Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di RSAU dr. M. Salamun Periode Juni 2023

Authors

  • Putri Sri Rahayu Politeknik Piksi Ganesha, Indonesia
  • Veny Usviany politeknik piksi Ganesha Bandung , Indonesia

Keywords:

Hipertensi, Bisoprolol, Beta blocker

Abstract

Hypertension is a continuous condition characterized by increased blood pressure in the arteries. Antihypertensive drugs are drugs that are used to lower blood pressure to a minimum level that is normal or okay. The types of drugs that are often used are diuretics, beta blockers, ACEIs and ARBs, CCBs and other groups. The purpose of this study was to determine the pattern of use of antihypertensive drugs in outpatients at RSAU dr. M. Salamun June 2023 period. This research method is a type of analytic observational research. Observations were made on 310 hypertensive patients. From the observation results, it was found that those who received antihypertensive drugs based on age were aged > 60 years, namely 176 patients (57%). In conclusion, the most drug users based on gender were women, namely 172 patients (55%). The most widely used drug was Bisoprolol, with 249 prescriptions (32.47%). Based on the group, the most prescribed were Beta Blockers with 251 prescriptions (33%). Based on combination drugs, 124 prescriptions (40%) were antihypertensive drugs 2 combinations.

PENDAHULUAN

Hipertensi masih menjadi masalah saat ini karena adanya beberapa faktor seperti prevalensi hipertensi yang meningkat hingga 65,4% dan banyak penderita hipertensi yang tidak diobati atau diobati namun tekanan darahnya masih rendah. 10-30% tidak memenuhi target, terdapat juga komplikasi yang membuat mortalitas dan morbiditas meningkat (Yogiantoro dalam Phebe, 2021).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit berkelanjutan yang dikenali dengan meningkatnya tekanan darah pada pembuluh darah arteri. Keadaan ini memaksa jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah (Yanita, 2022).

Hipertensi disebut juga sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa ditandai dengan gejala lebih dahulu (Sustrani dkk dalam Hastuti, 2020).

Seseorang dikatakan menderita penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi apabila hasil tes tekanan darahnya masih memperlihatkan angka ? 140/90 mmHg, dengan dua kali pemeriksaan dan rentang waktu 5 menit. Untuk keadaan ini, angka ? 140 menyatakan tekanan sistolik, sedangkan angka ? 90 menyatakan tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantung berdetak atau memompa darah. Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung beristirahat. Ketika istirahat, sistolik dikatakan normal apabila berada pada angka 100-140 mmHg, sedangkan diastolik dikatakan normal jika berada pada angka 60-90 mmHg (Yanita, 2022).

Hipertensi disebabkan oleh peningkatan denyut jantung, peningkatan daya tahan (resistensi) pembuluh darah dari tepi, dan peningkatan aliran darah (Kurniawan dalam Hastuti, 2020).

Pengobatan yang diterima pasien dapat berupa obat antihipertensi tunggal atau kombinasi beberapa obat. Terapi kombinasi digunakan bila obat antihipertensi tunggal gagal mencapai target tekanan darah yang diinginkan.

Terapi pertama yaitu mengganti gaya hidup. Apabila hasil yang diinginkan tidak tercapai, maka diperlukan penggunaan obat. Secara umum, golongan obat antihipertensi yang dikenal adalah diuretik, ACE Inhibitor, angiotensin receptor blocker, calsium channal blocker, dan beta blocker (Nilansari, 2020).

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang dilakukan tanpa campur tangan subjek penelitian (masyarakat) guna menjelaskan suatu keadaan atau situasi. (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan penyakit hipertensi rentang waktu Juni 2023 berdasarkan resep rawat jalan RSAU dr. M. Salamun Bandung. Peneliti mendapatkan jumlah populasi sebanyak 1.379 resep. Sampel penelitian ini adalah pasien dengan hipertensi di RSAU dr. M. Salamun Bandung dengan sampel sebanyak 310 resep. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melihat hasil pengolahan data pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat jalan di RSAU dr. M. Salamun Periode Juni 2023 dan disajikan dalam bentuk tabel.

HASIL

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis di RSAU dr M. Salamun Bandung mengenai pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat jalan Periode Juni 2023 maka didapatkan data sebagai berikut.

No Usia Jenis Kelamin
P % L %
1 < 60 Tahun 77 45% 57 41%
2 ? 60 Tahun 95 55% 81 59%
Jumlah 172 100% 138 100%
Table 1. Karakteristik Pasien Hipertensi

Jumlah terbanyak penggunaan obat pada pasien hipertensi berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan yaitu sebanyak 172 resep (55%) dan berdasarkan usia adalah pada usia > 60 tahun yaitu sebanyak 176 resep (57%).

No Nama Obat Jumlah Resep Presentase
1 Lisinopril 40 5,22%
2 Ramipril 47 6,12%
3 Candesartan 123 16,04%
4 Valsartan 25 3,25%
5 Irbesartan 3 0,39%
6 Telmisartan 1 0,14%
7 Bisoprolol 249 32,47%
8 Propanolol 2 0,27%
9 Furosemide 85 11,08%
10 Hydrochlortiazide 3 0,39%
11 Amlodipine 138 17,99%
12 Spironolactone 51 6,64%
Jumlah 767 100%
Table 2. Peresepan Obat Antihipertensi Berdasarkan Obat yang Sering Di Resepkan

Hasil penelitian menunjukkan jumlah terbanyak penggunaan obat pada pasien hipertensi adalah Bisoprolol yaitu sebanyak 249 resep (32,47%). Jumlah peresepan obat antihipertensi terbanyak kedua adalah Amlodipin yaitu sebanyak 138 resep (17,99%).

No Nama Obat Jumlah Resep Presentase
1 ACE Inhibitor 87 11%
2 ARB 152 20%
3 Beta Blocker 251 33%
4 Diuretik 88 11%
5 Calsium Chanal Blocker 138 18%
6 Aldosterone 51 7%
Jumlah 767 100%
Table 3. Peresepan obat antihipertensi berdasarkan golongannya

Hasil penelitian menunjukkan jumlah terbanyak penggunaan obat pada pasien hipertensi berdasarkan golongannya adalah golongan Beta Blocker yaitu sebanyak 251 resep (33%). Jumlah peresepan golongan obat antihipertensi terbanyak kedua adalah golongan ARB yaitu sebanyak 152 resep (20%).

No Kombinasi Obat Jumlah Resep Presentase
1 Monoterapi 45 15%
2 2 Obat 124 40%
3 3 Obat 94 30%
4 4 Obat 45 14%
5 5 Obat 2 1%
Jumlah 310 100%
Table 4. Peresepan penggunaan obat antihipertensi berdasarkan kombinasi obat nya

Hasil penelitian menunjukkan, jumlah terbanyak penggunaan obat kombinasi pada pasien hipertensi adalah obat dengan 2 kombinasi yaitu sebanyak 124 resep (40%).

PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, pola penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat jalan di RSAU dr. M. Salamun Periode Juni 2023 berdasarkan tabel 1 yaitu penderita hipertensi paling banyak adalah berusia > 60 tahun dengan jumlah resep sebanyak 176 lembar resep (57%) sedangkan yang berusia < 60 tahun dengan jumlah resep sebanyak 134 lembar resep (43%). Hipertensi paling sering terjadi pada populasi berusia di atas 60 tahun dengan angka 60 hingga 70%. Jenis hipertensi yang umum dijumpai pada lansia adalah Isolated Systolic Hypertension (ISH), yaitu tekanan darah sistolik meningkat (lebih besar dari 140 mm Hg), namun tekanan diastolik tetap normal (kurang dari 90 mm Hg). Pertambahan usia pada lansia menyebabkan berkurangnya kelenturan pembuluh darah perifer sehingga akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan meningkatkan risiko hipertensi sistolik. Berbagai perubahan fisiologis terjadi pada berbagai organ tubuh, khususnya sistem peredaran darah, salah satunya adalah pengerasan pembuluh darah yang menyebabkan tekanan darah cenderung meningkat, begitu pula dengan kesehatan psikologis. Kesehatan psikologis misalnya kemampuan berpikir, daya ingat mulai menurun yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada lansia hingga 60-70% dibandingkan pada usia muda (Harmili dkk, 2019). Sementara itu, jumlah pasien hipertensi terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan dibandingkan laki-laki dengan 172 pasien (55%) yang meminum obat, sedangkan 138 pasien (45%) adalah laki-laki. Tekanan darah pada wanita umumnya akan meningkat setelah menopause, hal ini disebabkan oleh faktor mental dan perubahan pada wanita seperti perubahan hormon estrogen dan progesteron. Selain sistem tubuh dan hormon yang menurun, stress karena keadaan dan lingkungan juga bisa mempengaruhinya (Rizal dkk, 2019).

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa terdapat 12 jenis obat yang sering diresepkan pada pasien hipertensi Periode Juni 2023 dengan total 767 obat. Jenis obat Bisoprolol merupakan obat yang paling sering diresepkan yaitu sejumlah 249 obat (32,47%) dan yang paling jarang diresepkan adalah jenis obat Telmisartan dengan jumlah 1 resep. Bisoprolol adalah salah satu jenis obat yang termasuk dalam golongan antihipertensi Beta Blocker. Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas zat kimia alami tertentu dalam tubuh, seperti epinefrin pada jantung dan pembuluh darah, sehingga memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan pada otot jantung saat berdetak (Hamidah et al., 2022).

Sedangkan penggunaan obat antihipertensi berdasarkan golongannya menurut tabel 3 diketahui terdapat 6 jenis golongan obat yang sering diresepkan Periode Juni 2023. Golongan obat yang sering diresepkan adalah golongan obat Beta Blocker yaitu sebanyak 251 obat (33%) dan yang paling jarang diresepkan adalah golongan Aldosterone Receptor Blocker sebanyak 51 obat (7%). Obat golongan Beta Blocker yang diresepkan di RSAU dr. M. salamun adalah Bisoprolol. Beta blocker merupakan obat penurun tekanan darah yang bekerja dengan cara memblokir reseptor adrenergik pada organ tubuh tertentu. Terdapat dua reseptor penghambat beta, yaitu reseptor ?1 dan ?2. Reseptor ?1, ditemukan di jantung dan ginjal, mengatur detak jantung, kontraktilitas jantung, dan pelepasan renin. Sedangkan reseptor ?2 terdapat di paru-paru, hati, pankreas, dan otot polos arteri, yang berfungsi mengatur bronkiektasis dan vasodilatasi (Ravelliani dkk, 2022).

Dari hasil penelitian tabel 4 dapat diketahui bahwa kombinasi obat yang sering diresepkan adalah obat dengan kombinasi 2 obat yaitu sebanyak 124 resep (40%), dan yang paling sedikit diresepkan adalah 5 kombinasi obat yaitu sebanyak 2 resep (1%). Anjuran pemilihan dosis obat antihipertensi diawali dengan pemberian obat kemudian dititrasi hingga tercapai dosis maksimal. Jika target tekanan darah tidak tercapai dengan satu obat meskipun telah dilakukan penyesuaian dosis maksimum yang dianjurkan, tambahkan obat kedua dari daftar (diuretik thiazide, CCB, ACEI, atau ARB) dan sesuaikan tingkat tekanan darah yang diinginkan. Dosis maksimum obat kedua yang dianjurkan untuk memenuhi tujuan tekanan darah. Jika sasaran tekanan darah tidak tercapai dengan 2 obat, pilih obat ketiga dari daftar (diuretik thiazide, CCB, ACEI, atau ARB), hindari kombinasi ACEI dan ARB. Titrasi obat hingga 1/3 dari dosis maksimum yang dianjurkan untuk mencapai target tekanan darah. Mulailah dengan 2 obat sekaligus, mulailah pengobatan dengan 2 obat bersamaan, sebagai 2 obat terpisah atau sebagai kombinasi pil tunggal. Titrasi obat ketiga hingga dosis maksimum yang dianjurkan untuk mencapai tujuan tekanan darah (Massa dkk, 2022).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pola penggunaan obat antihipertensi pasien rawat jalan di RSAU dr. M. Salamun periode Juni 2023, maka dapat disimpulkan bahwa pasien penderita hipertensi yang berobat terbanyak adalah pasien lansia atau yang berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 176 pasien (57%). Dapat dilihat juga bahwa pasien terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 172 pasien (55%).

Jenis obat antihipertensi yang diresepkan berjumlah 12 obat dan yang sering diresepkan adalah Bisoprolol yaitu sebanyak 249 resep (32,47%) sedangkan terbanyak kedua adalah Amlodipin yaitu sebanyak 138 resep (17,99%) dan yang jarang diresepkan adalah Telmisartan yaitu sebanyak 1 obat (0,14%). Golongan obat paling sering diresepkan adalah golongan Beta Blocker yaitu sebanyak 251 obat (33%) dan golongan terbanyak kedua adalah golongan ARB yaitu sebanyak 152 resep (20%). Sedangkan obat kombinasi yang sering diresepkan adalah obat dengan 2 kombinasi yakni sebanyak 124 resep (40%).

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai obat antihipertensi baik monoterapi maupun politerapi.

DAFTAR PUSTAKA

Hamidah, N. A., Salman, S., & Gethera, V. A. (2022). Profile of Use of Pregnant Women Supplements in Three Pharmacies Located in Karawang. Jurnal Farmasimed (Jfm), 5(1), 62-72.

Harmili, & Huriah, T. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pengobatan Hipertensi Pada Lansia: A Literature Review. Journal of Ners Community, 10(01), 115–131.

Hastuti, A. P. (2020). Hipertensi. Lakeisha : Klaten, Jawa Tengah.

Massa, K., & Manafe, L. A. (2022). Kepatuhan Minum Obat Hipertensi Pada Lansia. Sam Ratulangi Journal of Public Health, 2(2), 046-052.

Nilansari, F. (2020). Gambaran Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap di RSUD Panembahan Senopati. Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1(2), 73-79.

Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta : Jakarta.

Phebe, H. (2021). Teori Dan Kasus Manajemen Terapi Hipertensi. Sanata Dharma University Press : Yogyakarta.

Ravelliani, A., Nisrina, H., Sari, L. K., Marisah, M., Riani, R., Agustin, A. E., & Rivianto, F. A. (2022). Metode Validasi Golongan Obat Beta Blocker dalam Plasma Darah Manusia Menggunakan Metode HPLC. COMSERVA Indonesian Journal of Community Services and Development, 2(1), 13–19.

Rizal, H., Rizani, A., & Marwansyah, H. (2019). Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi Dengan Komplikasi Dan Non Komplikasi Di Ruang Poli Klinik RSUD Banjabaru. J Citra Keperawatan; 6(1), 18-24.

Yanita, N. (2022). Berdamai Dengan Hipertensi. Bumi Medika : Jakarta.

Published

2023-09-20

How to Cite

Sri Rahayu, P., & Usviany, V. (2023). Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di RSAU dr. M. Salamun Periode Juni 2023. Health Information : Jurnal Penelitian, 15(2), e1129. Retrieved from https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/view/1129

Issue

Section

Journal Supplement

Citation Check