28,57 persen dari 91 anak berstatus gizi mengalami stunting. Selain itu, faktor determinan penyebab stunting yang ada adalah pola makan balita, tinggi badan ibu, dan riwayat penyakit infeksi (Rosianti et al., 2022).

Tantangan yang ada saat ini adalah kendatipun besarnya upaya pemerintah terhadap penanganan stunting, hal itu belum sampai kepada sasaran kelompok kunci stunting. Dikatakan oleh Paramita et al. (2021), ibu balita masih memiliki pengetahuan dan sikap yang tidak memadani tentang masalah stunting. Padahal penanganan stunting tidak hanya dilakukan melalui pemantauan status gizi balita, namun upaya menyeluruh terhadap kesehatan masyarakat (Noviaming et al., 2022).

Selain aspek kuratif, pencegahan masalah stunting mulai dilakukan pada kelompok remaja (Rasmaniar et al., 2022), pemanfaatan pangan lokal dan protein laut (Nirmala & Octavia, 2022), dan perilaku ibu hamil juga turut menjadi aspek preventif masalah stunting (Nurfatimah et al., 2021). Aspek lainnya adalah pemberdayaan kader kesehatan.

Berbagai penelitian tentang peran kader posyandu dalam upaya menangani masalah stunting memperlihatkan hasil yang sangat baik. Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan et al. (2022) bahwa upaya kader mampu membantu menurunkan prevalensi stunting. Penguatan peran kader merupakan salah satu strategi penting dalam upaya pencegahan stunting. Krusialnya peran kader tersebut sangat ditentukan oleh pengetahuan dan sikap kader (Damayanti et al., 2022; Mediani et al., 2020) sehingga berbagai aspek pencegahan stunting dapat dilakukan melalui edukasi kepada masyarakat, pemeriksaan kesehatan, dan intevensi terhadap anak dengan risiko stunting (Noviaming et al., 2022).

Dengan demikian, penguatan peran kader dapat menjadi salah satu faktor kunci dalam upaya pencegahan stunting. Oleh karenanya, dibutuhkan dukungan dan pelatihan yang memadai bagi kader agar dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik dalam upaya pencegahan stunting. Tujuan penelitian ini adalah pemberdayaan kader melalui program pendidikan pencegahan stunting.

METODE

Penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan one group pre-post test. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Soropia pada bulan Mei-Agustus 2022 dengan populasi seluruh kader posyandu. Penentuan total sampel menggunakan prinsip total sampling sehingga jumlah responden ditetapkan sebanyak 30 kader.

Pengumpulan dan Analisi Data

Pengumpulan data dilakukan melalui pendidikan kepada kader dengan fokus materi layanan kesehatan ibu hamil, gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, dan pengukuran antropomenteri balita. Kader diberikan modul pegangan selama masa pendidikan. Total empat kali pertemuan dengan pemberian materi selama satu bulan, dan pendampingan kembali pada bulan ke dua. Data pengetahuan dan sikap dikumpulkan melalui kuesioner, sebelum pelatihan dan diakhir pelatihan.

Analisis data menggunakan metode analisis univariat dan disajikan sebagai distribusi frekuensi karakteristik responden. Sedangkan uji statistik untuk mengetahui pengaruh program pendidikan dengan variabel pengetahuan dan sikap digunakan uji Wilconxon dan T-Test menggunakan aplikasi SPPS.

HASIL

Tabel 1. Data Karakteristik Responden

Rata-rata kader memiliki pada kategori umur 31-40 tahun (43%) dan >40 tahun (37%). Berdasarkan kategori riwayat pendidikan formal, rata-rata lulus pada tingkat pendidikan menengah (66%). Dan hampir seluruh responden bekerja di rumah sebagai Ibu Rumah Tangga (90,1%) (Tabel 1).

Tabel 2. Distribusi Rerata Karakteristik Pengetahuan dan Sikap pada Pra dan Pascates

Peningkatan yang baik dari varibel pengetahuan maupun sikap kader setelah program pendidikan pencegahan stunting. Skor rata-rata pengetahuan awal adalah 60,33 kemudian mengalami peningkatan menjadi 92,76. Sedangkan skro rata-rata sikap prates adalah 77,30 meningkat menjadi 92,23 pada pascates (Tabel 2) .

Tabel 3. Uji Statistik Wilcoxon signed rank pada Variabel Pengetahuan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua pengetahuan pendamping keluarga mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi dalam bentuk pelatihan. Hasil uji Wilcoxon signed rank memperlihatkan bahwa nilai p (0,000)<? sehingga terdapat perbedaan nilai pengetahuan sebelum dengan setelah diberikan intervensi. Hal tersebut dapat juga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan pendamping keluarga (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Uji Statistik T test pada Variabel Sikap

Berdasarkan tabel tersebut nilai T hitung (8.415)> t tabel dan nilai p (0,000) < ? yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap awal dengan sikap setelah diberikan intervensi berupa pelatihan. Nilai mean bernilai negatif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai sikap setelah intervensi. Rata-rata peningkatan adalah 14,933 poin (Tabel 4).

PEMBAHASAN

Berdasarkan distribusi karakteristik responden, rata-rata umur kader di atas 30 tahun, dan riwayat pendidikan formal pada kategori tingkat menengah. Peran utama kader Posyandu adalah selain pelaksanaan kegiatan Pos Layanan Terpadu (Posyandu), juga melaksanakan edukasi dalam rangka membangun partisipasi masyarakat terhadap program penyehatan dan pencegahan stunting melalui dorongan keikutsertaan dalam kegiatan Posyandu, dan aktivitas pendidikan masyarakat (kelas ibu hamil, kelas balita, dan kunjungan rumah) (Susanto et al., 2017). Dari hasil penelitian ini, kendatipun menurut Sukandar et al. (2019) bahwa umur dan riwayat pendidikan formal tidak berhubungan dengan aktivitas kader posyandu, hal ini menjadi catatan utama terhadap upaya yang lain untuk meningkatkan peran serta kader Posyandu dalam pencegahan masalah stunting.

Kematangan umur dan gender perempuan dapat berhubungan dengan kesadaran pencegahan penyakit. Penelitian terdahulu (Deeks et al., 2009) mendukung argumentasi tentang kematangan umur dan gender perempuan berhubungan positif dengan peningkatan sikap pencegahan penyakit melalui pemilihan sikap yang lebih baik dalam menerapkan perilaku pencegahan penyaki, selain itu karena gender perempuan yang dominan dalam kegiatan rumah tangga dan kesehatan keluarga. Upaya untuk memaksimalkan peran kader tersebut telah didukung sendiri dengan karakteristik demografi kader Posyandu, sehingga fokus terhadap pengayaan pengetahuan untuk membentuk sikap yang maksimal dapat semakin efektif dilakukan. Karena keatifan dari kader Posyandu salah satunya ditentukan oleh seberapa banyak menerima pendidikan (Sukandar et al., 2019).

Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat signifikansi perbedaan pra-pasca tes variabel pengetahuan. Pengetahuan yang memadani tentang masalah stunting adalah kunci yang mendasar pada efektifitas keaktifan kader Posyandu (Sukandar et al., 2019). Dan pada pelaksanaan pendidikan, salah satu metode agar mendapatkan hasil pengetahuan yang maksimal adalah dengan konseling dan pelatihan kader (Fitriani & Purwaningtyas, 2020; Malonda & Sanggelorang, 2020). Berdasarkan kajian terdahulu, selain dengan pendidikan dan pelatihan kader, dapat diberikan pula dengan media audiovisual (Yunara et al., 2022), selain dari pemberian modul pegangan.

Peningkatan pengetahuan disandingkan dengan motivasi dalam malaksanakan tugas kegiatan Posyandu (Mediani et al., 2022). Motivasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, yaitu keinginan pribadi, pendidikan, kontrol diri, pengetahuan, usia, dukungan dari keluarga, keyakinan agama, dan dukungan dari lingkungan sekitar (Hardcastle et al., 2015).

Variabel lain dalam penelitian ini adalah sikap kader. Sikap kader mengalami perbedaan sebelum dan setelah program pendidikan, dan perbedaan ini pada poin peningkatan sikap. Teori yang ada bahwa pembentukan sikap berasal dari afeksi kader terhadap masalah stunting, dan berhubungan erat dengan pengetahuan (Kim et al., 1998). Sikap kader dibutuhkan untuk menggerakan aktivitas Posyandu agar efektif, dan maksimal, sehingga tujuan pencegahan masalah stunting dapat tercapai.

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat perbedaan pada sebelum dan sesudah program pendidikan terhadap pengetahuan dan sikap kader. Program pendidikan pencegahan stunting diberikan dengan menggunakan modul pegangan. Sebagai upaya meningkatkan motivasi dan sikap kader, perlu dilakukan pengayaan pengetahuan secara berkala.

Kekurangan Penelitian

Metode penelitian hanya mengakomodasi program pendidikan dengan menggunakan metode konvensional, ceramah, dan modul pengangan. Dibutuhkan kelengkapan metode yang lain seperti menggunakan media audiovisual.

References

Damayanti, D. F., Aprianti, E., Fatonah, O., & Sulistiawati, R. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Kader Posyandu dalam Upaya Pencegahan Stunting di Wilayah Puskesmas Sungai Melayu Kabupaten Ketapang. Jurnal Kebidanan Khatulistiwa, 8(1), Article 1. https://doi.org/10.30602/jkk.v8i1.894

Deeks, A., Lombard, C., Michelmore, J., & Teede, H. (2009). The effects of gender and age on health related behaviors. BMC Public Health, 9(1), 213. https://doi.org/10.1186/1471-2458-9-213

Fitriani, A., & Purwaningtyas, D. R. (2020). Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu dalam Pengukuran Antropometri di Kelurahan Cilandak Barat Jakarta Selatan. Jurnal SOLMA, 9(2), Article 2. https://doi.org/10.22236/solma.v9i2.4087

Global Nutrition Report. (2022). Country Nutrition Profiles. https://globalnutritionreport.org/resources/nutrition-profiles/asia/south-eastern-asia/indonesia/

Hardcastle, S. J., Hancox, J., Hattar, A., Maxwell-Smith, C., Thøgersen-Ntoumani, C., & Hagger, M. S. (2015). Motivating the unmotivated: How can health behavior be changed in those unwilling to change? Frontiers in Psychology, 6, 835. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2015.00835

Hariani, H., Sudarsono, I. M. R., & Sostinengari, Y. (2018). Analisis Data Hasil Pemantauan Status Gizi dari Faktor Determinan Kejadian Stunting pada Balita. Health Information?: Jurnal Penelitian, 10(1), Article 1. https://doi.org/10.36990/hijp.v10i1.123

Kim, J., Lim, J.-S., & Bhargava, M. (1998). The role of affect in attitude formation: A classical conditioning approach. Journal of the Academy of Marketing Science, 26(2), 143–152. https://doi.org/10.1177/0092070398262005

Malonda, N. S. H., & Sanggelorang, Y. (2020). Upaya Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu dalam Kegiatan Pelatihan Pendampingan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Tataaran II Tondano Selatan Kabupaten Minahasa. Jurnal Perempuan Dan Anak Indonesia, 2(1), 12–17.

Mediani, H. S., Hendrawati, S., Pahria, T., Mediawati, A. S., & Suryani, M. (2022). Factors Affecting the Knowledge and Motivation of Health Cadres in Stunting Prevention Among Children in Indonesia. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 15, 1069–1082. https://doi.org/10.2147/JMDH.S356736

Mediani, H. S., Nurhidayah, I., & Lukman, M. (2020). Pemberdayaan Kader Kesehatan tentang Pencegahan Stunting pada Balita. Media Karya Kesehatan, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.24198/mkk.v3i1.26415

Nirmala, I. R., & Octavia, L. (2022). Peran Makanan Laut Sumber Protein dan Anak Stunting di Wilayah Pesisir. Jurnal Stunting Pesisir dan Aplikasinya, 1(2), Article 2. https://doi.org/10.36990/jspa.v1i2.707

Noviaming, S., Takaeb, A. E. L., & Ndun, H. J. N. (2022). Persepsi Ibu Balita tentang Stunting di Wilayah Puskesmas Tarus Kabupaten Kupang. Media Kesehatan Masyarakat, 4(1), 44–54.

Nurfatimah, N., Anakoda, P., Ramadhan, K., Entoh, C., Sitorus, S. B. M., & Longgupa, L. W. (2021). Perilaku Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil. Poltekita?: Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(2), Article 2. https://doi.org/10.33860/jik.v15i2.475

Paramita, L. D. A., Devi, N. L. P. S., & Nurhesti, P. O. Y. (2021). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengenai Stunting dengan Kejadian Stunting di Desa Tiga, Susut, Bangli. Community of Publishing in Nursing (COPING), 9(3), 323–331.

Ramadhan, K., Entoh, C., & Nurfatimah, N. (2022). Peran Kader dalam Penurunan Stunting di Desa: The Role of Cadres in Decreasing Stunting in the Village. Jurnal Bidan Cerdas, 4(1), Article 1. https://doi.org/10.33860/jbc.v4i1.409

Rasmaniar, R., Nurlaela, E., Ahmad, A., & Nurbaya, N. (2022). Pendidikan Teman Sebaya melalui Pemberdayaan Kader Posyandu Remaja terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja tentang Manfaat Gizi dalam Pencegahan Stunting: Penelitian Kuasi Eksperimen. Health Information?: Jurnal Penelitian, 14(1), Article 1. https://doi.org/10.36990/hijp.v14i1.498

Rosianti, N., Sunarsih, S., & Banudi, L. (2022). Hubungan Pola Makan, Tinggi Badan Ibu dan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Status Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan di Wilayah Pesisir Desa Manuru Kabupaten Buton. Jurnal Stunting Pesisir Dan Aplikasinya, 1(1), Article 1. https://doi.org/10.36990/jspa.v1i1.456

Sukandar, H., Faiqoh, R., & Effendi, J. S. (2019). Hubungan Karakteristik terhadap Tingkat Aktivitas Kader Posyandu Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Jurnal Sistem Kesehatan, 4(2), 102–109.

Susanto, F., Claramita, M., & Handayani, S. (2017). Peran Kader Posyandu dalam Pemberdayaan Masyarakat Bintan. Journal of Community Medicine and Public Health, 33(1), 33–42.

The World Bank. (2015). The Double Burden of Malnutrition in Indonesia [Text/HTML]. World Bank. https://www.worldbank.org/en/news/feature/2015/04/23/the-double-burden-of-malnutrition-in-indonesia

World Health Organization. (2016). Stunted Growth and Develpment: Context, Causes and Consequences. World Health Organization.

Yunara, Y., Lestari, W. A. E., Indarwati, R., Mufida, L., Rahmadi, C., Hidayati, W. O. D., & Rohman, R. F. (2022). Health Promotion Strategy to Increase Cadre Knowledge about Stunting in the Work Area of the Puskesmas Krembangan Selatan: Strategi Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan Kader tentang Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Krembangan Selatan. Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements, 4(2), Article 2. https://doi.org/10.20473/dc.V4.I2.2022.74-79

Published

2023-01-05 — Updated on 2023-04-30

Versions

How to Cite

Yustiari, Y., Anwar, K. K., Sarita, S., Primasari, N., & Nur, A. (2023). Enrichment of Knowledge and Attitudes of Public Health Cadres by the Innovative Education Program of Stunting Prevention. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(1), 88–96. https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.730 (Original work published January 5, 2023)

Issue

Section

Original Research

Citation Check

Funding data

Most read articles by the same author(s)