Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Original Research
Diterbitkan: 2022-12-30

Daya Terima dan Kandungan Gizi Olahan Sate dan Tum menggunakan Formulasi Sere Kedele dan Bonggol Pisang

Poltekkes Kemenkes Denpasar
Poltekkes Kemenkes Denpasar
Poltekkes Kemenkes Denpasar
a:1:{s:5:"id_ID";s:75:"Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia";}
Sere kedele Bonggol pisang Sate Tum

Lisensi

Cara Mengutip

Dewantari, N. M., Kusumayanti, G. A. D., Arwati, K. L., & Esther Hasan, F. (2022). Daya Terima dan Kandungan Gizi Olahan Sate dan Tum menggunakan Formulasi Sere Kedele dan Bonggol Pisang. Health Information : Jurnal Penelitian, 14(2), 177–183. https://doi.org/10.36990/hijp.v14i2.497 (Original work published 24 Juli 2022)

Abstrak

Sere kedele merupakan makanan tradisional khas Bali dan terbuat dari hasil fermentasi kedelai secara alami yang potensial untuk dikembangkan. Seperti hasil fermentasi kedelai lainnya, sere kedele kaya akan zat gizi, namun karena aromanya yang sangat tajam kurang sehingga kurang begitu dimanfaatkan. Pengolahan sere kedele perlu dikombinasikan dengan pangan lain. Penelitian ini bertujuan untuk menilai daya terima, dan menguji kandungan gizi formula sere kedele yang dikombinasikan dengan bonggol pisang. Formulasi sere kedele dan bonggol pisang dengan 5 jenis formula. Kandungan gizi diuji menggunakan metode HPLC, dan daya terima menggunakan uji hedonik yang melibatkan 30 panelis. Perbedaan daya terima antar formula dianalisis dengan Uji ANOVA. Semua formula sere kedele dan bonggol pisang pada produk sate dan tum disukai oleh panelis. Formula yang paling disukai untuk sate adalah F1 dengan komposisi sere kedele dan bonggol pisang 3:1 dengan angka hedonik 3,80, sedangkan produk tum yang paling disukai adalah adalah F3 dengan perbandingan sere kedele dan bonggol pisang 1:1 dengan angka hedonik 3,97.

Referensi

  1. Barus, T., Suwanto, A., Tri Wahyudi, A., & Wijaya, H. (2008). Role of Bacteria in Tempe Bitter Taste Formation: Microbiological and Molecular Biological Analysis Based on 16S rRNA Gene. Microbiology Indonesia, 2(1), 17–21. https://doi.org/10.5454/mi.2.1.4
  2. de Wijk, R. A., Smeets, P. A. M., Polet, I. A., Holthuysen, N. T. E., Zoon, J., & Vingerhoeds, M. H. (2018). Aroma effects on food choice task behavior and brain responses to bakery food product cues. Food Quality and Preference, 68, 304–314. https://doi.org/10.1016/j.foodqual.2018.03.015
  3. Putri, B. N. K., Suparthana, I. P., & Darmayanti, L. P. T. (2021). Pengaruh Lama Perebusan Kedelai Terhadap Karakteristik Kedelai Terfermentasi. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan (ITEPA), 10(3), 492. https://doi.org/10.24843/itepa.2021.v10.i03.p16
  4. Saragih, B. (2013). Analisis Mutu Tepung Bonggol Pisang dari Berbagai Varietas dan Umur Panen yang Berbeda. Jurnal TIBBS Teknologi Industri Boga Dan Busana, 9(1), 22–29.
  5. Sarti, M. Y., Ridhowati, S., Lestari, S. D., Rinto, R., & Wulandari, W. (2019). Studi Kesukaan Panelis Terhadap Tempe dari Biji Lotus (Nelumbo nucifera) dan Kedelai (Glycine max). Jurnal FishtecH, 8(2), 34–41. https://doi.org/10.36706/fishtech.v8i2.9665
  6. Schlintl, C., & Schienle, A. (2020). Effects of Coloring Food Images on the Propensity to Eat: A Placebo Approach With Color Suggestions. Frontiers in Psychology, 11, 589826. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.589826
  7. Sipayung, S. M., Rai Widarta, I. W., & Kartika Pratiwi, I. D. P. (2019). Pengaruh Lama Fermentasi Oleh Bacillus Subtilis Terhadap Karakteristik Sere Kedele. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan (ITEPA), 8(3). https://doi.org/10.24843/itepa.2019.v08.i03.p01
  8. Spence, C. (2015). On the psychological impact of food colour. Flavour, 4(1), 21. https://doi.org/10.1186/s13411-015-0031-3
  9. Suter, I. K. (2014). Pangan Tradisional: Potensi dan Prospek Pengembangannya. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology), 1(1), 96–109.
  10. Sutowo, I., Adelina, T., & Febrina, D. (2016). Kualitas Nutrisi Silase Limbah Pisang (Batang dan Bonggol) dan Level Molases yang Berbeda sebagai Pakan Alternatif Ternak Ruminansia. Jurnal Peternakan, 13(2), 41–47.
  11. Tamang, J. P. (2015). Naturally fermented ethnic soybean foods of India. Journal of Ethnic Foods, 2(1), 8–17. https://doi.org/10.1016/j.jef.2015.02.003
  12. Walianingsih, E. J., Jambe, A. A., & Permana, D. G. M. (2016). Pengaruh Lama Fermentasi Kedelai Terhadap Karakteristik Sere Kedele. Itepa?: Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan, 5(1). https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1351832

UN/PBB SDGs

This output contributes to the following UN Sustainable Development Goals (SDGs)/Artikel ini berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB berikut

SDG 3 good-health-and-well-being

Endorse

Informasi Statistik Pemakaian

Abstrak viewed = 196 times

Pemberi Dana