Enrichment of Knowledge and Skills of Coastal Families on Airway Obstruction and Cardiac Arrest: Quasi-Experimental Modeling Method Research with Media Module Siga

Authors

DOI:

https://doi.org/10.36990/hijp.v15i2.729

Keywords:

Modules, Modeling, Knowledge, Skills, Family emergency

Abstract

Emergency conditions continue to be a threat that needs to be considered, both in the form of daily emergencies and due to disasters. Therefore, providing health education regarding emergency conditions and their treatment for families is the main thing. Combining learning methods using modules and modeling methods is believed to be able to provide convenience for the community to learn about emergencies. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the SIGA module and modeling on knowledge and skills about family emergencies in the coastal area of ??Mamuju District. The research design was a quasi-experimental approach with a One-group pretest-posttest design approach. The instruments used are questionnaires and observation sheets. The sample in this study was 30 people, who were selected by purposive sampling method. The results showed that the SIGA module and modeling were significantly effective on knowledge and skills about family emergencies with p value = <0.001. The results of this study can be the basis for emergency activists in providing training for the community, so as to improve the chain of survival in managing daily emergency cases.

PENDAHULUAN

Kegawatdaruratan dapat ditemui pada berbagai aspek kehidupan baik di lingkungan sosial, kerja, atau bahkan di lingkungan rumah sekitarnya. Sedangkan jangka waktu krusial pada pemberian pertolongan kegawatdauratan hanya beberapa menit saja, sehingga kecepatan dan ketepatan pemberian pertolongan merupakan kunci utama keberhasilan keselamatan jiwa korban untuk mencegah terjadinya perburukan sebelum tiba di fasilitas pelayanan kesehatan (Maurya et al., 2022; Tahir, 2019).

Berdasarkan badan kesehatan dunia, pada tahun 2017 bahwa tercatat 95.906 kasus kegawatdaruratan dari seluruh dunia dan 17,2% diantaranya meninggal dunia (World Health Organization (WHO), 2018). Sedangkan di Indonesia bahwa 70% angka kematian terjadi sebelum sampai di rumah sakit dan 30% diantaranya meninggal di rumah sakit (Kementerian Kesehatan, 2022). Hal tersebut memberikan gambaran bahwa diperlukan optimalisasi penanganan kegawatdaruratan oleh masyarakat dan tenaga kesehatan (Hu et al., 2022).

Salah satu masalah penangaan kasus kegawatdaruratan yang cenderung terlambat ini ditengarai oleh karena lemahnya chain of survival penanganan kegawatdaruratan pada aspek prarumah sakit. Fakta menunjukan bahwa fokus perhatian lebih menitik beratkan pada peningkatan pelayananan intra rumah sakit saja, sehingga aspek prarumah sakit terabaikan (Figueroa et al., 2019). Aspek kegawatdaruratan prarumah sakit terjadi dalam lingkup terkecil masyarakat, keluarga, dan dengan adanya perubahan paradigma tatalaksana penolong paling awal, pemberdayaan keluarga dapat ditingkatkan (Masulili et al., 2022; Misbah et al., 2021; Rini et al., 2022; Tahir, 2019).

Pendidikan kegawatdaruratan bagi keluarga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dalam mengenali kasus kegawatdaruratan, menurunkan waktu tanggap serta angka kematian (Curran et al., 2018). Mengacu pada karakteristik setiap wilayah, perlu adanya metode pendidikan kesehatan tertentu dan tepat, dan umumnya menggunakan media modul dan modeling.

Penelitian terdahulu mengkonfirmasi bahwa penggunaan modul membantu meningkatkan efikasi diri responden terhadap bahan yang diajarkan (Kalpana et al., 2016). Selain itu, penelitian lainnya bahwa modul secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan namun efektivitasnya terhadap perubahan perilaku masih perlu penelitian lebih lanjut (Arnianti et al., 2020; Supriadi, 2015).

Kombinasi pendidikan kesehatan menggunakan media modul dan pendekatan modeling pada tema kasus kegawatdaruratan untuk melatih aspek analitis dan psikomotor melalui peniruan. Penelitian yang dilakukan oleh Jannah et al. (2020), dan Saleh et al. (2017) bahwa pendekatan modeling dapat membantu adanya perubahan perilaku terhadap keterampilan penanganan masalah keseahtan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan paduan pendekatan media modul dan modeling dalam memperkaya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam kegawatdaruratan obstruksi jalan napas dan henti jantung pada oleh.

METODE

Penelitian ini merupakan kajian kuantitatif dengan model kuasi eksperimen satu grup pra-pascates. Penelitian dilakukan di daerah pesisir, Desa Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesti Tengah, dan dilaksanakan pada bulan Juni-Oktober 2022. Penelitian ini telah mendapatkan laik etik dari Komisi Bioetik Penelitian, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah masyarakat di wilayah pesisir Desa Karampuang, yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan karakterisik sampel yang diperlukan dan berdasarkan pertimbangan peneliti sebanyak 30 orang. Adapun kriteria sampel penelitian ini yaitu masyarakat asli pulau Karampuang, belum pernah mendapatkan pelatihan kegawatdaruratan, mampu baca tulis, mampu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia, tidak memiliki gangguan pendengaran maupun penglihatan, dan bersedia menjadi responden.

Modul Siga

Modul Siga adalah media baca yang berisi informasi tentang kegawatdaruratan keluarga dan penatalaksanaannya, yang disertai gambar untuk memudahkan responden mempelajarinya. Luasnya cakupan materi kegawatdaruratan secara umum, sehingga dalam penelitian ini berfokus pada 2 masalah kegawatdaruratan utama penyebab kematian mendadak pada keluarga yaitu pada kasus obstruksi jalan napas dan henti jantung.

Modeling

Metode modeling merupakan metode pembelajaran dengan peniruan yang diberikan peneliti kepada responden, khususnya berupa keterampilan yang berkaitan dengan kegawatdaruratan keluarga (obstruksi jalan napas dan henti jantung). Adapun objek yang menjadi modeling dalam penelitian ini adalah tim peneliti dan kader kesehatan yang telah dilatih. Sebelum penelitian dimulai, peneliti memilih pendamping dari para kader kesehatan yang berada di wilayah Pulau Karampuang berjumlah 5 orang. Kader kesehatan ini kemudian diberikan penjelasan dan pemahaman mengenai teknis dan materi kagawatdaruratan keluarga yang akan diberikan kepada responden. Modeling diberikan kepada responden dalam 2 waktu, yaitu saat pelatihan dan saat pendampingan selama 1 bulan bersama kader kesehatan. Pada masa pendampingan, responden dibagi dalam 5 kelompok dengan masing-masing 1 kader kesehatan sebagai pendamping. Pada masa pendampingan, responden melakukan diskusi dan pengulangan tentang tata cara memberikan pertolongan pada kondisi kegawatdaruratan khususnya pada kasus osbtruksi jalan napas dan henti jantung.

Kegawatdaruratan Keluarga

Kegawatdaruratan keluarga merupakan kondisi mengancam jiwa yang terjadi di lingkungan keluarga, khususnya yang disebabkan karena obtruksi jalan napas dan henti jantung. Cakupan kemampuan yang diperhatikan pada aspek ini adalah kemampuan mengenali tanda dan gejala yang mengancam jiwa (obstruksi jalan napas dan henti jantung), mengaktifkan emergency medical service (EMS), serta melakukan tindakan pertolongan yang cepat dan tepat.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data pengetahuan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang menggunakan skala Guttman. Nilai akhir pengetahuan responden adalah skor total dari jawaban yang diberikan. Kuesioner diuji validitasnya dengan Korelasi Product Moment dan uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Koefisien Alpha Cronbach. Kuesioner berjumlah 30 nomor dengan rentang nilai r dari hasil uji validitas yaitu 0,385 – 0,713. Adapun hasil uji realibilitas diperoleh nilai Alpa Cronbach sebesar 0.882. Sedangkan untuk mengukur keterampilan responden maka digunakan lembar observasi yang terdiri dari 10 item tentang tata laksana pertolongan kegawatdaruratan khususnya pada kasus obstruksi jalan napas dan henti jantung.

Data dianalisis secara deskriptif menggunakan aplikasi SPSS untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan masing-masing variabel yang diteliti. Untuk melihat signifikansi perubahan pengetahuan responden digunakan uji paired t test, dimana dikatakan ada perubahan yang bermakna jika diperoleh nilai p < 0,05.

HASIL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden (n = 30)

Pada analisis univariat sebagaimana ditampilkan dalam tabel 1 menggambarkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan umur. Jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan yaitu 19 orang (63,3%), sedangkan laki-laki 11 orang (36,7%). Distribusi Pendidikan responden terbanyak adalah SMP yaitu 16 orang (53,3%), sedangka SMA 14 orang (46,7%). Rata-rata usia responden yaitu 17 tahun dimana usia terendah adalah 15 tahun dan usia tertinggi adalah 21 tahun.

Tabel 2. Uji Statistik Perbedaan Pengetahuan dan Keterampilan Responden Sebelum dan Setelah Intervensi (n = 30)

Rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan intervensi adalah 32,6 sedangkan setelah diberikan intervensi meningkat menjadi 89. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji paired t test diperoleh nilai p = <0,001. Sedangkan pada variabel keterampilan, bahwa rata-rata keterampilan responden sebelum diberikan intervensi adalah 2,6 sedangkan setelah diberikan intervensi menjadi 85,3. Setelah dilakukan uji paired t test diperoleh nilai p = <0,00.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi penggunaan modul Siga dan metode modeling efektif terhadap pengetahuan dan keterampilan tentang kegawatdaruratan keluarga di wilayah pesisir Kecamatan Mamuju. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan responden secara signifikan sebelum dan sesudah intervensi diberikan. Pendidikan kegawatdaruratan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat lagi dikesampingkan bagi masyarkat secara umum. Hal ini menjadi sebuah upaya antisipasi untuk semakin meningkatkan peluang keselamatan bagi korban ketika terjadi kasus-kasus yang mengancam seperti henti jantung maupun obstruksi jalan napas. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat adalah terkait dengan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan tersebut (Putri et al., 2020).

Fokus utama penelitian ini pada dasarnya mengembangkan tiga kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh masyarakat ketika menghadapi kondisi kegawatdaruratan khususnya dilingkungan keluarganya sendiri. Ketiga aspek itu yaitu kemampuan untuk mengenali tanda dan gejala situasi yang mengancam jiwa, kemampuan untuk segera mengaktifkan sistem respon tanggap darurat (emergency medical service), serta kemampuan untuk memberikan pertolongan dasar yang cepat dan tepat pada korban yang mengalami kegawatdaruratan (Kleinman et al., 2015). Semakin mahirnya masyarakat awam dalam memberikan bantuan hidup dasar tentu akan semakin meningkatkan angka harapan hidup korban kegawatdaruratan sebelum sampai di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Pelibatan masyarakat dalam penanggulangan kasus kegawatdaruratan akan menjadikan mereka siap siaga menjadi penolong apabila suatu waktu terjadi kasus kegawatdaruratan dilingkungannya selama menunggu ambulans ataupun tenaga kesehatan lainnya. Masyarakat juga disadarkan untuk proaktif terhadap kondisi kesehatan sendiri dan kasus kegawatdaruratan yang biasa terjadi sehari-hari (Qonaah, 2018).

Efektifnya penelitian ini dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan responden ditunjang oleh karena modul Siga yang digunakan. Modul Siga sangat mudah untuk dibaca dan dipahami oleh masyarakat secara umum, sehingga proses untuk membentuk kognitif mengenai materi yang diajarkan akan lebih mudah tercapai. Bahwa modul menjadi salah satu media cetak yang mudah digunakan secara mandiri oleh peserta, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan secara signifikan (Arnianti et al., 2020). Selain dari pada itu, keterlibatan dari para praktisi klinis kegawatdaruratan menjadikan modul Siga ini dapat benar-benar di susun dalam struktur yang se efisien mungkin dengan banyak memperhatikan penggunaan bahasa umum. Sehingga semua golongan dalam lingkungan masyarakat akan dengan mudah memahami isi materi. Hal ini ditunjang dari hasil wawancara yang dilakukan pada kader kesehatan yang terlibat dalam penelitian diperoleh informasi bahwa modul Siga ringan untuk dibaca dan mudah untuk dipahami bahasanya.

Modul dipandang lebih efektif karena dapat digunakan oleh responden setelah proses pemberian materi saat intervensi. Sehingga peserta, tidak hanya berpatokan berdasarkan apa yang disampaikan oleh nara sumber pada saat proses ceramah. Modul lebih dapat membantu responden untuk mereview dan mengingat kembali sehingga terjadi proses pengulangan dan penyesuaian apa yang responden peroleh saat ceramah. Hal ini sejalan dengan penelitian Oktorina et al. (2019) yang menyimpulkan bahwa dengan penggunaan modul memiliki pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan penderita diabetes dalam melakukan pemantauan glukosa karena dapat memotivasi mereka untuk belajar secara mandiri. Demikian halnya bahwa memberikan modul yang telah disusun secara valid, efektif, serta menarik bagi masyarakat dalam pelatihan sebagai media baca mampu meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan bencana secara bermakna (Yuliani & Wahyono, 2021).

Selain dari pada itu, mengkombinasikan pendekatan modeling dalam memberikan pemahaman kepada responden juga semakin menambah efektifnya pembelajaran yang diberikan. Modeling atau biasa disebut dengan peniruan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pembelajaran observasi yang diberikan kepada responden sehingga mereka dapat secara langsung melihat dengan kasat mata berkaitan suatu proses tindakan (Saleh et al., 2017). Kondisi ini tentu saja yang semakin menambah kemampuan responden dalam menangkap perilaku apa yang seharusnya dilakukan yang pada dasarnya responden belum pernah mengalami ataupun melihat situasi tersebut. Hal ini lah yang menurut peneliti menjadikan metode ini sangat sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada responden berkaitan dengan kasus-kasus kegawatdaruratan yang pada faktanya belum pernah mereka lihat sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Lesilolo (2018) yang mengemukakan bahwa pembelajaran modeling pada hakekatnya melalui proses peniruan dimana individu memainkan peran aktif dalam memilih perilaku yang hendak ditiru dan dijalankan, tanpa harus melalui pengalaman langsung sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, yang menjadi objek modeling yang digunakan peneliti tidak hanya berasal dari peneliti itu sendiri, akan tetapi peneliti juga melibatkan kader kesehatan yang sebelumnya telah diberikan pelatihan terlebih dahulu. Adanya kader kesehatan yang telah terlatih dalam memberikan pertolongan kasus kegawatdaruratan akan menjadi sarana penunjung bagi responden untuk belajar apabila menemukan suatu kendala.

Pengukuran pengetahuan awal responden mengenai kegawatdaruratan keluarga menunjukan nilai rata-rata 32,6. Hal ini bermakna bahwa pengetahuan masyarakat mengenai kegawatandaruratan masih sangat rendah, meskipun kondisi atau situasi gawatdarurat itu sendiri sudah pernah dilihat atau dialami oleh anggota keluarga. Sebagai contoh dalam mengenali tanda dan gejala situasi yang mengancam oleh karena obstruksi jalan napas, dari wawancara yang dilakukan pada responden diketahui bahwa mereka sudah pernah mendengar suara napas ‘ngorok’ pada keluarga yang mengalami penurunan kesadaran oleh karena penyakit seperti stroke. Suara napas seperti itu dianggap sebagai tanda bahwa kondisi pasien memburuk sehingga hal yang harus dilakukan segera adalah membacakan ayat-ayat suci Al-quran. Hal ini tentu mengindikasikan bahwa untuk mengenali tanda kondisi yang mengancam kematian mereka telah sadari, akan tetapi belum mampu untuk menentukan tindakan bantuan hidup dasar apa yang harus dilakukan secara cepat dan tepat. Ditunjang pula dari hasil pengukuran awal keterampilan mengenai kegawatdaruratan dasar, 80% diantaranya memperoleh nilai 0 sedangkan 20% lainnya hanya mencapai nilai 10. Sehingga kondisi ini benar-benar menunjukan bahwa responden tidak mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan ketika menemukan situasi gawat darurat. Hal ini sejalan dengan penelitian lainnya (Iqra & Tahir, 2022) yang menyimpulkan bahwa masyarakat pada dasarnya sudah sering terpapar kondisi kegawatdaruratan dilingkungannya, akan tetapi tidak mampu untuk menyadari bahwa gejala yang muncul itu sebagai suatu peringatan untuk melakukan tindakan pertolongan secara segera.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengetahuan dan keterampilan responden mengalami peningkatan yang signifikan dalam mempelajari tentang kegawatdaruratan keluarga dengan pendekatan kombinasi modul Siga dan metode modeling. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi para penggiat kegawatdaruratan dalam memberikan pelatihan bagi masyarakat, sehingga mampu semakin meningkatkan chain of survival dalam pengelolaan kasus kegawatdaruratan sehari-hari.

Kekurangan penelitian

Pengulaman materi terkait tindakan bantuan hidup dasar belum di tampilkan secara maksimal, responden hanya melihat gambar dari modul yang disediakan peneliti. Oleh karena itu, perlunya pembuatan video terkait tindakan-tindakan kegawatdaruratan sehingga dapat menjadi nilai tambah pembelajaran bagi responden.

References

Arnianti, Manapa, E. S., Ahmad, M., Riu, D. S., Nontji, W., & Hidayanti, H. (2020). Pengaruh Modul Deteksi Risiko Anemia pada Kehamilan terhadap Pengetahuan Ibu Hamil. Oksitosin?: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 7(2), Article 2. https://doi.org/10.35316/oksitosin.v7i2.675

Curran, J., Ritchie, S., Beardy, J., VanderBurgh, D., Born, K., Lewko, J., & Orkin, A. (2018). Conceptualizing and Managing Medical Emergencies Where No Formal Paramedical System Exists: Perspectives from a Remote Indigenous Community in Canada. International Journal of Environmental Research and Public Health, 15(2), 267. https://doi.org/10.3390/ijerph15020267

Figueroa, C. A., Harrison, R., Chauhan, A., & Meyer, L. (2019). Priorities and challenges for health leadership and workforce management globally: A rapid review. BMC Health Services Research, 19(1), 239. https://doi.org/10.1186/s12913-019-4080-7

Hu, G., Wang, Z., Jiang, S., Tian, Y., Deng, Y., & Liu, Y. (2022). Community public health safety emergency management and nursing insurance service optimization for digital healthy urban environment construction. Frontiers in Public Health, 10, 1032758. https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.1032758

Iqra, I., & Tahir, R. (2022). Pelatihan Tanggap Bencana Berbasis Modul Dan Simulasi Terhadap Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana. Jurnal Kesehatan Manarang, 8(2), Article 2. https://doi.org/10.33490/jkm.v8i2.655

Jannah, A. R., Khotimah, H., Andayani, S. A., Kholisotin, K., & Hamid, A. (2020). Metode Stimulasi dan Metode Modeling terhadap Cara Menggosok Gigi yang Benar pada Anak Prasekolah. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(2), Article 2. https://doi.org/10.26714/jkj.8.2.2020.139-146

Kalpana, Hermansyah, & Dirhamsyah, M. (2016). Efektivitas pelatihan bencana pre hospital gawat darurat dalam peningkatan efikasi diri kelompok siaga bencana dan non siaga bencana mahasiswa STIKes perintis padang. Jurnal Ilmu Kebencanaan?: Program Pascasarjana Unsyiah, 3(1), Article 1.

Kementerian Kesehatan. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021 (F. Sibuea, B. Hardhana, & W. Widiantini, Eds.). Kementerian Kesehatan.

Kleinman, M. E., Brennan, E. E., Goldberger, Z. D., Swor, R. A., Terry, M., Bobrow, B. J., Gazmuri, R. J., Travers, A. H., & Rea, T. (2015). Part 5: Adult Basic Life Support and Cardiopulmonary Resuscitation Quality. Circulation, 132(18_suppl_2), S414–S435. https://doi.org/10.1161/CIR.0000000000000259

Lesilolo, H. J. (2018). Penerapan Teori Belajar Sosial Albert Bandura dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah. KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi, 4(2), Article 2. https://doi.org/10.37196/kenosis.v4i2.67

Masulili, F., Umar, N., Iwan, I., & Jurana, J. (2022). Intervensi Keluarga tentang Pemberian ASI Eksklusif melalui Perspektif Budaya Kaili. Jurnal Inovasi, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat, 2(2), Article 2. https://doi.org/10.36990/jippm.v2i2.702

Maurya, V. P., Mishra, R., Moscote-Salazar, L. R., Janjua, T., Cincu, R., & Agrawal, A. (2022). Neurotrauma Care, “Golden Hour” or “Golden Sixty Minutes.” Journal of Neurointensive Care, 5(2), 44–47. https://doi.org/10.32587/jnic.2022.00542

Misbah, S. R., Atoy, L., Saranani, M., Nurfantri, N., & Rini, D. S. (2021). Family Empowerment of Supervised Treatment for Pulmonary Tuberculosis Patients in the Coastal Area, District of Soropia. Jurnal Inovasi, Pemberdayaan Dan Pengabdian Masyarakat, 1(1), Article 1. https://doi.org/10.36990/jippm.v1i1.257

Oktorina, R., Sitorus, R., & Sukmarini, L. (2019). Pengaruh Edukasi Kesehatan dengan Self Instructional Module Terhadap Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus. Jurnal Endurance, 4(1), 171–183. https://doi.org/10.22216/jen.v4i1.2995

Putri, S. T., Salasa, S., & Sumartini, S. (2020). Situation and Competency of First Responder in Preparedness on Facing Emergency To Improve Public Safety in the University. Nurse and Health: Jurnal Keperawatan, 9(2), 102–110. https://doi.org/10.36720/nhjk.v9i2.155

Qonaah, A. (2018). Pemberdayaan Masyarakat dalam Aktivasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Proceedings of Annual Conference on Community Engagement, 2, 190–196. https://doi.org/10.15642/acce.v2i.50

Rini, D. S., Prahesti, R., Khatimah, K., Arsita, N., & Putra, D. (2022). Upaya Preventif melalui Edukasi dan Simulasi Gerakan Tanggap Bencana pada Masyarakat di Wilayah Pesisir, Desa Bokori, Kecamatan Soropia. Jurnal Inovasi, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat, 2(1), Article 1. https://doi.org/10.36990/jippm.v2i1.453

Saleh, A., Nurachmah, E., Hadju, V., As’ad, S., & Hamid, S. K. (2017). Pengaruh pemberdayaan ibu dalam perawatan bayi melalui pendekatan modelling. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 13(2), 107. https://doi.org/10.30597/mkmi.v13i2.1981

Supriadi, S. (2015). Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Video dan Modul Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Perilaku Tentang Praktik Sadari. Husada Mahakam: Jurnal Kesehatan, 4(1), Article 1.

Tahir, R. (2019). Efektivitas Metode Audiovisual dan Metode Konvensional Terhadap Pengetahuan Basic Life Support Pada Masyarakat Pesisir di Wilayah Kerja Puskesmas Soropia. Jurnal Keperawatan, 3(01), Article 01. https://doi.org/10.46233/jk.v3i01.4

World Health Organization (WHO). (2018). Technical Series on Primary Health Care: Primary health care and health emergency. World Health Organization.

Yuliani, & Wahyono, U. (2021). The Development of Local Disasters-based Mitigation Module Integrated to Physics Learning. Journal of Physics: Conference Series, 2126(1), 012020. https://doi.org/10.1088/1742-6596/2126/1/012020

Published

2023-06-15 — Updated on 2023-08-22

Versions

How to Cite

Iqra S, I. S., & Salaka, S. A. (2023). Enrichment of Knowledge and Skills of Coastal Families on Airway Obstruction and Cardiac Arrest: Quasi-Experimental Modeling Method Research with Media Module Siga. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), 200–209. https://doi.org/10.36990/hijp.v15i2.729 (Original work published June 15, 2023)

Issue

Section

Original Research

Citation Check