Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan RSAU dr. M Salamun Periode April-Mei 2023

Authors

  • Almira Riani Politeknik Piksi Ganesha, Indonesia
  • Veny Usviany Politeknik Piksi Ganesha, Indonesia

Keywords:

Hipertensi, Candesartan, Betabloker

Abstract

Hypertension is a condition where arterial blood pressure exceeds normal limits and experiences a persistent increase. High blood pressure occurs because the blood has increased by more than 140/90 mmHg on two measurements with an interval of five minutes in a calm/rest state (Kemenkes RI, 2014). Basic Health Research (Riskesdas) in 2013 stated that 26.5% of Indonesia's population suffers from hypertension. This study aims to determine patient characteristics (age and gender) and class of drugs prescribed to outpatients at RSAU dr.M. Salamun period April-May 2023. This study used a retrospective descriptive method, the sampling technique in this study used a simple random sampling technique. The number of samples taken was 334 prescription sheet.. The results showed that 36% of patients with hypertension included >65 years of age, 29% of 56-65 years of age, 24% of 46-55 years of age, 7% of 36-45 years of age, and 1% of 26-35 years of age. There are more women with hypertension (55%) than men (45%). The highest use of a single drug was Candesartan in the ARB class, namely 18 prescriptions (6.9%), the most used combination of antihypertensive drugs was a combination of two drugs in the BB and ARB groups, namely Bisoprolol and Candesartan, 32 times (12.4%).

PENDAHULUAN

Hipertensi disebut juga the silent killer karena searing muncul tanpa keluhan. Penderita umumnya tidak menyadari mengidap hipertensi, penderita biasanya menyadari setelah melakukan chek up atau menderita penyakit lain. Hanya 1/3 penderita hipertensi yang berhasil terdiagnosis oleh tenaga kesehatan. Namun ironisnya hanya 0,7% orang yang meminum obat secara rutin. Data World Health Organization (WHO), pada tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Milyar orang di dunia menderita hipertensi, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milyar orang yang terkena hipertensi, diperkirakan 4,9 juta orang setiap tahun meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).

Hipertensi adalah kondisi kenaikan tekanan darah arteri melebihi batas normal dan bertahan. hipertensi terjadi karena darah mengalami kenaikan tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan tenang/istirahat (Yanita, 2022).

Hipertensi diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer yang penyebab kenaikan tekanan darahnya tidak diketahui, biasanya dipengaruhi oleh asupan garam berlebih dalam makanan, genetik, kegemukan, dan gaya hidup tidak sehat lainnya, dan hipertensi sekunder yang dapat diakibatkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit jantung (Anih Kurnia, 2021).

METODE

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dengan melihat ke belakang (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini berisikan profil peresepan antihipertensi berdasarkan resep yang masuk pada bulan April – Mei 2023.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini melalui dua tahap penelitian yaitu Studi kepustakaan (library research) Mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang berasal dari jurnal ilmiah, literatur serta segala bentuk publikasi lain yang layak dijadikan sumber, dan tahap yang kedua adalah Studi lapangan (field research) dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan mendata profil peresepan obat antihipertensi meliputi nama obat, usia pasien, serta jenis kelamin pasien.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana (simple random sampling) menggunakan tabel bilangan random dalam Microsoft Excel. Dalam pengambilan sampel secara acak, semua unsur/elemen yang ada dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasinya (Margono, 2004).

HASIL

Dalam tabel menunjukan bahwa pasien usia 65 tahun keatas (lansia) memiliki jumlah paling banyak yaitu 131 orang (39%).  Pada pasien usia 56-55 tahun diperoleh jumlah pasien sebanyak 96 orang (29%), yang mana jumlah tersebut menunjukan jumlah paling banyak setelah pasien manula. Jumlah terbanyak ketiga sebanyak 80 orang pasien dengan usia 46-55 tahun (24%).

Kriteria pasien Usia Jumlah %
Dewasa awal 26-35 3 1%
Dewasa akhir 36-45 24 7%
Lansia awal 46-55 80 24%
Lansia akhir 56-65 96 29%
Pasien manula 65> 131 39%
total 334 100%
Table 1. Persentase berdasarkan kategori usia

Tabel dibawah ini menunjukan bahwa perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan laki-laki. Dari 334 pasien diketahui 185 orang (55%) diantaranya adalah pasien perempuan.

Jenis kelamin pasien Jumlah %
Perempuan 185 55%
Laki-laki 149 45%
Total 334 100%
Table 2. Persentase pasien berdasarkan jenis kelamin

Tabel dibawah ini menunjukan bahwa golongan obat antihipertensi yang paling banyak diresepkan adalah obat golongan Beta Bloker yaitu Bisoprolol, diresepkan sebanyak 70 kali (32%).

Nama obat Jumlah Gol. Obat jumlah Persen
Amlodipine 143 CCB 143 18%
Ramipril 50 ACEI 78 10%
Lisinopril 27
Captropil 1
Bisoprolol 236 BETA BLOCKERS 236 30%
Spironolactone 46 DIURETIK HEMAT 46 6%
Candesartan 149 ARB 185 24%
Valsartan 22
Irbesartan 10
Telmisartan 4
Furosemide 97 DIURETIK LOOP 97 12%
Total 785 100%
Table 3. Persentase obat hipertensi menurut golongan obat

Tabel dibawah ini menunjukan jumlah paling banyak pada penggunan obat tunggal yaitu Candesartan golongan ARB sebanyak 18 kali di resepkan (6,9%), terbanyak kedua adalah Amlodipine golongan CCB sebanyak 16 kali diresepkan (6,0%).

Nama obat Jumlah Golongan Jumlah
Amlodipine 20 CCB 5,98%
Lisinopril 2 ACEI 1,20%
Ramipril 2
Bisoprolol 14 BB 4,20%
Candesartan 18 ARB 6,88%
Valsartan 3
Irbesartan 2
Furosemide 2 LOOP 0,60%
Total 63 18,85%
Table 4. Persentase penggunaan satu obat

Kombinasi penggunaan dua obat terbanyak adalah Bisoprolol dan Candesartan (golongan Beta bloker dan ARB) sebanyak 32 (12,27%), kombinasi dua obat terbanyak kedua yaitu Ramipril dan Bisoprolol (golongan ACEI dan Beta bloker) sebanyak 17 kali diresepkan (7,79%).

Kombinasi penggunaan tiga obat terbanyak adalah obat golongan CCB, Betabloker dan ARB (Amlodipine, Bisoprolol dan Candesartan) sebanyak 28 kali diresepkan (10,18%), kombinasi tiga obat terbanyak kedua adalah Betabloker,ARB dan Diuretik Loop (Bisoprolol, Candesartan dan Furosemide) sebanyak 16 kali diresepkan (5,98%).

Kombinasi penggunaan empat obat terbanyak adalah golongan CCB, Betabloker, ARB, dan diretik Loop (3,90%) dan kominasi empat obat terbanyak kedua adalah golongan Betabloker, Diuretik Hemat Kalium, ARB, dan Diuretik Loop (3,30%).

Penggunaan kombinasi lima obat memiliki peresepan pada golongan obat yang sama yaitu golongan ACEI, Betabloker, Diuretik Hemat Kalium, ARB dan Diuretik Loop sebesar 1,80%.

PEMBAHASAN

Pasien usia 65 tahun keatas (lansia) memiliki jumlah paling banyak yaitu 131 orang (39%). Lazimnya, tekanan darah cenderung meningkat setelah menginjak usia 40 tahun keatas karena terjadi penurunan kemampuan organ tubuh termasuk sistem kardiovaskuler, dalam hal ini jantung dan pembuluh darah menjadi lebih sempit dan terjadi kekakuan dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (Adam, 2019).

Berdasarkan jenis kelamin, pasien perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki yaitu 55%, Hipertensi pada wanita dapat dipicu karena faktor perilaku tidak sehat seperti konsumsi garam berlebih, hipertensi pada wanita juga dapat terjadi karena faktor hormonal, seperti masa menupause dan masa kehamilan (Yanita, 2022). Sedangkan hipertensi pada laki-laki biasanya terjadi karena gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alhokol (Anih Kurnia, 2021).

Bisoprolol merupakan obat golongan beta-blocker yang paling sering diresepkan yaitu sebanyak 32%. Dalam European Society of Cardiology, beta-blocker merupakan pengobatan lini pertama untuk mengendalikan denyut jantung dan mengurangi atau mencegah timbulnya gejala pada gangguan kardiovaskuler arteri koroner stabil. Adapun pada kondisi post miokard infark, beta-blocker mampu mengurangi resiko kematian sebesar 20-25%. Pada kondisi penyakit arteri koroner atau hipertensi yang disertai diabetes mellitus maka beta-blocker kardioselektif lebih disarankan (Dezsi dan Szentes dalam Sari, dkk 2020).

Penggunaan kombinasi obat terbanyak adalah penggunaan kombinasi 2 item obat golongan Betabloker dan ARB yaitu 12,27%, Betabloker bekerja menurunkan kerja jantung sehingga jantung bekerja lebih lambat, sedangkan ARB bekerja menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya sehingga angiotensin II tidak dapat bekerja. Kombinasi ini dinilai saling melengkapi juga tidak akan meningkatkan efek samping satu sama lain karena keduanya memiliki mekanisme kerja yang berbeda.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa Pasien hipertensi terbanyak adalah pasien manula (>65 tahun) sebanyak 131 orang (39%). Sedangkan menurut kategori jenis kelamin, pasien terbanyak adalah pasien perempuan yaitu 185 orang (55%). Penggunaan obat antihipertensi terbanyak berdasarkan golongan adalah obat golongan Betabloker yaitu Bisoprolol sebanyak 236 kali diresepkan (30%), obat antihipertensi terbanyak kedua adalah Candesartan sebanyak 49 kali diresepkan dan berdasarkan jumlah kombinasi obat antihipertensi, kombinasi terbanyak 2 item obat sebesar 38,04% dan kombinasi 3 item obat sebesar 29,63%. Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tekanan darah pasien dan obat-obatan yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, L. (2019). Determinan Hipertensi Pada Lanjut Usia. Jambura Health and Sport Journal, 1(2), 82–89.

Anih Kurnia, S.Kep., Ners., M.Kep. (2021). Self Management Hipertensi. Jakad Media Publishing.

James, Paul. (2014). Evidence-based guideline for the management of high blood pressure in adults: Report from the panel members appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA, 311(5), 507-520.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019: "Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan Cerdik". Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Rhineka Cipta: Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta: Jakarta.

Sari, O. M. (2020). Studi Penggunaan Obat Golongan Beta-Blocker Pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin. Jurnal Farmasi Udayana, 9(2), 123.

Yanita, N. (2022). Berdamai Dengan Hipertensi. Bumi Medika: Jakarta.

Published

2023-09-20

How to Cite

Riani, A., & Usviany, V. (2023). Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan RSAU dr. M Salamun Periode April-Mei 2023. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), e1125. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/1125

Issue

Section

Journal Supplement

Citation Check