Spiritual Health Al-Qur'an Therapy as Physical and Psychological Treatment during the COVID-19 Pandemic

Authors

DOI:

https://doi.org/10.36990/hijp.v14i1.480

Keywords:

COVID-19, Spiritual health, Al-Qur'an therapy, Physical and psychological treatment, Health promotion

Abstract

Improving public health both physically and psychologically requires a spiritual-based therapeutic approach that is easy, cheap, practical and efficient, one of which is the spiritual therapy of the Qur'an, especially in the face of the COVID-19 pandemic. The holistic nursing perspective makes the nursing profession view a person as a complete biopsychosocial being physically, mentally, socially, and spiritually who are interrelated and influence one another. This literature review aims to provide an overview of scientific studies on the effects and benefits of the spiritual health of Al-Qur'an therapy as physical and psychological treatment in improving public health during the COVID-19 pandemic. Methodology of literature review by searching biomedical databases on Medline, Embase, PsychINFO, Scopus, Pubmed, and Google Scholar, all research articles and literature reviews were included as search criteria. Data were collected and concluded as a review of scientific narrative writing. There are several categories of results consisting of: description of spiritual health, spiritual health in an Islamic perspective, therapy of the Qur'an, the holy verses of the Qur'an as a healing medicine, physiology of sound therapy of the Qur'an on the hearing system. and brain. The benefits and therapeutic effects of the Qur'an can increase endorphins in the brain, changes in TTV and body physiology, improves autism disorders and stroke disorders, changes in memory, changes in brain waves, changes in physiological responses in the PICU and ICU rooms, reduces anxiety. Spiritual health with Al-Qur'an therapy is the main and important solution in helping to heal physical, mental, spiritual illnesses, and improving public health in facing the challenges of the COVID-19 pandemic.

PENDAHULUAN

Perubahan fisik dan psikologis merupakan reaksi terhadap situasi yang mengancam dan tak terduga seperti dalam wabah pandemi COVID-19. Selama infeksi, baik sel imun bawaan dan adaptif secara sinergis berpartisipasi dalam respon anti-virus. Perubahan fisik yang terjadi adalah kelelahan, batuk kering, demam, mialgia dan sesak napas adanya kecenderungan leukopenia, pada kasus berat dapat terjadi gagal napas berat ARDS, disertai kegagalan banyak organ (Crayne et al., 2019). Sedangkan perubahan psikologis terjadinya stres dan kecemasan, perubahan konsentrasi, lekas marah, cemas, susah tidur, berkurangnya produktivitas, dan konflik antarpribadi, merupakan reaksi terkait stres, selanjutnya, akan mengalami kondisi kejiwaan yang lebih parah, pemisahan dari keluarga, situasi abnormal, peningkatan paparan, ketakutan akan penularan COVID-19 (Rosyanti & Hadi, 2020a; 2020b).

Peningkatan kesehatan masyarakat baik fisik dan psikologis dibutuhkan sebuah pendekatan terapi berbasis spritiual yang mudah, murah dan praktis serta efisien, salah satunnya adalah terapi spritual. Konsep spiritualitas sebagai bagian dari standar keperawatan dan kebutuhan spiritualitas seseorang merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan (McEwen, 2005). Perawatan yang menggunalan spiritualitas sebagai komponen penting dari model keperawatan holistik (Ellis & Narayanasamy, 2009). Perawat memandang seseorang sebagai makhluk biopsikososial dengan inti spiritual adalah perspektif keperawatan holistik. Setiap komponen diri (fisik, mental, sosial, dan spiritual) merupakan bagian integral, dan mempengaruhi yang lain (Mauk & Schmidt, 2004; Tirgari et al., 2013). Mengabaikan kebutuhan spiritual seseorang menyebabkan munculnya perasaan terisolasi dan tekanan spiritual, pentingnya kerangka kerja untuk perawatan spiritual, memetakan peran perawat dalam perawatan spiritual dan budaya dengan ruang lingkup pengembangan model intervensi untuk perawatan masa depan (Narayanasamy, 2006).

Profesi keperawatan telah lama mengembangkan pendekatan holistik untuk perawatan, termasuk kesehatan spritual islami. Kesehatan spiritual dalam pandangan Islam adalah serangkaian tindakan atau langkah yang dilakukan untuk mengembangkan diri semakin dekat dengan sang pencipta. Tingkat kesehatan spiritual bergantung pada seberapa dekat seseorang dengan Tuhannya. Ketika pasien terhubung dengan sang pencipta, kesehatan spiritual sebagai entitas metafisik akan menimbulkan kepuasan, harapan, stabilitas pribadi, kesadaran diri selama menjalani penyakitnya. Sehingga selama sakit seseorang akan mengembangkan cintanya dan mempersiapkan dirinya semakin taat pada Sang Pencipta. Kebutuhan spritual akan mempersiapkan diri untuk menghadapi kesulitan apa pun yang dialami selama sakit dan menejlang kematian yang dijalani dengan rasa tanggung jawab, ketaatan dan kerendahan hati dengan tujuan mencari keridhaan dan keberkahan (Asadzandi, 2020; Khorashadizadeh et al., 2017).

Kesehatan spiritual adalah suatu kondisi seseorang merasa tenang melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain dan sang pencipta. Seseorang menjalani kehidupan yang aktif dengan kebahagiaan dan ketenangan dengan menetapkan tujuan hidup, bagaimana cara mencapainya, dan merasa puas dengan pencapaiannya. Konsep kesehatan spiritual keperawatan dalam perspektif Islam, berfungsi sebagai dasar penelitian dan panduan praktek.

Aspek spritual islam terdiri dari 3 hal (Alu Bassam, 2019; Heydari et al., 2016) Atribut kesehatan spiritual yaitu mencintai Sang Pencipta, didefinisikan hubunggan dengan Tuhan Yang Maha Tinggi, pencipta alam semesta semua mahluk hidup termasuk manusia, mengetahui apapun yang terjadi. Manusia menyembah-Nya secara langsung dengan doa, zikir, membaca alquran, mematuhi perintah-Nya, mengingat-Nya dalam setiap aktivitas dan merasa dekat dengan-Nya di mana dan kapan pun. Keseimbangan psikologis yaitu orang yang beriman tidak akan mengalami depresi, kekecewaan, atau stres yang berlebihan. Adanya ketenangan, harapan, kepercayaan, makna, dan tujuan, serta kepuasan spiritual dalam kehidupannya, berkeyakinan mutlak kepada-Nya. Yakin semua yang terjadi dengan Kehendak sang pencipta, sehingga terjadinya keseimbangan. Kehidupan berbasis kewajiban merupakan pengakuan bahwa Sang Pencipta sebagai satu-satunya Tuhan dan petunjuk-Nya adalah jalan kehidupan terbaik yang dijalani, adanya pemahaman, tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban agar lebih dekat kepada Allah. Menjaga perilaku untuk berbuat baik berdasarkan ajaran kitabnya penyayang terhadap semua makhluk, dan selalu berjuang menghilangkan perasaan marah dan dendam.

Mencermati perbedaan antara konsep Islam tentang kesehatan spiritual dan agama serta ideologi lain, penting untuk merancang asuhan keperawatan yang sesuai dan bermanfaat bagi pasien muslim dalam memenuhi kebutuhan spiritual mereka. Kesehatan spiritual adalah tanggung jawab keperawatan, merupakan bagian dari pendekatan keperawatan holistik. Kesehatan spiritual adalah konsep subjektif, sangat pribadi, abstrak, dan kompleks, dalam keperawatan menjadi tugas yang penting dan sulit. Manifestasi perilaku dari kesehatan spiritual disebut spiritual well-being. Kesejahteraan spiritual menjadi tujuan hidup dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, komunitas, terbukti spiritualitas dan agama mempengaruhi dan berhubunggan dengan operasi jantung, kematian, fungsi sistem kekebalan tubuh, pemulihan dari penyakit fisik dan psikologis, dan adaptasi terhadap penyakit kronis (Asadzandi, 2020; Heydari et al., 2016).

METODOLOGI

Kajian literatur ini meninjau secara sistematis dan mengeksplorasi aspek kesehatan spiritual terapi Al-Qur'an sebagai pengobatan fisik dan psikologis dan terutama pada masa pandemi COVID-19. Semua hasil kajian ilmiah yang terkait dengan tema, dimuat dalam literatur ini. Kemudian diidentifikasi melalui pencarian pada database MEDLINE, Embase, PsycINFO, Scopus, Pudmed, dan, Google Scholar, yang terdiri dari berbagai jenis desain studi yang menggambarkan atau mengevaluasi judul dan tema pengaruh spiritual terapi Al-Qur'an sebagai pengobatan fisik, psikologis dan spiritual. Selanjutnya dilakukan ekstraksi dan peringkasan data, yang dituangkan sebagai tulisan literatur naratif ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Al-Qur'an

Al-Qur'an yang mulia adalah firman Allah Sang Pencipta, Maha Suci Allah subhanahu wataala yang menceritakan tentang fakta-fakta ilmiah lebih dari empat belas abad lalu. Dalam Al-Qur’an sudah terdapat penjelasan dan mendahului apa yang ditemukan para ilmuwan modern di barat dan timur tentang ilmu yang berhubungan dengan bumi dan langit serta ayat-ayat di dalamnya, atau tentang penciptaan manusia, penciptaan segala jenis tumbuh-tumbuhan, penciptaan binatang, serangga, dan virus (Yassin & Al-Dulaimi, 2021).

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam dan isinya meliputi semua aspek kehidupan. Zikir dari Al-Qur’an merupakan alunan suara yang menyebabkan pelepasan endorfin dengan merangsang alpha gelombang otak. Sehingga terjadi penurunan stres, menghilangkan emosi negatif, dan menciptakan rasa relaksasi. Pentingnya Al-Qur'an dalam kehidupan umat Islam dalam intervensi nonfarmakologis dengan berfokus pada agama (Ghiasi & Keramat, 2018). Allah subhanahu wataala berfirman (Quran Karim, 2022).

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Al-Israa, 82).

Al-Qur'an sebagai Obat Penyembuh

Beberapa Ayat suci dalam Al-Qur'an yang menyatakan Al-Qur’an sebagai penyembuh untuk semua penyakit (Quran Karim, 2022).

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman" (Yunus, 57).

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (Ar-Ra'd, 28).

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (Al-Israa, 82).

"kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan" (An-Nahl, 69).

"dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku" (Ash-Shu'araa, 80).

"Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh"" (Fussilat, 44).

"Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat" (Al-A'raaf, 204).

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran" (Saad, 29).

"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (Al-Fath, 4).

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka" (Aal-Imran, 191).

Terapi Al-Qur’an di Masa Pandemi COVID-19

Bagi umat Islam, membaca dan mendengarkan Al-Qur’an adalah menjadi bagian ibadah dengan mengingat Allah di masa Pandemi COVID-19. Beribadah, berdoa dan membaca Al-Qur'an adalah alternatif yang baik untuk mengobati penyakit mental, mencegah penyakit dan meningkatkan kualitas hidup. Adanya pengaruh membaca dan mendengarkan alunan suara Al-Qur'an dapat meningkatkan Ketahanan. Terapi al-Quran membantu proses penyembuhan pada pasien COVID-19 dengan efeknya yang dapat menurunkan hormon stres, mengaktifkan endorfin, adanya ketenagan/relaksasi, mengurangi ketegangan pada diri seseorang, menyembuhkan sel-sel otak yang rusak, berefek positif, serta membantu memecahkan masalah emosional, mental dan fisik dengan cara mendengarkan dan membaca Al-Qur'an secara berulang-ulang dan terjadwal setiap hari (Ab Rahman et al., 2020; Ab Rahman et al., 2020).

Terapi Al-Qur'an merupakan terapi untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wataala dalam keadaan apapun termasuk saat Pandemi COVID-19. Terapi Al-Qur'an dapat menenangkan jiwa manusia karena memberikan kekuatan spiritual dan terbentuknya jiwa yang kuat. Mendengarkan alunan suara Al-Qur'an meningkatkan rileksasi, mengurangi stres, dibandingkan mendengarkan musik di masa Pandemi COVID-19. Gelombang alfa yang dihasilkan saat mendengarkan Al-Quran jauh lebih tinggi dibandingkan saat seseorang mendengarkan musik. Terapi Al-Qur'an di tinjau dari konsep suara atau getaran suara, sehingga jiwa dan fisik seseorang ikut bergetar dan bereaksi sehingga tercipta kutub-kutub getaran harmonis dengan membaca atau mendengarkan ayat-ayat suci dalam Al-Qur'an. Terapi Al-Quran, membaca dan mendengarkannya memberikan energi pada sel-sel yang kurang aktif, dengan sistem pendengaran akan mengaktifkan otak sehingga membantu meningkatkan kesehatan seseorang dan merangasang proses kesembuhan penyakit (Ab Rahman et al., 2020; Ab Rahman et al., 2020; Fauzan & Rahim, 2015; Shekha et al., 2013).

Manfaat dan Pengaruh Terapi Al-Qur'an

Terapi fisik, psikologis, spritual dan sosial

Terapi Al-Qur'an merupakan terapi penyembuhan dan solusi penyakit fisik, spiritual dan sosial bagi umat islam. Al-Qur'an memiliki pengaruh yang besar dalam menyembuhkan pasien yang menderita masalah fisik, psikologis dan gangguan mental. Beberapa yang memiliki masalah psikologis dan gangguan mental gagal untuk disembuhkan, walaupun telah menggunakan teknologi terbaik, pada ahirnya cara mendapatkan perawatan dan pengobatan yang diperlukan solusinya adalah terapi Al-Qur'an yang memberikan ketenangan dan keyakinan untuk mendapatkan kesembuhan (Saged et al., 2020). Umat Islam dapat mengunakan terapi Al-Qur'an sebagai pengobatan, sehingga sebaiknya menerapkan ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk pengobatan penyakit mental dan fisik (Rafique et al., 2019). Seseorang yang membacakan dan mendengarkan Al-Qur'an dengan konsentrasi yang lebih dalam akan mendapatkan manfaat dari ayat-ayat Al-Qur’an (Nelson, 1985).

Terapi Al-Qur'an mengandung obat yang dapat menghilangkan rasa curiga atau kecemasan karena Al-Qur'an dapat menghubungkan hati dan jiwa seseorang dengan Allah azza wajalla sehingga memberikan kedamaian dan ketenangan bagi yang membacanya. Jika seseorang sedang sakit dan menyakini Al-Qur'an sebagai penyembuh serta secara teratur dan terus-menerus berobat dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an pada akhirnya akan mengalami kesembuhan (Javeed, 2012; Salam et al., 2013).

Allah telah menetapkan Al-Qur'an sebagai penyembuh spiritual dalam berbagai ayat. Al-Qur'an bukan hanya berfungsi sebagai penyembuh penyakit yang ada dalam jiwa dan hati, tetapi Al-Qur'an adalah penyembuh tubuh dan jiwa manusia serta mengobati segala jenis penyakit. Beberapa penelitian telah dilakukan pada berbagai aspek efek terapi Al-Qur'an pada berbagai aspek mental, psikologis dan fisik umat manusia (Khorashadizadeh et al., 2017). Mendengarkan lantunan irama Al-Qur'an memiliki efek positif dan membantu seseorang untuk mencapai ketenangan, ketentraman dan irama Al-Qur'an dapat mengurangi tingkat depresi dan menjadi prosedur nonfarmasi serta aman untuk mengurangi kecemasan (Umarella et al., 2020).

Eksperimen pada 121 pasien pria dan wanita. Prosedur yang diikuti dengan sesi yang berbeda pada setiap pasien, didengarkan beberapa ayat dari Al-Qur'an dalam jangka waktu tertentu. Setelah itu, setiap pasien diberikan program pengobatan. Tujuan penelitian mengukur efektivitas dan daya tanggap pasien dalam menerima pengobatan melalui Al-Qur’an. Hasilnya pasien memberikan informasi bahwa Al-Qur'an memiliki pengaruh penyembuhan yang signifikan. Beberapa pasien yang teratur menghadiri sesi terapi Al-Qur'an yang mengalami kesembuhan, percaya bahwa sesi terapi Al-Qur'an mendukung dan membantu kebutuhan kesehatan mereka. Studi ini membuktikan bahwa suara Al-Qur'an adalah pengobatan yang efektif bagi mereka yang menderita masalah spiritual dan psikologis. Adanya kepuasan pasien dalam menerima pengobatan melalui Al-Qur'an dan mereka memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukannya karena mereka percaya bahwa Al-Qur'an adalah bagian penting dari kehidupan mereka (Saged et al., 2020).

Mempengaruhi sistem pendengaran dan otak

Suara dari terapi Al-Qur'an adalah gelombang suara yang memasuki sirkuit akustik primer melalui telinga luar. Sirkuit akustik primer manusia melibatkan saraf pendengaran, batang otak, tubuh geniculate medial thalamus dan korteks pendengaran. Keterlibatan fungsi-fungsi pada otak dalam berbagai aspek pada gelombang suara dari alunan ayat suci Al-Qur'an: amogdala, cingulate gyrus dan orbitofrontal cortex medial terlibat dalam pemrosesan perilaku emosional. Karena struktur ini ditemukan memiliki proyeksi pendengaran, aktivitas otak yang utamanya pada lobus frontal yaitu, mengaktifkan gyrus frontal inferior, area brodmann inferior neocortex, insula superior anterior, ventral striatum, gyrus heschl, serta rolandic operculum (Nizamie & Tikka, 2014).

Studi kontemporer menunjukkan suara adalah bentuk energi yang bergerak sebagai gelombang. Ketika gelombang suara mencapai telinga, artikulasi pendengaran diproses, dimulai dengan pengenalan dan diakhiri dengan respon otak-pemahaman, imajinasi, keinginan, ketakutan, cinta, kebencian dan semua perasaan manusia yang dipengaruhi oleh suara, apakah itu bermakna dalam dirinya sendiri atau baru terbentuk kenangan khusus. Penyembuhan melalui terapi ayat suci Al-Qur’an adalah pengobatan dengan keyakinan dan mengingat Allah, memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membuat pasien psikotik menanggapi pengobatan yang diberikan. Membaca Al-Qur’an dengan keras akan mengobati tekanan psikologis yang berpengaruh positif dibandingkan membaca Al-Qur’an dalam hati (Babamohamadi et al., 2015; Kamali et al., 2018; Saged et al., 2020).

Terapi murottal Al-Qur’an adalah termasuk salah satu terapi spritual yang berefek terapeutik terhadap siapapun yang mendengarkannya. Terapi murottal Al-Qur’an termasuk terapi yang melibatkan perangsangan auditori/pendengaran melalui alunan suara murottal atau bacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Menurut Para ahli, rangsangan suara tersebut terjadi pada fungsi otak yang mengatur emosi melalui sistem saraf vagus dan sistem limbik. Adanya rangsangan melalui pendengaran, dengan mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an akan merangsang peningkatan pembentukan hormon endorfin dalam sistem kontrol desenden. Peningkatan tersebut menyebabkan terjadinya relaksasi pada otot, sehingga rasa nyeri yang dirasakan dapat teralihkan atau berkurang. Selain itu, terapi Al-Qur’an akan menstimulasi sistem hipotalamus untuk memproduksi neuropeptide, sehingga terajadi penurunan hormon kortisol, epinefrin, norepniferin, dan dopamin, yang memberikan efek timbulnya perasaan nyaman pada tubuh seseorang (Julianto et al., 2016). Terapi sprtitual Al-Qur’an menjadi obat dan penawar bagi seseorang yang jiwanya mengalami kegelisahan, tidak stabil dan sehat secara mental. Suara masuk ke dalam otak melalui sistem pendengaran, dalam bentuk getaran, dan ketika pasien mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an maka getaran yang sampai ke otak memiliki dampak positif pada sel-sel yang ada dalam tubuh (Rosyanti et al., 2017).

Memperbaiki kinerja memori otak

Pengaruh Alquran terhadap peningkatan memori, peningkatan kesehatan mental, penurunan agresi, kecemasan dan depresi, pengobatan gangguan mental dan tidur, perbaikan tanda-tanda vital, perubahan parameter hematologi, mengurangi rasa sakit, meningkatkan optimisme kehidupan dan harapan (Ledari & Tabaghdehi., 2016). Ketika suara dari lantunan ayat Al-Qur'an didengar dan sampai ke otak, akan diterjemahkan oleh otak. Al-Qur'an sebagai sebuah terapi relaksasi sebagai pengobatan, lebih baik daripada terapi audio lainnya karena suara Al-Qur'an dapat menghasilkan gelombang delta sebesar 63,11%. Intensitas suara rendah adalah intensitas suara kurang dari 60 dB, yang memberikan kenyamanan dan penyebab tidak ada rasa sakit. Lantunan ayat Al-Qur'an dengan intensitas 50 dB memberikan pengaruh positif bagi pendengarnya, menjadi terapi yang praktis, murah dan tampa efek samping (Hamidiyanti & Pratiwi, 2019).

Pengaruh terapi Al-Qur'an untuk meningkatkan kinerja memori pada memori siswa anak perempuan, kelas 5 SD. Penilaian memori subjek mengunakan rentang digit Wechsler dan tes suksesi alfabet (versi 4). Kelompok kasus yang diputarkan lantunan ayat Al-Qur'an selama 15 menit menggunakan headphone, mampu untuk mengulang kembali materi dalam soal yang diberikan (Hojjati et al., 2014).

Terapi Mendengarkan Al-Qur'an menurunkan gangguan suasana hati dan meningkatkan kinerja memori kerja. Sebuah tes pada sekelompok mahasiswa di Maladewa, responden pada kelompok eksperimen mendengarkan ayat Al-Qur'an sambil melakukan tugas Letter-Number Sequencing. Terdapat peningkatan memori kerja yang signifikan pada kelompok kontrol, dan gangguan suasana hati yang lebih rendah (Hussain, 2021).

Mempengaruhi hormon endorfin

Secara ilmiah, mendengarkan dan membaca Al-Qur'an dapat menimbulkan efek menenangkan, meningkatkan relaksasi, dan menghilangkan gangguan negative baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu akan terjadi rangsangan terjadinya pelepasan endorfin otak, yang sangat penting pada kesehatan dan terjadinya perubahan yang lebih baik pada suasana hati dan ingatan. Selanjutnya efek jangka panjang dari mendengarkan dan membaca Al-Qur'an, dapat meningkatkan kosentrasi, selalu berfokus pada pemikiran dan pengalaman positif, dapat terhindar dari fikiran negatif, dapat menurunkan depresi, stress, dan kecemasan, sehingga menjadi solusi dalam pengobatan nonfarmakologi dengan tetap memberikan terapi yang dijalani dan melengkapi terapi yang ada (Babamohamadi et al., 2015; Fauzan & Rahim, 2015; Heidar & Zhahbazi, 2015; Md Rosli, 2018).

Lantunan suara Al-Qur'an dapat menurunkan hormon stres yaitu hormon kortisol, mengaktifkan endorfin secara alami, adanya perasaan rileks, dan membantu menghilangkan rasa takut, cemas dan tegang, serta membantu memperbaiki sistem kimiawi tubuh sehingga terjadinya keseimbngan pada parameter tekanan darah, sistem pernapasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas gelombang otak. Alunan nada Al-Qur'an memiliki pengaruh terhadap sekresi endorfin dengan mempengaruhi otak dan merangsang gelombang alfa. Sehingga dapat menurunkan stres, menghilangkan emosi negatif, menciptakan relaksasi, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Almerud & Petersson, 2003).

Murottal adalah merupakan rekaman suara Al-Qur’an yang di lantunkan oleh seorang Qori’ (Pembaca Al-Qur’an). Lantunan Al-Qur’an dikeluarkan oleh suara melalui pita suara manusia. Suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah, murah, efesien dan efektif (Handayani et al., 2014). Beberapa penelitian menunjukkan pembacaan Al-Quran dapat menurunkan kecemasan dan memperbaiki parameter tanda-tanda vital. Membaca Al-Quran memiliki efek relaksasi dan membawa ketenangan, Sebuah penelitian di Iran menunjukkan tingkat kecemasan yang berkurang secara signifikan di antara para atlet yang membaca Al-Quran sebelum turnamen (Mottaghi et al., 2011).

Mempengaruhi gelombang otak

Penelitian Shekha 2013, menemukan suara ayat suci Alqur’an mampu merubah fungsi fisiologis otak yang menghasilkan efek relaksasi, disebabkan suara alunan al-quran sangat spesifik yang berpengaruh pada hati dan jiwa manusia sehingga menyebabkan neutransmiter otak mengeluarkan hormone relaksasi. Pada neuron Korteks serebral, Aktivitasnya memiliki irama dalam bentuk gelombang otak. Penelitian ini membandingkan sinyal EEG, antara suara alunan Al-quran dan terapi music rendah yang dibandingkan dengan sinyal EEG saat subjek sedang istirahat kemudian diukur dan dianalisis. Hasilnya mendengarkan alunan ayat suci Al-Quran menghasilkan gelombang alfa yang besarnya gelombang alfa saat mendengarkan bacaan Al-quran lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi istirahat, dan ketika mendengarkan musik rendah yang lambat atau keras (Shekha et al., 2013).

Mengidentifikasi gelombang otak yang dominan dan wilayah otak selama pembacaan dan mendengarkan Dzikir & Al-Quran. Instrumen yang digunakan adalah Elektroensefalogram (qEEG) untuk merekam pembacaan gelombang otak selama pembacaan al-Dzikir & Al-Quran. Hasil : Ada perbedaan yang signifikan dalam gelombang otak yang dominan antara membaca dan mendengarkan Dzikir & Al-Quran dan wilayah otak yang dominan adalah daerah korteks frontal, prefrontal dan temporal. Gelombang dominan adalah delta diikuti oleh Alpha dan theta. Terapi Dzikir & Al-Quran menunjukkan gelombang otak yang sesuai yang dibutuhkan untuk mencapai pembelajaran yang efektif dengan melatih gelombang otak tertentu berdasarkan fungsinya (Fauzan & Rahim, 2015).

Pengaruh terapi Al-Qur'an pada memori relawan Muslim. Relawan mendengarkan tiga file audio yang berbeda (alunan ayat suci alquran secara secara tidak sadar; ayat suci A-lquran secara secara sadar dan teks Arab secara tidak sadar). Dilakukan perekaman Gelombang EEG terdiri dari gelombang Gamma (16 Hz – 100 Hz), Beta (12 – 19 Hz/ >13 Hz), Alpha (8 -13 Hz), Theta (4 – 7 Hz), Delta (0.5 – 4 Hz). Hasilnya adalah terjadi perubahan kekuatan pada gelombang theta dan gelombang alfa yang merupakan faktor indikator relaksasi. Hasil temuan menunjukkan bahwa mendengarkan Alquran secara sadar meningkatkan kekuatan gelombang theta relatif di sebagian besar area kepala, dibandingkan dengan kondisi istirahat,dan mendengarkan Alquran secara tidak sadar meningkatkan kekuatan gelombang theta di lobus depan dan tengah kepala secara signifikan, dibandingkan dengan kondisi istirahat. kemudian mendengarkan Al-Quran secara sadar meningkatkan kekuatan gelombang alpha di lobus frontal, dibandingkan dengan kondisi istirahat (Vaghefi et al., 2015).

Ajaran Islam, menurut Al-Qur'an dan Hadits bersifat universal untuk kemaslahatan umat manusia. Penelitian dilakukan dengan membaca dan mendengarkan Al-Qur'an dengan mata tertutup, menunujukan peningkatan aktivitas bioelektrik dalam rentang alfa di lobus oksipital kedua belahan otak. Mekanisme neurofisiologis penyebaran osilasi gelombang alfa pada manusia pada keadaan relaksasi relatif, sehingga direkomendasikan membaca dan mendengarkan Surah dan ayat-ayat Al-Qur'an berkontribusi pada optimalisasi status sistem saraf pusat, serta pemberian efek relaksasi (Magomaeva et al., 2019).

Selama terapi Dhikr dan Al-Quran gelombang Delta dan theta adalah gelombang yang dominan selanjutnya gelombang Alfa. Untuk wilayah otak, korteks prefrontal, frontal dan temporal adalah wilayah otak yang dominan, sehingga otak terlibat dengan pemrosesan emosi, memori episodik, produksi ucapan, bahasa, pencitraan mental, visualisasi metakognisi, dan sinkronisasi saraf, ketenangan dan relaksasi. Gelombang Delta penting dalam perhatian sebagai motivasi relevansi tugas dan arti dari stimulus target terkait dengan peningkatan aktivitas gelombang Delta. Gelombang Delta berhubungan dengan tanda dan isyarat adanya rangsangan internal dan eksternal yang menandakan ancaman atau imbalan. Gelombang Delta dikaitkan dengan relaksasi yang sangat mendalam dan kesadaran spiritual. Gelombang alfa sering dijumpai ketika seseorang dalam keadaan sadar, terjaga, selama proses pembelajaran serta situasi fisik dan emosional seseorang dalam keadaan tenang, berimplikasi pada ketenangan dalam diri seseorang saat berdoa dan meditasi. Gelombang aktif dan dominan dalam keadaan meditasi mendalam adalah gelombang theta. Menstimulasi gelombang theta dikaitkan dengan aktivitas di luar kesadaran dan ketika pikiran dalam keadaan tenang, kreatif dan terpesona (Fauzan & Rahim, 2015; Mendoza, 2013).

Memperbaiki kondisi penderita stroke

Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak karena adanya gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah diotak, akibatnya sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan, menyebabkan dapat terjadi kematian sel-sel otak. Pasien stroke diberikan intervensi terapi murottal. Hasil analisa menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kesadaran setelah di berikan terapi murottal (Sustiyah & Dirdjo, 2017). Analisis pengaruh menghafal Al Quran surah Thaha ayat 25-28 terhadap keterampilan komunikasi fungsional, kemandirian, dan kualitas hidup pada pasien stroke dengan gangguan afasia motorik. Selama 3 bulan, dengan jumlah sampel 102 penderita stroke afasia motori. Kelompok intervensi mendapat terapi menghafal Al Quran. Hasil : hafalan Al Quran berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup pasien stroke gangguan afasia. Pengaruh langsung dari penghafalan Al Quran dan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup lebih baik, tanpa harus melalui komunikasi fungsional dan tingkat kemandirian sebagai mediasi (Ma'ruf et al., 2019).

Bacaan dan lantunan suara ayat-ayat suci Alquran yang merdu menjadi stimulus auditori yang memberikan rasa nyaman sehingga dapat menurunkan nyeri dan keseimbangan hemodinamik pasien. Bacaan AlQuran menjadi perilaku koping agama yang mempengaruhi jiwa yang mendengarnya, perasaan tenang, peningkatan vitalitas dan terlepas dari kelelahan ikatan dunia. Kekuatan penyembuhan dari Quran pada kesehatan mental dan fisik dengan pemberian terapi stimulus auditori lantunan alquran terhadap perubahan tanda-tanda vital pada pasien stroke fase akut. Hasil penelitian ini terjadi penurunan rata-rata skala nyeri, tekanan darah, dan heart rate pada kelompok intervensi pasien stroke fase akut (Irman et al., 2021).

Memperbaiki kondisi autisme

Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai oleh kemunduran dalam interaksi sosial, ekspresi bahasa abnormal, tindakan berulang, kecenderungan permainan imajinatif, terbatas dan obsesif dalam kegiatan dan minat tertentu. Gangguan tidur adalah masalah yang signifikan pada anak-anak autisme menunujukan kemunduran perkembangan saraf. Anak autis diberikan Pelafalan Al-Qur'an dan mendengarkan Al-Qur’an yang memiliki efek sebagai terapi dan relaksasi bahkan jika orang tersebut tidak memahami makna dari ayat-ayat yang sedang dibaca. Mendengarkan bacaan Al-Qur'an dan membcanya dapat meningkatkan tingkat kedamaian dan ketenaangan jiwa, sehingga terapi Al-Qur'an bermanfaat bagi anak-anak autis yang memiliki masalah emosional, direkomendasikan bahwa terapi Qur'anic dipelajari sebagai media penyembuhan dalam mengatasi masalah tidur anak-anak autis dan juga masalah emosional mereka (Tumiran et al., 2013).

Alqur’an Speech Therapy. Terapi ini merupakan kombinasi antara terapi wicara dan Alquran. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode Terapi Alquran Speech dalam penyembuhan anak autis di pusat terapi autisme Semarang. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa ada pengaruh positif pemberian anak penderita terapi wicara autisme dengan pembacaan Alquran. Mereka bisa tenang dan bahagia dalam proses belajar (Chamalah & Arsanti, 2017).

Sistem pendengaran atau sistem pendengaran saraf adalah salah satu sistem sensorik utama, yang telah ditekankan beberapa kali di dalam Al Qur'an dibandingkan dengan sistem lain. Membaca atau mendengarkan Al-Quran, dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan tingkat ketenangan. Terapi suara pada autis, terutama yang melibatkan membaca / mendengarkan Al-Quran, telah dilihat sebagai media yang dapat membantu anak-anak autis dalam menstabilkan emosi mereka dan meningkatkan kemampuan verbal mereka (Mohamad et al., 2013).

Terapi Al-Qur'an terhadap Fungsi Fisiolofis

Membantu atasi masalah tidur

Terapi suara telah digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk yang berkaitan dengan masalah tidur dan kesehatan mental (Samuri et al., 2013). Lantunan Al-Qur'an yang merdu merupakan bentuk irama spiritual terapeutik yang menenangkan (Mottaghi et al., 2011). Mendengarkan murotal Al-Qur'an memiliki efek positif dan membantu seseorang untuk mencapai keadaan istirahat dan ketenangan, karena lantunan irama Al-Quran dapat menurunkan tingkat depresi, menjadi prosedur nonfarmasi serta aman untuk mengurangi kecemasan dan memperbaiki tanda-tanda kritis, sehingga seseorang yang mengalami kecemasan, stress dan depresi dapat mengunkan terapi Al-Quran untuk beristrahat/tidur (Abdullah & Omar, 2011; Hammad, 2009). Prinsip irama psikoakustik yang terdapat dalam lantunan al-Quran berfungsi sebagai jenis terapi suara yang meningkatkan relaksasi dan memiliki pengaruh dalam menurunkan tekanan, kecemasan, dan depresi. Selain itu terapi murotal Al-Qur'an akan meningkatkan gelombang otak alpha dibandingkan dengan musik klasik, sehingga mendengarkan lantunan al-Qur'an dapat menghasilkan suasana yang lebih santai dibandingkan dengan musik klasik yang sangat membantu seseorang mengatasi masalh tidur (Ab Rahman et al., 2020).

Mempengaruhi tanda-tanda vital

Eksperimen yang dilakukan oleh Ahmed Elkadi mengungkapkan bahwa membaca Al-Qur'an dapat menyebabkan relaksasi ketegangan saraf seiring dengan perubahan fisiologis. Peneliti menilai, hanya dengan membaca Al-Qur'an dapat memberikan efek yang baik bagi tubuh, lebih baik jika bacaan Al-Qur'an didengarkan dengan khusu dan fokus, dengan irama yang indah, dengan tempo yang pelan dan serasi maka akan mendatangkan ketenangan dan menjadi obat bagi gangguan baik fisik maupun psikis. Terapi membaca dan mendengarkan Al-Qur'an dapat digunakan sebagai penyembuh dari rasa sakit, seseorang yang membaca Al-Qur'an atau mendengarkan akan memberikan perubahan arus listrik pada otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan denyut jantung dan perubahan kadar darah di kulit, memberikan efek relaksasi, sehingga arteri dan detak jantung menurun. Terapi Al-Qur'an akan membawa gelombang suara dan mendorong otak untuk memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptida. Otak tersusun dari miliaran sel saraf atau neuron yang menggunakan aliran listrik atau gelombang otak sebagai cara untuk berkomunikasi. Melalui aliran listrik tersebut, jaringan saraf di otak dapat bekerja dan menjalankan fungsinya dengan baik (Rosmiarti et al., 2020; Rosyanti et al., 2018; Rosyanti et al., 2021; Yusuf, 2021).

Terapi Al-quran menyebabkan tingkat pernapasan yang lebih dalam atau lebih lambat sehingga menyebabkan ketenangan, kontrol emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik (Rosmiarti et al., 2020).

Terapi anak di PICU-NICU

Pengaruh mendengarkan Al-Qur'an terhadap respon fisiologis neonatus yang dirawat di unit perawatan intensif neonatus, Sampel terdiri dari 64 neonatus prematur (32 kelompok kasus, mendengarkan Al-Quran dan 32 di kelompok kontrol tidak mendengarkn alquran). Respon fisiologis neonatus termasuk denyut jantung, laju pernapasan, persentase saturasi oksigen arteri, tekanan arteri rata-rata dan suhu dicatat setiap 10 menit dalam tiga tahap: 10 menit sebelum intervensi, 10 menit selama intervensi dan 10 menit setelah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata laju pernapasan neonatus secara signifikan lebih rendah pada kelompok intervensi (P <0,001), persentase saturasi oksigen rata-rata pada neonatus secara signifikan lebih tinggi pada kelompok intervensi (P <0,001) dan 10 menit setelah intervensi (P = 0,018). Hasil penelitian menunjukkan tekanan arteri rata-rata neonatus secara signifikan lebih rendah pada kelompok intervensi 10 menit setelah intervensi (P <0,01) (Qolizadeh et al., 2019).

Pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur'an (HQR, Holy Quran recitation), sebagai intervensi nonfarmakologis pada pasien selama penyapihan dari ventilasi mekanik. uji coba random terkontrol 55 pasien di unit perawatan intensif (ICU) dan terpasang ventilasi mekanik. Pasien dibagi menjadi eksperimen (kasus) dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, pasien menerima 30 menit HQR sebelum penyapihan, sedangkan pada kelompok kontrol, diberikan waktu 30 menit istirahat di tempat tidur sebelum dimulainya penyapihan. Parameter fisiologis klinis penyapihan dicatat, meliputi indeks pernapasan cepat dangkal, laju pernapasan, detak jantung, saturasi oksigen, karbon dioksida yang dihembuskan, dan tekanan darah. Usia rata-rata adalah 54 ± 0,5 tahun untuk eksperimen dan 56,4 ± 18,5 tahun untuk kelompok kontrol. Parameter fisiologis dan klinis dibandingkan antara kasus dan kontrol. Pada kelompok kasus menunjukkan bahwa tidak ada efek negatif pada penyapihan pasien dari ventilasi mekanis di ICU. Hasil merekomendasikan penggunaan HQR lebih lanjut pada pasien ICU sebagai intervensi dalam menyapih pasien dari ventilator di ICU (Yadak et al., 2019).

Terapi Al-Quran Sebagai Fungsi Psikologis

Memperbaiki gangguan mental/jiwa

Manfaat surah Ar-Rahmaan pada wanita muslim yang dirawat dengan gangguan depresi mayor di bangsal psikiatri diberikan perlakuan dengan diputarkan lantunan ayat Al-Qur'an surah Al-Rahman yang dibacakan oleh qar Abdul Basith. Penelitian ini merekomendasikan adanya eksplorasi mekanisme yang terjadi saat diberikan terapi Al-Qur'an sehingga jelas manfaat terapi Al-Qur'an (Rafique et al., 2019).

Penelitian mengetahui pengaruh mendengarkan Alquran tanpa irama (Tartil) terhadap kesehatan mental personel di Universitas Ilmu Kedokteran Zahedan, tenggara Iran. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok tes dan kontrol dalam skor rata-rata kesehatan mental mereka setelah mendengarkan Quran (P = 0,037). Hasil menunjukkan bahwa mendengarkan Quran dapat direkomendasikan oleh psikolog untuk meningkatkan kesehatan mental dan mencapai ketenangan yang lebih besar (Mahjoob et al., 2016).

Intervensi gabungan antara terapi Alquran dan terapi EFT ( SQEFT), sebagai intervensi spiritual tambahan bagi pasien skizoprenia, membantu pasien untuk santai dalam menghadapi masalah dengan mengubah pola gelombang otak dan berbagai efek terapeutik. tujuan untuk menguji Pengaruh intervensi SQEFT terhadap perubahan nilai Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS) dan ekpresi gen Dopamin DRD2. Terjadi penurunan pada gejala klinis dari BPRS dan menurunkan ekpresi gen Dopamin DRD2 pada pasien skizoprenia. Diberikan terapi SQEFT, selama 30 hari pada pasien skizoprenia. Terapi SQEFT dapat menjadi rujukan terapi utama pada pasien skizoprenia karena nilai BPRS, ekspresi gen dopamin DRD2 menurun sebagai indikasi tejadi perbaikan pada pasien skizoprenia. Terapi Alqur’an SQEFT sangat efektif sebagai terapi tambahan untuk meringankan dan memperabiki gejala-gejala gangguan psikologi dan kognitif, terjadi perubahan diri, pengendalian diri yang lebih baik selama program pelatihan, pada pasien skizoprenia, sehingga diharapkan terapi ini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien skizoprenia agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik (Rosyanti et al., 2018; Rosyanti & Hadi, 2022; Rosyanti et al., 2021; Rosyanti et al., 2019).

Pasien dengan gagal ginjal lanjut sering menghadapi stres sosiopsikologis berat sebagai akibat dari perubahan gaya hidup akibat penyakit dan pengobatannya. Tujuan penelitian untuk menguji pengaruh bacaan Al-Qur'an terhadap gejala depresi pada pasien hemodialisis. Penilaian depresi dengan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) pada awal dan 1 bulan setelah intervensi. Peserta dalam kelompok eksperimen mendengarkan pembacaan Al-Qur'an, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menerima intervensi. Hasil menunjukkan efek pengobatan yang signifikan. Pembacaan Al-Qur'an berpengaruh signifikan terhadap penurunan gejala depresi pada pasien hemodialisis. Pembacaan Al-Qur'an adalah strategi yang mudah diterapkan dan hemat biaya yang dapat digunakan untuk melengkapi pengobatan depresi pada pasien hemodilasis (Babamohamadi et al., 2017).

Penurunan kecemasan

Pada pasien islam dengan gangguan psikologis, menganggap pengobatan Al-Qur'an sebagai bagian fundamental dari keyakinan mereka bahwa Al-Qur'an adalah kitab penyembuhan dari penyakit psikologis. Pasien juga percaya bahwa penyembuhan dengan Al-Quran sangat diperlukan, meskipun bergantung pada perawatan dan obat psikologis. Pembacaan ayat suci al-quran termasuk aspek doa adalah solusi untuk kesehatan psikologis yang perlu mendapat perhatian (Hatami et al., 2013). Diantara semua gangguan kesehatan mental pada populasi umum, kecemasan adalah yang paling sering. Gangguan kecemasan didefinisikan sebagai perasaan subjektif dari ketegangan, ketakutan, kegugupan, dan kekhawatiran disertai dengan gangguan fisiologis. Efek dari kecemasan adalah penurunan kualitas hidup, gangguan fungsional, dan produktivitas yang lebih rendah. Beberapa intervensi non-farmakologis mengatasi kecemasan adalah Pembacaan Al-Qur'an yang berkontribusi pada pelepasan endorfin dengan merangsang gelombang otak alfa. terapi alquran dapat menurunkan stres, menghilangkan emosi negatif, dan menciptakan rasa relaksasi (Ghiasi & Keramat, 2018; Rosyanti et al., 2018; Rosyanti et al., 2021).

Terapi Al-Quran dapat membantu masyarakat untuk mengurangi kecemasan yang dialami. Tim kesehatan harus mempertimbangkan pembacaan Al-Qur'an sebagai intervensi, sebagai bagian dari pendekatan paradigma holistik dalam kesehatan dan efek dari intervensi tersebut harus dipertimbangkan dalam pendekatan multidisiplin dan berpusat pada pasien. Perlunya pendidikan dan pelatihan berdasarkan latar belakang etika yang sangat penting ketika berhadapan dengan religiusitas atau spiritualitas (Ghiasi & Keramat, 2018; Rosyanti et al., 2018). Membaca Al-Quran efektif untuk mengurangi kecemasan dan depresi seseorang. efek positif dari membaca Al-Quran terjadinya penurunan tingkat depresi, kecemasan dan stres. Efektivitas dan efek penyembuhan Al-Quran pada gangguan psikologis (Laini et al., 2009).

Beberapa penelitian meninjau secara sistematis studi yang menilai efek mendengarkan bacaan Al-Qur'an pada kecemasan dalam berbagai aspek kehidupan. Agama adalah sumber sosio-emosional yang penting dan mendengarkan ayat suci alquran adalah bagian utama dari kehidupan beragama (Bradshaw et al., 2015). Salah satu aspek yang paling indah dari keajaiban Al-Quran adalah membaca dan mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Quran. Temuan mengungkapkan efek positif mendengarkan bacaan Al-Qur'an dalam mengurangi kecemasan. Mendengarkan Al-Quran tanpa irama memiliki efek positif pada kesehatan mental personel di universitas ilmu kedokteran (Mahjoob et al., 2016), mendengarkan bacaan Al-Qur'an menstabilkan tanda-tanda vital dan meningkatkan tekanan oksigen arteri pada pasien yang tidak sadar di ICU (Shirvani et al., 2013). Menilai pengaruh pembacaan Al-Qur'an terhadap respons fisiologis bayi prematur menemukan bahwa denyut nadi dan laju pernapasan berkurang secara signifikan pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (Keshavars et al., 2010).

Kecemasan pasien kanker

Kanker dan pengobatannya memiliki efek negatif pada status emosional dan meningkatkan kecemasan yang merupakan salah satu komplikasi yang dihadapi oleh penderita kanker sebelum kemoterapi. Kecemasan akibat kemoterapi akan meningkatkan efek samping kemoterapi setelah pemberian kemoterapi dan durasi rawat inap. Tingkat kecemasan yang tinggi dapat menempatkan penderita kanker pada risiko beberapa masalah imunologi, penurunan kualitas hidup dan kehilangan fungsi (Al-Jubouri et al., 2021; Seligman et al., 2004).

Beberapa efek Kecemasan selama kemoterapi pada pasien kanker adalah meningkatkan detak jantung, laju pernapasan, dan tekanan darah pasien akibat pelepasan hormon noradrenalin dan adrenalin. kecemasan meningkatkan mual dan muntah pasien sebelum dan sesudah kemoterapi. Mengurangi kecemasan pada penderita kanker dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan meminimalkan masalah pasien. Terapi non farmakologi yang sering digunakan adalah Pembacaan Al-Qur'an, sebagai bagian dari keyakinan agama, sehingga dapat digunakan sebagai salah dalam terapi spiritual (Cameron et al., 2016).

Terapi spiritual (mendengarkan Al-Qur'an) memiliki lebih banyak efek untuk mengurangi kecemasan akibat kemoterapi. Mendengarkan Al-Qur'an merupakan salah satu cara efektif yang dapat digunakan sebagai terapi spiritual spiritual dan menjadi bagian dalam rencana asuhan keperawatan untuk menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Direkomendasikan agar perawat menggunakan Al-Qur'an sebagai perawatan spiritual bagi pasien muslim untuk menurunkan kecemasan, mendengarkan Al-Qur'an tidak memiliki efek samping, mudah diterapkan dan tidak membutuhkan biaya, sehingga perawatan holistik dapat dikembangkan oleh perawat melalui terapi spritual mendengarkan murotal alquran (Al-Jubouri et al., 2021).

Kesejahteraan spiritual pada pasien dengan kanker stadium lanjut memiliki korelasi positif dengan: kesejahteraan subjektif, tingkat nyeri yang lebih rendah, harapan dan keadaan suasana hati yang positif, harga diri yang tinggi, kompetensi sosial, tujuan hidup, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Pembacaan Al-Qur'an adalah salah satu cara yang efisien untuk meningkatkan spiritualitas pasien dan untuk menangani tantangan hidup sehari-hari. Manfaat terapi Alquran terlihat perubahan pada hasil radioterapi dan meningkatkan life expectancy (LE) pada pasien radioterapi paliatif yang dirawat di Departemen Radioterapi (Hematti et al., 2015).

Kecemasan pelajar

Pembacaan Al-Qur'an secara bermakna mengurangi kecemasan lebih efektif pada penurunan kecemasan perempuan dibandingkan laki-laki. Selama ujian dengan pembacaan Quran, menunjukkan suara Al Quran sebelum ujian dapat mengurangi tingkat kecemasan siswa keperawatan dan kedokteran, disarankan agar pengelola dan pembuat kebijakan mempertimbangkan hasil penelitian dan memutar audio Al Quran sebelum ujian untuk mengurangi stres menjelang dan selama ujian (Ghorbani et al., 2014; Heidari & Shahbazi, 2015).

Mahasiswa kedokteran yang mengalami kecemasan mengungkapkan bahwa suara murotal Quran lebih efektif daripada suara musik dalam mengurangi tingkat kecemasan. Mendengarkan alquran menghasilkan ketenangan hati dan mencegah kecemasan (Ramazani et al., 2014). Pembacaan Quran secara signifikan mengurangi tingkat kecemasan atlet universitas wanita; pengaruh pembacaan Alquran terhadap kecemasan narapidana, kelompok intervensi memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah daripada kelompok kontrol (Ghiasi & Keramat, 2018).

Kecemasan pada ibu hamil dan persalinan

Kecemasan wanita hamil mengalami penurunan yang signifikan setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an dengan terjemahan. Keduanya efektif untuk mengurangi stres, kecemasan dan depresi selama kehamilan (Jabbari et al., 2020). Lantunan Al-Qur'an memiliki nada harmonik yang memiliki jenis frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Pengaruh mendengarkan lantunan ayat Al-Qur'an terhadap tingkat kecemasan ibu hamil, dengan metode RCT dan eksperimen semu pada subjek penelitian ibu hamil yang mengalami kecemasan. Hasil menunjukkan bahwa mendengarkan lantunan ayat Al-Qur'an dalam tempo lambat, dan suasana tenang secara signifikan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil. Keserasian nada pada lantunan ayat Al-Qur'an memiliki panjang audio dengan jenis frekuensi dan panjang gelombang tertentu, menghasilkan getaran yang dapat mengembalikan keseimbangan dan koordinasi, mengaktifkan aktivitas gelombang otak sehingga dapat mengontrol pikiran dan jiwa untuk mengurangi kecemasan. Ketika frekuensi gelombang mencapai pendengaran manusia, akan mempengaruhi sel-sel otak dapat mengurangi hormon stres dan mengaktifkan endorfin alami (serotonin) (Al Khansa et al., 2021).

Pengaruh terapi Alquran terhadap stres, kecemasan dan depresi pada wanita hamil Iran. Sebanyak 168 peserta secara random ke dalam tiga kelompok. Kelompok I menerima terapi Al-Qur'an dengan terjemahan, kelompok II menerima terapi Al-Qur'an tanpa terjemahan, dan kelompok III adalah kelompok kontrol, tidak menerima terapi alquran. Setelah intervensi, skor stres, kecemasan dan depresi pada kelompok I dan kelompok II secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Al-Qur'an dengan terjemahan dan tanpa terjemahan, keduanya efektif untuk mengurangi stres, kecemasan dan depresi selama kehamilan (Jabbari et al., 2020).

Salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan adalah terapi mendengarkan Al-Qur'an). Terapi membaca dengan tempo lambat dan harmonis dapat menurunkan hormon stres dan mengaktifkan endorfin alami (serotonin). Mekanisme ini dapat meningkatkan ketenangan, mengurangi perasaan takut, cemas, dan tegang, serta memperbaiki sistem kimiawi tubuh melalui penurunan tekanan darah, dan melambtnya laju pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Penelitian untuk mengkaji efek mendengarkan untuk bacaan Al-Qur'an pada primipara, wanita hamil untuk memfasilitasi penurunan kecemasan trimester ketiga, sehingga mempertahankan kesehatan fisik dan psikis dan melindungi mereka dari komplikasi persalinan (Hamidiyanti et al., 2019).

Suara Al-Qur'an efektif dalam mengurangi nyeri persalinan, kecemasan, nyeri pasca operasi sesar, dan durasi fase aktif persalinan (Ajorpaz & Ranjbar, 2010). Lantunan ayat Al-Qur'an dapat berperan dalam meningkatkan konsekuensi kehamilan melalui mekanisme pengurangan stres dan kecemasan. Pengaruh suara dari bacaan Al-Qur'an pada kehamilan (kelahiran prematur, operasi caesar, dan indeks antropometrik neonatus) persalinan prematur lebih jarang terjadi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mendengarkan vokalisasi Al-Qur'an (terutama ketika dibacakan dengan terjemahannya) dianjurkan untuk wanita hamil (Jabbari et al., 2020). Penyebab rendahnya kelahiran prematur atau persalinan dengan operasi sesar karena terapi Al-Qur'an akan menurunkan stres, kecemasan, dan depresi pada ibu. Tingkat kecemasan dan stres yang tinggi beresiko terjadi persalinan prematur, kelahiran bayi dengan berat badan kurang, aborsi spontan, atau kelainan bentuk bayi baru lahir. Mekanisme kecemasan yang berlanjut mempengaruhi sistem saraf otonom, menyebabkan kontraksi otot polos dan pembuluh darah, akibatnya menurunkan transfer oksigen ke rahim dan meningkatkan pola abnormal jantung anak. Sehingga dapat menyebabkan persalinan prematur. Depresi dapat menyebabkan peningkatan pelepasan corticotrophin-releasing hormone (CRH) dari plasenta melalui aksi katekolamin dan kortisol. Dengan demikian, hubungan antara depresi dan stres dan meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur secara biologis (Jabbari et al., 2020; Mirghafourvand et al., 2016).

Persalinan merupakan kejadian fisiologis dalam setiap perkembangan seorang wanita untuk menjadi seorang ibu, yang dapat menimbulkan trauma karena rasa sakit yang dialaminya. Faktor utama dalam persalinan adalah pasase, jalan lahir dan tenaga, faktor psikologis dan penolong persalinan. Perasaan cemas, takut, rasa sakit akan membuat wanita mengalami kecemasan, stress saat menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas. Beberapa terapi nonfarmakologi yang dapat diberikan melalui tehnik relaksasi dan teknik distraksi, salah satunya adalah terapai alquran. Efektivitas terapi murotal Al-Quran akan meningkatkan kekuatan iman dan memberikan ketenangan jiwa. Populasi dalam adalah ibu bersalin fase aktif yang berjumlah 20 orang. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skala nyeri dan kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi Murotal Al-Quran. Diharapkan bidan dapat meningkatkan pelayanan melalui pengembangan asuhan kebidanan khususnya bagi ibu yang mengalami nyeri berat (Rosmiarti et al., 2020).

Mendengarkan bacaan Al-Qur'an khususnya surah Ar-Rahman dapat mengurangi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan. Terjadi perubahan pada tingkat kortisol dan waktu persalinan menjadi lebih singkat. Adanya penurunan skor kecemasan, periubhan kadar kortisol, setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an surah Ar-Rahman dan waktu persalinan secara signifikan lebih rendah pada kelompok intervensi dibandingkan pada kelompok kontrol (Irmawati et al., 2020).

Kecemasan sebelum prosedur diagnostik

Mendengarkan bacaan Al-Qur'an memiliki efek positif dalam menurunkan tingkat kecemasan di antara pasien yang dirawat di rumah sakit untuk prosedur invasif. Pembacaan Al-Qur'an efektif dalam mengurangi kecemasan pasien sebelum operasi jantung terbuka; efek suara Al-Qur'an pada stabilisasi tanda-tanda vital pasien sebelum operasi jantung, penurunan respons fisiologis tubuh terhadap stres, suara Al-Qur'an efektif menurunkan kecemasan pasien, Dalam tindakan angiografi koroner, kelebihannya biaya rendah dan aman, dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan pasien sebelum operasi bedah dan metode diagnostik kompleks (Ildar et al., 2003).

Mendengarkan Al-Qur'an lebih efektif dalam mengurangi kecemasan sebelum prosedur endoskopi daripada mendengarkan musik instrumental. Mendengarkan bacaan Al-Qur'an dan terjemahannya dapat mengurangi kecemasan pasien sebelum operasi umum. Pembacaan Al-Qur'an menurunkan kecemasan pasien sebelum kateterisasi jantung (Babali et al., 2015; Heidari & Shahbazi, 2015). Membaca Al-Qur'an memiliki efek positif dalam menurunkan kecemasan pasien sebelum lithotripsy, menurunkan skor kecemasan pasien sebelum induksi anestesi, mengurangi tingkat kecemasan pasien rawat inap untuk angiografi, dan kecemasan pasien sebelum induksi anestesi umum (Shafiei et al., 2017; Sharafi, 2000).

Kecemasan pada pasien rawat inap

Mendengarkan bacaan Al-Qur'an memiliki efek positif dalam mengurangi tingkat kecemasan pasien rawat inap di unit perawatan jantung. Mendengarkan bacaan Al-Qur'an bersama dengan aromaterapi lavender efektif dalam mengurangi tingkat kecemasan pasien yang menderita infark miokard (Najafi, 2014). Mendengarkan bacaan Al-Qur'an memiliki efek positif dalam menurunkan tingkat kecemasan di antara pasien yang dirawat di rumah sakit untuk prosedur invasif, pembacaan Al-Qur'an efektif dalam mengurangi kecemasan pasien sebelum operasi jantung terbuka (Ildar et al., 2003). Mendengarkan bacaan Al-Qur'an memiliki efek positif dalam mengurangi kecemasan pasien yang menjalani hemodialisis, mendengarkan Al-Qur'an mengurangi tingkat kecemasan pasien operasi perut (Babamohamadi et al., 2017).

Stres adalah pengalaman emosional yang negatif yang disertai dengan perubahan kognitif, fisiologis, kognitif, dan perilaku. Ketika seseorang sedang mengalami stres. Secara fisiologis, hormon adrenalin dan kortisol akan mengalami peningkatan. Kelebihan dan peningkatan hormon adrenalin dan kortisol berakibat terjadinya peningkatan detak lebih cepat, peningkatan tekanan darah, kepala terasa pusing, meningkatkan gula darah, dalam jangka lama akan menekan sistem imun pada seseorang (Nugroho & Kusrohmaniah, 2019; Taylor & Stanton, 2021).

Lantunan ayat Al-Qur'an sangat di butuhka sebagai intervensi yang berbasis religiusitas. Alasan yang paling sederhana bahwa terapi Alquran adalah terapi yang mudah dan aman, dan memiliki efek penting pada sistem otak yaitu adanya perubahan pada gelombang alfa. Gelombang alfa adalah gelombang otak dengan frekuensi 8-13 Hz. Gelombang ini akan muncul saat seseorang dalam kondisi beristirahat dan santai. Gelombang alpa, juga sangat penting untuk meningkatkan perasaan nyaman, senang, rasa segar, tenang dan rileks (Tortora & Derrickson, 2011).

Mendengarkan lantunan Al-Qur'an dapat memunculkan gelombang alpa di otak yang membuat seseorang merasa tenang dan rileks. Gelombang alpa yang ditimbulkan setelah mendengarkan ayat Al-Qur'an lebih tinggi dibandingkan ketika seseorang mendengarkan musik relaksasi. Lantunan ayat Al-Qur'an harus dibacakan secara yang tartil dan sesuai kaidah ilmu tajwid. Dalam sebuah penelitian, dengan membaca surat Al-Fatihah dapat menurunkan stres dan meningkatkan imunitas, meningkatkan hormon endorfin sehingga terjadi relaksasi otot. Dari penelitian yang lain, saat membandingkan antara mendengarkan musik atau suara-suara alam lainnya, pengaruh dari mendengarkan Al-Qur'an memiliki dampak yang lebih lama dan berkesinambungan dalam memberikan ketenangan dan mengurangi stres, terlebih jika dilakukan terus menerus secara teratur (Julianto et al., 2016; Mahjoob et al., 2016; Shekha et al., 2013).

KESIMPULAN DAN SARAN

Terapi Al-quran sebagai penyembuh dapat berupa mendengarkan atau membaca Ayat suci Al-quran memberikan pengaruh yang significant pada beberapa aspek yaitu : Sebagai Terapi fisik, psikologis, spiritual dan sosial; pada Kinerja otak terdiri dari : pendengaran dan otak, Perubahan memori, Meningkatkan hormon endorfin, Gelombang otak, Penyakit stroke, Autisme ; pada Fungsi fisiolofis tubuh terdiri dari : Masalah tidur, perubahan TTV, terapi anak di picu nicu ; Pada Fungsi psikologis terdiri dari : Gangguan mental dan jiwa, Penurunan kecemasan, Kecemasan pasien kanker, Kecemasan pelajar, Kecemasan ibu hamil dan persalinan, Kecemasan sebelum prosedur diagnostik, Kecemasan pasien ranap inap. Aspek tersebut menunjukan terapi Al-Quran sangat penting sebagai pengobatan fisik dan psikologis dalam meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada masa pandemi COVID-19.

Disarankan kepada masyarakat untuk mengaplikasikan terapi Al-quran dalam kehidupan sehari-hari dalam semua aspek kehidupannya.

References

Ildar, A. E., Saleh, M. A. R., & Mazloom, S. R. (2003). The effect of holy Quran recitation on the patient's vital signs before open heart surgery. Journal of Sabzevar University of Medical Sciences, 10(1), 52-58.

Ab Rahman, Z., Kashim, M. I. A. M., Mohd Noor, A. Y., Saari, C. Z., Hasan, A. Z., Ridzuan, A. R., Ashaari, M. F., Kassim, B. M., & Rafida, N. (2020). Religion in coping against the COVID-19 pandemic by former COVID-19 muslim patients in Malaysia. Journal of Critical Review, 7(5).

Ab Rahman, Z., Kashim, M. I. A. M., Mohd Noor, A. Y., Saari, C. Z., Hasan, A. Z., Ridzuan, A. R., Ridzuan, A. R., Yusoff, H. M., & Khairuddin, W. H. (2020). Critical review of positive behavior and resilience in islamic perspective during the COVID 19 pandemic. Journal of Critical Reviews, 7(5).

Ab Rahman, Z., Mohd Noor, A. Y., Kashim, M. I. A. M., Hasan, A. Z., Saari, C. Z., Ridzuan, A. R., Md Sham, F., Mohammed, A. F., Hafizhah, & Hussein, H. S. (2020). Critical review of reciting Al-Quran in restoring the resilience and mental health among quarantined COVID-19 patients. Journal of Critical Review, 7(5).

Abdullah, A. A., & Omar, Z. (2011). The effect of temporal eeg signals while listening to quran recitation. International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology, 1(4), 372–375. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.18517/ijaseit.1.4.77 DOI: https://doi.org/10.18517/ijaseit.1.4.77

Ajorpaz, N. M. B., & Ranjbar, N. (2010). Effects of Recitation of Holy Quran on Anxiety of Women before Cesarean Section: A Randomize Clinical Trial. Qom University of Medical Sciences Journal, 4(1), 15–19.

Al Khansa, B., Firdaus Mansoer, F. A., & Shahib, N. (2021). Systematical review: Pengaruh mendengarkan murottal al quran terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 3(2). https://doi.org/10.29313/jiks.v3i2.7456 DOI: https://doi.org/10.29313/jiks.v3i2.7456

Quran Karim. (2022). Surat Al-Israa Ayat 82. KSU-Mosshaf Project. https://quran.ksu.edu.sa/index.php?l=id#aya=17_82

Al?Jubouri, M. B. A., Isam, S. R., Hussein, S. M., & Machuca?Contreras, F. (2021). Recitation of quran and music to reduce chemotherapy?induced anxiety among adult patients with cancer: A clinical trial. Nursing Open, 8(4), 1606–1614. https://doi.org/10.1002/nop2.781 DOI: https://doi.org/10.1002/nop2.781

Almerud, S., & Petersson, K. (2003). Music therapy—A complementary treatment for mechanically ventilated intensive care patients. Intensive and Critical Care Nursing, 19(1), 21–30. https://doi.org/10.1016/S0964-3397(02)00118-0 DOI: https://doi.org/10.1016/S0964-3397(02)00118-0

Alu Bassam, A. A. (2019). Syarah hadits pilihan Bukhari-Muslim. Darul Falah.

Asadzandi, M. (2020). An islamic religious spiritual health training model for patients. Journal of Religion and Health, 59(1), 173–187. https://doi.org/10.1007/s10943-018-0709-9 DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-018-0709-9

Babali, A., Abbasinia, M., Hejazi, S. F., Tabael, S. R. S., & Dehghani, F. (2015). The effect of listening to the voice of quran on anxiety before cardiac catheterization: A randomized controlled trial. Health, Spirituality and Medical Ethics, 2(2), 8–14.

Babamohamadi, H., Sotodehasl, N., Koenig, H. G., Al Zaben, F., Jahani, C., & Ghorbani, R. (2017). The effect of holy qur’an recitation on depressive symptoms in hemodialysis patients: A randomized clinical trial. Journal of Religion and Health, 56(1), 345–354. https://doi.org/10.1007/s10943-016-0281-0 DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-016-0281-0

Babamohamadi, H., Sotodehasl, N., Koenig, H. G., Jahani, C., & Ghorbani, R. (2015). The effect of holy qur’an recitation on anxiety in hemodialysis patients: A randomized clinical trial. Journal of Religion and Health, 54(5), 1921–1930. https://doi.org/10.1007/s10943-014-9997-x DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-014-9997-x

Bradshaw, M., Ellison, C. G., Fang, Q., & Mueller, C. (2015). Listening to religious music and mental health in later life. The Gerontologist, 55(6), 961–971. https://doi.org/10.1093/geront/gnu020 DOI: https://doi.org/10.1093/geront/gnu020

Cameron, A. C., Touyz, R. M., & Lang, N. N. (2016). Vascular complications of cancer chemotherapy. Canadian Journal of Cardiology, 32(7), 852–862. https://doi.org/10.1016/j.cjca.2015.12.023 DOI: https://doi.org/10.1016/j.cjca.2015.12.023

Chamalah, E., & Arsanti, M. (2017). Alquran speech therapy for children with autism. Jurnal Pendidikan Humaniora, 5(2), 58–63. https://doi.org/10.17977/um030v5i22017p058 DOI: https://doi.org/10.17977/um030v5i22017p058

Crayne, C. B., Albeituni, S., Nichols, K. E., & Cron, R. Q. (2019). The immunology of macrophage activation syndrome. Frontiers in Immunology, 10, 119. https://doi.org/10.3389/fimmu.2019.00119 DOI: https://doi.org/10.3389/fimmu.2019.00119

Ellis, H. K., & Narayanasamy, A. (2009). An investigation into the role of spirituality in nursing. British Journal of Nursing (Mark Allen Publishing), 18(14), 886–890. https://doi.org/10.12968/bjon.2009.18.14.43358 DOI: https://doi.org/10.12968/bjon.2009.18.14.43358

Fauzan, N., & Rahim, N. A. (2015). Brain waves in response to Quran and Dhikir. In Implementing Quranic Values in Society. Universiti Sains Islam Malaysia.

Ghiasi, A., & Keramat, A. (2018). The effect of listening to holy quran recitation on anxiety: A systematic review. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, 23(6), 411–420. https://doi.org/10.4103/ijnmr.IJNMR_173_17 DOI: https://doi.org/10.4103/ijnmr.IJNMR_173_17

Ghorbani, F., Ghorbani, Z., & Avazeh, A. (2014). The effect of listening to the holy quran on the level of pre-exam anxiety of secondary school students in zanjan city, in 2011. Journal of Advances in Medical and Biomedical Research, 22(90), 89–96.

Hamidiyanti, B. Y. F., & Pratiwi, I. G. (2019). Effect of listening to the quran on anxiety level in primipara. Health, Spirituality and Medical Ethics, 6(1), 52–56. https://doi.org/10.29252/jhsme.6.1.52 DOI: https://doi.org/10.29252/jhsme.6.1.52

Hammad, H. (2009). The role of the koran therapy on anxiety and immunity of hospitalized patients. Jurnal Ners, 4(2), 110–115. https://doi.org/10.20473/jn.v4i2.5021 DOI: https://doi.org/10.20473/jn.v4i2.5021

Handayani, R., Fajarsari, D., Asih, D. R. T., & Rohmah, D. N. (2014). Pengaruh terapi murottl Al-Qur’an untuk penurunan nyeri persalinan dan kecemasan pada ibu bersalin kala I fase aktif. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 5(2), 1–15. https://garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=297669

Hatami, H., Hatami, M., & Hatami, N. (2013). The religious and social principles of patients’ rights in holy books (Avesta, torah, bible, and quran) and in traditional medicine. Journal of Religion and Health, 52(1), 223–234. https://doi.org/10.1007/s10943-012-9619-4 DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-012-9619-4

Heidari, M., & Shahbazi, S. (2015). An assessment of the effect of recitation of the quran on exam anxiety in nursing and emergency medicine students. Strides in Development of Medical Education, 12(1), 56–63.

Hematti, S., Baradaran-Ghahfarokhi, M., Khajooei-Fard, R., & Mohammadi-Bertiani, Z. (2015). Spiritual well-being for increasing life expectancy in palliative radiotherapy patients: A questionnaire-based study. Journal of Religion and Health, 54(5), 1563–1572. https://doi.org/10.1007/s10943-014-9872-9 DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-014-9872-9

Heydari, A., Khorashadizadeh, F., Heshmati Nabavi, F., Mazlom, S. R., & Ebrahimi, M. (2016). Spiritual health in nursing from the viewpoint of islam. Iranian Red Crescent Medical Journal, 18(6). https://doi.org/10.5812/ircmj.24288 DOI: https://doi.org/10.5812/ircmj.24288

Hojjati, A., Rahimi, A., Farehani, M. D., Sobhi-Gharamaleki, N., & Alian, B. (2014). Effectiveness of quran tune on memory in children. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 114, 283–286. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.699 DOI: https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.699

Hussain, M. H. (2021). The effect of quran as a stimulus in enhancing working memory and mood. International Journal of Islamic Psychology, 4(1), 1–11.

Irman, I., Natashia, D., & Gayatri, D. (2021). Stimulasi auditori menggunakan murottal terhadap vital signs pasien stroke fase akut. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), 625–633. https://doi.org/10.31539/jks.v4i2.1926 DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v4i2.1926

Irmawati, Hadju, V., Syamsuddin, S., & Arundhana, A. I. (2020). The effect of listening to the recitation of Qur’an (Murottal ar-rahman surah) on the level of anxiety of pregnant women in Siti Fatimah maternal and child hospital. Enfermería Clínica, 30, 238–242. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.07.097 DOI: https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.07.097

Jabbari, B., Mirghafourvand, M., Sehhatie, F., & Mohammad-Alizadeh-Charandabi, S. (2020). The effect of holly quran voice with and without translation on stress, anxiety and depression during pregnancy: A randomized controlled trial. Journal of Religion and Health, 59(1), 544–554. https://doi.org/10.1007/s10943-017-0417-x DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-017-0417-x

Javeed, Q. S. (2012). “ A study of muslims those who practice regular namaz and tilawat -e- quran and muslim those who do not practice regular namaz and tilawat -e- quran respect to mental health and self concept.” Review Of Research, 2(1), 1–4.

Julianto, V., Dzulqaidah, R. P., & Salsabila, S. N. (2016). Pengaruh mendengarkan murattal al quran terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi. Psympathic?: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2), 120–129. https://doi.org/10.15575/psy.v1i2.473 DOI: https://doi.org/10.15575/psy.v1i2.473

Kamali, Z., Tafazoli, M., Ebrahimi, M., Hosseini, M., Saki, A., Fayyazi-Bordbar, M. R., Mohebi-Dehnavi, Z., & Saber-Mohammad, A. (2018). Effect of spiritual care education on postpartum stress disorder in women with preeclampsia. Journal of Education and Health Promotion, 7, 73. https://doi.org/10.4103/jehp.jehp_170_17

Keshavars, M., Eskandari, N., Jahdi, F., Ashaieri, H., Hoseini, F., & Kalani, M. (2010). The effect of holly Quran recitation on physiological responses of premature infant. Koomesh, 11(3), 169–177.

Khorashadizadeh, F., Heydari, A., Nabavi, F. H., Mazlom, S. R., Ebrahimi, M., & Esmaili, H. (2017). Development of islamic spiritual health scale(Ishs). JPMA. The Journal of the Pakistan Medical Association, 67(3), 386–394.

Magomaeva, D., Bairamkulova, A., & Chotchaeva, A. (2019). Peculiarities of the functional state of the brain upon reading and listening to chapters and verses of the holy Quran. Journal of the Neurological Sciences, 405, 88–89. https://doi.org/10.1016/j.jns.2019.10.936 DOI: https://doi.org/10.1016/j.jns.2019.10.936

Mahjoob, M., Nejati, J., Hosseini, A., & Bakhshani, N. M. (2016). The effect of holy quran voice on mental health. Journal of Religion and Health, 55(1), 38–42. https://doi.org/10.1007/s10943-014-9821-7 DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-014-9821-7

Ma’ruf, I. J., Hartanto, O., Suminah, S., & Sulaeman, E. S. (2019). The effect of memorizing the al quran on quality of life in stroke patients with aphasia motoric disorders. Global Journal of Health Science, 11(7), p29. https://doi.org/10.5539/gjhs.v11n7p29 DOI: https://doi.org/10.5539/gjhs.v11n7p29

Mauk, K. L., & Schmidt, N. A. (2004). Spiritual care in nursing practice. Lippincott Williams & Wilkins.

McEwen, M. (2005). Spiritual nursing care: State of the art. Holistic Nursing Practice, 19(4), 161–168. https://doi.org/10.1097/00004650-200507000-00007 DOI: https://doi.org/10.1097/00004650-200507000-00007

Md Rosli, A. N. (2018). Quranic recitation for depression & anxiety: Present literature and future [Paper presentation]. International Muslim Mental Health Conference 2018, 3rd-5th July 2018, TNCPI, Universiti Putra Malaysia. http://irep.iium.edu.my/64653/

Mendoza, M. (2013). Undestanding the benefits of brainwaves and binaural beats-the ultimate quick start guide. Zen Lama. https://www.zenlama.com/understanding-the-benefits-of-brainwaves-and-binaural-beats-the-ultimate-quick-start-guide/

Mirghafourvand, M., Sehhati Shafaie, F., Mohammad-Alizadeh-Charandabi, S., & Jabbari, B. (2016). Effect of vocalization of the holy quran with and without translation on pregnancy outcomes: A randomized clinical trial. Iranian Red Crescent Medical Journal, 18(9). https://doi.org/10.5812/ircmj.35421 DOI: https://doi.org/10.5812/ircmj.35421

Mohamad, S. P., Yusoff, Z. M., & Adli, D. S. H. (2013). Sound therapy through quranic recitation in dealing with emotional and verbal motor skills problems of children with autism. QURANICA - International Journal of Quranic Research, 5(2), 53–72.

Laini, M. M. B., Azadbakht, M., Hosseini, S. H., & Pezeshkan, P. (2009). Mazandaran university of medical sciences regarding. Journal of Mazandaran University of Medical Sciences, 19(69), 73–78.

Ledari, F. M., & Tabaghdehi, M. H. (2016). Effect of Quran on the treatment of diseases: Literature review. Islam And Health Journal, 3(1), 22–28.

Mottaghi, Esmaili, & Rohani. (2011). Effect of Quran Recitation on the Level of Anxiety in Athletics. Quarterly of Quran & Medicine, 1(1).

Najafi, Z. (2014). The Effect Of Simultaneous Aromatherapy And Quran Recitation On Anxiety Level Of Patients With Myocardial Infarction. Complementary Medicine Journal of Faculty of Nursing & Midwifery, 4(1).

Narayanasamy, A. (2006). The impact of empirical studies of spirituality and culture on nurse education. Journal of Clinical Nursing, 15(7), 840–851. https://doi.org/10.1111/j.1365-2702.2006.01616.x DOI: https://doi.org/10.1111/j.1365-2702.2006.01616.x

Nelson, K. (1985). The art of reciting the qur’an. University of Texas Press. https://doi.org/10.7560/703674 DOI: https://doi.org/10.7560/703674

Nizamie, S., & Tikka, S. (2014). Psychiatry and music. Indian Journal of Psychiatry, 56(2), 128. https://doi.org/10.4103/0019-5545.130482 DOI: https://doi.org/10.4103/0019-5545.130482

Nugroho, A. Z. W., & Kusrohmaniah, S. (2019). Pengaruh murattal alquran terhadap tingkat stres mahasiswa muslim di yogyakarta. Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP), 5(2), 108–119. https://doi.org/10.22146/gamajpp.50354 DOI: https://doi.org/10.22146/gamajpp.50354

Qolizadeh, A., Myaneh, Z. T., & Rashvand, F. (2019). Investigating the effect of listening to the Holy Quran on the physiological responses of neonates admitted to neonatal intensive care units: A pilot study. Advances in Integrative Medicine, 6(4), 159–162. https://doi.org/10.1016/j.aimed.2018.08.004 DOI: https://doi.org/10.1016/j.aimed.2018.08.004

Rafique, R., Anjum, A., & Raheem, S. S. (2019a). Efficacy of surah al-rehman in managing depression in muslim women. Journal of Religion and Health, 58(2), 516–526. https://doi.org/10.1007/s10943-017-0492-z DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-017-0492-z

Ramazani, A. A., Hedayati, S. P., & Abbaspour, O. (2014). Effect mercy verses of Quran voice on the level of anxiety in Zabol University of medical sciences’ students before the exam. Journal of Religion and Health, 2(1), 24–30.

Rosmiarti, Ria, G., Maya, A., & Jamalluddin, S. B. (2020). Murotal Al-Quran therapy on decreasing labor pain and anxiety in maternity mothers first phase. Enfermería Clínica, 30, 110–114. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.11.034 DOI: https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.11.034

Rosyanti, L., & Hadi, I. (2020a). Dampak psikologis dalam memberikan perawatan dan layanan kesehatan pasien covid-19 pada tenaga profesional kesehatan. Health Information?: Jurnal Penelitian, 12(1), 107–130. https://doi.org/10.36990/hijp.vi.191 DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.vi.191

Rosyanti, L., & Hadi, I. (2020b). Respon imunitas dan badai sitokin severe acute respiratory syndrome corona virus 2: Literatur review. Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM), 11(2), 176–201. https://doi.org/10.36569/jmm.v11i2.122

Rosyanti, L., & Hadi, I. (2022). Buku panduan terapi SQEFT?: spiritual Qur’anic emotional freedom technique. Deepublish. https://isbn.perpusnas.go.id/Account/SearchBuku?searchTxt=978-623-02-4179-6&searchCat=ISBN

Rosyanti, L., Hadi, I., Tanra, J., Hatta, M., Massi, M. N., & Islam, A. A. (2021). Reduction of DRD2 MRNA expression in schizophrenia patients after the technical intervention of spiritual qur’anic emotion freedom. Turkish Journal of Physiotherapy and Rehabilitation, 32(2).

Rosyanti, L., Hadi, I., Tanra, J., Islam, A. A., Natzir, R., Massi, M. N., Indrus, F., & Bahar, B. (2019). Change of Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS) Value with Spiritual Qur’anic Emotional Freedom Technique (SQEFT) Therapy on Mental Disorder Patient. Indian Journal of Public Health Research & Development, 10(1). DOI: https://doi.org/10.5958/0976-5506.2019.00074.3

Rosyanti, L., Hadi, I., Tanra, J., Islam, A., Hatta, M., Hadju, V., Idrus, F., & Ibrahim, K. (2018). The effectiveness of spiritual qur’anic emotional freedom technique (Sqeft) intervence against the change of brief psychiatric rating scale (Bprs) on patient with schizophrenia. Health Notions, 2(8), 895–900. https://doi.org/10.33846/hn.v2i8.296

Rosyanti, L., Hadju, V., Hadi, I., & Syahrianti, S. (2018). Tinjauan sistematis pendekatan terapi spiritual alquran pada pasien skizofrenia. Health Information?: Jurnal Penelitian, 10(1), 51–64. https://doi.org/10.36990/hijp.v10i1.103 DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v10i1.103

Rosyanti, L., Usman, R. D., Hadi, I., & Syahrianti, S. (2017). Kajian teoritis hubungan antara depresi dengan sistem neuroimun. Health Information?: Jurnal Penelitian, 9(2), 78–97. https://doi.org/10.36990/hijp.v9i2.104 DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v9i2.104

Saged, A. A. G., Mohd Yusoff, M. Y. Z., Abdul Latif, F., Hilmi, S. M., Al-Rahmi, W. M., Al-Samman, A., Alias, N., & Zeki, A. M. (2020). Impact of quran in treatment of the psychological disorder and spiritual illness. Journal of Religion and Health, 59(4), 1824–1837. https://doi.org/10.1007/s10943-018-0572-8 DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-018-0572-8

Salam, U. B., Wahab, M. N. A., & Ibrahim, A. B. (2013). Potentiality of taubah (Islamic repentance) and listening to the Holy Quran recitation on galvanic skin response. International Journal of Psychology and Counselling, 5(2), 33–37. https://doi.org/10.5897/IJPC12.034

Samuri, M. A. A., Kusrin, Z. M., Awal, N. A. M., Nor, A. H. B. M., Hamjah, S. B. H., & Rahman, Z. B. A. (2013). The rehabilitation theory in adjudicating child offenders and its application in malaysia. Asian Social Science, 9(15), p156. https://doi.org/10.5539/ass.v9n15p156 DOI: https://doi.org/10.5539/ass.v9n15p156

Seligman, L. D., Ollendick, T. H., Langley, A. K., & Baldacci, H. B. (2004). The utility of measures of child and adolescent anxiety: A meta-analytic review of the revised children’s manifest anxiety scale, the state–trait anxiety inventory for children, and the child behavior checklist. Journal of Clinical Child & Adolescent Psychology, 33(3), 557–565. https://doi.org/10.1207/s15374424jccp3303_13 DOI: https://doi.org/10.1207/s15374424jccp3303_13

Shafiei, N., Salari, S., & Sharifi, M. (2017). Comparison between hearing the Quran Arabic voice and Arabic voice with Persian meaning on decreasing the anxiety and vital signs stabilization of patients before induction of anesthesia. Quran and Medicine, 2(1 and 2), 11–15.

Sharafi, E. (2000). Quran sound impact on patients anxiety before lithotripsy surgery in the Baqiyatallah hospital [Master’s thesis].

Shekha, M. S., Hassan, A. O., & Othman, S. A. (2013). Effect of quran listening and music on electroencephalogram brain waves. Egytian Journal of Experimental Biology (Zoology), 9(1), 119–121.

Shirvani, M., Mirzaeian, R., & Ghaderi, A. (2013). The effect of Holy Quran sound on vital sign and Spo2 in unconscious patients hospitalized in the ICU [Paper presentation]. the 3th Provincial Congress on Quran and Health.

Sustiyah, & Dirdjo, M. M. (2017). Analisis Praktek Keperawatan pada Pasien Stroke dengan Intervensi Inovasi Murottal Al-Qur’an terhadap Peningkatan Kesadaran di Ruang Stroke Center RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017 [Undergraduate thesis]. https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/403

Taylor, S. E., & Stanton, A. L. (2021). Health psychology (11th edition). McGraw-Hill Education.

Tirgari, B., Iranmanesh, S., Ali Cheraghi, M., & Arefi, A. (2013). Meaning of spiritual care: Iranian nurses’ experiences. Holistic Nursing Practice, 27(4), 199–206. https://doi.org/10.1097/HNP.0b013e318294e774 DOI: https://doi.org/10.1097/HNP.0b013e318294e774

Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2011). Principles of anatomy and physiology. John Wiley & Sons.

Tumiran, M. A., Mohamad, S. P., Saat, R. M., Mohd Yusoff, M. Y. Z., Abdul Rahman, N. N., & Hasan Adli, D. S. (2013). Addressing sleep disorder of autistic children with Qur’anic sound therapy. Health, 05(08), 73–79. https://doi.org/10.4236/health.2013.58A2011 DOI: https://doi.org/10.4236/health.2013.58A2011

Umarella, S., Farid, M., Rahman, A., & Z. (2020). Medicine and al-quran recital approaches used on covid 19 patients: A systematic review. Systematic Reviews in Pharmacy, 11(12), 1163–1170. https://doi.org/10.31838/srp.2020.12.170

Vaghefi, M., Nasrabadi, A. M., Golpayegani, S. M. R. H., Mohammadi, M.-R., & Gharibzadeh, S. (2015). Spirituality and brain waves. Journal of Medical Engineering & Technology, 39(2), 153–158. https://doi.org/10.3109/03091902.2014.1001528 DOI: https://doi.org/10.3109/03091902.2014.1001528

Yadak, M., Ansari, K. A., Qutub, H., Al-Otaibi, H., Al-Omar, O., Al-Onizi, N., & Farooqi, F. A. (2019). The effect of listening to holy quran recitation on weaning patients receiving mechanical ventilation in the intensive care unit: A pilot study. Journal of Religion and Health, 58(1), 64–73. https://doi.org/10.1007/s10943-017-0500-3 DOI: https://doi.org/10.1007/s10943-017-0500-3

Yassin, D. M. S., & Al-Dulaimi, F. A. M. A. (2021). Quranic scientific and health miracles in creating flies, and its role in confronting atheism. PalArch’s Journal of Archaeology of Egypt / Egyptology, 18(4), 4141–4163.

Yusuf, K. M. (2021). Studi Al Quran. Amzah.

Published

2022-06-29 — Updated on 2022-06-30

Versions

How to Cite

Rosyanti, L., Hadi, I., & Akhmad, A. (2022). Spiritual Health Al-Qur’an Therapy as Physical and Psychological Treatment during the COVID-19 Pandemic. Health Information : Jurnal Penelitian, 14(1), 89–114. https://doi.org/10.36990/hijp.v14i1.480 (Original work published June 29, 2022)

Issue

Section

Literature Review

Citation Check

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>