Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Stunting di Desa Nagasaribu

Authors

  • Moriana Ulfa Siregar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia
  • Fitriani Pramita Gurning Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia

Keywords:

Attitude, Child, Knowledge, Mother, Relationship, Stunting

Abstract

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five years old due to chronic malnutrition so that children are short compared to other children of their age. The management of handling the problem of stunting to reduce stunting rates in Nagasaribu Village, Padang Bolak Tenggara District is not optimal. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes of mothers about stunting and the incidence of stunting in children in Nagasaribu Village, Padang Bolak Tenggara District. This research is a quantitative research with analytic observation with a cross sectional design. Height measurements and data collection were carried out from November 2022 to February 2023. The sample in this study was 100 children and mothers in Nagasaribu Village. The results of the study showed that 61% of respondents had good category knowledge and 39% of respondents had poor knowledge about stunting. As many as 64% of respondents had an attitude in the good category and 36% of respondents had an attitude in the less category about stunting. The results of the Chi-Square test on the relationship between mother's knowledge about stunting in children in Nagasaribu Village showed a value of p = 0.470. The results of the Chi-Square test on the relationship between mothers' attitudes about child stunting in Nagasaribu Village showed a value of p = 0.001. This study concluded that there was a relationship between the mother's attitude about stunting and the incidence of stunting in children in Nagasaribu Village.

PENDAHULUAN

Stunting menjadi masalah yang kursial, kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan Stunting merupakan salah satu Masalah gizi yang di alamai oleh balita di dunia saat ini. Khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Kondisi ini di ukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi dari standar median yang ditetapkan Sebanyak sekitar 151 juta anak mengalami stunting. Indonesia berada pada urutan lima di tingkat Asia dengan prevalensi stunting tertinggi pada tahun 2010 – 2016 (Yugistyowati dkk., 2021).

Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan stunting melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting yang bertujuan untuk meningkatkan komitmen pemerintah untuk perbaikan gizi, utamanya penurunan dengan fokus pada upaya pengentasan masalah gizi melalui keterlibatan lintas sektor (Shauma dan Purbaningrum, 2021). Berdasarkan Prevalensi tingkat kekurangan gizi anak-anak balita di Provinsi Sumatra Utara yang diperoleh dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2019, prevalensi stunting Sumut mencapai 30,11% dan sebelumnya 32,4% pada 2018. Sesuai Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) menunjukan prevalensi stunting di Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2020 yaitu 31.8% dan angka prevalensi stunting masih menjadi salah satu prioritas utama pemerintah daerah. Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara merupakan salah satu lokasi dengan angka stunting tertinggi yaitu 25% untuk wilayah Kecamatan Padang Bolak Tenggara dan masuk ke dalam desa lokasi fokus intervensi penurunan stunting tahun 2023 oleh Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara.

Permasalahan pada Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara yaitu Pengelolaan penanganan masalah stunting untuk menurunkan angka stunting di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya Pemerintah Desa terhadap penanggulangan stunting di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara Kabupaten Padang Lawas Utara. Dengan mengetahui upaya tersebut, maka proses penanganan stunting memiliki dasar yang kuat dalam menciptakan upaya program penurunan stunting yang di harapkan (Tongko M, 2020).

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional dengan metode observasional analitik di mana penelitian ini mencari upaya pemerintah desa terhadap penanggulangan Stunting di Desa Nagasaribu.

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara Kabupaten Padang Lawas Utara, dari bulan November 2022 - Februari 2023.

Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adaalah sebanyak 100 anak dan ibu di Desa Nagasaribu.

Analisis Data

Setelah data dikategorikan, maka akan dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat. Analisis data univariat menggambarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan jumlah anggota keluarga. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square untuk menguji hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara.

HASIL

Jenis Kelamin Jumlah (anak) Persentase (100%)
Laki-laki 60 40
Perempuan 40 60
Total 100 100
Table 1. Distribusi Anak Stunting di Desa Nagasaribu berdasarkan Jenis Kelamin
Pendidikan Jumlah n Persentase (%)
SMP 17 17
SMA 58 58
D3 15 15
S1 10 10
Total 100 100.0
Table 2. Distribusi Pendidikan Ibu di Desa Nagasaribu
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Aparartur Sipil Negara 8 8
Ibu Rumah Tangga 40 40
Pegawai Honorer 14 14
Pegawai Swasta 3 3
Wirausaha 35 35
Total 100 100
Table 3. Distribusi Pekerjaan Ibu di Desa Nagasaribu
Pengetahuan tentang Stunting Kejadian Stunting Jumlah p value
Stunting Tidak Stunting
n % n % N %
Baik 11 11 50 50 61 61 0.470
Kurang 32 32 7 7 39 39
Total 43 43 57 57 100 100
Table 4. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Stunting dengan Kejadian Stunting pada Anak di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara
Sikap Ibu tentang Stunting Kejadian Stunting Jumlah p value
Stunting Tidak Stunting
n % n % n %
Baik 14 14 50 50 64 64 0.001
Kurang 29 29 7 7 36 36
Total 43 43 57 57 100 100
Table 5. Hubungan Sikap Ibu tentang Stunting dengan Kejadian Stunting pada Anak di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara

PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 40% sampel dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan dan 60% berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian Setyawati (2018) menunjukkan bahwa masalah stunting paling banyak diderita oleh anak laki-laki. Pertumbuhan anak laki-laki mudah terhambat karena keadaan psikologis yang melibatkan pemahaman, kontrol ekspresi dan berbagai emosi (Mugianti, 2018).

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan SMA (58%). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustamin (2018) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting.

Tabel 3 menunjukkan bahwa 40% responden adalah Ibu Rumah Tangga. Hasil penelitian di Desa Nagasaribu menunjukkan bahwa ibu yang bekerja memiliki peluang anaknya mengalami stunting lebih besar dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Tabel 4 menunjukkan bahwa ibu dengan kategori pengetahuan baik tentang stunting lebih banyak dibandingkan ibu dengan kategori pengetahuan kurang tentang stunting. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa semakin kurang pengetahuan responden, maka jumlah angka anak stunting semakin tinggi dan sebaliknya semakin baik pengetahuan maka jumlah anak tidak stunting semakin rendah. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 32 dari 43 anak yang mengalami stunting memiliki ibu dengan kategori pengetahuan kurang tentang stunting. Untuk menguji hubungan antara pengetahuan ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di Desa Nagasaribu Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan pengetahuan ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di Desa Nagasaribu.

Tabel 5 menunjukkan bahwa ibu dengan kategori sikap baik tentang stunting lebih banyak dibandingkan ibu dengan kategori sikap kurang tentang stunting. Tabel 13 juga menggambarkan bahwa semakin baik sikap ibu maka semakin tinggi jumlah anak yang tidak stunting. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 29 dari 43 anak yang mengalami stunting memiliki ibu dengan kategori sikap kurang tentang stunting. Untuk menguji hubungan antara sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara digunakan uji Chi-Square. Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p value sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di Desa Nagasaribu. Sikap merupakan kecenderungan bertindak dari individu berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Sikap menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi seseorang. Jika seseorang cenderung memiliki sikap yang negatif, maka tindakan dan perilakunya cenderung negatif, sehingga masalah gizi pada anak dapat terjadi (Osla, 2017).

KESIMPULAN

Sebagian besr anak stunting di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara dialami oleh anak laki-laki. Pengetahuan ibu tentang stunting tidak ada hubungan dengan kejadian stunting pada anak, namun terdapat hubungan sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara Kabupaten Padang Lawas Utara. Bagi ibu yang memiliki anak stunting diharapkan agar memperhatikan asupan makanan anaknya. Hal ini dimaksudkan untuk mengejar keterlambatan pertumbuhan dalam hal tinggi badan pada masa remaja.

Published

2023-07-22

How to Cite

Siregar, M. U., & Gurning, F. P. (2023). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Stunting di Desa Nagasaribu. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(1), e998. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/998

Issue

Section

Journal Supplement

Citation Check