An Exploration of Living Experiences with post-COVID-19 in Flores, East Nusa Tenggara

Authors

  • Angelina Roida Eka Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Indonesia https://orcid.org/0000-0003-2375-3040
  • Paskaliana Hilpriska Danal Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Indonesia
  • Claudia Fariday Dewi Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Indonesia
  • Christin Florentin Meinarty Bebok Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36990/hijp.v14i2.501

Keywords:

Exploration, Life experiences, Survivors, COVID-19

Abstract

The COVID-19 pandemic is affecting its survivors. This research aims to explore the life experiences of COVID-19 survivors in Flores, East Nusa Tenggara. The research method used was phenomenology of 10 COVID-19 survivors aged 19-39 years who had experienced COVID-19 for a maximum of 6 months at the time of data collection. Data collection used a semi-structured method and was analyzed using the Colaizzi method with ATLAS.ti software. The results of the study obtained 19 codes, 7 sub-themes and 3 themes with the main themes namely living in the shadow of COVID-19, the psychosocial burden of transmitting COVID-19, and vaccination status increasing self-confidence. There are various implications in relation to psychosocial which can be studied more deeply by further research.

PENDAHULUAN

Sejak ditemukan pertama kali di Cina pada tahun 2019, COVID-19 ditetapkan sebagai wabah pandemi dunia (World Health Organization, 2020). Penyebaran COVID-19 disebabkan karena minimnya protokol kesehatan dan imun yang tidak adekuat (Ningsih et al., 2020; Van den Broucke, 2020). Infeksi COVID-19 berpengaruh kepada fisik dan psikososial. Aspek psikososial yang ada dapat berupa kecemasan akan penyakit, ketakutan akan kematian, kesepian akibat isolasi mandiri, hingga stigma sosial (Guo et al., 2022; Munblit et al., 2022; Muslimah et al., 2021; Olufadewa et al., 2020).

Stres dan kecemasan adalah reaksi terhadap situasi yang mengancam dan tak terduga dalam wabah COVID-19. Reaksi tersebut meliputi perubahan konsentrasi, lekas marah, cemas, susah tidur, berkurangnya produktivitas, dan konflik antarpribadi (Rosyanti & Hadi, 2020). Kondisi psikososial tersebut dapat menjadi masalah bagi klien apabila tidak ditangani. Pada beberapa kasus kondisi psikososial pada klien COVID-19 dapat menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD) terutama pada klien COVID-19 yang mengalami gejala berat hingga dirawat di rumah sakit (Guo et al., 2022).

Kondisi psikososial dapat dikaji melalui eksplorasi pengalaman yang unik dari seseorang dalam menghadapi fenomena COVID-19. Penelitian terdahulu tentang penyintas COVID-19 di Indonesia yang sudut pandang kajiannya adalah dampak ekonomi dan penggunaan koping selama mengalami COVID-19 (Aslamiyah & Nurhayati, 2021; Muslimah et al., 2021).

METODE

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi, dan bertempat di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat di Flores Nusa Tenggara Timur pada bulan November 2021-Januari 2022.

Partisipan

Kriteria inklusi partisipan adalah telah didiagnosis sembuh dari COVID-19 dengan waktu maksimal 6 bulan dari waktu wawancara, dan usia dalam rentan umur 17-64 tahun. Metode penentuan partisipan menggunakan purposive sampling, dan total partisipan sejumlah 10 orang.

Pengumpulan dan Analisis Data

Wawancara mendalam dilakukan selama 30-45 menit kepada setiap partisipan. Wawancara bertempat di kediaman partisipan. Pertanyaan utama yang diajukan adalah “Bagaimana perasaan Anda saat mengetahui Anda terkena COVID-19?” dan “Bisa jelaskan pengalaman Anda saat mengalami COVID-19?

Pertanyaan selanjutnya mengikuti jawaban yang diberikan oleh partisipan, dengan fokus konteks pertanyaan tetap pada aspek psikologis. Selama proses wawancara digunakan alat batu perekam.

Analisis data menggunakan metode Colaizzi. Dalam proses oleh data, hasil wawancara ditranskrip secara verbatim, dan analisis menggunakan perangkat lunak ATLAS.ti. Terdapat 6 langkah analisis yang diterapkan, 1) membaca data secara berulang-ulang, 2) pengelompokan data, 3) penelusuran tema utama, 4) telaah tema, 5) mendefenisikan tema, dan 6) membuat manuskrip.

Aspek Etik

Sebagai upaya terhadap aspek etik penelitian kesehatan, penelitian telah melalui uji etik oleh institusi Komisi Etik Penelitian Kesehatan dengan nomor keputusan 37/USP/R01/PE02/K/10/2021.

HASIL

Sebanyak 10 partisipan yang terdiri dari 6 perempuan dan 4 laki-laki ikut serta dalam penelitian ini. Range usia partisipan adalah 19-39 tahun, riwayat pendidikan formal adalah SMA dan perguruan Tinggi. Analisa data dengan menggunakan ATLAS.ti menghasilkan 19 kode, 7 sub-tema, dan 3 tema. 4 tema yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah hidup dalam bayang-bayang COVID-19, beban psikososial karena menularkan COVID-19, dan status vaksinasi meningkatkan kepercayaan diri.

Tabel 1. Gambaran Tema, sub tema, dan kode penelitian

Tema 1: Hidup dalam Bayang-Bayang COVID-19

Ketakutan jika mengalami atau kontak erat dengan orang dengan gejala mirip COVID-19

Partisipan mengungkapkan jika mengalami gejala batuk, pilek, dan sakit tenggorokan timbul rasa cemas dan ketakutan mengalami COVID-19 lagi. Selain itu partisipan juga cenderung menjauhi orang yang mengalami gejala COVID-19.

“Jujur semenjak kena COVID saya jadi was-was ketika mengalami gejala flu. Apalagi kalau sampai berhari-hari. Saya bisa sampai tidak tidur dan berpikir saya pasti terkena COVID. Waktu mengalami COVID-19 saya merasa seluruh badan sakit dan makan tidak ada rasa. Jadi harapannya jangan sampai terkena lagi” (P2) “Ketika saya mengalami sakit seperti COVID-19 seperti flu, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan saya jadi cemas. Saya ketakutan dan berpikir pasti saya terkena COVID-19 lagi. Saya akan terus mengecek indra perasa dan penciuman saya, karena saat terkena COVID saya tidak bisa membaui dan merasakan makanan. Karena pada awal mulanya saya menganggap enteng gejala seperti itu dan ternyata mengalami COVID. Saya sudah tidak tahu lagi dan tidak bisa membedakan dengan gejala flu biasa. Terus terang saya juga takut menganggap itu hanya gejala flu takutnya itu adalah COVID” (P4) “Setiap kali melihat orang yang batuk, bersin, atau flu saya menjadi parno dan segera menjauhi orang tersebut. Yang Namanya COVID ini kita tidak pernah tahu bagaimana bisa masuk ke kita jadi sebaiknya menjauhi dari orang seperti ini, karena kitab isa terkena COVID bukan hanya karena tidak melindungi diri tapi karena dekat dengan orang yang bergejala,” (P10)

Stres ketika mengetahui kasus COVID-19 melonjak

Partisipan mengungkapkan stress apabila mengetahui kasus COVID-19 di wilayahnya mengalami kenaikan. Stres terjadi terutama karena ketakutan akan terkena COVID-19 lagi.

“Ketika wilayah saya statusnya zona hijau saya agak tidak khawatir tetapi tetap was-was karena virus ini masih ada. Tapi kalau wilayah saya menjadi zona merah saya menjadi stress dan takut saya akan terkena COVID-19 lagi.” P1 “Setiap menonton berita yang mengatakan kasus COVID-19 kembali melonjak saya merasa dada saya berdebar-debar dan mulai membayangkan kondisi ketika merasa COVID-19. Saya terus memikirkan COVID-19 dan ketakutan. Semoga setelah ini tidak ada kasus kenaikan kasus lagi.” P7

Tema 2: Beban Psikologis karena Menularkan COVID-19

Merasa bersalah karena menularkan COVID-19

Partisipan mengungkapkan perasaan sedih, bersalah, dan menyalahkan diri sendiri karena telah menularkan COVID-19 kepada keluarga terutama pada keluarga yang termasuk dalam kelompok rentan.

“Karena saya sakit, oma saya juga langsung terkena covid itu, langsung terkonfirmasi positif setelah kontak dengan saya. Dari situ saya sudah merasa sangat bersalah sekali. Saya merasa sedih apalagi sampai oma saya juga pernah ada di kondisi sakratul maut dan hampir meninggal. Tapi puji Tuhan sampai sekarang sudah sembuh. Sampai sekarang saya masih merasa sangat bersalah karena sudah menularkan COVID ke orang lain. Oma saya itu memiliki penyakit darah tinggi jadi memang bahaya kalau kena COVID.” P1 “Waktu saya terkena COVID-19. Saya takut sekali jangan sampai menularkan COVID-19 ke anak saya yang masih kecil. Ternyata anak saya terkena COVID dari saya dan hal itu membuat saya sempat down. Untungnya gejala di anak saya tidak berat dan dia malah lebih sehat. Tapi memang rasa bersalah menularkan itu sangat membuat saya seperti beban berat.” P8

Merasa ditolak

Partisipan merasa COVID-19 membuat orang lain menjauhi dan lebih berhati-hati ketika bertemu dengan partisipan. Partisipan merasa COVID-19 membuat mereka terisolasi.

“Jujur waktu terkena COVID-19 saya merasa kesepian dan seperti dijauhi. Apalagi saya harus menjalankan isolasi mandiri sendirian di dalam kamar terpisah dari keluarga. Saya merasa seolah-olah COVID nih seperti aib karena tidak bisa bersosialisasi dan terkesan menjauhi orang lain.” P4 “Saya merasa ketika bertemu dengan teman-teman mereka seperti menghindar, padahal hasil tes antigen saya sudah negative.” P10

Tema 3: Status Vaksinasi Meningkatkan Kepercayaan Diri

Status vaksinasi meningkatkan kepercayaan diri partisipan dalam menghadapi COVID-19. Dalam penelitian ini, 5 partisipan belum divaksin ketika terkena COVID-19 dan 5 partisipan lain sudah divaksin saat terkena COVID-19. Didapatkan 2 subtema yaitu gejala COVID-19 tidak parah karena sudah divaksin dan gejala COVID terasa berat karena belum divaksin.

Gejala COVID-19 tidak parah karena sudah divaksin

Partisipan yang saat COVID sudah divaksin mengatakan bahwa gejala COVID yang dirasakan lebih ringan karena sebelumnya sudah divaksin. Partisipan juga mengatakan karena divaksin tidak begitu cemas terhadap COVID-19.

“Waktu terkena COVID-19 saya tidak begitu cemas karena saya sudah divaksin 2 kali. Memang pada akhirnya gejala COVID-19 tidak begitu parah. Saya merasa penting sekali vaksin covid-19 ini.” P2 “Saya merasa lebih santai selama mengalami COVID-19 karena saya sudah divaksin booster. Memang vaksin tidak membuat kita tidak terkena COVID, tetapi membuat gejalanya ringan. Hal ini membuat proses karantina itu tidak begitu sulit.” P9

Gejala COVID terasa berat karena belum divaksin

Partisipan yang saat COVID belum divaksin mengatakan gejala COVID-19 terasa berat karena mereka belum melakukan vaksinasi.

“Saat terkena COVID-19 saya belum divaksin sama sekali. Saya merasa gejala yang saya alami lumayan berat. Untungnya saya sehat tidak mengalami sakit yang berarti.” P2 “Saya mengalami COVID-19 dua kali. Pertama sebelum divaksin dan yang kedua itu setelah divaksin 2 kali. Saya merasa saat belum divaksin gejala COVID yang saya alami itu jauh lebih berat ketika saya belum divaksin. Saya merasa ketika divaksin saya lebih percaya diri dalam menghadapi COVID-19 dan yakin bisa sembuh.” P8

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyintas COVID-19 cenderung merasa hidup dalam bayang-bayang COVID-19 meskipun telah dinyatakan sembuh, seperti merasa khawatir saat mengalami gejala masalah pernapasan (batuk, pilek, sakit tenggorokan) (Tabel 1).

Ketakutan yang timbul tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dalam hal ini diantaranya jenis kelamin perempuan, usia lanjut, kurang pengetahuan, ekonomi menengah ke bawah, memiliki komorbid, memiliki riwayat kecemasan dan penyakit mental lainnya (Rivaldy & Ghozali, 2021; Wulan & Keliat, 2021; Xiao et al., 2020). Depresi merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang secara afektif, fisiologis, kognitif dan perilaku sehingga mengubah pola dan respon yang biasa dilakukan (Rosyanti et al., 2017). Pada penelitian ini, partisipan mengalami trauma terhadap COVID-19 atas riwayat gejala COVID-19 yang berat.

Terdapat beban psikosisial atas kekhawatiran menularkan COVID-19 kepada keluarga dan orang terdekat. Penularan terjadi karena adanya kontak erat antar individu (Lotfi et al., 2020), dan orang tanpa gejala COVID-19 dapat berkontribusi lebih besar atas penularan COVID-19 (Johansson et al., 2021). Hasil penelitian (Tabel 1) didukung oleh kajian sebelumnya bahwa perasaan bersalah penyintas COVID-19 sering hadir kepada orang terdekat dan terutama mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan seprti lansia, orang dengan penyakit komorbid, anak-anak, dan wanita hamil dan menyusui (Cavalera, 2020; Zhao et al., 2021). dampak lain yang dirasakan oleh partisipan adalah merasa ditolak oleh lingkungan karena risiko penularan (Tabel 1). Hal tersebut juga terungkap dalam penelitian sebelumnya bahwa penyintas COVID-19 merasa ditolak dan kesepian (Olufadewa et al., 2020; Scarpina et al., 2021).

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa status vaksinasi mempengaruhi tingkat kepercayaan diri (Tabel 1). Pada umumnya pasien yang terinfeksi dengan gejala penyakit ringan akan pulih setelah 2-3 minggu, sedangkan yang terinfeksi dan berkembang semakin parah disertai acute respiratory distress syndrome (ARDS) memburuk dalam waktu singkat dan meninggal karena kegagalan organ (Tolossa et al., 2021). Status vaksinasi sendiri menjadi salah satu faktor menurunnya tingkat penyebaran COVID-19 (Shah et al., 2021), dan mempersingkat dan meringankan gejala COVID-19 berikutnya (Bsoul & Loomer, 2022).

KESIMPULAN DAN SARAN

Eksplorasi aspek psikososial penyintas COVID-19 dengan tema utama hidup dalam bayang-bayang COVID-19, beban psikososial karena menularkan COVID-19, dan status vaksinasi meningkatkan kepercayaan diri. Terdapat berbagai implikasi dalam kaitannya dengan psikosisial yang dapat dikaji lebih dalam oleh penelitian lanjutan.

Kekurangan Penelitian

Kajian ini tidak mengeksplorasi faktor lain yang dapat mempengaruhi aspek psikologis, yaitu faktor sosial dan religius.

References

Aslamiyah, S. & Nurhayati. (2021). Dampak Covid-19 terhadap Perubahan Psikologis, Sosial dan Ekonomi Pasien Covid-19 di Kelurahan Dendang, Langkat, Sumatera Utara. Jurnal Riset Dan Pengabdian Masyarakat, 1(1), 56–69. https://doi.org/10.22373/jrpm.v1i1.664 DOI: https://doi.org/10.22373/jrpm.v1i1.664

Bsoul, E. A., & Loomer, P. M. (2022). COVID-19 vaccination experience among United States dental professionals and students: Safety, confidence, concerns, and side effects. PLOS ONE, 17(2), e0264323. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0264323 DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0264323

Cavalera, C. (2020). COVID-19 Psychological Implications: The Role of Shame and Guilt. Frontiers in Psychology, 11. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2020.571828 DOI: https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.571828

Guo, M., Kong, M., Shi, W., Wang, M., & Yang, H. (2022). Listening to COVID-19 survivors: What they need after early discharge from hospital - a qualitative study. International Journal of Qualitative Studies on Health and Well-Being, 17(2030001). https://doi.org/10.1080/17482631.2022.2030001 DOI: https://doi.org/10.1080/17482631.2022.2030001

Johansson, M. A., Quandelacy, T. M., Kada, S., Prasad, P. V., Steele, M., Brooks, J. T., Slayton, R. B., Biggerstaff, M., & Butler, J. C. (2021). SARS-CoV-2 Transmission From People Without COVID-19 Symptoms. JAMA Network Open, 4(1), e2035057. https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.35057 DOI: https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.35057

Lotfi, M., Hamblin, M. R., & Rezaei, N. (2020). COVID-19: Transmission, prevention, and potential therapeutic opportunities. Clinica Chimica Acta, 508, 254–266. https://doi.org/10.1016/j.cca.2020.05.044 DOI: https://doi.org/10.1016/j.cca.2020.05.044

Munblit, D., Nicholson, T. R., Needham, D. M., Seylanova, N., Parr, C., Chen, J., Kokorina, A., Sigfrid, L., Buonsenso, D., Bhatnagar, S., Thiruvengadam, R., Parker, A. M., Preller, J., Avdeev, S., Klok, F. A., Tong, A., Diaz, J. V., Groote, W. D., Schiess, N., … Williamson, P. R. (2022). Studying the post-COVID-19 condition: Research challenges, strategies, and importance of Core Outcome Set development. BMC Medicine, 20(1), 50. https://doi.org/10.1186/s12916-021-02222-y DOI: https://doi.org/10.1186/s12916-021-02222-y

Muslimah, A. H., Idris, F. P., & Asrina, A. (2021). Emotional Focused Coping on COVID-19 Survivors During Isolation in a Rural Area in Indonesia. Journal of Aafiyah Health Research (JAHR), 2(2), Article 2.

Ningsih, O. S., Eka, A. R., & Danal, P. H. (2020). Factors Predicting Adolescents’ Compliance on Covid-19 Prevention Protocols. Indonesian Nursing Journal of Education and Clinic (INJEC), 6(1), Article 1. https://doi.org/10.24990/injec.v6i1.365 DOI: https://doi.org/10.24990/injec.v6i1.365

Olufadewa, I. I., Adesina, M. A., Oladokun, B., Baru, A., Oladele, R. I., Iyanda, T. O., Ajibade, O. J., & Abudu, F. (2020). “I Was Scared I Might Die Alone”: A Qualitative Study on the Physiological and Psychological Experience of COVID-19 Survivors and the Quality of Care Received at Health Facilities. International Journal of Travel Medicine and Global Health, 8(2), 51–57. https://doi.org/10.34172/ijtmgh.2020.09 DOI: https://doi.org/10.34172/ijtmgh.2020.09

Rivaldy, D., & Ghozali, G. (2021). Literature Review Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Trauma Pada Remaja. Burneo Student Research (BSR), 3(1), 598–606.

Rosyanti, L., & Hadi, I. (2020). Dampak Psikologis dalam Memberikan Perawatan dan Layanan Kesehatan Pasien COVID-19 pada Tenaga Profesional Kesehatan. Health Information?: Jurnal Penelitian, 12(1). https://doi.org/10.36990/hijp.vi.191 DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.vi.191

Rosyanti, L., Usman, R. D., Hadi, I., & Syahrianti, S. (2017). Kajian Teoritis Hubungan antara Depresi dengan Sistem Neuroimun. Health Information?: Jurnal Penelitian, 9(2), 78–97. https://doi.org/10.36990/hijp.v9i2.104 DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v9i2.104

Scarpina, F., Godi, M., Corna, S., Seitanidis, I., Capodaglio, P., & Mauro, A. (2021). Psychological functioning in survivors of COVID-19: Evidence from recognition of fearful facial expressions. PLOS ONE, 16(7), e0254438. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0254438 DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0254438

Shah, A. S. V., Gribben, C., Bishop, J., Hanlon, P., Caldwell, D., Wood, R., Reid, M., McMenamin, J., Goldberg, D., Stockton, D., Hutchinson, S., Robertson, C., McKeigue, P. M., Colhoun, H. M., & McAllister, D. A. (2021). Effect of Vaccination on Transmission of SARS-CoV-2. New England Journal of Medicine, 385(18), 1718–1720. https://doi.org/10.1056/NEJMc2106757 DOI: https://doi.org/10.1056/NEJMc2106757

Tolossa, T., Wakuma, B., Gebre, D. S., Atomssa, E. M., Getachew, M., Fetensa, G., Ayala, D., & Turi, E. (2021). Time to recovery from COVID-19 and its predictors among patients admitted to treatment center of Wollega University Referral Hospital (WURH), Western Ethiopia: Survival analysis of retrospective cohort study. PLOS ONE, 16(6), e0252389. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0252389 DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0252389

Van den Broucke, S. (2020). Why health promotion matters to the COVID-19 pandemic, and vice versa. Health Promotion International, 35(2), 181–186. https://doi.org/10.1093/heapro/daaa042 DOI: https://doi.org/10.1093/heapro/daaa042

World Health Organization. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19): Situation report, 51. World Health Organization. https://apps.who.int/iris/handle/10665/331475

Wulan, N., & Keliat, B. A. (2021). Kesehatan Mental pada Penyintas COVID-19: A Literature Review. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 12(2), 215–225. https://doi.org/10.34305/jikbh.v12i2.327 DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v12i2.327

Xiao, S., Luo, D., & Xiao, Y. (2020). Survivors of COVID-19 are at high risk of posttraumatic stress disorder. Global Health Research and Policy, 5(1), 29. https://doi.org/10.1186/s41256-020-00155-2 DOI: https://doi.org/10.1186/s41256-020-00155-2

Zhao, Y., Yang, C., An, X., Xiong, Y., Shang, Y., He, J., Qiu, Y., Zhang, N., Huang, L., Jia, J., Xu, Q., Zhang, L., Zhao, J., Pei, G., Luo, H., Wang, J., Li, Q., Gao, Y., & Xu, A. (2021). Follow-up study on COVID-19 survivors one year after discharge from hospital. International Journal of Infectious Diseases: IJID: Official Publication of the International Society for Infectious Diseases, 112, 173–182. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2021.09.017 DOI: https://doi.org/10.1016/j.ijid.2021.09.017

Published

2022-12-14 — Updated on 2022-12-21

Versions

How to Cite

Eka, A. R., Danal, P. H., Dewi, C. F., & Bebok, C. F. M. (2022). An Exploration of Living Experiences with post-COVID-19 in Flores, East Nusa Tenggara. Health Information : Jurnal Penelitian, 14(2), 132–141. https://doi.org/10.36990/hijp.v14i2.501 (Original work published December 14, 2022)

Issue

Section

Original Research

Citation Check

Funding data