Screening and Health Education for Non-Communicable Diseases, and Utilization of Integrated Development Posts for Non-Communicable Diseases in the Community of Telaga Biru Village, Soropia District,  Konawe Regency

Authors

DOI:

https://doi.org/10.36990/jippm.v3i2.1213

Keywords:

Screening, Health education, Noncommunicable disease, Pos pembinaan terpadu

Abstract

Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) of Non-Communicable Diseases and cadres as a form of community participation in efforts to early detect and prevent non-communicable diseases has existed in Telaga Biru village, Soropia, but there is still a lack of utilization. This community service activity aims to early detect risk factors for non-communicable diseases, and increase public knowledge in the prevention of non-communicable diseases. The methods used in this community service are screening, education, and community assistance in the use of PTM Posbindu. The potential result of this community service activity is an increase in community participation in the use of PTM posbindu. This activity is expected to be the first step in cooperation between puskesmas, educational institutions, and village officials in preventive efforts to prevent non-communicable diseases.

PENDAHULUAN

Tantangan kesehatan Indonesia saat ini adalah beban tiga kali lipat berbagai masalah penyakit, salah satunya adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) yang cenderung naik setiap tahunnya. PTM cenderung berlangsung lama, menyebabkan kualitas hidup yang buruk, serta menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa setiap tahun 17 juta orang meninggal karena PTM sebelum berusia 70 tahun, dan kematian dini terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian PTM terbanyak, atau 17,9 juta orang setiap tahunnya, diikuti oleh kanker (9,3 juta), penyakit pernafasan kronis (4,1 juta), dan diabetes (2,0) (1). Di Indonesia, data  Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi PTM mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi(2)

Peningkatan angka PTM dapat disebabkan karena kurang memahami pentingnya menjaga pola hidup untuk sehat sehingga diperlukan upaya keras untuk mensosialisasikan program sehat kepada masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka berbagai upaya perlu dilakukan untuk memberdayakan masyarakat agar tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Upaya pemberdayaan masyarakat tersebut hendaknya dilaksanakan secara multi disiplin, lintas sektor dan lintas program (3)

Salah satu Program pemerintah untuk mendeteksi, memantau dan menindaklanjuti faktor resiko penyakit tidak menular di masyarakat adalah melalui program Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM).  Pobindu PTM bertujuan dan bermanfaat untuk membudayakan gaya hidup sehat, mawas diri, menyediakan layanan kesehatan yang mudah dijangkau dan murah dilaksanakan terhadap faktor resiko penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, hiperkolesterol, hiperglikemia, gastritis, rematik, resiko kepikunan, aktivitas fisik, resiko jatuh dan merokok berupa peran serta aktif kelompok masyarakat dalam upaya pencegahan sekaligus peningkatan pengetahuan untuk pencegahan penyakit. Pobindu PTM bertujuan dan bermanfaat untuk membudayakan gaya hidup sehat, mawas diri, menyediakan layanan kesehatan yang mudah dijangkau dan murah dilaksanakan(4)

Data 5 Besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Soropia, Konawe tahun 2018 adalah peringkat pertama adalah hipertensi, kedua adalah rematik, ketiga adalah gastritis, dan keempat adalah diabetes. Hal ini menunjukan bahwa PTM menjadi masalah kesehatan utama di wilayah kerja Puskesmas Soropia, sehingga diperlukan upaya pencegahan, pemantauan, dan tindak lanjut penyakit tidak menular di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pembentukan Posbindu PTM.

Posbindu yang saat ini sudah terbentuk di wilayah kerja Puskesmas Soropia berjumlah 2 Posbindu dan pada tahun 2020 Prio, A.Z dkk, telah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan pelatihan 19 kader di wilayah kerja Puskesmas Soropia dan pembentukan 1 Posbindu PTM di Desa Telaga Biru. Tersedianya wadah berupa Posbindu PTM sera kader yang terlatih adalah hal yang baik tetapi tidak dapat mencegah ataupun mengurangi prevalensi penyakit tidak menular jika masyarakat yang menjadi sasaran dari Posbindu PTM tidak aktif berkunjung dan memanfaatkan Posbindu PTM.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya suatu upaya deteksi dini berupa skrining dan pendidikan kesehatan pada masyarakat PTM, serta pendampingan dan pemantauan pemanfaatan Posbindu PTM oleh masyarakat di Desa Telaga Biru wilayah kerja Puskesmas Soropia Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe dalam bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh tim dosen Jurusan Keperawatan.

METODE

Metode pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah adalah adalah pendekatan skrining, penyuluhan edukatif, dan partisipatif.

Skrining pada masyarakat Desa Telaga Biru dilakukan dengan cara anamnesa dan pemeriksaan fisik dan diagnostik. Pada kegiatan skrining, kader posbindu bersama tim pengabmas melakulan dengan cara wawancara untuk menilai penilaian faktor resiko terjadinya PTM, kemudian dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah,  serta pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol. proses skrinig menggunakan Kartu Menuju Sehat-Faktro Risiko Penyakit Tidak Menular.

Edukasi kesehatan yang diberikan berupa penyuluhan kesehatan terkait 5 jenis penyakit tidak menular (jantung, stroke, hipertensi, diabetes, dan asma) meliputi pengertian dan tanda gejala. serta pencegahannya yakni melalui perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress). penyuluhan diberikan dalam suasana yang tidak kaku dengan menggunakan media leaflet dan power point, serta interaksi dua arah . Sebelum menerima edukasi yang diberikan, masyarakat mengisi kuisioner pre test berupa 10 pertanyaan terkait pengetahuan tentang PTM dan pencegahannya. Setelah pemberian edukasi, masyarakat mengisi kembali kuisioner post test.  Hasil penyuluhan kesehatan terjadi peningkatan pengatahuan masyarakat terhadap PTM dan pencegahannya.

Pendampingan dan pemantauan pelaksanaan Posbindu dilakukan selama 3 bulan. Kegiatan pendampingan dilakukan dengan mendampingi kader Posbindu, bersama sama dengan petugas puskesmas dalam pencatatan dan pemeriksaan/skrining faktor risiko PTM. setiap pelaksanaan posbindu. selain itu pemantauan pelaksanaan Posbindu meliputi evaluasi jumlah peserta/ masyarakat yang berkunjung ke posbindu selama 3 bulan.

Hasil yang diharapkan dalam kegiatan pengabmas ini adalah masyarakat dapat mendeteksi secara dini dan mandiri faktor risiko PTM, terjadi peningkatak pengetahuan tentang pencegahan PTM, serta partisipasi warga yang meningkat terhadap kunjungan Posbindu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM di Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe dilaksanakan rutin setiap bulan per Posbindu yaitu pukul 09.00- 12.00 WITA. Posbindu PTM di desa Telaga biru dilaksanakan pada setiap awal bulan di Balai Desa Telaga Biru. Posbindu PTM per desa diadakan sehingga masyarakat bisa berpartisipasi dalam memanfaatkan posbindu PTM yang tersedia. Kegiatan Posbindu PTM bertujuan untuk masyarakat yang tidak hanya sakit tetapi juga sehat, memiliki risiko tinggi dan rendah, dan menderita penyakit tidak menular pada usia lima belas tahun (4).

Figure 1. Proses Pelaksanaan Kegiatan, (kiri atas ke bawah), registrasi, pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut, pemeriksaan diagnostik, dan edukasi kesehatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2022 di Desa Telaga Biru Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.  Pada kegiatan pengabmas ini, tim melakukan pemantauan pemanfaatan jumlah jumlah masyarakat yang berpartisipasi pada kegiatan posbindu pada bulan September – November 2022, dari yang semula berjumlah 35, meningkat menjadi 43 orang.

Pelaksanaan Posbindu PTM di Desa Telaga Biru telah berjalan sesuai SOP yang ada. Pelaksanaan sistem 5 meja meliputi Isi form pendataan, ukur tinggi, timbang, pencatatan oleh kader selanjutnya ke tim medis tensi, gula darah, cek kolesterol, dan asam urat, sistem rujukan, konsultasi oleh petugas.  Hasil pemantauan posbindu menerapkan sistem 5 meja meliputi: pendaftaran, wawancara kesehatan, pengukuran (tinggi badan, berat badan dan lingkar perut), pemeriksaan (tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat), pelaksanaan rujukan, serta konseling dan penyuluhan kesehatan.

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki- Laki 2 4,7
Perempuan 41 95,3 %
Total 43 100
Table 1. Karakteristik Peserta Posbindu PTM telaga Biru

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Telaga Biru yang memeriksakan kesehatan ke Posbindu adalah perempuan. Hal ini disebabkan karena kegiatan Posbindu dilaksanakan pada pagi hari yakni pukul  9 pagi, sehingga yang berpartisipasi dalam Posbindu hanya sebagian ibu rumah tangga  dan lansia yang tidak bekerja.  Hal ini sejalan dengan hasil Oktarianita et al., (2020)  yang mengungkapkan bahwa kebanyakan peserta Posbindu adalah ibu - ibu dan lansia serta minat masyarakat  masih sangat kurang.

No Pemeriksaan Frekuensi Presentasi
1 IMT (BB/TBXTB)
Kurus (< 17.0) 5 12
Normal 18,5 - 25,5 25 58
Gemuk ringan 25,1-27,0 8 19
Gemuk berat > 27,0 5 12
2 Lingkar Perut
>90 cm 26 60
<90 cm 17 40
3 Tekanan Darah (mmHg)
> 140 14 33
130-140 9 21
< 130 20 47
4 Kolesterol
Normal 4 12
> 190 29 88
5 GDS (Gula darah Sewaktu)
200 mg/dl 5 12
145 - 199 mg/dl 5 12
80 - 144 mg/dl 33 77
Table 2. Pemantauan Skrining Penyakit Tidak Menular

Berdasarkan hasil skrining kesehatan faktor risiko penyakit tidak menular, sebagian peserta posbindu Telaga Biru memiliki indeks masa tubuh normal yakni sebanyak 25 orang (58 %). Indeks Masa Tubuh (IMT) digunakan untuk memantau status gizi orang dewasa terkait dengan kelebihan dan kekurangan berat badan. IMT dapat menggambarkan kadar adipositas atau akumulasi lemak dalam tubuh seseorang sehingga berisiko mengalami obesitas atau kegemukan (6).

Hasil pemeriksaan kadar kolesterol sebagian peserta Posbindu Telaga Biru (88%) adalah tidak normal.  Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Darah mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Meningkatnya kolesterol lebih banyak karena dipengaruhi oleh pola makan yang tidak seimbang (7) Kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Peningkatan kadar kolesterol seiring dengan bertambahnya risiko penyakit jantung koroner.

Berikut adalah gambaran pengetahuan masyarakat setelah dilakukan kegiatan pengabdian upaya prefentif pencegahan PTM dan perilaku CERDIK.

Pengetahuan Frekuensi persentase
Kurang 5 11,6
Baik 38 88,3
Total 43 100
Table 3. Pengetahuan tentang pencegahan PTM dan perilaku Cerdik

Berdasarkan tabel 4 diatas tampak bahwa pengetahuan tentang pencegahan penyakit tidak menular setelah diberikan penyuluhan yaitu berada dalam kategori baik 88,3 %.  Peningkatan pengetahuan masyarakat dalam kategori baik, disebabkan karena penerimaan masyarakat terhadap materi yang diberikan sangat baik. Selain itu penyuluhan kesehatan diberikan dalam suasana yang tidak kaku dengan menggunakan media leaflet dan power point memberikan pengalaman yang santai dan belajar mandiri kepada masyarakat untuk menerima materi yang diberikan.

Kegiatan pada posbindu PTM Telaga Biru telah dicatat dan dilaporkan pelaporan oleh pihak Puskesmas Soropia. Pencatatan dilakukan pada setiap pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM, namun peserta belum memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) sebagai alat pantau. Pada pelaksanaan pemantauan, kondisi faktor risiko PTM harus diketahui oleh yang diperiksa maupun yang memeriksa.  Posbindu PTM yang merupakan wadah pembinaan terhadap masyarakat disuatu wilayah yang dilakukan secara terpadu, dan merupakan bentuk peran serta masyarakat dibidang kesehatan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang terpadu oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan dengan sasaran masyarakat sejak usia 15 tahun (4)

Oleh karena itu Tim pengabmas membagikan masing masing peserta Kartu Menuju Sehat (KMS) Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FRPTM). Kartu ini disimpan oleh masing-masing peserta, dan harus selalu dibawa ketika berkunjung ke tempat pelaksanaan Posbindu PTM. Tujuannya agar setiap individu dapat melakukan mawas diri dan melakukan tindak lanjut, sesuai saran Kader/ Petugas.  Selain itu Tim Pengabmas juga membekali kader dan peserta Buku Saku Menuju Sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular.

Figure 2. Bahan Kontak Buku Saku

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh tim pengabdian jurusan keperawatan poltekkes kendari, diperoleh hasil bahwa skrining, edukasi kesehatan dan pendampingan Posbindu, semua peserta sangat antusias mengikuti  kegiatan. Terlihat dari bertambahnya jumlah kunjungan Posbindu pada bulan kedua dan ketiga, sehingga total masyarakat yang pernah ke Posbindu meningkat.  Saran yang dapat kami berikan sehubungan dengan kegiatan pengabdian ini adalah sarana prasana yang menunjang perlu ditambah agar pelaksanaan Posbindu PTM dapat berjalan lebih maksimal dan sasaran semakin meningkat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Keperawatan mengucapkan terima kasih kepada aparat Desa Telaga Biru, terkhusus kader Posbindu Telaga Biru yang telah memfasilitasi tempat dan perizinan untuk dilaksanakannya kegiatan ini. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada pihak Puskesmas Soropia yang telah membantu pelaksanaan Posbindu di Desa Telaga Biru

Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Poltekkes Kemenkes Kendari atas dana pengabian masyarakat yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. WHO. Penyakit tidak menular [Internet]. Vol. 2. 2023. p. 1–48. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases
  2. Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehat RI. 2018;53(9):1689–99.
  3. Mahdur RR, Sulistiadi W. Evaluasi Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). J Ilm Kesehat Masy  Media Komun Komunitas Kesehat Masy. 2020;12(1):43–8.
  4. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). Ditjen Pengendali Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementeri Kesehat RI [Internet]. 2020;1–39.
  5. Oktarianita O, Wati N, Febriawati H. Persepsi Peserta Posbindu Ptm Tentang Pelaksanaan Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu Ptm) Di Wilayah Kerja Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu. Avicenna J Ilm. 2020;15(2):138–46.
  6. Sulistyaningsih, Listyaningrum THa. Deteksi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular melalui Pos Pembinaan Terpadu Warga Sehat di Era Pandemi Covid-19. J War LPM. 2021;24(3).
  7. Suarsih C. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Kolestrol Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Tambaksari. J Keperawatan Galuh. 2020;2(1).

Published

2023-11-30

How to Cite

Muhsinah, S., & Misbah, S. R. (2023). Screening and Health Education for Non-Communicable Diseases, and Utilization of Integrated Development Posts for Non-Communicable Diseases in the Community of Telaga Biru Village, Soropia District,  Konawe Regency. Jurnal Inovasi, Pemberdayaan Dan Pengabdian Masyarakat, 3(2), e1213. https://doi.org/10.36990/jippm.v3i2.1213

Issue

Section

Articles

Citation Check