Hubungan Pengetahuan Lansia Dengan Status Vaksinasi Covid-19

Authors

  • Zulkarnain Nasution Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung, Indonesia
  • Ganda Sigalingging Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung, Indonesia
  • Magdalena Ginting Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung, Indonesia
  • Angelin Gulo Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung, Indonesia

Keywords:

Pengetahuan, Status Vaksinasi Covid-19,, Lansia

Abstract

The spread of Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) throughout the world, especially in Indonesia, has resulted in many negative impacts. One of the government's programs in overcoming the transmission of Covid-19, especially in vulnerable populations is to carry outCovid-19 vaccinations. The elderly as a group that is very vulnerable to exposure to Covid-19 have made the government pay special attention to the elderly to get vaccines with the aim of controlling morbidity and mortality in the elderly. The achievement of the Covid-19 vaccination rate, especially in Indonesia, is still relatively low. Lack of knowledge makes the elderly believe in hoax issues, are afraid of side effects, and doubt the safety of vaccines. The purpose of this study was to analyze the relationship between knowledge and Covid-19 vaccination status in the elderly in Lumban Panopa Hamlet, Siborong-borong IVillage, North Tapanuli Regency. This analytical survey research crosssectional approach. One hundred and fifty elderly the population in this research with sample is sixty elderly. The sampling technique is Consecutive Sampling. In analyzing the data, the chi-square test was used. The results showed that there was a relationship between knowledge andCovid-19 vaccination status in the elderly with a p-value of 0.000. Knowledge of the elderly who lack Covid-19 vaccination status is incomplete. It is hoped that the local government will make direct visits and provide education together with the Covid-19 Task Force officers to increase the knowledge of the elderly in understanding, carrying out, and completing the Covid-19 vaccination status.

PENDAHULUAN

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Coronavirus tipe beta (?-CoV). Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019 (Noriani & Rahayu, 2022). Virus Covid-19 ini masuk ke Indonesia pada bulan Maret 2020 dan dampak ini menjadi problema terhadap seluruh masyarakat di Indonesia terutama menjadi problema terhadap kelompok yang rentan penyakit salah satunya adalah kelompok lansia. Lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Lansia merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap berbagai kondisi akut karena gangguan kesehatan, akibat kombinasi dari penurunan imunitas tubuh, paparan terhadap antigen, serta kecenderungan memiliki komorbid sehingga akan lebih beresiko terpapar/kematian karena Covid-19 (2)

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyakit Covid-19 sangat besar. Selain mengganggu kesehatan masyarakat, virus ini juga mengganggu perekonomian di Indonesia (Yuningsih, 2022). Oleh karena itu, dibutuhkan cara untuk menanggulangi dampak negativ dari kasus ini salah satunya adalah dengan vaksinasi (Lingga Yuwaka, 2022). Vaksinasi adalah pemberian vaksin dengan tujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit sehingga apabila jika terpapar penyakit tersebut tidak akan memperparah kondisi dan tidak menjadi sumber dari penularan Covid-19 (Kemenkes, 2021).

Penduduk sasaran vaksinasi di Indonesia (93,74%) telah mendapatkan vaksin dosis pertama, (74,97%) dosis kedua dan (8,68%) dosis ke tiga. Data ini terhitung untuk 208.265.720 penduduk sasaran vaksinasi yang mencakup tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat umum dan masyarakat rentan serta anak-anak usia 12-17 tahun. Berdasarkan kelompok sasaran penelitian di Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 24 Maret 2022, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mencatat sebanyak 8.93.757 orang dari 1.093.446 warga lanjut usia (lansia) yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. Secara presentase sudah (81,74%) mendapatkan vaksin dosis I, vaksin dosis II sudah dilakukan pada 702.421 lansia (64,24%) dan vaksin dosis III atau booster baru dilakukan pada 148.096 lansia (13,5%). Sedangkan target vaksinasi pada lansia sebanyak 1,09 juta jiwa (Chakrawarty et al., 2021)

Lansia sebagai kelompok yang sangat rentan terhadap paparan Covid-19 membuat pemerintah memberi perhatian khusus kepada lansia untuk mendapatkan vaksin dengan tujuan mengendalikan angka kesakitan dan kematian pada lansia (Chan et al., 2021). Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, kelompok lanjut usia memiliki faktor resiko hingga 60 kali lipat lebih parah dibandingkan dengan anak-anak dan selama pandemik tercatat kelompok yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit didominasi lansia (Yousuf et al., 2020). Vaksinasi sebagai salah satu pencegahan penularan virus Covid-19 seharusnya menjadi kabar baik pada lansia. Faktanya tidak semua lansia menerima dan bersedia divaksin Covid-19 karena disebabkan hoax dan berita bohong sehingga menimbulkan keraguan bagi lansia untuk melakukan vaksinasi (Kemenkes, 2021).

Hasil penelitian Rosmiati (2022) tentang Gambaran Pengetahuan dan Partisipasi Lansia Berdasarkan Status Vaksinasi Covid-19 di RW 04 Kelurahan Pasie Nan Tigo Padang menunjukkan lansia yang memperoleh vaksin 1 memiliki pengetahuan baik (66,7%), vaksin dosis 1 dan 2 memiliki pengetahuan baik (78,6%) dan (40%) belum divaksin memiliki pengetahuan rendah (3). Tingkat partisipasi lansia dengan vaksin dosis 1 sangat tinggi (33,3%), dosis 1 dan 2 partisipasi tinggi (71,4%), dan yang belum divaksin memiliki partisipasi rendah (50%). Sejalan dengan hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Lansia Terhadap Vaksinasi Covid-19 Di RW 07 Kelurahan Pasie Nan Tigo Kota Padang menunjukkan vaksinasi Covid-19 dosis 1 di Kota Padang sudah mencapai (74,17%) dan dosis 2 mencapai (51,26%). Akan tetapi menurut Nella meskipun angka vaksinasi Covid-19 sudah tinggi, didapatkan masih banyak lansia yang menolak melakukan vaksinasi. Salah satu penyebabnya adalah pengetahuan tentang vaksinasi Covid-19 (Ambarita & Nurwahyuni, 2022).

Vaksinasi dibutuhkan untuk menurunkan angka kejadian Covid-19 terutama pada populasi yang rentan seperti pada lansia dan ibu hamil. Kedua populasi ini lebih mengkhawatirkan daripada populasi umum, hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan tentang vaksin (Utami et al., 2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2022) tentang Hubungan Pengetahuan dengan Status Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil di Wilayah DKI Jakarta menunjukkan 98 orang (65,8%) ibu hamil telah melakukan vaksinasi dan 64 orang (65,3%) diantaranya sudah tervaksinasi lengkap dua dosis. Pengetahuan memiliki hubungan signifikan dengan status vaksinasi (pValue = 0.001). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan memiliki efek besar dalam mempengaruhi status vaksinasi, dengan demikian orang yang memiliki pengetahuan yang tinggi akan bersedia divaksin dibandingkan dengan orang yang memiliki pengetahuan rendah mengenai vaksin Covid-19 (Moon, 2018).

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti di Dusun Lumban Panopa, Desa Siborong-borong I pada tanggal 02 Maret 2022 dari data yang di peroleh jumlah lansia 150 orang didapatkan yang sudah menerima vaksin dosis 1 adalah 60 orang (40%), vaksin dosis ke 2 adalah 30 orang (20%) dan belum ada lansia yang menerima vaksin booster. Dari hasil wawancara 10 orang lansia di Dusun Lumban Panopa, di dapatkan 2 orang tidak tahu tentang vaksin Covid-19, 1 orang tidak bersedia divaksin karena takut dengan efek sampingnya, 2 orang dengan status vaksinasi 1 tidak bersedia divaksin 2 dan booster, dan 1 orang malas ke tempat pelayanan vaksin (puskesmas) (Ishii et al., 2017).

Berdasarkan masalah diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Dengan Status Vaksinasi Covid-19 Pada Lansia di Dusun Lumban Panopa Desa Siborong-borong I Kabupaten Tapanuli Utara.

METODE

Jenis penelitian survei analitik dengan menggunakan desain cross sectional untuk menganalisis hubungan pengetahuan lansia dengan status vaksinasi covid-19. Populasi berjumlah 150 lansia, dengan sampel lansia yang berusia ?60 tahun sebanyak 60 orang dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling (Tamita, 2023). Dilaksanakan di Dusun Lumban Panopa Desa Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara. Teknik pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner (Huang et al., 2020). instrumen Pengetahuan tentang Vaksin Covid-19 terdiri dari 15 pernyataan menggunakan skala Guttman, dengan kategori baik skor 11-15, cukup skor 6-10, dan kurang skor 1-5. Untuk menilai status vaksinasi menggunakan sertivikat vaksin menggunakan aplikasi PeduliLindungi dengan kategori lengkap jika sudah mendapatkan vaksin dosis I, II, dan III. Tidak lengkap hanya vaksin I dan II. Pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi. Data dianalisis uji chi-Square pada taraf kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 60 responden di Dusun Lumban Panopa Desa Siborong-Borong karakteristik demografi meliputi: umur, jenis kelamin, pendidkan, dapat dilihat dari tabel sebagai berikut

Karakteristik Frekuensi %
Umur
60-70 40 66,7
71-80 17 28,3
81-95 3 5,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 18,3
Perempuan 49 81,7
Pendidikan
SD 27 45,0
SMP 22 36,7
SMA 11 18,3
Total 60 100,0
Table 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa umur lansia mayoritas antara 60-70 tahun sebanyak 40 orang (66,7%), pekerjaan petani (100%), jenis kelamin perempuan 49 orang (81,7%), pendidikan SD 27 orang (45,0%), dan sumber informasi tentang vaksin dari tenaga kesehatan (100%).

Pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik 19 31,7
Cukup 17 28,3
Kurang 24 40,0
Total 60 100,0
Table 2. Distribusi Pengetahuan tentang Vaksin Covid 19

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 24 orang lansia (40,0%). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan dan Partisipasi Lansia Berdasarkan Status Vaksinasi Covid-19 di RW 04 Kelurahan Pasie Nan Tigo Padang menunjukkan (78,6%). pengetahuan lansia mayoritas baik (3).

Pengetahuan dihubungkan dengan usia yang mayoritasnya antara 60-70 tahun yaitu 40 orang (66,7%). Menurut Wawan (2018) perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, yang diantaranya perubahan sel, sistem pernapasan, persyarafan, pendengaran, dan lain-lain. Semakin tinggi tingkat umur maka sistem saraf kognitif semakin menurun. Usia >70 tahun biasanya mengalami penurunan yang signifikan dalam akses lokasi vaksinasi dikarenakan terbatasnya mobilitas. Selain itu, faktor lainnya adalah rendahnya kesadaran lansia untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 (Ernawati et al., 2022). Maka dari itu perlu kebijakan dari pemerintah dalam memfasilitasi kelompok lanjut usia dalam melakukan vaksin agar status vaksinasi lengkap.

Sumber informasi tentang vaksin Covid-19 yang di terima oleh lansia 100% di peroleh dari tenaga kesehatan di lingkungan setempat. Para nakes melakukan edukasi/penyuluhan dengan cara mendatangi rumah-rumah warga atau tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat seperti kantor desa dan puskesmas. Mereka melakukan edukasi dengan memberikan pemahaman tentang apa itu vaksin Covid-19, kegunaan, manfaat, efek samping yang ditimbulkan hingga sasaran vaksin itu diberikan. Akan tetapi, informasi/penyuluhan tersebut menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat dimana masyarakat terlalu takut dengan efek samping vaksin.

Pendidikan menjadi peran penting dalam penerimaan sumber informasi dan pengembangan pengetahuan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan paling banyak yaitu SD sebanyak 27 orang (45,0%). Pengetahuan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pendidikan, ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti media massa, hubungan sosial dan pengalaman (Rosmiati, 2022). Pengetahuan juga dapat dikaitkan dengan pengalaman atau psikologi seseorang. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, lansia tidak ingin divaksin karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya takut karena banyak issue hoax tentang vaksin yang beredar, ragu dengan keamanan dan efektifitas vaksin dan pemahaman yang salah tentang vaksin.

Faktor lingkungan dan sosial budaya juga menjadi salah satu faktor dalam penambahan informasi dan kelengkapan status vaksinasi dimana Di Dusun Lumban Panopa yang mayoritas suku Batak dengan masyarakatnya selalu bersosial yang menjadikan suatu alasan ingin divaksin karena pengaruh dari lingkungan sekitarnya.

Status Vaksinasi Frekuensi Persentase
Tidak lengkap 25 41,7
Lengkap 35 58,3
Total 60 100,0
Table 3. Distribusi Frekuensi status vaksinasi covid 19

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa status vaksinasi covid 19 pada lansia mayoritas tidak lengkap. Berdasarkan hasil pengamatan observasi, lansia yang menerima vaksin I berjumlah 55 orang, vaksin I dan II 46 orang, dan vaksin booster 35 orang. Lansia yang belum menerima vaksin I, II, dan booster menyatakan tidak ingin divaksin dengan alasan memiliki riwayat penyakit degenerative (hipertensi, diabetes, asam urat dan sebagainya). Lansia yang hanya menerima vaksin I menyatakan takut divaksin dosis II dikarenakan saat menerima dosis I mengalami efek samping (demam, sakit kepala dan sebagainya). Sedangkan lansia yang menerima vaksin II tidak ingin divaksin booster karena berpikir Covid-19 sudah tidak ada jadi tidak perlu divaksin dan takut dengan efek sampingnya.

Kelengkapan status vaksinasi juga dikaitkan dengan pendidikan dimana pendidikan adalah jembatan dalam penerimaan informasi baik dari lingkungan maupun dari luar. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada lansia tentang kelengkapan status vaksinasi banyak diantaranya mengatakan sudah divaksin padahal setelah dilihat melalui aplikasi PeduliLindungi masih ada lansia yang belum divaksin dosis I, II dan booster, disebabkan oleh informasi hoax yang menyatakan vaksin Covid-19 dapat menimbulkan kematian terutama terhadap lansia. Beberapa juga lansia mengatakan tidak tahu jenis vaksin apa yang di berikan. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan pengetahuan, seperti halnya yang dikatakan oleh Notoatmodjo,S bahwa pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Nella, 2022). Oleh sebab itu, Pengetahuan sangat dibutuhkan dalam rangka (Gasco et al., 2021).

perubahan pola pikir dan perilaku. Perubahan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hal ini memberi arti lansia yang memiliki pengathuan baik tentang vaksin dan manfaat vaksin tentunya akan berdampak kepada tindakanya untuk menerima vaksin covid 19 sebagai upaya pencegahan penularan (Harada et al., 2021). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan lansia tentang manfaat vaksin covid 19 akan memengaruhi tindakanya terhadap masalah kesehatan, dengan demikian orang yang memiliki pengetahuan yang tinggi akan bersedia divaksin dibandingkan dengan orang yang memiliki pengetahuan rendah terkait vaksin Covid-19.

Beberapa studi juga menyebutkan pada populasi umum tidak bersedia untuk divaksin Covid-19 dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berbeda tergantung sosiodemografi, seperti jenis kelamin, agama, ras, usia, tingkat pendidikan, profesi, status sosial ekonomi, pengetahuan mengenai Covid-19, serta sikap dan persepsi dan kepercayaan mengenai manfaat dan efektivitas. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Liyuan Tao (2021) faktor yang mempengaruhi populasi rentan tidak bersedia divaksin adalah usia, penyakit penyerta, pengetahuan, persepsi manfaat, hambatan dan kerentanan (Pertiwi & Ayubi, 2022). Penelitian Sigalingging (2021) salah satu faktor determinan yang memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan covid 19 adalah tradisi yang melekat yang sangat sulit di rubah (Sigalingging et al., 2021).

Status Vaksinasi Covid-19
Pengetahuan Tidak lengkap Lengkap Total % P Value
F % F %
Baik 2 3,3 17 23,8 19 31,7 0,00
Cukup 5 8,3 12 20,0 17 28,3
Kurang 18 30,0 6 10,0 24 40,0
Total 25 69,4 35 30,6 60 100
Table 4. Hubungan Pengetahuan Lansia Dengan Status Vaksinasi Covid 19

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa lansia yang memiliki pengetahuan kurang 24 orang (40,0%), status vaksinasi lengkap 6 orang (10,0%) dan tidak lengkap 18 orang (30,0%). Hasil uji statistic Chi-square menunjukkan nilai p-value = 0,000 < 0,005 artinya ada hubungan pengetahuan dengan status vaksinasi Covid-19 pada lansia. Pengetahuan yang kurang menyebabkan status vaksinasi tidak lengkap (QURROKHMAH, 2022). Pengetahuan dan pemahaman lansia yang minim tentang vaksin Covid-19 menjadi penghalang dalam pemberian vaksin (Kuba et al., 2023). Terbukti dari hasil wawancara oleh peneliti terhadap lansia lansia tidak mengetahui apa kegunaan/manfaat dari vaksin, kuatir mengenai keamanan dan keefektifan vaksin, ketidakpercayaan tentang vaksin dan yang paling ditakuti oleh responden adalah efek samping dari vaksin. Lansia yang memiliki pengetahuan yang kurang memiliki status vaksinasi lengkap sebanyak 6 orang (10,0%) dikarenakan mereka melakukan vaksin atas dasar takut pada pemerintah, akan melakukan perjalanan keluar daerah yang syarat wajibnya adalah memiliki sertivikat vaksin, dan sebagai syarat dalam pengurusan administrasi untuk penerimaan bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan sebagainya (Febriyanti et al., 2021).

Hasil wawancara dengan lansia yang memiliki tingkat pendidikan SMA dengan status vaksinasi lengkap menyatakan bahwa vaksinasi dilakukan untuk merangsang kekebalan tubuh terhadap Covid-19 dan ikut dalam memberikan contoh terhadap masyarakat yang lainnya bahwa vaksin Covid-19 tidak seperti yang di beritakan (hoax) dan tidak sampai menimbulkan kematian (Fitriani & Riniasih, 2021).

Berbeda dengan hasil wawancara dengan lansia yang memiliki tingkat pendidikan SD dengan status vaksinasi tidak lengkap/belum sama sekali vaksin, menyatakan bahwa sering mendengar tentang vaksin dari tenaga kesehatan tetapi tidak tahu kegunaan/manfaat, takut karena berita hoax, dapat menimbulkan kematian, takut dengan efek samping dan yang paling sering dijumpai oleh peneliti baik lansia dengan tingkat pendidikan SD, SMP maupun SMA menyatakan bahwa tidak ingin divaksin karena memiliki penyakit degeneratif (tekanan darah tinggi, diabetes, dan lain-lain). Menurut Ichsan (dalam Jawiarczyk-Przyby?owska et al., 2022) tingkat pendidikan juga termasuk faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam vaksinasi (Boronat-Echeverría et al., 2016). Semakin tinggi pendidikan, maka semakin besar peluang keikutsertaan vaksinasi begitupun sebaliknya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengetahuan lansia tentang vaksin Covid 19 tergolong kurang sebanyak 24 orang (40%). Status vaksinasi sebanyak 35 orang (58,3%). Hasil uji statistik menunjukkan ada Hubungan pengetahuan lansia dengan status vaksinasi Covid 19 dengan nilai p value 0,000 (p<0,05). Saran kepada pemerintah setempat agar melakukan kunjungan langsung dari rumah kerumah untuk mensosialisasikan secara terus menerus sekaligus mengedukasi lansia bersama petugas Satgas Covid-19, untuk meningkatkan pengetahuan lansia dalam memahami, melakukan serta melengkapi status vaksinasi Covid-19 dalam upaya pencegahan penularan Covid 19.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, A. T., & Nurwahyuni, A. (2022). Analysis OfImplementation Chronic Disease Program (Prolanis) During PandemicCovid-19 On Primary Health Care. J-Kesmas: Jurnal FakultasKesehatan Masyarakat (The Indonesian Journal Of Public Health),9(1), 24–31.Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.35308/J-Kesmas.V9i1.5240

Boronat-Echeverría, N., Aguirre-Mariscal, H., Carmolinga-Ponce, M.,Sevilla-Delgado, Y., Miceli-Flores, R., Kennedy-Padilla, A., &Mejía-Aranguré, J. M. (2016). Helicobacter Pylori Detection And ClinicalSymptomatology Of Gastroesophageal Reflux Disease In Pediatric PatientsWith Otitis Media With Effusion. International Journal OfPediatric Otorhinolaryngology, 87, 126–129.Https://Doi.Org/10.1016/J.Ijporl.2016.06.023

Chakrawarty, A., Ranjan, P., Klanidhi, K. B., Kaur, D., Sarkar, S.,Sahu, A., Bhavesh, M., Baitha, U., Kumar, A., & Wig, N. (2021).Psycho-Social And Behavioral Impact Of Covid-19 On Middle-Aged AndElderly Individuals: A Qualitative Study. Journal Of EducationAnd Health Promotion, 10.Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.4103%2fjehp.Jehp_1458_20

Chan, E. Y. Y., Kim, J. H., Kwok, K., Huang, Z., Hung, K. K. C.,Wong, E. L. Y., Lee, E. K. P., & Wong, S. Y. S. (2021). PopulationAdherence To Infection Control Behaviors During Hong Kong’s First AndThird Covid-19 Waves: A Serial Cross-Sectional Study.International Journal Of Environmental Research And PublicHealth, 18(21), 11176.Https://Doi.Org/10.3390/Ijerph182111176

Ernawati, E., Naziyah, N., & Rifiana, A. J. (2022). HubunganPengetahuan Dan Sikap Terhadap Kecemasan Lansia Comorbid DenganPemberian Vaksinasi Covid-19. Malahayati NursingJournal, 4(3), 634–642.Https://Doi.Org/10.33024/Mnj.V4i3.6033

Febriyanti, N., Choliq, M. I., & Mukti, A. W. (2021). HubunganTingkat Pengetahuan Dan Kesediaan Vaksinasi Covid-19 Pada WargaKelurahan Dukuh Menanggal Kota Surabaya. Snhrp, 36–42.Https://Doi.Org/Https://Snhrp.Unipasby.Ac.Id/Prosiding/Index.Php/Snhrp/Article/View/168

Fitriani, F., & Riniasih, W. (2021). Pengaruh PendidikanKesehatan Pada Lansia Tentang Vaksin Covid-19 Terhadap Motivasi LansiaMengikuti Vaksinasi Covid-19 Di Dusun Ngablak Desa Ngraji KecamatanPurwodadi Kabupaten Grobogan. The Shine Cahaya Dunia D-IiiKeperawatan, 6(2).

Gasco, V., Cambria, V., Bioletto, F., Ghigo, E., & Grottoli, S.(2021). Traumatic Brain Injury As Frequent Cause Of Hypopituitarism AndGrowth Hormone Deficiency: Epidemiology, Diagnosis, And Treatment.Frontiers In Endocrinology, 12,634415. Https://Doi.Org/10.3389/Fendo.2021.634415

Harada, D., Ueyama, K., Oriyama, K., Ishiura, Y., Kashiwagi, H.,Yamada, H., & Seino, Y. (2021). Switching From Conventional TherapyTo Burosumab Injection Has The Potential To Prevent Nephrocalcinosis InPatients With X-Linked Hypophosphatemic Rickets. Journal OfPediatric Endocrinology And Metabolism, 34(6),791–798. Https://Doi.Org/10.1515/Jpem-2020-0734

Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., Zhang, L.,Fan, G., Xu, J., Gu, X., Cheng, Z., Yu, T., Xia, J., Wei, Y., Wu, W.,Xie, X., Yin, W., Li, H., Liu, M., … Cao, B. (2020). Clinical FeaturesOf Patients Infected With 2019 Novel Coronavirus In Wuhan, China.The Lancet, 395(10223), 497–506.Https://Doi.Org/10.1016/S0140-6736(20)30183-5

Ishii, L. E., Tollefson, T. T., Basura, G. J., Rosenfeld, R. M.,Abramson, P. J., Chaiet, S. R., Davis, K. S., Doghramji, K., Farrior, E.H., Finestone, S. A., Ishman, S. L., Murphy, R. X., Park, J. G., Setzen,M., Strike, D. J., Walsh, S. A., Warner, J. P., & Nnacheta, L. C.(2017). Clinical Practice Guideline: Improving Nasal Form And FunctionAfter Rhinoplasty. Otolaryngology–Head And NeckSurgery, 156(S2), S1–S30.Https://Doi.Org/10.1177/0194599816683153

Jawiarczyk-Przyby?owska, A., Halupczok-?y?a, J., Syrycka, J.,Zembska, A., Kuliczkowska-P?aksej, J., & Bolanowski, M. (2022).Trabecular Bone Score And Osteoprotegerin As Useful Tools In TheAssessment Of Bone Deterioration In Acromegaly. Frontiers InEndocrinology, 13.Https://Doi.Org/10.3389/Fendo.2022.862845

Kuba, V. M., Castro, A. B. S., Leone, C., & Damiani, D. (2023).Osteometabolic Profile And Bone Mass In The Transition Phase: EthnicDifferences In Brazilians Treated With Somatropin During Childhood.Jornal De Pediatria, 99(2), 168–173.Https://Doi.Org/10.1016/J.Jped.2022.08.001

Lingga Yuwaka, R. (2022). Gambaran Kepatuhan Akseptor Kb SuntikSelama Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Simpur Bandar Lampung.Jurnal Kesehatan Tambusai, 3(1),185–192. Https://Doi.Org/10.31004/Jkt.V3i1.3971

Moon, H. J. (2018). Injection Rhinoplasty Using Filler.Facial Plastic Surgery Clinics Of North America,26(3), 323–330.Https://Doi.Org/10.1016/J.Fsc.2018.03.006

Nella, K. A. (2022). Gambaran Pengetahuan Lansia TerhadapVaksinasi Covid 19 Di Rw 07 Kelurahan Pasie Nan Tigo KotaPadang. Universitas Andalas.

Noriani, N. K., & Rahayu, N. W. S. (2022). Pengetahuan DanKepatuhan Kunjungan Ulang Akseptor Kb Suntik Dmpa Pada Era Covid-19 DiBpm Jb Denpasar Timur. Jurnal Riset Kesehatan Nasional,6(1), 36–40.

Pertiwi, R. D., & Ayubi, D. (2022). Hubungan Pengetahuan DenganStatus Vaksinasi Covid-19 Pada Ibu Hamil Di Wilayah Dki Jakarta.Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (Mppki),5(4), 395–403.Https://Doi.Org/10.56338/Mppki.V5i4.2208

Qurrokhmah, A. A. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga DenganKepatuhan Vaksinasi Covid-19 Pada Lansia. Universitas JenderalSoedirman.

Rosmiati, R. (2022). Gambaran Pengetahuan Dan PartisipasiLansia Berdasarkan Status Vaksinasi Covid-19 Di Rw 04 Kelurahan PasieNan Tigo. Universitas Andalas.

Sigalingging, G., Nasution, Z., Ginting, M., Simanullang, P., &Yemima. (2021). Analysis Of Community Tradition And Knowledge WithCovid-19 Prevention Efforts. International Journal Of ScienceAnd Society, 3(4), 1–15.Https://Doi.Org/10.54783/Ijsoc.V3i4.388

Susiani, A. (2022). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan PerilakuPenerimaan Vaksinasi Covid-19 Pada Lanjut Usia. Jurnal KampusStikes Ypib Majalengka, 10(1), 20–30.

Susilawati, E., Silitonga, E. M., & Zulfendri, Z. (2022). FaktorYang Mempengaruhi Demand (Permintaan) Vaksinasi Covid-19 Bagi LansiaDikelurahan Bandar Selamattahun 2021. Journal Of HealthcareTechnology And Medicine, 7(2), 1573–1581.Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.33143/Jhtm.V7i2.1738

Tamita, K. (2023). Hubungan Tingkat Pengetahuan DenganKepatuhan Vaksinasi Covid-19 Pada Lansia Di Kelurahan Babura KecamatanMedan Sunggal. Fakultas Kedokteran, Universitas Islam SumateraUtara. Http://Repository.Uisu.Ac.Id/Handle/123456789/1630

Utami, F. P., Puspita, L. D., Dania, N. M., Astuti, W. A., Nida, N.H., & Nuhra, S. (2020). Edukasi Alat Kontrasepsi Guna MeningkatkanKeikutsertaan Keluarga Berencana (Kb) Di Dusun Modalan KecamatanBanguntapan, Bantul, Di Yogyakarta. Jurnal Pemberdayaan:Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat,4(1).

Yousuf, H., Corbin, J., Sweep, G., Hofstra, M., Scherder, E., VanGorp, E., Zwetsloot, P. P., Zhao, J., Van Rossum, B., Jiang, T.,Lindemans, J.-W., Narula, J., & Hofstra, L. (2020). Association Of APublic Health Campaign About Coronavirus Disease 2019 Promoted By NewsMedia And A Social Influencer With Self-Reported Personal Hygiene AndPhysical Distancing In The Netherlands. Jama NetworkOpen, 3(7), E2014323.Https://Doi.Org/10.1001/Jamanetworkopen.2020.14323

Yuningsih, A. (2022). Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapan LansiaDalam Menerima Vaksin Covid-19. Healthcare NursingJournal, 4(2), 398–403.Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.35568/Healthcare.V4i2.2413

Author Biographies

Ganda Sigalingging, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung

Magdalena Ginting, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung

Angelin Gulo, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung

Published

2023-07-20

How to Cite

Nasution, Z., Sigalingging, G., Ginting, M., & Gulo, A. (2023). Hubungan Pengetahuan Lansia Dengan Status Vaksinasi Covid-19. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(1), e969. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/969

Issue

Section

Original Research

Citation Check

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.