Determinants of Complete Basic Immunization in Infants in Indonesia : A Literature Review

Authors

  • Dalimawati Universitas Sriwijaya, Indonesia
  • Najmah Universitas Sriwijaya, Indonesia
  • Nur Alam Fajar Universitas Sriwijaya, Indonesia

Keywords:

Complete Basic Immunization, economic status, maternal income, mother's occupation

Abstract

Basic immunization is a right for every child. Immunization is one of the public health efforts that can protect infants from various diseases. The role of immunization in saving the world community from illness, disability and death due to diseases that can be prevented by immunization (PD3I). The purpose of this literature review is to determine what determinants affect Complete Basic Immunization in Infants. The method in this study uses the literature review method. The criteria that the articles used in this review are: they must be published between 2019 and 2023; they must be fully accessible (full text); they must have a descriptive, correlative, or analytical research design with a cross-sectional approach; And the specific sample of the study was mothers who had babies. The articles reviewed were 15 articles. The results of this study found many factors that can affect the completeness of immunity in infants. These factors include: maternal factors (maternal characteristics, maternal knowledge, self-awareness, maternal motivation, and maternal perception) including factors such as economic status, maternal income, employment status and family and husband support, vaccine availability, health facility supplies, and immunization service coverage. The suggestion in this study is that to achieve the completeness of basic immunization in infants requires good collaboration between families and parents of infants and the role of health workers.

PENDAHULUAN

Imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Imunisasi sebagai upaya preventif yang harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar menciptakan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila kelak individu itu terpapar oleh penyakit tersebut tidak akan menderita sakit berat. Cakupan imunisasi yang tinggi dan dapat membentuk herd imunity, sehingga mampu memutus mata rantai penularan penyakit. Tujuan jangka panjang dari program imunisasi adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit. Tujuan jangka pendek adalah pencegahan penularan penyakit kepada individu atau kelompok orang. Polio, campak-rubella, difteri, tetanus neonatorum, dan pertussis adalah beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk mengurangi risiko kejadian luar biasa dari penyakit-penyakit tersebut, surveilans PD3I harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, 2021).

Dalam buku saku yang disusun oleh (Sriatmi, 2020) Imunisasi Rutin Lengkap Merupakan program pemerintah Indonesia yang memfasilitasi pelayanan imunisasi yang diberikan secara rutin pada sasaran (semua bayi dan balita), meliputi: a. Imunisasi Dasar (adalah imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan awal secara aktif. Mencakup: imunisasi BCG; Hepatitis B; Polio; DPT-HB-HiB; Measles Rubella (MR);  Imuniasi Lanjutan (merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau memperpanjang masa perlindungan (booster) yang diberikan pada anak umur < 3 tahun serta anak usia sekolah dasar (SD). Imunisasi merupakan  upaya kesehatan masyarakat yang efisien dan efektif untuk mencegah sejumlah penyakit berbahaya (Wulandari & Dwidiyanti, 2017). Adapun (Lestari & Aulia, 2017) juga menjelaskan bahwa imunisasi merupakan kegiatan penting untuk melindungi masyarakat khususnya anak-anak dari serangan beberapa penyakit menular. Imunisasi merupakan tindakan yang paling efektif dan efektif untuk melindungi dari penyakit menular, terutama pada anak-anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang tanpa ada gangguan. Sasaran populasi program vaksinasi adalah kelompok umur yang rentan terhadap penyakit menular seperti bayi, ibu hamil dan anak usia sekolah.

Imunisasi dasar merupakan hak bagi setiap anak, seperti yang tertera pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia nomor 36 Tahun (2009) Tentang Kesehatan pada pasal 132 ayat 3 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi.

Dalam sejarah telah mencatat tentang peranan imunisasi dalam menyelamatkan masyarakat dunia dari kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) seperti cacar, polio, tuberkulosis, hepatitis b yang dapat berakibat pada kanker hati, difteri, campak, rubela dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubela (Congenital Rubella Syndrom/CRS), tetanus bayi baru lahir, pneumonia (radang paru), meningitis (radang selaput otak), dan kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus. (Rahmawati et al., 2021)

World Health Organization (WHO, 2015) pada tahun 2015 melaporkan bahwa  hampir 6 juta anak balita meninggal dunia, 16% dari jumlah tersebut yang disebabkan oleh pneumonia sebagai  pembunuh balita nomor 1 di dunia. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, Diphteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio dan Hepatitis B merupakan salah satu penyebab utama kematian anak di negara berkembang, termasuk Indonesia. Imunisasi adalah program yang telah terbukti efektif untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yang mencapai 1,7 juta kematian anak atau 5% balita di Indonesia (D. M. Safitri et al., 2017)

Di Indonesia program imunisasi mewajibkan setiap bayi usia (0-11 bulan) memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis polio tetes dan 1  dosis polio Suntik (IPV), 1 dosis campak dengan waktu yang telah ditentukan (Dwienda & Karlinah, 2021). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 menjelaskan bahwa target imunisasi dasar lengkap pada tahun 2019 adalah sebesar 93%, dimana tingkat vaksinasi dasar lengkap mencapai 57,9% (Riskesdas, 2018)

Berdasarkan data data cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar 57,9%. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2% (Riskesdas, 2018). Ketidaklengkapan imunisasi dasar pada bayi dapat mengakibatkan bayi lebih rentan terhadap penyakit. Kekebalan tubuh yang belum terbentuk dengan baik ini mengakibatkan bayi bisa sangat mudah tertular oleh suatu penyakit dan akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi terganggu (Wahyuni, 2022).

Penelitian terdahulu menyebutkan berbagai faktor yang mempengaruhi Imunisasi dasar lengkap pada bayi, meliputi karakteristik ibu, sosial ekonomi, dukungan suami/keluarga, ketersediaan vaksin, dan akses ke pelayanan imunisasi. Penelitian oleh (Zafirah, 2021) menyebutkan faktor yang mempengaruhi kurangnya cakupan imunisasi dasar lengkap adalah Pendidikan ibu, pengetahuan ibu, informasi imunisasi dan dukungan keluarga. Penelitian oleh (Mauidhah et al., 2021) menjelaskan bahwa Kepatuhan imunisasi dapat didorong oleh sejumlah faktor, seperti yang ditunjukkan dalam Health Belief Model yaitu faktor modifikasi, persepsi dan kemungkinan Tindakan, yang mana hasil penelitian tersebut menunjukkan faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan dalam pemberian imunisasi dasar lengkap adalah faktor modifikasi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, suku, sosial ekonomi dan pengetahuan. Berbagai faktor memengaruhi keberhasilan program imunisasi, termasuk kondisi sosial masyarakat, pelayanan kesehatan, dan perilaku orang tua sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas kesehatan dan masa depan anak. Perilaku orang tua juga memengaruhi status imunisasi anak (Adiwiharyanto et al., 2022).

Hasil Literature review dari penelitian (Maylingga, 2020) menyebutkan bahwa status kelengkapan imunisasi dasar dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, misalnya pengetahuan ibu, usia ibu, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, dan informasi yang didapat ibu. Penelitian literatur oleh (Nur et al., 2023) menjelaskan bahwa faktor individu seperti pengetahuan ibu, pendapatan dan usia ibu yang rendah menjadi prediktor utama terhadap ketidaklengkapan imunisasi dasar pada anak. Dari segi faktor masyarakat seperti sulitnya akses, baik dari segi jarak menuju tempat pelayanan vaksinasi maupun dari segi waktu tempuh dinilai sulit. Sementara dari sisi pelayanan kesehatan, kurangnya vaksin dan tenaga medis yang terlatih serta kebiasaan petugas kesehatan mengunjungi rumah-rumah penduduk juga menjadi penyebab rendahnya kelengkapan imunisasi dasar pada anak.

Mengingat keperluan dari kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada bayi, perlunya untuk mengetahui determinan apa saja yang memengaruhi Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian literature review. Literature Review adalah kajian yang memuat uraian tentang teori, hasil, dan dokumen penelitian lainnya yang diperoleh dari referensi untuk dijadikan landasan dalam kegiatan penelitian (Maylingga, 2020). Literatur review adalah sebuah metode yang sistematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi. Tujuan dari literatur review adalah untuk menganalisis dan menyusun pengetahuan yang sudah ada tentang topik penelitian yang akan dilakukan (Ulhaq & Rahmayanti, 2020).

Strategi dalam pegumpulan jurnal berbagai literature dengan menggunakan situs jurnal yang telah terakreditasi seperti google scholar dengan menggunakan clinical key atau kata kunci. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel adalah imunisasi dasar, bayi dan balita, faktor resiko, determinan, pengetahuan ibu, usia ibu, Pendidikan ibu, dukungan keluarga, informasi imunisasi, sosial ekonomi, petugas Kesehatan, dan akses imunisasi. Kriteria inklusi dari penelitian ini antara lain, artikel yang diterbitkan dari periode tahun 2019-2023, artikel yang termasuk ke dalam kelompok ilmu kesehatan, artikel yang dapat diakses secara utuh (full text), desain penelitian deskriptif, korelatif atau analitik dengan pendekatan cross sectional dan sampel penelitian adalah ibu yang memiliki bayi. Kriteria eksklusi dari artikel yang direview antara lain artikel yang tidak termasuk ke dalam kategori artikel jurnal. Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalaha artikel yang memiliki hasil yang tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi.

Figure 1. Alur Penelitian

HASIL

Hasil dari literature review didapatkan bahwa status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dipengaruhi dari banyak faktor, antara lain faktor Status ekonomi, Pendapatan ibu, status pekerjaan, faktor ibu (karakeristik ibu, pengetahuan ibu, self awareness, motivasi ibu, dan persepsi ibu), dukungan keluarga/suamiperan kader/petugas Kesehatan, ketersediaan vaksin, persediaan sarana Kesehatan, dan jangkauan layanan imunisasi.

Status ekonomi keluarga bayi memiliki hubungan yang kuat dengan kelengkapan imunisasi dasar. Semakin baik status ekonomi di keluarga tersebut maka imunisasi yang didapatkan bayi akan semakin lengkap. Sama halnya dengan status ekonomi, faktor pendapatan ibu juga mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Namun beda halnya dengan status pekerjaaan ibu, meskipun terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap tetapi ibu yang bekerja akan lebih beresiko pada ketidaklengkapan imunisasi pada bayi dikarenakan faktor waktu.

Faktor ibu yang dapat menentukan kelengkapan imunisasi pada bayi, antara lain karakeristik ibu, pengetahuan ibu, self awareness, motivasi ibu, dan persepsi ibu. Ibu yang memiliki pendidikan tinggi dan persepsi yang baik maka bayi usia di bawah dua tahun akan mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pada faktor pengetahuan, ibu yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki peluang sebesar 13,500 kali untuk mendapatkan kelengkapan imunisasi dasar. Adapun karakteristik ibu yang lain seperti self awareness, ibu yang memiliki self awareness tertutup berpeluang 4,97 kali lebih beresiko untuk negatif motivasinya dalam kelengkapan imunisasi dasar anaknya jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki self awareness terbuka dalam kelengkapan imunisasi dasar anaknya. Imunisasi bayi tidak lengkap juga dikarenakan kurangnya motivasi ibu dalam memberikan imunisasi kepada bayinya.

Dukungan dari keluarga dan suami juga turut berhubungan dengan imunisasi. Suami bertanggung jawab atas kelengkapan imunisasi pada bayi dengan menemani ibu saat dia membutuhkan teman untuk membawa bayinya untuk imunisasi dasar lengkap. Suami juga harus mengingatkan ibu tentang jadwal imunisasi dasar lengkap bayinya, menyetujui bahwa ibu harus mengimunisasikan bayinya secara lengkap dan secara teratur, selalu mendorong ibu untuk mengimunisasikan bayinya secara lengkap, dan memastikan bahwa bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap. Tidak jauh beda dengan peran suami, peran keluarga juga penting dalam kelengkapan imunisasi, bayi yang memiliki dukungana keluarga untuk pemberian imunisasi dasar memiliki peluang sebesar 3,671 kali untuk mendapatkan imuniasasi dasar lengkap. Pentingnya peran kader dan petugas kesehatan terhadap kelengkapan cakupan imunisasi dasar menunjukkan bahwa peran yang lebih besar dari kader kesehatan dalam memberikan informasi dan insentif kepada masyarakat, terutama orang tua.

Sarana dan prasarana juga turut mempengaruhi kelengkapan imuniasasi pada bayi. Ketersediaan vaksin imunisasi dasar memiliki peluang sebesar 5.172 kali untuk mendapatkan pemberian kepada bayi. Begitupun dengan ketersediaan sarana fasilitas Kesehatan, Ibu yang tidak memiliki dukungan ketersediaan fasilitas kesehatan memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk tidak memberikan vaksinasi pada anaknya dibandingkan dengan ibu yang memiliki dukungan ketersediaan fasilitas kesehatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian derajat kesehatan, termasuk status kelengkapan imunisasi dasar, adalah keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Responden yang jarak tempat tinggalnya jauh dari tempat pelayanan imunisasi berpeluang 4,5 kali lebih besar daripada responden yang jarak tempat tinggalnya dekat dengan tempat pelayanan imunisasi untuk tidak membawa anaknya mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Komponen Judul penelitian/Penulis/Tahun Tempat Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Responden dan Jumlah Sampel Hasil Penelitian
Jurnal 1

Hubungan Status Ekonomi Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Bayi Usia 0 Sampai 12 Bulan/ Sudaryanto, Muhammad Sowwam, dan Anik Wulandari/ 2023

(Sudaryanto et al., 2023)

Poliklinik RSU

Sarila Husada Sragen

untuk mengetahui hubungan status ekonomi dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan

Penelitian ini merupakan penelitian studi analitik

korelasional, dengan desain crosssectional dan retrospektif.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang

mempunyai bayi umur <12 bulan di Ruang poliklinik RSU Sarila Husada Sragen. Adapun total polulasi

dalam penelitian ini menggunakan data kunjungan selama 3 bulan terakhir yaitu 70 responden.

Status ekonomi keluarga berkorelasi dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia <12 bulan dengan bulan di Poliklinik RSU

Sarila Husada Sragen (nilai korelasi 0.000 < taraf signifikansi 0,05), dengan

kekuatan hubungan kategori kuat (coefficient correlation,688) dengan arah

hubungan positif.

Jurnal 2

Hubungan Status Pekerjaan, Motivasi Dan Dukungan Suami

Dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Di Di Wilayah

Puskesmas Guntung Manggis Tahun 2020/ Nelvianti Indriani Suaki, Nurul Indah Qariati, Ari Widyarni/ 2021

(Suaki et al., 2021)

Penelitian ini dilakukan pada Wilayah Kerja Puskesmas Guntung Manggis Kota Banjar Baru.

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status pekerjaan, motivasi dan dukungan suami dengan imunisasi

dasar lengkap pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Guntung Manggis Tahun 2020

Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional.

Populasi

penelitian ini seluruh jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 12-24 bulan di Puskesmas Guntung Manggis pada

bulan Februari tahun 2020 sebanyak 557 orang dengan sampel dalam penelitian ini sebanyak 85 responden..

Ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan , motivasi ibu, 

dukungan suami dengan hasil p-value = 0,000 dengan imunisasi dasar lengkap pada bayi.

Jurnal 3

Hubungan Sosial Ekonomi Ibu Dengan Kelengkapan

Imunisasi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas

Glumpang Baro Kecamatan Glumpang Baro

Kabupaten Pidie/ Halimahtussakdiah/ 2022

(Halimatussakdiah, 2022)

Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Baro Kecamatan

Glumpang Baro Kabupaten Pidie

untuk mengetahui hubungan Sosial Ekonomi

Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi pada anak di wilayah kerja Puskesmas Glumpang Baro

Kecamatan Glumpang Baro Kabupaten Pidie

Menggunakan Explanatory researchdengan pendekatan cross

sectional. Explanatori Reseach adalah survei atau penelitian untuk menjelaskan hubungan

kausal antara variabelm – variable melalui penguji hipotesa.

Populasi dalam penelitian ini yaitu

seluruh ibu-ibu yang mempunyai anak yang membawa anaknya untuk di imunisasi pada

Puskesmas Glumpang Baro berjumlah 231 orang. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel

dalam penelitian ini berjumlah 146 orang ibu yang mempunyai anaak di wilayah kerja

puskesmas Glumpang Baro Kabupaten Pidie

ada hubungan antara

pendidikan dengan kelengkapan imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Baro

Kabupaten Pidie dan terdapat hubungan antara pendapatan ibu dengan kelengkapan

imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Baro Kabupaten Pidie (p value 0,011).

Jurnal 4

Hubungan Dukungan Keluarga, Ekonomi Dan Ketersediaan Vaksin

Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi Usia 9 Bulan Pada

Masa Pandemi Covid 19 Di Praktek Mandiri Bidan Ghislin Depok/Muninggar1, Iftikhar Riqqah2/ 2021

(Muninggar & Riqqah, 2021)

Penelitian dilakukan di peraktik mandiri bidan Ghislin Depok pada

periode 21 maret – 31 Juli 2021

Penelitian

untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga, ekonomi dan ketersediaan vaksin terhadap kelengkapan

imunisasi dasar

penelitian analitik, dengan metode pendekatan cross

sectional

Pada

penelitian ini penelitian mengambil responden

sebanyak 41 responden sebagai partisipan

penelitian.

Analisis statistic menunjukkan  pengaruh

dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar nilai, terdapat hubungan

ekonomi dengan kelengkapan imunisasi dasar, terdapat hubungan ketersediaan

vaksin dengan kelengkapan imunisasi dasar 

Jurnal 5

Hubungan Self Awareness Dengan Motivasi Ibu Dalam

Melakukan Imunisasi Dasar/ Safira Nur Hasikin, Ns. Herlina M.Kep, Sp.Kep,Kom, Erwin, S.Kp., M.Kep/ 2023

(Hasikin et al., 2023)

Penelitian dilakukan di wilayah

kerja Puskesmas Lima Puluh pada masa pandemi Covid-19

Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self awareness dengan motivasi ibu dalam

melakukan pemenuhan imunisasi dasar

Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain korelasi dan pendekatan yang

dilakukan adalah cross sectional.

Populasi penelitian ini adalah orang tua yang memiliki

anak berusia 0-12 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Lima Puluh dengan jumlah 252

orang. Sampel penelitian ini berjumlah 155 orang

Terdapat Hubungan yang signifikan antara 

Self awarenessibu dengan motivasi ibu dalam melakukan pemenuhan imunisasi

dasar (p = 0,000; OR = 4,967).

Jurnal 6

Hubungan Karakteristik Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak di Masa Pandemi

COVID-19/ Rosmala Atina Rusadi, Ikrimah Nafilata, Adang Bachtiar/ 2023

(Atina Rusadi et al., 2023)

Penelitian dilakukan di

Puskesmas Kota Depok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan

partisipasi ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia 0-24 bulan di

Puskesmas Kota Depok.

Penelitian observasional analitik dengan desain

Cross Sectional

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 492 ibu

yang mempunyai bayi usia 0 – 24 bulan dan mempunyai

buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta masih

mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dengan sampel

yang terpilih sebanyak 80 responden ibu menggunakan

purposive sampling.

Terdapat hubungan yang signifikan  antara tingkat

pendidikan dan persepsi dengan status kelengkapan

imunisasi di wilayah kerja puskesmas Depok Jaya.

Jurnal 7

Hubungan Persepsi Ibu Dengan Status Kelengkapan Imunisasi

Dasar Balita Usia 9 – 24 Bulan Di Posyandu Balita Kelurahan

Ketawanggede Kota Malang/ Silvia Widyatanti, Sih Ageng Lumadi, Risna Yekti Mumpuni/ 2022

(Widyatanti et al., 2022)

Pengambilan data sudah

disetujui oleh Dinas Kesehatan Kota

Malang dan Puskesmas Dinoyo dengan

adanya surat izin penelitian serta surat

kelayakan etik dari Komisi Etik

Penelitian Kesehatan STIKes Maharani

No.023/KEPK.SM-EC/IX/2020

Tujuan dari

penelitian ini yakni menganalisis hubungan persepsi ibu dengan status

kelengkapan imunisasi dasar balita usia 9-24 bulan di Posyandu Balita Kelurahan

Ketawanggede Kota Malang

Penelitian ini merupakan

penelitian

korelasi

analitik

dengan pendekatan cross-sectional, dimana peneliti menganalisis hubungan persepsi ibu

dengan status kelengkapan imunisasi

dasar balita usia 9-24 bulan.

Populasi yang dapat diambil

yakni semua ibu yang memiliki balita

dengan usia 9 sampai 24 bulan di

Kelurahan Ketawanggede Tahun 2020

yakni sejumlah 71 ibu. Jumlah sampel

yang diambil yakni 42 responden yang

memiliki balita berusia 9 sampai 24

bulan.

Berdasarkan uji koefisien kontingensi menunjukkan nilai signifikan, 

maka dapat ditarik keputusan bahwa  terdapat hubungan yang sedang antara persepsi ibu

dengan status kelengkapan imunisasi dasar balita usia 9-24 bulan.

Jurnal 8

Hubungan Peran Kader Posyandu Balita Dengan Motivasi

Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Lengkap/ Rabiatunnisa, Mujahadatuljannah, Takesi Araya, Mitha Lestari /2022

(Rabiatunnisa et al., 2022)

Lokasi penelitian di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka

Raya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran kader posyandu balita dengan

motivasi ibu melaksanakan imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Desain yang digunakan pada penelitian ini

adalah rancangan penelitian korelasional.

Sampel pada penelitian

ini sebanyak 34 ibu yang memiliki bayi umur 0-11 bulan

di wilayah kerja Puskesmas Pahandut Palangka Raya

sesuai dengan kriteria inklusi dan ekskulsi. 

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dilakukan menunjukan bahwa ada hubungan

antara peran kader dengan motivasi ibu melaksanakan

imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja UPT

Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Jurnal 9

Analisis Peran Kader Terhadap Cakupan Imunisasi Dasar

Lengkap Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kereng

Bangkirai Palangka Raya/ Septian Mugi Rahayu, Maria Adelheid Ensia, Evaririn/ 2021

(Mugi Rahayu et al., n.d.)

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kereng

Bangkirai Kota Palangka Raya.

Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan Peran Kader

Dengan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Usia 0-11 Bulan di Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya

Pada penelitian ini menggunakan desaian penelitian

cross sectional, Uji statistik yang digunakan

adalah uji Chi-square.

Sampel dalam penelitian

ini orang tua yang mengantarkan bayi usia 9-11 bulan

untuk imunisasi di Posyandu wilayah kerja Puskesmas

Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya berjumlah 35

sampel berdasarkan data yang memiliki KMS dan

mendapatkan imunisasi.

hubungan antara peran kader dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi

usia 0-11 bulan di Posyandu Wilayah Puskesmas Kereng Bangkirai Kota Palangka

Raya.

Jurnal 10

Hubungan Dukungan Keluarga, Ekonomi dan Pengetahuan terhadap

Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi Usia 12 Bulan pada Masa Pandemi

Covid-19

(Nadila, 2022)

Penelitian dilakukan di praktek bidan mandiri Wiwi Herawati Kabupaten Bogor

Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga, ekonomi dan

ketersediaan vaksin imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 12

bulan pada masa pandemi covid-19 di praktek mandiri bidan Wiwi Herawati tahun 2022

Rancangan penelitian ini menggunakan metode cross-sectional yaitu penelitian yang

menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen dinilai

secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh bayi yang berusia 9 bulan di Praktek Mandiri Bidan Wiwi Herawati. Sampel yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling, yaitu seluruh

populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Sampel pada penelitian berjumlah 40 responden.

ada hubungan

dukungan keluarga, ekonomi dan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi

usia 12 bulan dipraktek bidan mandiri Wiwi Herawati pada masa pandemi Covid-19

Jurnal 11

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita

di Desa Mumbulsari/ Yuni Handayani/2021

(Handayani, 2021)

Tempat pelaksanaan penelitian ini di Desa

Mumbulsari Kecamatan Mumbulsari-Jember

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita

Metode Penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan menggunakan pendekatan

cross sectional dengan sorrelational study.

Populasi ibu yang mempunyai anak

dibawah 2 tahun sebanyak 90 Balita dan

menggunakan rumus solvin untuk menentukan

sample dalam penelitian ini sehingga didapakan

hasil sebanyak 73 responden

Uji analisa data menggunakan Spearman Rank

dengan p-value 0,000< ? 0,05 yang berarti terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar

Balita.

Jurnal 12

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar/ Prita Devy Igiany/ 2020

(Devy Igiany, 2020)

Penelitian dilakukan di Posyandu Dahlia, Sukoharjo.

untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan

kelengkapan imunisasi dasar.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan waktu

Cross Sectional

Jumlah responden yaitu 35 responden.

Terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi

dasar, dengan p-value 0,004 dan OR 18

Jurnal 13

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan

Imunisasi Dasar Di Desa Jarit Lumajang/ Nur Reny Widiyanti, Yessi Nur Endah Sary, Iit Ermawati, Nova Hikmawati/ 2023

(Widiyanti et al., 2023)

Penelitian ini dilakukan di wilayah

kerja Desa Jarit Puskesmas Candipuro Kabupaten Lumajang

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

kelengkapan imunisasi dasar di Desa Jarit Lumajang.

Metode Penelitian yang

digunakan oleh penelitii adalah jenis

penelitian observasional analitik

dengan pendekatan retrospektif. Menggunakan

SPSS 16 dengan uji chi square.

Sampel pada

penelitian ini anggota keluarga balita yang

posyandu di desa jarit sebanyak 45

responden

Dari hasil uji dengan menggunakan uji Chi-Square di dapatkan nilai ?>0,05

yaitu ?=0,000 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

kelengkapan imunisasi dasar di Desa Jarit.

Jurnal 14

Hubungan Pengetahuan Orang Tua, Ketersediaan Sarana Fasilitas Kesehatan dan

Peran Petugas Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap Pada

Baduta/ Mariyah Qibtiyah Agustina, Meinasari Kurnia Dewi, Nurainih/2022

(Agustina et al., 2022)

Penelitian dilakukan di RW 14 Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor

Mengetahui Hubungan pengetahuan orang tua,

ketersediaan sarana fasilitas Kesehatan dan peran petugas

kesehatan terhadap pelaksanaan imunisasi dasar lengkap pada

anak di Bawah Dua Tahun.

Menggunakan metode cross-sectional.

Populasi

dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki BADUTA

sebanyak 108 orang pada bulan Desember. Sampel yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan total populasi

sejumlah 108 pada bulan Desember yang masuk kedalam

keriterian inklusi dan eksklusi.

Menunjukan adanya hubungan bermakna antara

pengetahuan (p-value = 0,001 < 0,05), ketersediaan sarana

fasilitas kesehatan (p-value = 0,009 < 0,05) dan peran petugas

kesehatan (p- value = 0,000 < 0,05) terhadap pelaksanaan

imunisasi dasar lengkap pada baduta.

Jurnal 15

Hubungan Persepsi Ibu, Dukungan Keluarga Dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan

Imunisasi Dengan Kelengkapan Imuniasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Cadasari Pandeglang Tahun 2022/ Yeni Nurhayani/2022

(Nurhayani, 2022)

Penelitian dilakukan di Wilayah

Kerja Puskesmas Cadasari Kabupaten Pandeglang sebanyak 529 orang.

Tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui Hubungan Persepsi Ibu, Dukungan Keluarga Dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan

Imunisasi Dengan Kelengkapan Imuniasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Cadasari

Pandeglang Tahun 2022.

Penelitian

kuantitatif deskriptif dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional. Desain yang

digunakan adalah cross sectional

Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang mempunyai bayi usia 13-23 bulan. 

Besar sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah 84 responden

Ada hubungan yang signifikan antara

persepsi ibu (p = 0,003); dukungan keluarga (p=0,004); dan keterjangkauan imunisasi

pelayanan (p = 0,002) dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja PT

Puskesmas Cadasari Kabupaten Pandeglang Tahun 2022.

Table 1. Kumpulan Hasil Artikel

PEMBAHASAN

Literature review dilakukan untuk mengetahui dan mengidentidikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan tinjauan Pustaka pada 15 jurnal dengan referensi 3 tahun terakhir yang terkait dengan penelitian ini.

Hubungan Status Ekonomi, pendapatan keluarga dan status pekerjaan ibu dengan kelengkapan imuniasai dasar

Hasil literature review terdapat beberapa sumber yang nyebutkan bahwa status ekonomi keluarga berhubungan dengan kelengkapan imuniasai dasar pada bayi (Halimatussakdiah, 2022; Muninggar & Riqqah, 2021; Sudaryanto et al., 2023). Ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Keluarga yang memiliki tingkat sosial ekonomi tinggi akan berbeda dengan keluarga yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah karena kondisi ekonomi keluarga yang baik dan cukup mendukung kenyamanan dan kebutuhan keluarganya. Keluarga dengan kelas sosial ekonomi tinggi akan mengusahakan semaksimalnya untuk anak-anak atau bayi mereka (Notoatmojo, 2017). Status ekonomi seseorang akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membiayai pelayanan kesehatan. Seseorang yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang tinggi juga dapat memungkinkan kelengkapan imunisasi pada bayi atau balita (Hayyudini et al., 2017). Semakin meningkatnya ekonomi keluarga, maka diasumsikan semakin meningkat juga pemberdayaan masyarakat, sehingga tingkat pendidikan pun akan meningkat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah akses dalam mengakses informasi. Selain itu, hal ini dikombinasikan dengan juga tingkat ketertarikan individu terhadap masalah kesehatan, dan keterlibatan langsung masyarakat dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan (Utari & Setiono, 2016).  Ketika sosial ekonomi status keluarga lebih tinggi dalam kehidupan nyata, anggotany biasanya menikmati kondisi kehidupan yang lebih baik, kegiatan rekreasi dan hiburan yan melimpah, serta layanan medis dan kesehatan berkualitas tinggi, yang akan berdampak positif bagi kesehatan mereka (Zhou et al., 2022).

Ibu yang bekerja turut membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pendapatan keluarga yang dapat meningkatkan status ekonomi dapat mendukung kenyamanan dan kebutuhan Kesehatan bagi keluarganya. Ibu yang pendapatannya rendah memiliki peluang 4,3 kali untuk tidak melakukan imuniasasi secara lengkap dibandingkan dengan ibu yang memiliki pednapatan keluarganya tinggi (Surury et al., 2021).

Namun Status pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan dalam mengimunisasi anaknya. Dibandingkan dengan ibu yang bekerja, seorang ibu yang tidak bekerja akan memiliki kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya. Ini karena ibu yang bekerja di luar rumah sering kali tidak memiliki kesempatan untuk datang ke pelayanan imunisasi karena mereka mungkin tetap bekerja di tempat kerja mereka (Hastuty, 2020). Perempuan yang tidak bekerja memiliki lebih banyak waktu ntuk saling bertukar pikiran dan berinteraksi dengan orang lain, tetapi tidak berbasis pengetahuan yang memadai. Karena ibu yang tidak bekerja memiliki banyak waktu lebih untuk memberikan imunisasi kepada anaknya, sikap dan perilaku mereka lebih baik dalam memberikan imunisasi dasar daripada ibu yang bekerja (Budiarti, 2019).

Hubungan karakteristik ibu dengan kelengkapan imuniasasi dasar

Penelitian terdahulu menjelaskan terdapat hubungan antara karakteristik ibu, yaitu Ada tingkat pendidikan dan persepsi dengan status kelengkapan imunisasi (Atina Rusadi et al., 2023; Nurhayani, 2022) , Self awareness ibu memiliki hubungan yang bermakna dengan motivasi ibu dalam melakukan kelengkapan imunisasi dasar (Hasikin et al., 2023), Persepsi ibu aka mempengaruhi perilaku pemberian imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan dan kelengkapan imunisasi dasar kepada anaknya (Widyatanti et al., 2022), terdapat hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunsasi dasar (Agustina et al., 2022; Nadila, 2022).

Ibu merupakan peran utama dalam kehidupan suatu keluarga. Ibu mempunyai kewajiban membantu suami dalam mempertahankan rumah tangga, mengurus segala keperluan rumah tangga, merawat serta memperhatikan Pendidikan anak, mengatur keuangan sehingga terjadi keselarasan antara pendapatan dan kebutuhan rumah tangga, termasuk memperhatikan Kesehatan dan tumbuh kembang anak (Wahyu Widi Astuti & Sutarto, 2012). Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, dikelompokan menjadi 3 yaitu : kebutuhan asih, asuh dan asah. Kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya terpelihara, sehingga diharapkan mereka menjadi anak – anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Kebutuhan asih dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan Kebutuhan asah  dalam pemenuhan stimulasi mental (Werdiningsih & Astarani, 2012).

Penelitian oleh (Rakhmanindra & Puspitasari, 2019) menjelaskan bahwa faktor karakteristik ibu yang memiliki hubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar adalah pendidikan formal ibu. Pendidikan formal yang telah ditempuh ibu merupakan salah satu akses dalam memperoleh pengetahuan. Selain itu, dengan pendidikan formal maka akses komunikasi dan pengalaman dengan institusi pendidikan lebih luas. Semakin tinggi pendidikan maka semakin luas akses komunikasi dan pengetahuan ibu. Dengan demikian, diharapkan bahwa ibu akan memahami secara mendalam tentang imunisasi dan cenderung melakukan imunisasi dasar lengkap pada bayinya. Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang imunisasi ini akan berdampak positif pada tindakan dan keputusan ibu untuk mengimunisasi bayinya. Ibu berprngetahuan yang tinggi akan lebih besar kemungkinannya untuk melakukan imunisasi pada bayinya.

Pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang akan kesehatan merupakan faktor yang menentukan dalam mengambil suatu keputusan. Orang yang berpengetahuan baik akan berupaya untuk menerapkan pengetahuannya didalam kehidupan sehari-hari. Suatu tindakan yang berlebihan (overt behavior) dipengaruhi oleh pengetahuan atau kognitif. Menurut pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasarkan pada pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasarkan pada pengetahuan (Aritonang, 2017).

Persepsi negatif adalah ketika seseorang menolak suatu hal karena berfikir hal itu tidak cocok dengan pribadinya. Faktor internal dan eksternal dapat memengaruhi cara seseorang melihat dunia. Faktor internal termasuk perasaan, keinginan, harapan, sikap dan kepribadian, prasangka, perhatian (fokus), proses belajar, kondisi fisik, kebutuhan dan minat; faktor eksternal termasuk pengetahuan, ukuran, intensitas, informasi baru, dan latar belakang keluarga. Menurut responden penelitian (Anisca Dillyana & Nurmala, 2019) imunisasi masih dianggap tidak perlu karena keyakinan atau sosiobudaya. Selain itu ibu juga masih memiliki kesalahpahaman tentang efek samping imunisasi.

Hubungan petugas Kesehatan dan peran kader dalam kelengkapan imunisasi dasar

Hasil literatur menunjukkan terdapat hubungan peran kader dengan kelengkapan imunisais dasar (Agustina et al., 2022; Mugi Rahayu et al., n.d.; Rabiatunnisa et al., 2022).  Tugas kader saat melaksanakan posyandu antara lain memberikan pelayanan kesehatan, seperti menimbang, mengukur tinggi badan, dan mengukur lingkar kepala anak. Mereka juga memantau aktifitas anak dan status imunisasi mereka. Kader juga menawarkan konsultasi, konseling, diskusi kelompok, dan demonstrasi dengan orangtua, keluarga, dan anak balita (Nur Imanah & Sukmawati, 2021). Peranan kader sangat penting dalam menanggungjawabi pelaksanaan program posyandu. Kader posyandu merupakan agen perubahan dalam bidang kesehatan yang bekerja secara profesional dan selalu berusaha memotivasi dan menginspirasi masyarakat untuk berperilaku sehat. Jika kader tidak aktif, pelaksanaan posyandu akan menjadi tidak akan berjalan lancar, yang berarti status gizi bayi dan balita tidak dapat diidentifikasi secara akurat. Jumlah bayi yang divaksinasi sangat dipengaruhi oleh peran kader dalam menggerakkan aktivitas Masyarakat (Rosmiati, 2021).

Dampak jika peran kader tidak mendukung dikhawatirkan di waktu yang akan datang ada balita yang tidak terpantau tumbuh kembangnya serta kurangnya informasi ibu balita akan menimbulkan masalah tumbuh kembang yang baru. Kader desa yang kurang mengedukasi dampak dari pertumbuhan anak yang kurang baik pada ibu, akan berdampak pada perilaku ibu yang kurang aktif membawa balita ke posyandu sehingga ibu tidak dapat memantau tumbuh kembang balita anak yang ditandai dengan status gizi anak menjadi kurang (Masthura et al., 2022).

Hubungan Dukungan keluarga dengan kelengkapan imuniasasi dasar

Terdapat hubungan dukungan suami/keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar  (Devy Igiany, 2020; Handayani, 2021; Muninggar & Riqqah, 2021; Nadila, 2022; Nurhayani, 2022; Suaki et al., 2021; Widiyanti et al., 2023). Keluarga adalah lingkungan sosial terkecil yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak. Anak memiliki hubungan yang erat dengan keluarga dibandingkan dengan di lingkungan masyarakat luas. Keluarga memiliki cara tersendiri dalam membentuk kepribadian seorang anak, sebuah keluarga dikatakan berhasil dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dengan terbentuknya kepribadian yang matang dalam hidupnya sehingga anak menjadi seseorang yang bebas bereksperesi, berekreasi, berprestasi, dan juga mengaktulisasikan dirinya dalam lingkungan masyakarakat (Susilawati, 2020). Dukungan keluarga terdiri dari 4 jenis yaitu dukungan instrumental, dukungan informational, dukungan penilaian, dan dukungan emosional. Dimana dukungan sosial keluarga yang adekuat memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan/kesejahteraan keluarga (Setiadi, 2008).

Keluarga memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan pada anggota keluarga, termasuk kesehatan anak. Keterlibatan keluarga akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anggota keluarga, termasuk lebih kelengkapan imunisasi dasar (Imanah, 2019). Kurangnya dukungan keluarga kepada ibu bayi dalam memberikan kelengkapan imunsasi dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang imunisasi. Pengetahuan keluarga dapat ditingkatkan dengan melakukan konseling kepada anggota keluarga lainnya seperti suami, orang tua, pasangan, saudara kandung dan lain-lain. Saran dapat diberikan oleh regulator, misalnya dengan menyebarkan brosur. Keluarga hendaknya membantu ibu melengkapi imunisasi dasar. Bukan hanya suami tapi juga ayah, ibu, kakak, adik. Keluarga sering kali harus meyakinkan ibu bayinya bahwa vaksinasi dasar yang memadai penting bagi anak tersebut (Oktarina, 2018).

Hubungan antara Ketersediaan vaksin dan jangkauan  pelayanan imuniasasi dengan kelengkapan imuniasasi

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara Ketersediaan Vaksin (Muninggar & Riqqah, 2021), Ketersediaan Sarana Fasilitas Kesehatan (Agustina et al., 2022), dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan Imunisasi (Nurhayani, 2022).

Penelitian kualitatif oleh (Edayani & Suryawati, 2019) menjelaskan bahwa Tidak adanya vaksin pada saat akan dilakukan imunisasi merupakan faktor penyebab anak tidak diimunisasi, ketersediaan vaksin merupakan salah satu faktor yang menyebabkan partisipan tidak melakukan imunisasi lengkap. Hasil penelitian oleh (Oroh, 2018) juga menjelaskan Ketersediaan vaksin berperan penting dalam kelengkapan imunisasi mengingat tanpa adanya stok vaksin yang memadai tidak akan mencukupi kebutuhan vaksin dari warga masyarakat yang memiliki bayi dibawah satu tahun, ketidaklengkapan vaksin di puskesmas akan menimbulkan kekecewaan di hati masyarakat yang nantinya bisa menurunkan motivasi untuk datang ke puskesmas sehingga akan menyebabkan imunisasi anak tidak lengkap.

Mahfud dan Suryani (2006) dalam (F. Safitri et al., 2017) menjelaskan bahwa Orang mungkin enggan mengunjungi tempat pelayanan yang jaraknya jauh. Karena jauhnya tempat kesehatan dan biaya transportasi, sebagian orang memutuskan untuk tidak pergi ke pelayanan tersebut. Hasil penelitian oleh (Sutinbuk & Asmarudin, 2023) juga menjelaskan bahwa responden yang jarak rumah dekat ke tempat pelayanan imunisasi cenderung 3,13 kali memberikan lebih lengkap imunisasi dasar pada bayinya dibandingkan dengan responden yang jarak rumah jauh. Keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan oleh masyarakat adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian derajat status kelengkapan imunisasi dasar. Kemudahan untuk mencapai layanan kesehatan ini, antara lain ditentukan oleh ketersediaan transportasi yang dapat mempersingkat jarak tempuh, hal ini dapat mendorong ibu untuk pergi ke tempat pelayanan imunisasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Banyak faktor yang dapat memengaruhi kelengkapan imuniasai pada bayi.  Faktor tersebut antara lain : faktor Status ekonomi, Pendapatan ibu, status pekerjaan, faktor ibu (karakeristik ibu, pengetahuan ibu, self awareness, motivasi ibu, dan persepsi ibu), dukungan keluarga/suami peran kader/petugas kesehatan, ketersediaan vaksin, persediaan sarana kesehatan, dan jangkauan layanan imunisasi.

Untuk mencapai kelengkapan imunisasi diperlukan kolabroasi yang baik antara keluarga dan orangtua bayi serta petugas Kesehatan. Petugas Kesehatan dapat memberikan informasi guna mempertinggi pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi dasar lengkap pada bayi, petugas kesehatan juga harus mendukung ibu untuk memotivasi agar mengimunisasi dasar bayinya secara lengkap serta mengingatkan untuk terus berkunjung ke posyandu. Begitupun dengan keluarga bayi, diperlukan dulungan emosial dan material agar memotivasi ibu  untuk mengimuniasaikan bayinya.  Peran dari stakeholder juga diperlukan, memastikan bahwa sebaran posyandu dapat menjangkau seluruh wilayah, agar jarak tempuh untuk pergi keposyandu tidak jauh dan mudah dijangkau.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiharyanto, K., Setiawan, H., Sutiningsih, D., & Budi Musthofa, S. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Melaksanakan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak di Puskesmas Miroto Kota Semarang. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 7(2), 522–529.

Agustina, M. Q., Dewi, M. K., & Nurainih. (2022). Hubungan Pengetahuan Orang Tua, Ketersediaan Sarana Fasilitas Kesehatan dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Baduta. SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia, 1(4), 171–178. https://doi.org/10.53801/sjki.v1i4.52

Anisca Dillyana, T., & Nurmala, I. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI IBU DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR DI WONOKUSUMO. Jurnal Promkes, 7(1), 68–78. https://doi.org/10.20473/jpk.V7.I1.2019.68-78

Aritonang, J. (2017). PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTABIO LANJUTAN SETELAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS LAMPASEH ACEH.

Atina Rusadi, R., Nafilata, I., & Bachtiar, A. (2023). Hubungan Karakteristik Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak di Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 18(10). https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi,

Budiarti, A. (2019). HUBUNGAN FAKTOR PENDIDIKAN, PEKERJAAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP IMUNISASI DASAR DI RW 03 KELURAHAN KEDUNG COWEK KENJERAN SURABAYA. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 5(2).

Devy Igiany, P. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala, 2(1).

Dwienda, O., & Karlinah, N. (2021). Sosialisasi Pentingnya Imunisasi Untuk Mencapai Universal Child Immuzation (Uci) Di Kelurahan Maharani Kecamatan Rumbai. Prosiding Hang Tuah Pekanbaru, 1–5. https://doi.org/10.25311/prosiding.vol1.iss3.30

Edayani, S., & Suryawati, I. (2019). HAMBATAN CAKUPAN IMUNISASI PADA ANAK DI KABUPATEN ACEH UTARA. Idea Nursing Journal, 3.

Halimatussakdiah. (2022). HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLUMPANG BARO KECAMATAN GLUMPANG BARO KABUPATEN PIDIE. HEALTHY?: Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 1(1).

Handayani, Y. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita di Desa Mumbulsari. ARTERI?: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2).

Hasikin, S. N., Herlina, & Erwin. (2023). HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MELAKUKAN IMUNISASI DASAR. Detector: Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 1(1).

Hastuty, M. (2020). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI POSYANDU DESA KASANG WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN LUBUK JAMBI KECAMATAN KUANTAN MUDIK TAHUN 2019. Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, 4(1).

Hayyudini, D., Dharmawan Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak, Y., & Kesehatan Masyarakat, F. (2017). HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU, POLA ASUH DAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR TERHADAP STATUS GIZI ANAK USIA 12-24 BULAN (STUDI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2017) (Vol. 5). http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Imanah, N. (2019). HUBUNGAN DUKUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DPT ANAK DI DESA PAMOLAAN TANJUNG KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2018. Wiraraja Medika?: Jurnal Kesehatan, 9(1). https://doi.org/https://doi.org/10.24929/fik.v9i1.691

Lestari, D., & Aulia, N. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TERHADAP IMUNISASI TAMBAHAN (Vol. 3, Issue 1).

Machfoed, & Sunaryani. (2006). Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Fitramaya.

Masthura, S., Safwan, L., & Iskandar, I. (2022). HUBUNGAN IMUNISASI, ASI EKSKLUSIF, DAN PERAN KADER DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS JEULINGKE TAHUN 2021. JURNAL MUTIARA NERS, 5(1), 48–56. https://doi.org/10.51544/jmn.v5i1.2249

Mauidhah, Dibah, F., & Rahmawati. (2021). The Factors Affecting Complete Basic Immunization Compliance During the COVID-19 Pandemic in Aceh. Idea Nursing Journal, XII(3).

Maylingga, N. (2020). LITERATURE REVIEW FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

Mugi Rahayu, S., Adelheid Ensia, M., & Evaririn. (n.d.). ANALISIS PERAN KADER TERHADAP CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KERENG BANGKIRAI PALANGKA RAYA. https://doi.org/10.33084/jsm.vxix.xxx

Muninggar, & Riqqah, I. (2021). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA, EKONOMI DAN KETERSEDIAAN VAKSIN TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI USIA 9 BULAN PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN GHISLIN DEPOK. Jurnal Ilmiah Kesehatan BPI, 5(1).

Nadila, T. G. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga, Ekonomi dan Pengetahuan terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi Usia 12 Bulan pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Interprofesi Kesehatan Indonesia, 2(1), 211–219. https://doi.org/10.53801/jipki.v2i1.45

Notoatmojo, S. (2017). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT Rineka Cipta.

Nur, A. F., Ardi Munir, Tri Setiawan, Nur Eka Dyastuti, Hidayanti Arifuddin, & Adhar Ariifuddin. (2023). ANALISIS DETERMINAN KETIDAKLENGKAPAN IMUNISASI PADA ANAK?: SISTEMATIK LITERATUR REVIEW. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 9(1).

Nur Imanah, N. D., & Sukmawati, E. (2021). PERAN SERTA KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU BALITA DENGAN JUMLAH KUNJUNGAN BALITA PADA ERA NEW NORMAL. Jurnal Kebidanan Indonesia, 12(1). https://doi.org/10.36419/jki.v12i1.442

Nurhayani, Y. (2022). Hubungan Persepsi Ibu, Dukungan Keluarga Dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan Imunisasi Dengan Kelengkapan Imuniasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Cadasari Pandeglang Tahun 2022. Dohara Publisher Open Access Journal, 2(3). http://dohara.or.id/index.php/hsk

Oktarina, S. (2018). HUBUNGAN PERAN KADER DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARUSAN. Menara Ilmu, 7(2).

Oroh, W. M. (2018). HUBUNGAN FASILITAS POSYANDU DAN PERAN TENAGA KESEHATAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG. Jurnal Kesehatan?: Amanah Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Manado, 3(6).

Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia. (2021). Pengembangan Kurikulum Dan Modul Pelatihan Surveilans PD3I Bagi Petugas Puskesmas.

Rabiatunnisa, Mujahadatuljannah, Araya, T., & Lestari, M. (2022). HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU BALITA DENGAN MOTIVASI IBU MELAKSANAKAN IMUNISASI DASAR LENGKAP. Jurnal Surya Medika (JSM), 8(2). https://doi.org/10.33084/jsm.vxix.xxx

Rahmawati, E., Nabilla, L., Kulsum, N., Masyarakat, F. K., Jakarta, U. M., Masyarakat, F. K., Jakarta, U. M., Islam, F. A., & Jakarta, U. M. (2021). Penyuluhan Pentingnya Imunisasi Anak Pada Saat Pandemi Covid-19.

Rakhmanindra, L., & Puspitasari, N. (2019). HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS WONOKUSUMO KOTA SURABAYA. The Indonesian Journal of Public Health , 14(2). https://doi.org/10.20473/ijph.vl14il.2019.180-191

Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

Rosmiati. (2021). Hubungan Peran Kader Posyandu dengan Peningkatan Jumlah Imunisasi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Palakka Kabupaten Bone. Celebes Health Journal, 3(1).

Safitri, D. M., Amir, Y., & Woferst, R. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Cakupan Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak. Jurnal Ners Indonesia, 8(1), 23–32.

Safitri, F., Mufdalina, & Andika, F. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Balita di Desa Ujung Bawang Aceh Singkil. In Journal of Healthcare Technology and Medicine (Vol. 3, Issue 2).

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu.

Sriatmi, A. (2020). Mengenal Imunisasi Dasar Lengkap. Pusat Penelitian Kesehatan (PUSLITKES) LPPM - Universitas Diponegoro.

Suaki, N. I., Qariati, N. I., & Widyarni, A. (2021). HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI DI WILAYAH PUSKESMAS GUNTUNG MANGGIS TAHUN 2020. EPrints UNISKA. http://eprints.uniska-bjm.ac.id/id/eprint/3787

Sudaryanto, Sowwam, M., & Wulandari, A. (2023). HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI USIA 0 SAMPAI 12 BULAN. Jurnal OSADHAWEDYAH, 1(2). https://nafatimahpustaka.org/osadhawedyah

Surury, I., Nurizatiah, S., Handari, S. R. T., & Fauzi, R. (2021). Analisis Faktor Risiko Ketidaklengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi di Wilayah Jadetabek. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 17(1).

Susilawati, S. (2020). Pembelajaran yang Menumbuhkembangkan Karakter Religius pada Anak Usia Dini. Aulad?: Journal on Early Childhood, 3(1), 14–19. https://doi.org/10.31004/aulad.v3i1.46

Sutinbuk, D., & Asmarudin, M. F. (2023). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENAGAN KABUPATEN BANGKA TAHUN 2022. JURNAL SMART ANKes, 7(1). https://www.jurnalabdinusababel.ac.id/

Ulhaq, Z. S., & Rahmayanti, M. (2020). Panduan Penulisan Skripsi Literatur Review. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana  Malik Ibrahim Malang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. (2009).

Utari, D., & Setiono, W. (2016). HUBUNGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN PERILAKU PENGOBATAN SENDIRI (SELF-MEDICATION). Media Ilmu Kesehatan, 5(1).

Wahyu Widi Astuti, A., & Sutarto, J. (2012). PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (SUATU KAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK PADA 5 IBU PEDAGANG JAMBU BIJI DI DESA BEJEN KECAMATAN BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG). Journal of Non Formal Education and Community Empowerment , 1(2). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc

Wahyuni. (2022). Persepsi Orang Tua Bayi terhadap Pemberian Imunisasi Dasar selama Pandemi Covid-19 di Jakarta dan Bekasi. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 18(1), 41–56.

Werdiningsih, A. T. A., & Astarani, K. (2012). Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Jurnal STIKES, 5(1).

WHO. (2015). WHO 2015. In Nhk?? (Vol. 151).

Widiyanti, N. R., Nur, Y., Sary, E., Ermawati, I., Hikmawati, N., Hafshawaty, S., & Hasan, Z. (2023). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI DESA JARIT LUMAJANG. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, 16(1).

Widyatanti, S., Ageng Lumadi, S., & Yekti Mumpuni, R. (2022). Hubungan Persepsi Ibu Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 9-24 Bulan Di Posyandu Balita Kelurahan Ketawanggede Kota Malang. The Indonesian Journal of Health Science, 14(1). https://doi.org/10.32528/ijhs.v14i1.7526

Wulandari, D., & Dwidiyanti, M. (2017). Pengetahuan dan Persepsi Ibu yang Menolak Pemberian Imunisasi Dasar Balita. Indonesian Journal On Medical Science, 4(1), 2355–1313.

Zafirah, F. (2021). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI YANG BERUMUR 29 HARI-11 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JADDIH KABUPATEN BANGKALAN. Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(4), 341–348. http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index-341-

Zhou, W., Hou, J., Sun, M., & Wang, C. (2022). The Impact of Family Socioeconomic Status on Elderly Health in China: Based on the Frailty Index. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(2). https://doi.org/10.3390/ijerph19020968

Published

2023-10-20

How to Cite

Dalimawati, D., Najmah, N., & Fajar, N. A. (2023). Determinants of Complete Basic Immunization in Infants in Indonesia : A Literature Review. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), e1168. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/1168

Issue

Section

Journal Supplement

Citation Check

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>