Providing Education and Personal Hygiene Practices in Improving Healthy Life Behavior for Children in Islamic Boarding Schools in Konda, Konawe Selatan

Authors

  • Indriono Hadi Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
  • Lilin Rosyanti Poltekkes Kemenkes Kendari , Indonesia
  • Taamu Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia
  • Dwi Yanthi Poltekkes Kemenkes Kendari , Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36990/jippm.v2i1.560

Keywords:

Personal hygiene, Santri, Islamic boarding school, Health education, Health practice

Abstract

Personal hygiene at the Ubay bin Kaab Islamic boarding school is to improve personal hygiene, improve health status, prevent disease, especially during the Covid-19 pandemic. The purpose of this community service activity is that after providing education and personal hygiene practices, it can improve the healthy behavior of children in the Ubay bin Kaab boarding school, Konda Konawe. The method used is persuasive, educative and practical by combining lecture, audio-vosual, question and answer methods and practice. The number of samples is 20 male students and 50 female students. The results of the service showed that students' knowledge of (45% to 67.5), practical ability from (50% to 72.5%), through paired tests, with P value < 005 there was a change in the knowledge and practice of Islamic boarding school students. In conclusion, it is important to provide regular counseling and practice in boarding houses, improve personal hygiene by involving parents, teachers at Islamic boarding schools, mentoring health centers, educational institutions.

PENDAHULUAN

Pondok pesantren merupakan tempat berkumpulnya santri yang memiliki tujuan mempelajari ilmu agama. sebagian besar populasinya adalah remaja yang hidup bersama, melaksanakan kegiatan bersama dan saling membutuhkan satu sama lain. Lingkungannya rata-rata memiliki masalah kesehatan, khususnya kesadaran mengenai kebersihan diri yang berakibat pada muncul berbagai jenis penyakit salah satunya masalah kesehatan (Sari et al., 2019). Penyakit kulit dapat di temui hampir di setiap pondok pesantren dan dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya. Di Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, terdapat 14.798 pondok pesantren dengan prevalensi skabies cukup tinggi. Hal yang mendukung terjadinya penularan skabies salah satunya adalah PHBS di sekolah (pesantren) santri yang kurang baik (Mardiana et al., 2020).

Pesantren adalah sekolah atau institusi pendidikan islam yang memiliki sistem asrama. Santri hidup pada lingkungan pesantren padat dengan sanitasi kurang baik dan memiliki kebiasaan pinjam meminjam barang sehingga mudah tertular penyakit. Kebanyakan pondok pesantren di Indonesia memiliki masalah yang begitu klasik yaitu tentang kesehatan santri dan masalah terhadap penyakit. Masalah kesehatan dan penyakit di pesantren sangat jarang mendapat perhatian, baik dari warga pesantren itu sendiri maupun masyarakat dan juga pemerintah. Salah satu penyebab buruknya kualitas kehidupan santri pondok pesantren di Indonesia karena pondok pesantren memiliki perilaku yang sederhana sesuai dengan tradisi yang berkembang sejak awal berdirinya pesantren, ditambah juga dengan fasilitas kebanyakan pondok pesantren yang kurang untuk menunjang kehidupan sehari-hari termasuk juga fasilitas kesehatannya (Islami, 2020).

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan dan kesejahteraan seseorang. Personal hygiene yang buruk merupakan faktor utama yang mempermudah infeksi masuk ke anggota tubuh baik kulit kepala dan rambut maupun anggota badan lainnya pada tubuh manusia, Penyuluhan diperlukan untuk meningkatkan perilkau hidup bersih persomnal higiene siswa santri (Andarmoyo, 2012; Tarwoto & Wartonah, 2010).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Personal hygiene adalah suatutindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Andarmoyo, 2012). Salah satu cara menjaga agar kondisi badan tetap sehat adalah dengan menjaga dan memelihara kebersihan diri atau yang biasa dikenal dengan personal hygiene. Kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya (Isro'in & Andarmoyo, 2012).

Mendidik anak mengenai hygiene yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran infeksi tidak hanya untuk perkembangan masa kanak-kanak tetapi sampai dewasa. Prinsipprinsip personal hygiene seharusnya sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan contoh mengenai praktik personal hygiene yang baik merupakan cara terbaik orang tua dalam mengajarkan anaknya terutama personal hygiene rambut, telinga, mulut dan gigi, kulit, serta kuku tangan dan kaki (Nurjannah, 2012).

Perawat dapat melakukan pengkajian fisik secara langsung kepada siswa. Selain itu, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai praktik personal hygiene. Perawat juga dapat berperan sebagai konselor apabila ada siswa yang memiliki masalah terutama mengenai personal hygiene sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan derajat kesehatannya sehingga prestasi belajarpun akan meningkat (Wong, 2009).

Beberapa Informasi yang berhubungan dengan pesantern sebagai cluster covid 19 dalam berita, seperti Pondok Pesantren Al Amanah Putra di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Dari 21 sampel test swab, terdapat 10 santri pesantren yang hasilnya positif corona; Satgas Covid-19 Kota Batu mengumumkan 31 orang di Pondok Pesantren Al Izzah Kota Batu terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan tes swab . Puluhan orang itu terdiri dari santri, pegawai, dan pengelola pondok pesantren. ruang tidur yang kadangkala diisi santri dengan jumlah melebihi kapasitas ideal; Kasus covid-19 di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencapai 771 kasus hingga Minggu, 30 Agustus 2020. Penambahan kasus terbanyak dari klaster Pondok Pesantren (Ponpes), yakni Ponpes Darussalam Blokagung, yang berada di wilayah Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.

Penyebaran virus penyebab Covid-19 di lingkungan pesantren berpotensi terjadi secara cepat mengingat umumnya santri dan para pengasuh atau pengajar berasal dari berbagai daerah. Karena itu sebelum penerimaan kembali santri ke asrama, persiapan tes dan penyediaan sarana kesehatan di pondok pesantren wajib dipastikan . salah satu cara mencegah hal tersebut adalah meningkatkan pengetahun dan skill praktek personal higiene. Penyuluhan kesehatan tidak terlepas dari media. Karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami. Salah satunya adalah media audiovisual. Media audiovisual adalah media pengajaran dan pendidikan yang mengaktifkan mata dan telinga yang memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan hasil riset rata-rata diatas 60% sampai 80%.15 Efektivitas pembelajaran melalui media ini dapat terlihat dari tingkat kenikmatan santri ketika melihat teks bergambar yang dapat menggugah emosi dan sikap santri (Putra, Kusumo, & Nurhayati, 2013).

Kondisi pondok yang berbeda lokasinya, yang pondok putri berada di kota kendari berdampingan dengan rs. Bahtremas sangat rentan dengan penularan virus corona dan perlunay cara hidup yang sehat, sedangkan pondok putra berada jauh di luar kota kendari, sehingga akses informasi sangat kurang. Saat pandemi covid 19, kedua pondok ini putra dan purti telah menerima masuk anak santrinya, sehingga anak-anak sekolah umum yang saat itu sekolahnya secara daring, tapi anak anak pondok di ubay telah masuk dan menjalani kehidupan pondok, yang padat sehingga pentingnyapengabdian masyarakat ini untuk memebrikan penyuliuhan dan praktek menjga kebersihan diri. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah: apakah Pemberian Edukasi Dan Praktik Personal Hygiene dapat Meningkatkan Perilaku Hidup Sehat Anak Pondok putra dan pondok putri Pesantren Di Konda Konawe Selatan Prov. Sulawesi Tenggara, adapun tujuan Kegiatan pengabmas ini adalah Setelah Pemberian Edukasi Dan Praktik Personal Hygiene dapat Meningkatkan Perilaku Hidup Sehat Anak Pondok Pesantren Di Konda Konawe Selatan Prov. Sulawesi Tenggara

METODE

Metode yang digunakan adalah bersifat persuasif edukatif dan praktek dengan menggabungkan metode ceramah, audio vosual, tanya jawab dan praktek. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, serta skill para peserta setelah selesai kagiatan pelatihan.

Metode yang digunakan adalah metode komunikasi efektif, penyuluhan dan pelatihan dasar menggunakan beberapa media penyuluhan antara lain meliputi: Audio visual/sound slides; Diskusi formal/informal; Lembaran informasi/leaflet; Praktek oleh pemateri; Paraktek mandiri oleh pesereta dalam kelompok kelompok kecil; Ada lembar kuiisoner untuk menegetahu pre dan post tingkat penegathuan

Pelatihan dan pembinaan serta Pemberian Edukasi Dan Praktik Personal Hygiene dilalukan pada pondok putri beserta pengurus dan ustadzahnya berjumlah 60 orang dan pondok putra berjumlah 20 orang, Kegiatan ini bekerjasama dengan Pihak sekolah siju munir ynng merupakan tempat anak-anak pondok sekolah umum, pengurus yayasan pondok ubay bin kaab,. Evaluasi dilakukan dengan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif sehingga lebih efektif dalam pemberian materi pelatihan. Santri diminta mengisi kuesioner untuk mengukur peningkatan pengetahuan dan keterampilan awalnya dan ahir setelah diberikan penyuluhan, praktek personal hogiene.

HASIL DAN PEMBAHASAN

kegiatan Penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan selama 3 hari yaitu : tanggal 3 agustus adalah studi pendahuluan, kunjungan sosialisaasi dengan anak santri dan pengurus, kemudian tanggal 5 agustus 2021 pelaksanaaan pada Anak Pondok putri dan tanggal 6 agustus pelaksaanaan pada Anak Pondok putra.

Melakukan penyuluhan dan pelatihan terhadap dua tempat. Pondok tahfidz ubay bin kaab putri : Pondok tahfidz ubay bin kaab putri terletak di Jl. Kapten Piere Tendean, Baruga, Kendari City, South East Sulawesi, peserta sebanyak 60. Santri 55 orang dan ustdazya 5 orang, pada tanggal 5 agustus 2021, hari Kamis jam 08.00 – selesai, Selanjutnya, pada Pondok Tahfidz Ubay bin Kaab Putra Konda, Penyuluhan dan pelatihan Pondok Tahfidz Ubay bin Kaab Putra Konda dengan alamat Puosu Jaya, Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara 93452. peserta sebanyak 20 Santri dan ustdaz dan pengurus 5 orang, pada tanggal 6 agustus 2021, hari jumat jam 08.00 – selesai, Setelah pelatihan dilanjutkan dengan diskusi dengan peserta terkait Edukasi Dan Praktik Personal Hygiene Dalam Meningkatkan Perilaku Hidup Sehat Anak Pondok putra dan pondok putri

Grafik 1. Karakteristik umur peserta

Umur terbanyak adalah usia 15 tahun berjumlah 19 santri dan 14 tahun, berjumlah 17 santri (Grafik 1),

Grafik 2. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 60 siswa berjumlah 75,0 persen sedangkan laki-laki hany 20 berjumlah 25,0 persen (Grafik 2).

Grafik 3. Hasil uji pengetahuan berdasarkan kuesioner

Sebelum diberikan pelatihan dan edukasi nilai terendah adalah kurang sebanyak 36 oran sesudah diberikan pelatihan dan edukasi nilai tetinggi adalah baik sebanyak 54 orang (Grafik 3).

Grafik 4. Hasil penilaian praktek personal hygiene

Sebelum diberikan praktek pelatihan dan edukasi nilai tertinggi adalah kurang sebanyak 40 orang, dan sesudah diberikan praktek pelatihan dan edukasi nilai tertinggi adalah baik sebanyak 58 orang (Grafik 4).

Tabel 1. Uji statistik nilai pengetahuan dan praktek

Terjadi perubahan baik pada kategori pengetahuan maupun praktek sebelum dan sesudag edukasi dan praktek pelatihan peronal higine, dengam nilai P < 005, artinnya ada perubahn pada pengetahuan dan praktek persol hiygiene pada anak-anak pondok ubay bin kaab kota kendari dan konda (Tabel 1).

Kebersihan diri selalu menjadi perhatian terutama bagi remaja karena pada masa ini, remaja sangat aktif. Namun, kebersihan diri menjadi masalah karena minimnya pengetahuan dan sikap remaja. Personal Hygiene memiliki peran utama dalam meningkatkan kesehatan individu. Salah satu Lembaga yang dapat menjadi mitra penting dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap individu adalah pondok pesantren. Salah satu upaya promotif untuk meningkatkan derajat kesehatan di pondok pesantren adalah dengan melaksanakan pendidikan kesehatan. kegiatan pendidikan kesehatan memberikan manfaat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya komunitas tertentu seperti di lingkungan pondok pesantren (Ernawati, Asrina, & Suharni, 2019; Setiawan et al., 2020).

Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sikap seseorang dalam merespon suatu penyakit. Pengetahuan yang cukup baik mengenai kebersihan perorangan tidaklah berarti bila tidak menghasilkan respon batin dalam bentuk sikap, sikap merupakan hal yang paling penting. Sikap dapat digunakan untuk memprediksikan tingkah laku apa yang mungkin terjadi, dengan demikian sikap dapat diartikan sebagai suatu predisposisi tingkah laku yang akan tampak aktual apabila kesempatan untuk mengatakan terbuka luas. Perilaku santri dalam melakukan kebersihan diri akan lebih mudah apabila santri tersebut mengetahui manfaat melakukan kebersihan diri, tahu cara melakukan kebersihan diri yang benar dan tahu akibat atau dampak apabila tidak melakukan kebersihan diri. Perilaku juga akan dipermudah apabila santri yang bersangkutan mempunyai sikap yang positif terhadap perilaku kebersihan diri (Zakiudin & Diri, 2016).

Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene yang dimaksud mencakup perawatan kebersihan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan, kulit, dan perawatan tubuh secara keseluruhan, setelah diberikan demonstrasi secara langsung, program audio visual, praktek terjadi perubhan pada pengetahuan dan skiap santri (Hidayat & Uliyah, 2015; Nurjannah, 2012).

Personal hygiene pada kebersihan mulut dan gigi pada santri pondok ubay bin kaab kendari biasanya berupa Plak pada gigi adalah lapisan tipis lunak yang melekat pada permukaan enamel gigi (sisa makanan yang sudah mengeras). Plak bila tidak di bersihkan dapat mengalami pengerasan atau mineralisasi sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Personal hygiene mulut dan gigi yang tidak baik akan mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti bau mulut, stomatitis, glositis (peradangan lidah), gengikitis (peradangan gusi), yang biasanya terjadi karena hygiene mulut yang buruk. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Hayatun & Jatmika, 2019; Wendari, 2001).

Personal hygiene kuku tangan dan kaki pada santri pondok ubay bin kaab kendari masih banyak yang mengalami masalah pada kuku. Masalah-masalah yang timbul yaitu kuku panjang, kotoran pada bagian bawah kuku, kuku kusam, dan kutikula yang terkelupas. menjaga kuku tetap pendek agar dapat membantu mengurangi kuman yang terdapat pada bagian bawah kuku. Selain itu, anak juga perlu diajarkan cara mencuci tangan yang baik dan benar agar tidak ada kotoran kuku yang masih menempel pada bagian kuku sehingga diharapkan akan meminimalisir perpindahan kuman dari kuku ke dalam tubuh (Arifiyanti & Prasetyo, 2018; Kusuma, 2019).

personal hygiene kulit pada pada santri pondok ubay bin kaab kendari Jika kulit anak tidak hygiene, maka akan menimbulkan berbagai penyakit kulit seperti panu, jerawat, kutu air, kurap, dan biang keringat. Penyakit kulit tersebut biasanya menular melalui kontak fisik sehingga anak sangat rentan tertular karena anak usia sekolah merupakan masa dimana anak gemar bermain dan berkelompok dengan teman sebayanya, Personal hygiene telinga telinga harus dibersihkan secara rutin dengan cara yang benar. Melakukan perawatan telinga harus dengan hati-hati karena telinga merupakan organ yang rawan terluka. (Nurjannah, 2012).

personal hygiene Rambut yang tidak hygiene pada santri pondok ubay bin kaab kendari akan menimbulkan berbagai masalah diantaranya adalah ketombe, Pediculosis capitis (kutu kepala), Pediculosis corporis (kutu badan), Pediculosis pubis, dan kehilangan rambut (alopesia) (Potter dan Perry, 2005). Ketombe disebabkan oleh kulit mati pada kulit kepala. Oleh karena itu, cucilah rambut dua atau tiga hari sekali. Sisir rambut juga harus dicuci dengan baik. Rambut harus disisir secar rutin. Ketika karamas, pijat kulit kepala untuk memperlancar sirkulasi darah (Potter & Perry, 2005).

KESIMPULAN

Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh tim pengabdian jurusan keperawatan poltekkes kendari, diperoleh hasil bahwa Penyuluhan dan pelatihan pelaksanaaan Edukasi Dan Praktik Personal Hygiene Dalam Meningkatkan Perilaku Hidup Sehat Anak Pondok putra dan putri. semua peserta sangat antusias mendengarkan penyuluhan terlebih saat praktek baik secara umum trutrama saat mandiri perkelompk. Mereka mampu mengulang kembali apa yang telah diberikan. Saran yang dapat kami berikan sehubungan dengan kegiatan pengabdian ini adalah sarana prasana yang menunjang perlu ditambah agar proses penyuluhan dan pelatihan dapat berjalan lebih maksimal.

References


Published

2022-05-31

How to Cite

Hadi, I. ., Rosyanti, L., Taamu, T., & Yanthi, D. (2022). Providing Education and Personal Hygiene Practices in Improving Healthy Life Behavior for Children in Islamic Boarding Schools in Konda, Konawe Selatan. Jurnal Inovasi, Pemberdayaan Dan Pengabdian Masyarakat, 2(1), 38–46. https://doi.org/10.36990/jippm.v2i1.560

Issue

Section

Articles

Citation Check